RENCANA IMPLEMENTASI
4.1. Rencana Implementasi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis PLTM Girimukti, maka di
susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada gambar 3.1. di bawah ini.
Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana pembangunan dalam bentuk
debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor atau lembaga keuangan ataupun
bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan (bank/financial institution for
security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity), dimana komposisi debt to
equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan 70% : 30%, yang di pergunakan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya perijinan serta pembebasan
lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kelompok pekerjaan Civil
Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan Mechanical & Electrical (termasuk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau pelaksana yang berpengalaman
dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan sistim EPC (Engineering,
Procurement and Construction).
Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa pelaksana pekerjaan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran pekerjaan yakni terjaminnya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan semula serta sesuai spesifikasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan terhadap kualitas pekerjaan
seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan pengawasan yang memiliki
tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring kegiatan aspek lingkungan,
kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan supervisi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun Mechanical & Electrical
Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan Commissioning, dengan
tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik setelah pelaksanaan pekerjaan.
75
LEADER /
CREDITOR
PT.
PT.GIRIMUKTI
GIRIMUKTIe
eNERGI
NERGI
Bank/Financial
Bank/Financial
Institution
Institutionfor
forSecurity
Security
Power Purchasing
Agreement
PT.
PT.PLN
PLN(Persero)
(Persero)
EPC
CONSULTANT
CONSULTANT
ENGINEERING
ENGINEERING
MANAGEMENT
MANAGEMENT
LL EE G
G AA LL
ENVIRONMENT
ENVIRONMENT&
& SECURITY
SECURITY
DEVELOPMENT
DEVELOPMENT
SUPERVISION
SUPERVISION
PROPERTY
PROPERTY
INSURANCE
INSURANCE
COMMISSIONING
COMMISSIONING
POWER
POWERPLANT
PLANT
OPERATOR
OPERATORBODY
BODY
PROPERTY
PROPERTY
INSURANCE
INSURANCE
COMERCIAL
COMERCIAL
OPERATION
OPERATION
Pekerjaan commissioning dilakukan antara pemilik proyek (PT Girimukti Energi) dengan pihak kontraktor EPC, yang disaksikan oleh PLN selaku pembeli energi listrik. Untuk pekerjaan Commissioning akan ditunjuk lembaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan
validasi keandalan pembangkit, terutama pembangkit yang baru di bangun. Lembaga ini juga
akan mengeluarkan sertifikat laik operasi bila hasil pemeriksaannya memenuhi kriteriakriterianya aspek ketenagalistrikan yang umum berlaku di Indonesia.
Setelah Comissioning dan trial test dinyatakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
tahap operasi (commercial operation) yakni pengoperasian pembangkit serta melakukan
penjualan listrik ke PLN sebagai pembeli listrik sesuai dengan ketentuan dalam PPA,
termasuk jumlah daya listrik yang di perjual-belikan serta ketentuan harga seperti yang telah
di sepakati pada awal penyusunan bisnis pembangkitan ini. Sistim pembayaran (invoice)
yang dilakukan oleh PLN biasanya dilakukan dalam bulanan. Hasil penjualan energi listrik di
gunakan untuk biaya operasi dan pemeliharaan termasuk asuransi dan gaji tenaga operasional
serta untuk membayar kewajiban hutang pokok berikut bunganya (interest) sesuai perjanjian
yang telah disepakati sebelumnya.
Dari hasil analisis solusi bisnis dan penilaian aspek kelayakan bisnis pembangunan PLTM
seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka skenario pembangunan yang memberikan
return maksimal adalah dengan membangun PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 sekaligus
76
34)
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
77
mukti memiliki kapasitas total 11,4 MW) tidak diperlukan dokumen AMDAL35), dan hanya
diperlukan penyusunan dokumen UKL&UPL, yang persetujuannya dilakukan oleh BPLHD
(Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah) mewakili Bupati. Kajian UKL&UPL36) bertujuan agar aspek sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan dapat di integrasikan di
dalam implementasi proyek, sehingga pembangunan proyek tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar serta kehidupan sosial-ekonomi dan lingkungan dapat
berjalan seperti sebelum adanya proyek.
2. Proses Perijinan
Pembentukan suatu perusahaan yang berbadan hukum seperti halnya PT Girimukti Energi
harus mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, tentang
prosedur pendirian perusahaan, permodalan & saham, rencana kerja dan laporan tahunan
korporasi, penyelenggaraan RUPS, dan lain-lain. Perijinan yang diperlukan untuk pendirian
perusahaan tersebut diantaranya:
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Tanda Daftar Perseroan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Surat Ijin Gangguan yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman Modal Daerah
Sedangkan perijinan yang di perlukan terkait dengan pembangunan PLTM, di tingkat daerah
diantaranya :
Surat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) tentang peruntukan penggunaan tanah.
35)
36)
78
Surat keputusan dari kantor analisis dampak lingkungan kabupaten tentang persetujuan UKL&UPL Pembangunan PLTM
Nota Kesepahaman antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN distribusi Jawa Barat
dan Banten tentang jual beli energi listrik
Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) yang dikeluarkan oleh dinas
pengairan setempat (Dinas Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum).
Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Minihidro
Dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan dan perolehan insentif CER
dari buyer, diantaranya adalah :
79
penajaman aspek teknis, dengan sasaran di samping menyiapkan disain detail teknis, juga di
persiapkan sebagai upaya untuk melakukan review terhadap harga satuan terbaru serta
optimasi-optimasi yang perlu dilakukan untuk mengefisiensikan biaya investasi, terutama
efisiensi biaya konstruksi. Disamping itu detail design di perlukan untuk membuat perkiraan
volume pekerjaan konstruksi, mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi, serta bahan
penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi. Contoh gambaran detail disain dapat dilihat pada
gambar 4.2. diatas.
4.1.2. Tahap Konstruksi
Implementasi pekerjaan konstruksi di awali dengan menyusun rencana kerja yang terkoordinasi berdasarkan urut-urutan pekerjaan. Jenis pekerjaan-pekerjaan pada tahap konstruksi ini
telah disusun dalam suatu rencana implementasi konstruksi seperti terlihat pada diagram di
bawah ini (lihat gambar 4.2.). Pekerjaan yang termasuk pada tahap konstruksi diantaranya
pembebasan lahan, pelaksanaan tender EPC, pelaksanaan konstruksi, serta pekerjaan
comisioning and trial test. Rencana implementasi ini dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Pembebasan/Pengadaan Lahan
Pembebasan lahan guna keperluan lokasi rencana konstruksi serta bangunan pelengkapnya di
lakukan terhadap dua kelompok pemilik lahan yakni lahan milik masyarakat dan lahan milik
departemen Kehutanan. Konsep yang umum dipakai dalam pembebasan lahan adalah untuk
tanah milik masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan proses jual beli tanah milik
masyarakat, sedangkan pembebasan lahan yang dimiliki oleh Kehutanan dilakukan sesuai
dengan mekanisme yang berlaku di departemen kehutanan yakni dengan pola 1:2, dalam artian untuk setiap 1,0 m2 luas tanah yang di bebaskan harus diganti dengan lahan (milik masyarakat) seluas 2,0 m2 di tempat lain dalam areal wilayah kehutanan yang sama.
Luas lahan yang di bebaskan di sesuaikan dengan kebutuhan lahan yang mengacu pada data
hasil disain, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat mengingat masalah tanah
merupakan masalah yang cukup rawan, dan harga tanah di sesuaikan dengan harga yang
berlaku di lokasi pekerjaan atau berdasarkan harga yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual
Objek Pajak) atas tanah.
80
2. Tender EPC
Tahap penting dalam periode konstruksi adalah pelaksanaan tender EPC, yakni melakukan
seleksi terhadap pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi. Untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di kelompokkan dalam dua golongan pekerjaan EPC, yakni :
1. Kelompok pekerjaan sipil (Civil Works) dan pekerjaan Metal (Lot 1)
2. Kelompok pekerjaan Electrical Mechanical (Lot 2)
Penentuan kontraktor pelaksana pekerjaan dilakukan melalui sistim tender terbuka dengan
sasaran untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik dengan harga optimum.
Sedangkan pembagian pekerjaan dalam dua kelompok pekerjaan adalah bertujuan untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan serta pelaksana pekerjaan tidak terkonsentrasi pada satu
kontraktor, sehingga masing-masing kontraktor dapat lebih fokus pada pekerjaannya, dan
dengan demikian akan di dapatkan kualitas hasil pekerjaan yang maksimum.
3. Tahap Negosiasi Harga dan Penanda-tanganan Kontrak Konstruksi
Setelah tender dilakukan hingga didapatkan nominasi pemenang tender, tahapan selanjutnya
adalah di lakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon pemenang tender untuk masingmasing kelompok pekerjaan tersebut diatas. Sasaran dari negosiasi dan klarifikasi atas
penawaran dari calon pemenang tender adalah untuk levelisasi terhadap lingkup pekerjaan
serta target kapasitas pembangkit yang di inginkan, disamping untuk tetap mendapatkan
harga pekerjaan yang paling kompetitif. Metode yang dilakukan dalam negosiasi ini adalah
the lowest responsible bidder, yakni nilai penawaran terendah yang paling bisa di
pertanggung-jawabkan. Setelah harga pekerjaan disepakati bersama selanjutnya dilakukan
penanda-tanganan kontrak pekerjaan yang umumnya berisi lingkup pekerjaan, nilai/harga
pekerjaan serta tata-cara pembayaran, jangka waktu pelaksanaan, sanksi-sanksi bila terjadi
penyimpangan terhadap isi perjanjian.
81
82
Year
2
3
5
5
6
6
7
1st Year
8
8
9
9
10
10
11
11
1
13
2
14
Construction Stage
12
12
3
15
4
16
5
17
18
6
19
2nd Year
8
20
9
21
10
22
11
23
12
2
26
Warranty
25
3rd Year
REMARKS
Legend
24
Accessories
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
Cross Arm
MOF
Fuse
Disconnecting Switch
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
Bus PT Cubile
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.1.
2. Sub Station
1.1.
1. Transmission Line
4. TRANSMISSION SYSTEM
5. Mandatory Spareparts
4.1.
Commissioning
Erection
Transportation
Design/Procurement/
Manufacturing
Contract Signing
Month
3. Bifurcation
2. METAL WORKS
7. Penstock Anchorage/Foundation
6. Head Pond
5. Waterways
4. Desand
3. Intake
2. Weir
1. Site Cleaerance
1. CIVIL WORKS
Apron
- Panjang Lantai
- Tebal Lantai
: 15,00 m
: 0,50 m
: USBR II
: 25,00 m
: 0,75 m
: 1,50 m x 1,50 m x 2
: Maksimal 1,00 cm
: 1,50 m x 1,10 m x 2
: 1,00 m
: 1,10 m
83
: 10,00 m x 65,00 m
: 1,30 m x 1,30 m x 2
: 28,00 m
: 10,00 m x 30,00 m
: 4,50 m
: 1,30 m x 1,30 m x 1
- Panjang
- Tipe
- Tebal
: 200,00 m ~ 300 m
: Exposed
: 10,00 - 12,00 mm
- Bahan
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)
: Baja SM 41
: 1,30 m x 2,30 m x 2
: 12,00 m x 25,00 m
: Di atas permukaan tanah
: 5,00 m x 7,50 m,
: Terbuka (Outdoor)
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu
: 3.10 km
: 3,00 m
: 2 x 1,00 m
84
b. Jalan Inspeksi
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu
: 4.20 km
: 3,00 km
: 2 x 1,00 m
2.
- Tipe
- Banjir Rencana (Q 100th)
- Panjang
- Tinggi Mercu
- Elevasi Mercu
- Elevasi Muka Air Banjir
- Elevasi Tanggul
: El. 459,00 m
: El. 464,00 m
: El. 465.00 m
Apron
- Panjang Lantai
- Tebal Lantai
: 15,00 m
: 0,50 m
: USBR II
: 25,00 m
: 0,75 m
: 1,50 m x 1,50 m x 2
: Maksimal 1,00 cm
: 1,50 m x 1,10 m x 2
: 1,00 m
: 1,10 m
: 10,00 m x 65,00 m
: 1,30 m x 1,30 m x 2
: 28,00 m
85
: 3,25 m x 2,00 m
: 3.900 m
: 10,00 m x 30,00 m
: 4,50 m
: 1,30 m x 1,30 m x 1
- Panjang
- Tipe
- Tebal
- Bahan
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)
: 250,00 m ~ 300 m
: Exposed
: 10,00 12,00 mm
: Baja SM 41
: 1,30 m x 2,30 m x 2
: 12,00 m x 25,00 m
: Di atas Permukaan Tanah
: 5,00 m x 7,50 m,
: Terbuka (Outdoor)
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu
: 2,43 km
: 3,00 m
: 2 x 1,00 m
b. Jalan Inspeksi
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu
: 2,04 km
: 3,00 km
: 2 x 1,00 m
jaringan tegangan menengan (T/M) terdekat milik PT PLN. Jenis item pekerjan M/E
pada PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 terdiri dari :
I. PLTM Girimukti - 1
Spesifikasi Turbin :
2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH130), D = 800 mm, Hnet = 152,09 m, Qmax =
2 x 3,5 m3/s, P = 4810 kW, n = 1000 rpm
Physical constants:
- gravity acceleration
- water density
- water temperature
Valve parameters:
- nominal diameter
- nominal pressure
- max. water flow
: 9,80665 m/s2
: 1.000 kg/m3
: 15 C
: DN 800
: PN 25
: 3,5 m3/s
: 152,09 m
: 3,5 m3/s
: 4810 kW
: 1.000 / 1.780 rpm
: 800 mm
: - 0,5 m
Spesifikasi Generator :
Designed parameters:
- labelled output (apparent)
- nominal speed
- runaway speed
: 5.640 kVA
: 1.000 rpm
: 1.780 rpm
- voltage
- frequency
: 6,3 kV
: 50 Hz
: 0,85
1 pc Station transformer (SGB) 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phase, about 160 kVA, dry, inner type.
87
Physical constants:
- gravity acceleration
- water density
- water temperature
: 9,80665 m/s2
: 1.000 kg/m3
: 15 C
Valve parameters:
- nominal diameter
- nominal pressure
: DN 1200
: PN 10
: 3,75 m3/s
: 49,13 m
: 3,75 m3/s
: 1.636 kW
: 750 / 1.350 rpm
: 700 mm
:+2m
Spesifikasi Generator :
- labelled output (apparent)
- nominal speed
- runaway speed
- voltage
- frequency
: 1980 kVA
: 750 rpm
: 1350 rpm
: 6,3 kV
: 50 Hz
: 0.8
1 pc Station transformer SGB 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phased, about 100 kVA, dry,
inner type.
Berbeda dengan pekerjaan konstruksi bangunan sipil (civil works), setelah di tentukan
pelak-sana pekerjaan mecha-nical & electrical, maka pihak konntraktor akan melakukan
88
detail disain turbin, generator serta bangunan pelengkapnya, disesuaikan dengan kondisi
lokasi pekerjaan termasuk debit dan data head yang ada. Tahap pekerjaan mechanical
and electrical dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap disain dan fabrikasi mesin pembangkit
Pekerjaan disain mesin pembangkit (turbin), generator termasuk accessoriesnya harus
di periksa dan mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek sebelum di lakukan fabrikasinya.
Disain yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kondisi lokasi pekerjaan serta mengacu pada
kapasitas daya pembangkit yang ada pada disain
awal penentuan bisnis pembangkitan ini.
Setelah hasil disain di setujui, maka di lakukan fabrikasi turbin dan generator yang umumnya di
lakukan di workshop dari fabrican turbin tersebut.
Gambar 4.4. : Gambar typical Turbin
pekerjaan detail disain
turbin di Indonesia yang mampu untuk membuat turbin dengan kapasitas mesin
pembangkit diatas 1,0 MW, sehingga mesin turbin ini harus di pesan dan di buat di
luar negeri.
Proses pembuatan disain mesin pembangkit (turbin) hingga fabrikasi pembuatan
mesin tersebut biasanya memakan waktu 6,0 bulan, termasuk pengecekan (factory
inspection) yang dilakukan oleh pemilik proyek.
2. Tahap Shipping
Setelah mesin pembangkit selesai di buat dan dilakukan pengetesan di pabrik tersebut,
maka tahap selanjutnya adalah tahap shipping. Mesin pembangkit (turbin) yang telah
selesai di buat (di negara pembuat mesin pembangkit) tersebut di kirim ke lokasi
proyek yang umumnya melalui transportasi laut hingga ke pelabuhan laut terdekat di
Indonesia, dalam hal ini Tanjung Priok, untuk kemudian dilakukan transportasi darat
hingga ke lokasi proyek. Proses yang perlu diperhatikan dalam kaitan pembelian
turbin dari luar negeri adalah dokumen mengenai import barang serta dokumen ke
pabeanan yang ada dan berlaku di Indonesia. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
89
rencana dan proyeksi dari suatu bisnis, sedangkan periode operasi merupakan implemenasi
dari bisnis yang sebenarnya.
Operasionalisasi pembangkit dilakukan mengikuti prosedur baku yang umumnya di berikan
oleh fabrican mesin pembangkit dalam bentuk petunjuk operasi dan pemeliharaan,
sedangkan pemeliharaan dilakukan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan potensi
gangguan terhadap kegagalan operasional, diantaranya pemeliharaan saluran air (saluran
pembawa) dari kerusakan dan tersumbatnya saluran oleh kotoran atau sampah, tata-cara
pemeliharaan turbin, generator serta accessories pembangkit, tata-cara pemeliharaan jeringan
transmisi dan distribusi serta petunjuk operasi dan pemeliharaan lainnya.
Sementara itu, pembayaran dari penjualan listrik ke PLN (invoice) yang merupakan sumber
utama pemasukan keuangan proyek, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
PPA atau perjanjian jual beli tenaga listrik, dimana jual beli listrik berlaku selama 20 tahun.
4.2. Kebutuhan Sumberdaya
Aspek sumberdaya merupakan komponen penting dari suatu perusahaan, termasuk juga di
bisnis pegelolaan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT Girimukti Energi. Sumberdaya
yang dimaksudkan disini adalah :
Sumberdaya Keuangan
NPV : Rp 83.835.008.000
IRR : 17,47%
Pay Back Period : 5,69 tahun
Profitability Index : 1,41
ROI : 8,0%
Total
2
1
3
3
1
4
2
14
30
gunakan sistem organisasi garis (line function) dengan memperhatikan faktor fungsional di
dalamnya. Sistem ini memberikan kejelasan perihal tugas, garis wewenang dan tanggung
jawab setiap jabatan yang terlibat dalam hubungan kerja, sehingga pengelolaan organisasi
dapat di laksanakan secara terpadu dan efektif dengan mendayagunakan potensi yang ada.
Komisaris merupakan wakil dari Shareholders yang terdiri dari para pemegang saham yang
berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan agar manajemen perusahaan dalam menjalankan roda perusahaan tetap mengacu pada kesepakatan dan rencana kerja
yang sudah di buat pada awal pembentukan perusahaan. Direktur atau General Manager
merupakan top manajemen yang ada di perusahaan, yang berfungsi menjalankan pengendalian manajemen perusahaan dan operasional bisnis sehari-hari. General manajer juga berfungsi
memberikan unsur pembinaan dan pengayoman terhadap karyawan yang berada di bawahnya.
Manajer operasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab secara langsung terhadap
bidang tugas yang relevan, yakni menyangkut operasional pembangkit, operasional keuangan
serta personalia.
92
4.3.
Identifikasi Risiko
Setiap perusahaan selalu berpotensi menghadapi risiko (kerugian). Dinamika dan sifat
perubahan lingkungan usaha mengandung risiko yang dapat menimbulkan dampak terhadap
aspek finansial, fisik, operasi dan sumberdaya manusia.
Manajemen perusahaan telah menyiapkan konsep penetapan dan mempertahankan risiko
yang wajar yang dapat di terima dan di sepakati bersama di masing-masing unit kerja yang
ada di perusahaan. Identifikasi dan potensi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis PLTM
Girimukti ini di antaranya :
Risiko Teknologi
Teknologi mesin pembangkit di Indonesia khususnya dalam sisi teknologi turbin dan
generator masih harus di impor melalui supplier dari produsen di luar negeri. Kondisi
ini menimbulkan ketergantungan kepada supplier mesin dan peralatan turbin. Garansi
mesin dan peralatan serta jaminan kelancaran operasional dari supplier menjadi
sangat penting. PT Girimukti Energi perlu melakukan kerjasama ekslusive dengan
vendor luar negeri serta mulai melakukan alih teknologi secara bertahap, terutama
dalam menjalankan operasional dan perawatan mesin-mesin turbin.
Risiko Finansial
Risiko finansial merupakan risiko yang paling sering dialami oleh suatu perusahaan
terutama perusahaan yang baru berdiri. Antisipasi yang dilakukan terhadap
munculnya risiko finansial adalah dengan menerapkan WACC dalam kajian anasisa
kelayakan PLTM ini, sehingga perhitungan analisis keungan telah dilakukan dengan
mengacu pada kaidah-kaidah bisnis lain yang umum berlaku.
Antisipasi lain terhadap adanya risiko finansial berupa risiko kredit dilakukan dengan
mengasumsikan suku bunga kredit investasi diatas nilai suku bunga rata-rata. Porsi
sumber dana dari pinjaman (debt) sebesar 70% telah mengacu pada persyaratan kredit
investasi yang biasa berlaku di bank-bank domestik, sebagai contoh Bank BNI, Bank
Mandiri, Bank Niaga dan lan-lain.
93
Dari identifikasi terhadap risiko-risiko bisnis pembangkit listrik tersebut diatas, dapat di
simpulkan pada tabel 4.1. berikut.
RISIKO POTENSIAL
MITIGASI
Financial Risk
Credit Risk
Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan sebesar 2,0%, dan di
lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi
13%, dalam kondisi yang masih layak
Price Risk
Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga terendah dari PLN, dalam posisi
ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif PLN naik, maka akan di
lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.
Operational Risk
Melakukan analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga satuan hingga 15% lebih
tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak penggunaan
komponen lokal.
Environmental Risk
Sustainable Risk
Debit air untuk disain pembangkit diambil debit terendah sehingga diharapkan saat
musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah lokasi proyek
merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat dijalankan
dengan baik.
Political Risk
95