Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. TELAAH PUSTAKA
1. ALAT KONTRASEPSI
a. Definisi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi.
Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel
telur dan sel sperma. Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik
yang bekerja sendiri maupun bersamaan. Pertama adalah menekan
keluarnya sel telur (ovulasi), kedua menahan masuknya sperma
kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum dan ketiga
adalah menghalangi nidasi. Contoh pertama adalah kontrasepsi
hormonal steroid, baik pil, suntikan maupun implant. Contoh
kedua terdiri atas kondom, mangkok vagina, spermisida, dan ligasi
tuba dan vas deferens. Khusus diterapkan pada laki-laki adalah
sanggama terputus dan vasektomi, dimana pada kedua cara
tersebut, sperma tersebut tidak pernah mencapai saluran kelamin
wanita. Contoh ketiga adalah IUD atau AKDR
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan

hormon estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri dari


hormon

progesterone

saja.

Kebijaksanaan

penggunaan

pil

diarahkan terhadap pemakaian pil dosis rendah, tetapi meskipun


demikian pil dosis tinggi masih disediakan terutama untuk
membina peserta KB lama yang menggunakan dosis tinggi
b. Jenis jenis alat kontrasepsi pil KB
1) Pil kombinasi
Pil kombinasi dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil
mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kandungan
estrogen di dalam pil biasanya menghambat ovulasi dan
menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga
dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan
mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya
sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi dengan cara
memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu :
i.
Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
ii.

aktif
Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

iii.

hormon aktif.
Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)

dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa


hormon aktif.
Adapun keuntungan dalam menggunakan Pil Kombinasi
sebagai berikut :
i.

Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai

ii.
iii.
iv.

efektifitas tubektomi), bila digunakan setiap hari.


Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid

v.

berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.


Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan
masih

ingin

menggunakannya

untuk

mencegah

vi.
vii.
viii.

kehamilan.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
Mudah dihentikan setiap saat.
esuburan segera kembali setelah penggunaan pil

ix.
x.

dihentikan.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul,
kelainan jinak pada payudara, kelainan jinak pada
payudara, dimenore, akne.

Adapun kerugian dalam menggunakan Pil Kombinasi sebagai


berikut :
i.

Mahal

dan

membosankan

ii.

menggunakannya setiap hari.


Mual, terutama pada 3 bulan pertama

karena

harus

iii.

Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3

iv.
v.
vi.

bulan pertama.
Pusing
Nyeri Payudara
Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu

vii.
viii.

kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.


Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui

ix.

(mengurangi ASI)
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan
depresi,

x.

dan

perubahan

suasana

hati,

sehingga

keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.


Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan,
sehingga resiko struk, dan gangguan pembekuan darah
pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan
usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati. xi. Tidak
mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV,
HIV/AIDS.

Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil


kombinasi, seperti :
i.
ii.
iii.
iv.

Usia reproduksi
Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
Gemuk atau kurus
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas

v.
vi.

tinggi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI
eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang
dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut

vii.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.

Pasca keguguran
Anemia karena haid berlebihan
Nyeri haid hebat
Siklus haid tidak teratur
kelainan payudara jinak
Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh

xiii.

darah, mata, dan saraf.


Penyakit
tiroid,
penyakit

xiv.

endometriosis, atau tumor ovarium jinak.


Menderita tuberkulosis (kecuali yang

menggunakan rifampisisn)
xv.
Varises vena
2) Pil mini

B.
C.
D.
E.

2. HIPERTENSI
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Fakor yang mempengaruhi hipertensi
d.
PENELITIAN TERKAIT
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS

radang

panggul,
sedang

Anda mungkin juga menyukai