kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
c. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Pertanggungjawab
utama
penyelenggaraan
seluruh
upaya
RW).
Masing-masing
Puskesmas
tersebut
secara
operasional
bertanggungjawab
menyelenggarakan
pelayanan
b. Batas Wilayah:
Utara
Selatan
Timur
Barat
NO
1.
KECAMATAN/KELURAHAN
BATU AMPAR
TANJUNG SENGKUANG
LUAS
WILAYAH
(km2)
11,3
3,8
JUMLAH
RT
RW
JUMLAH
PENDUDUK
141
79
145
20
97.465
33.390
2.
SUNGAI JODOH
2,2
34
9
3.
BATU MERAH
3,8
28
8
4.
KAMPUNG SERAYA
1,5
1
Sumber : Dinas Kepadatan & Catatan Sipil Kota Batam Tahun 2012
24.055
11.072
28.948
1.6 Ketenagaan
Table 2. Jumlah Ketenagaan di Kecamatan Batu Ampar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jenis tenaga
Dokter umum
Dokter gigi
Bidan
Perawat
Analis kesehatan
Sanitarian
Gizi
Asisten apoteker
Perawat gigi
Administrasi
Sopir
Pramu kantor
Penjaga malam
jumlah
6
2
11
10
1
2
2
2
2
2
1
4
1
Keterangan
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
1 honor daerah
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
Jumlah
1
1
2
2
8
3
1
1
1
Keterangan
BAGIAN TATA
USAHA
Bagian
Kepegawain
/ Umum
Koordinator
Yankesmas
KesLing
Imunisasi
DBD
Koordinator
Pemberday
aan
Masyarakat
Koordinat
orYankes
Peroranga
n
KIA
Promkes
KB
PHBS
Farmasi /
Apotek
UKK
TB Paru
Bagian
Keuangan
Bidan
Koordinat
or
UKS
USILA
Malaria
PKRR
DDTK
ISPA
Diare
BATRA
Penunjang
Medik
PMS/IMS
Kusta
Rekam
Medik
Campak
JPKM
Gizi
Laboratorium
Perkesmas
Kes. Jiwa
PUSTU SEI
JODOH
PUSTU TANGKI
SERIBU
POLINDES
BATU MERAH
2.5.
Upaya Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada diwilayah
indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : a. Upaya Promosi Kesehatan .
b.Upaya Kesehatan Lingkungan. c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana. d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. e.Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular. f. Upaya Pengobatan.
Program KIA
KIA mempunyai tujuan penurunan AKI (Angka Kematian ibu) dan
anak serta peningkatan derajat kesehatan ibu.Angka kematian ibu dan
anak (AKI) di indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara di asean.
Sasaran yaitu ibu hamil, Bulin (ibu bersalin), Bufas (ibu nifas),
bayi dan balita. Program KIA mempunyai sasaran langsung terhadap ibu
10
3
4
5
6
7
8
9
INDIKATOR
Kunjungan Ibu
Hamil K4
Komplikasi
Kebidanan Yang
Ditangani
Pertolongan
Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan
Yang Memiliki
Kompetensi
Kebidanan
Pelayanan Nifas
Neonatus Dengan
Komplikasi Yang
Ditangani
Kunjungan Bayi
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
Pelayanan Anak
Balita
Peserta KB Aktif
2011 (%)
TARG PENCAPAI
ET
AN
2012 (%)
TARGE PENCAPAI
T
AN
85
89,22
88
82,18
40
10
50
26,73
80
80
88
88
83
83
86,89
86,89
80
90
5,8
69
80
90
2,91
71,66
100
100
83
100
90
70
79,36
67,43
90
70
80,89
68,08
SASARAN
2011
2012
15965
16568
IBU HAMIL
2376
3516
IBU BERSALIN
2268
3356
IBU NIFAS
2268
3356
11
BAYI
2160
3197
BALITA
8941
11520
Tahun
2011
2012
Sasaran
2376
3516
%
89,22
82,18
2120
2890
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 : Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan,
(2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian
Tetanus Toksoid), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90
tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
FORMULA
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 :
12
Tahun
1.
2.
2011
2012
DEFINISI OPERASIONAL
-
Komplikasi Kebidanan : Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
FORMULA
Cakupan Komplikasi Yang Ditangani :
Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
13
Tahun
1.
2.
2011
2012
DEFINISI OPERASIONAL
-
FORMULA
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani :
Jumlah neonatus dgn komplikasi yg tertangan i pada wilayah dan kurun wakt u tertentu
100%
Jumlah seluruh neonatus dgn komplikasi yg ada pada wilayah dan kurun wakt u yang sama
14
No.
Tahun
Jumlah Bayi
1.
2.
2011
2012
2160
3197
DEFINISI OPERASIONAL
-
15
ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai
MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru
pada usia 6 11 bulan.
FORMULA
Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal 4 kali
Data yang tercatat kunjungan bayi pada tahun 2011 hanya 69,86%
dan pada tahun 2012 hanya 71,66%, sedangkan target nasional adalah
90%. Dari wawancara yang dilakukan dengan kepala program pelayanan
anak balita, tidak tercapainya target disebabkan oleh ibu yang merasa
cukup apabila anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap, sehingga ibu
tidak lagi melakukan kunjungan ke posyandu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Pada tahun 2013, target ini berusaha dicapai dengan
kunjungan petugas kesehatan ke rumah ibu yang tidak mengantar
balitanya ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
E. PELAYANAN ANAK BALITA
Tabel 10. Jumlah Pelayanan Anak Balita
16
No.
Tahun
1.
2011
8941
2.
2012
11520
DEFINISI OPERASIONAL
-
Pemantauan
Jumlah (L+P)
7096
9319
Pertumbuhan
Balita
Kali
%
79,36
80,89
Pengukuran
Target
90
90
berat
badan
Athfal dll.
Pemantauan Perkembangan Balita : Meliputi penilaian perkembangan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan atau
kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental
FORMULA
Cakupan Pelayanan Anak Balita :
Jml anak balita yg memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuha n minimal 8 kali setahun
disatu wil ayah kerja pada waktu ter tentu
100%
Jumlah seluruh anak balita disatu wil ayah kerja dalam waktu yg sama
17
pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan
Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak.
F. PESERTA KB AKTIF
Secara
umum
KB
mempunyai
tujuan
untuk
menekan
laju
MOP/MOW, Implan
B. Non MKJP : Metode bukan jangka panjang kontrasepsi yang meliputi
suntik, pil, kondom dan lainnya.
Tabel 11. Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Di Puskesmas Tanjung Sengkuang Tahun 2011 s/d 2012
N
O.
1
2
TAHU
N
201
1
201
2
IU
D
50
9
51
8
MKJP
MO
MO
P
W
JUMLA
H
IMPLA
N
NON-MKJP
SUNTI
KOND
K
PIL
OM
93
133
735
5115
95
139
752
5329
416
8
427
7
748
828
JUML
AH
1003
1
1043
4
No.
Tahun
1.
2.
2011
2012
Jumlah
PUS
15965
16568
Peserta KB Aktif
Jumlah
%
Target (%)
10452
67,43
70
10870
68,08
70
DEFINISI OPERASIONAL
18
Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan suami istri yang saat ini hidup
bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah atau tidak,
FORMULA
Cakupan Peserta KB Aktif :
Jumlah Pasangan U sia Subur yang memperoleh pelayanan kontraseps i
standar di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu
x 100%
Jumlah Pasangan U sia Subur diwilayah kerja
dan kurun wakt u yang sama
19
2.
PROGRAM GIZI
Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan
20
21
No
Bulan
Jumlah
Balita
Gizi Lebih
Jumlah
Gizi Baik
Gizi Kurang
Jumlah
Jumlah
8216
99,90
9311
111,87
8358
998,69
8.554
98,86
8.531
98,72
12
8.452
98,53
14
8.489
98,47
15
8.553
98,36
14
8.310
98,82
14
8.318
98,79
16
8.316
98,87
15
8.355
98,91
15
Gizi Buruk
jumlah
0,02
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Ditimbang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
8224
8323
8369
8653
8642
8578
8621
8696
8409
8420
8411
8447
Jumlah
0,0
5
0,0
5
0,0
4
0,0
3
0,0
5
0,0
5
0,0
6
0,0
6
0,0
7
0,0
7
0,0
7
0,0
7
56
101.763
0,0
4
0,0
7
0,0
7
0,1
0
0,1
4
0,1
6
0,1
7
0,1
6
0,1
7
0,1
9
0,1
8
0,1
8
139
Tabel 14. Status Gizi Balita Puskesmas Tanjung Sengkuang tahun 2012
No
Bulan
Jumlah
Balita
Gizi Lebih
Jumlah
Gizi Baik
Gizi Kurang
Jumlah
Jumlah
8.847
98,31
16
8.307
99,72
8.279
8.362
8.371
8.371
99,76
100
98,17
96,31
0
0
0
0
8.528
99,78
Gizi Buruk
jumlah
0,03
0
0
0
0
0
0
0
0
Ditimbang
1
2
3
4
5
6
7
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
8.999
8.330
8.299
8.362
8.527
8.692
0
0
0
0
8.548
0,0
6
0,0
1
0
0
0
0
0,0
1
0,1
8
0,0
2
0
0
0
0
0,0
2
22
8
9
10
11
12
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
8.613
8.241
8.137
8.021
7.895
Jumlah
0,0
1
0,0
1
0
0,0
1
0
10
8.594
99,78
8.225
99,81
8.117
99,75
0,03
8.000
99.74
7.875
99,75
99.876
0,0
1
0,0
1
0,0
1
23
Tabel 15. Status Gizi Balita Puskesmas Tanjung Sengkuang tahun 2011 dan
2012
Tahun
Jumlah Balita
2011
2012
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Ditimbang
Jumlah
Jumlah
Jumlah
jumlah
101.963
99.915
56
10
0,594
0,01
101.763
99.876
99,80
99,96
139
23
0,136
0,23
5
6
0,0049
0,006
Definisi Operasional
Balita Gizi Lebih
dengan Z-Score SD 2
Balita Gizi Baik
Form
ula
23
Sasaran
5
6
%
100
100
24
Definisi Operasional
Balita gizi buruk mendapatkan perawatan : balita dengan status gizi menurut berat
badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score 3 SD dan atau dengan tanda-tanda
klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor)
Balita gizi buruk : balita gizi buruk yang dirawat/ditangani disarana pelayanan
kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Jumlah Balita gizi buruk yang dirawat di sarana pelayanan kesehatan
100%
Formula
Balita gizi buruk
Mendapat perawatan
Tahun 2011 terdapat 5 balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
dipelayanan kesehatan dari jumlah balita yang menderita gizi buruk adalah 5,
sehingga dapat disimpulkan realisasi perawatan balita gizi buruk dipuskesmas
Tanjung Sengkuang adalah 100%.
Tahun 2012 jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan adalah
6 balita dari total 6 balita yang menderita gizi buruk. Sehingga dapat disimpulkan
realisasi perawatan balita gizi buruk dipuskesmas Tanjung Sengkuang adalah
100%.
Perawatan balita gizi buruk dipuskesmas Tanjung Sengkuang menurut
kepala program gizi dilaksanakan dengan cara konseling gizi dan jika mendapat
bantuan dari dinas, maka penderita gizi buruk akan diberikan makanan
pendamping ASI berupa biskuit selama 3 bulan. Setelah itu petugas gizi akan
memantau perkembangan balita penderita gizi buruk dengan mengunjungi rumah
penderita dan melakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
untuk menilai ada tidaknya perbaikan terhadap terapi yang diberikan selama 2
minggu.
B. Konsultasi Gizi
25
Tabel 17. Jumlah bayi yang diberi Asi Eksklusif puskesmas Tanjung
Sengkuang 2011
No
Bulan
Cakupan
L+P
Eksklusif (%)
JANUARI
578
502
1.080
27,48
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
578
578
578
578
578
578
578
578
578
578
578
502
502
502
502
502
502
502
502
502
502
502
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
1.080
19,59
21,21
10,85
11,38
12,98
13,47
13,04
14,39
15,26
15,19
16,34
Tabel 18. Jumlah bayi yang diberi Asi Eksklusif puskesmas Tanjung
Sengkuang 2012
26
No
Bulan
1
2
FEBRUARI
AGUSTUS
Tabel 19. Jumlah bayi yang diberi Asi Eksklusif puskesmas Tanjung
Sengkuang tahun 2011 dan 2012
Tahun
2011
2012
Sasaran
1080
1.080
Eksklusif (%)
15,932
54,018
Definisi Operasional
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
ibu) saja sejak lahir sampai 5 bulan (sebelum mencapai usia 6 bulan) di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI eksklusif sejak lahir sampai
x 100%
Formul
a
Persentase bayi yang
mendapat ASI eksklusif
Berdasarkan data diatas, pada tahun 2011 cakupan bayi yang diberikan
ASI eksklusif adalah 15,932% dan pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan
menjadi 54,018%.
D. Pemberian Suplemen Vitamin A dan Tablet Fe.
Vitamin A diberikan pada anak balita dan bayi setiap bulan Februari dan
Agustus. Vitamin A biru (100.000 IU) untuk bayi usia 6-11 bulan sedangkan
27
vitamin A merah (200.000 IU) untuk balita 12-59 bulan, tablet Fe diberikan pada
ibu hamil (KIA). Hasil pemberian suplemen ini akan dilaporkan setiap bulannya.
Tabel 20. Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita puskesmas
Tanjung Sengkuang pada tahun 2011
No
Bulan
Bayi
Jumlah
1
FEBRUARI
2
AGUSTUS
Jumlah
1.083
1.080
2.163
Jumlah
10.562
8.941
19.503
%
81,9
81,95
81,92
Tabel 21. Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita puskesmas
Tanjung Sengkuang pada tahun 2012
Bulan
Bayi
Jumlah Anak
Jumlah Balita
(6-11 bulan)
(12-59) bulan
(6-59)bulan
mendapat
Sasaran
FEBRUARI
AGUSTUS
Jumlah
1.598
1.598
3.196
kapsul vit A
Jumlah
%
1.086
67,96
1.145
71,65
2.231
69,81
Mendapat kapsul
Sasaran
8.322
8.322
16.644
vit A
Jumlah
%
6.563
78,86
6.736
80,94
13.299
79,90
Mendapat kapsul
Sasaran
9.920
9.920
19.840
vit A
Jumlah
7.649
7.881
15.530
Tabel 22. Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita puskesmas
Tanjung Sengkuang tahun 2011 dan 2012
`Tahun
Sasaran
Bayi
Balita
2011
2.163
19.503
2012
3.196
16.644
Definisi Operasional
Bayi
%
Cakupan
1.635
75,59
2.231
69,81
Balita
Cakupan
%
15.977
81,92
13.299
79,90
Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A : cakupan bayi 6-11 bulan mendapat
kapsul vitamin A 100 uA satu kali pertahun disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
28
%
77,12
79,44
78,28
Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali/tahun : cakupan anak balita
umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200uA 2 kali pertahun
disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A
dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus.
Jumlah bayi 6 - 11 bulan yang mendapat v itamin A 100 A
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu
100%
Jumlah seluruh bayi pada wilayah dan kurun wakt u yang sama
Formula
Cakupan bayi
mendapat vit A
Jumlah anak balita 12 - 59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam setahun
di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
100%
Jumlah anak balita 1 - 4 tahun yang ada di satu wilay ah kerja
pada kurun wakt u yang sama
Tahun 2011
Pada tahun 2011 jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapatkan vitamin A
adalah 1.635 balita dari jumlah keseluruhan jumlah bayi 2.163, dengan persentase
75,59%. Hal ini mengalami penurunan dari tahun sebelum yang mencapai 100%.
Sedangkan jumah balita 12-59 bulan yang mendapatkan vitamin A adalah 15.977
dari keseluruhan jumlah balita 19.503, dengan persentase 81,92%. Hal ini
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 63,4%.
Tahun 2012
Pada tahun 2012 jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapatkan vitamin A
adalah 2.231 bayi dari jumlah keseluruhan jumlah bayi 3.196, dengan persentase
69,81%. Pada tahun ini juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
dimana pada tahun 2011 persentasenya adalah 75,59%. Sedangkan jumlah balita
12-59 bulan yang mendapatkan vitamin A adalah 13.299 dari keseluruhan jumlah
29
balita 16.644, dengan persentase 79,90%. Pada tahun ini juga mengalami
penurunan dari tahun 2011 yaitu 81,92%.
E. Penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil
Untuk mencegah terjaadinya anemia pada ibu hamil adalah pemberian Fe1
dan Fe3 (90 tablet Fe).
Tabel 23. Ibu Hamil yang mendapatkan 90 Tablet Fe tahun 2011 dan 2012
Tahun
Sasaran
2011
2012
2.376
3.516
Definisi Operasional
Pemberian Fe 1
selama periode kehamilan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Pemberian Fe 3
selama periode kehamilan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Formula
Cakupan ibu
hamil mendapat
(30/90 tablet Fe)
Pada tahun 2011 jumlah ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe yaitu
menjadi 2.120 ibu keseluruhan jumlah ibu hamil 2.376, dengan persentase
89,22%. Dan pada tahun 2012 jumlah ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe
tidak berbeda jauh dari tahun 2011 yaitu 2.890 ibu dari keseluruhan jumlah ibu
hamil 3.516, dengan persentase 82,18%.
30
Kesehatan
adalah
upaya
puskesmas
melaksanankan
penyakit menular
Meningkatnya cakupan imunisasi
b. Tujuan
Promosi kesehatan adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh
puskesmas yang mempunyai tujuan, yaitu meningkatnya upaya preventif
dan promotif pada masyarakat serta meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan sehingga terjadi peningkatan kesadaran
masyarakat di bidang kesehatan.
c. Kegiatan
Program Promosi Kesehatan Masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas tanjung sengkuang adalah penyuluhan dan posyandu. Pada
program ini, bagian PKM bekerjasama dengan bagian-bagian lainnya
melalui lintas saektoral yaitu KIA, KB, P2M, Gizi dan kesehatan
lingkungan untuk melaksanakan program ini. Penjelasan masing-masing
31
Tahun
2011
2012
350
353
Total
350
353
Puskesmas Tanjung Sengkuang Tahun 2011-2012
DEFINISI OPERASIONAL
Upaya Penyuluhan
dilakukan
untuk
memperbaiki
Penyuluhan
yang
dilakukan
pada
Spanduk
Mengambil tema :
32
PHBS
Poster
Mengambil tema :
Tbc, Pneumonia, Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Imunisasi,
Anemia, Pencegahan penyakit DBD
B. POSYANDU
Tabel 25. Jumlah Posyandu Menurut Strata Dan Kelurahan Kecamatan Batu Ampar
Tahun 2011- 2012
Kelurahan
Pratama
Jumla
%
h
Tanjung
Sengkuang
Sungai
Jodoh
posyandu
purnama
Madya
jumlah
Jumlah
46,67
46,67
6,67
0,00
50,00
50,0
0
0,00
75,00
25,0
0
posyandu
mandiri
Jumla
%
h
0,0
0
jumlah
jumlah
jumla
h
15
100,00
0,0
0
100,00
0,0
0
100,00
Batu Merah
Kampung
Seraya
33
jumlah
0,00
100,0
0
29,17
14
58,33
0,00
3
12,5
0
0,0
0
100,00
0,0
0
24
100,00
rasio
posyandu per
100 balita
0,46
34
frekuensi
C. DESA SIAGA
Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku
sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
35
Rumah tangga
Tahun
Jumlah
%
Ber phbs
%
dipantau
dipantau
*
2011
50.188
15.940
31.76
13.361
84
2012
22.363
15.940
44.92
13.361
83,82
Tabel 26. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (ukbm) menurut
kelurahan kecamatan batu ampar tahun 2011-2012
Jumlah
Tahun 2011
Desa
siaga
Tahun 2012
Desa
siaga
aktif
2
Desa
siaga
50
Sasaran
tahun
2011
Desa
siaga
aktif
2
Target
Tahun
2011
(%)
Sasaran
tahun
2012
Target
Tahun
2012
(%)
50
100
100
D. PHBS
Sebuah kegiatan yang merupakan bagian penting dalam promosi
kesehatan. Tujuan dari promosi kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan
baik dan mempertahankan seoptimal mungkin. Kegiatan untuk berperilaku hidup
sehat dan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan ini mencakup
antara lain: mengkonsumsi garam beryodium, membuang air besar di jamban,
memelihara taman obat keluarga, mengkonsumsi makanan berserat, cuci tangan
sebelum makan, mengubur tempat yang memungkinkan jentik nyamuk
berkembang biak.
36
DEFINISI OPERASIONAL
Rumah Tangga ber PHBS :
Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan
sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu : pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, balita ditimbang setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali
seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah
Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak
ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber PHBS adalh rumah
tangga yang memenuhi 7 indikator.
Persalinan Ditolong Oleh tenaga kesehatan :
Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan,
dokter umum dan bidan).
Memberi bayi ASI Ekslusif
Bayi yang mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
Menimbang balita setiap bulan
Balita ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau buku KIA.
Menggunakan air bersih
37
Tabel 28.
Sarana Promosi Kesehatan Puskesmas Tanjung Sengkuang
No
Jumlah
Flip chart
0 buah
38
1 buah
Papan informasi
3 buah
Leaflet
100 lembar
Tape recorder
0 buah
2 buah
Poster kesehatan
90 buah
39
4.
N
o
Program
2011
201
2
40
2
3
4
5
Acute
Flacid
Paralysis
(AFP) rate
per
100.000
penduduk
< 15 tahun
Penemuan
Penderita
Pneumonia
Balita
Penemuan
Pasien Baru
TB BTA +
Penderita
DBD Yang
Ditangani
Penemuan
Penderita
Diare
Sasar
an
Target (%)
Pencapa
ian (%)
Sasar
an
Targ
et
(%)
18210
>2/100.000pend
uduk
usia<5tahun
1110
100
0.18017
2943
100
0.237817
150
100
7.320527
156
70
13.46637
36
100
111.1111
100
5400000
3973
100
32.82516
4006
100
26.9109
pengendalian
DBD
bertujuan
untuk
pemerintah,
swasta
dan
organisasi
41
Pencapa
ian (%)
nasional
untuk
pengendalian
DBD
sesuai
prilaku
dalam
hidup
sehat
dan
masyarakat
peran
aktif
masyarakat
dalam
42
maupun
secara
berkelompok
atau
individual
dengan
dan
mewujudkan
kemitraan.
Jejaring
pengendalian
DBD
kepada
pemerintah
43
DBD
mampu
mengatasi
masalah
termasuk
di
tingkat
pusat,
provinsi,
44
dilakukan
dengan
cara
pengasapan
untuk
fisik
dengan
menguras,
menutup
dan
dan
45
melalui
SKKEPMENKES
581/1992
dan
46
dan
upaya
pengembangan
kegiatan
: 43
Tahun 2012
: 72
47
Insiden Rate
Target
SPM (%)
L+P
22
18
40
43
100
30
24
54
72
100
Keterangan :
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas
tersebut termasuk kasus yang ditemukan di Rumah Sakit.
Definisi Operasional :
Penderita DBD : penderita penyakit yang memenuhi sekurang-kurangnya 2
kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium.
Kriteria Klinis :
Kriteria Laboratorium :
Trombositopenia (<100.000)
Hematokrit naik lebih dari 20%
Formula :
Angka kesakitan
DBD(Incidence Rate)
48
Dari Tabel 30 data penderita DBD sesuai dengan pedoman pengendalian demam
berdararah dengue adalah:
Indikator Angka kesakitan Penderita DBD per 100.000 penduduk:
Tahun 2011
Tahun 2012
Dari tabel 30 diatas dapat diinterpretasikan untuk tahun 2011 jumlah kasus
penderita DBD di Puskesmas Sengkuang masih dibawah angka indikator yang
ditetapkan. Sedangkan jumlah untuk DBD tahun 2012 walaupun masih dibawah
batas indikator tetapi terjadi peningkatan jumlah kasus DBD.
Berdasarkan keterangan pemegang program P2M peningkatan kasus DBD
di puskesmas Tanjung Sengkuang tahun 2012 disebabkan karena musim
penghujan yang lebih panjang dibanding musim penghujan di tahun 2011. Selain
itu kurangnya respon masyarakat terhadap pola hidup sehat dan bersih yang
merupakan salah faktor meningkatnya insiden DBD pada tahun 2012.
Serta terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2011 berjumlah
93.914 dan jumlah penduduk tahun 2012 berjumlah 97.465 jadi dapat disimpulkan
terjadi peningkatan jumlah penduduk sebnyak 3,6%.
B. TUBERKULOSIS
TUJUAN DAN TARGET
Tujuan:
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai
penularan, serta mencegah terjadinya MDR TB.
Target:
Target program penanggulangan TB adalah tercapainya penemuan pasien
baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan menyembuhkan 85%
dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat
menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada
49
tahhun 2012 dibanding tahun 1999, dan mencapai tujuan millennium development
goals (MDGs) pada tahun 2015.
KEBIJAKAN
a. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan asas
desentralisasi dengan Kabupaten/Kota sebagai titik berat manajemen
program dalam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan
sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
b. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi
DOTS.
c. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap
program penanggulangan TB.
d. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan
pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya MDR-TB.
e. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB
dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan (UPK), meliputi
Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan swasta, Rumah Sakit Paru
(RSP), Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4), Klinik Pengobatan
lain serta Dokter Praktek Swasta.
f. Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalan kerja
sama dan kemitraan dengan program terkait, sector pemerintah, non
pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional
Penanggulangan TB (Gerdunas TB).
g. Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan
ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring.
h. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk penanggulangan TB diberikan
kepada pasien secara Cuma-Cuma dan dijamin ketersediannya.
i. Ketersedian sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah yang
memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program.
j. Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan
kelompok rentan terhadap TB.
k. Penanggulan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV.
l. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, ,asyarakat dan pekerjaannya.
50
KEGIATAN
a. Tata Laksana Pasien TB:
Penemuan tersangka TB
Diagnosis
Pengobatan
b. Manajemen Program:
Perencanaan
Pelaksanaan
o Pencatatan dan Pelaporan
o Pelatihan
o Bimbingan Tekhnis
o Pemantapan Mutu Laboratorium
o Pengelolaan logistic
Pemantauan dan Evaluasi
c. Kegiatan Penunjang
Promosi
Kemitraan
Penelitian
d. Kolaborasi TB/HIV di Indonesia meliputi :
Membentuk mekanisme kolaborasi,
Menurunkan beban TB pada ODHA dan
Menurunkan beban HIV pada pasien TB.
Tabel 31. Rekapitulasi Kasus dan Angka Penemuan TB Paru Berdasarkan
BTA Positif
Tahun 2011-2012 di Wilayah Puskesmas Sengkuang
No
Tahun
Jumlah Perkiraan
Kasus TB Berdasarkan
Klinis
L
P
L+P
2011
80
70
150
2012
83
73
156
TB Paru Klinis
L
31
65
136
239
L+P
34
103
Pemeriksaan
BTA (+)
L
P
L+P
1
0
1
0
Target
SPM
(%)
17
12,5
10
11,3
100
1
4
24
6,4
8,9
15,3
70
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada diwilayah kerja puskesmas tersebut
termasuk kasus yang ditemukan di Rumah Sakit.
51
Definisi Operasional
Jumlah Perkiraan Penderita Baru :
Perkiraan pasien baru TB BTA(+) adalah insiden rate TB baru BT(+) per 100.000
penduduk x jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu. Insiden rate kabupaten/
kota mempergunakan hasil survey nasional tentang prevalensi TB pada tahun
terakhir.
TB paru Klinis:
Gejala klinis pada penderita TB paru yaitu :
Formula :
Case Detection Rate/CDR
52
Dari tabel 31 diatas dapat diinterpretasikan dari Penemuan kasus baru dari
tahun
2011
ke
2012
mengalami
peningkatan.
Dari
target
pedoman
tercapainya
sasaran
diduga
karena
kurangnya
kesadaran
yang
mengerti,
menghayati
dan
53
kerja
yang
meliputi
target,
kebutuhan
logistic
dan
pengelolaannya.
KEBIJAKAN
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di Sarana
Kesehatan maupun masyarakat/rumah tangga.
2. Melaksanakan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
Diare.
3. Mengembangkan pedoman pengendalian penyakit diare.
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
dalam
54
5. Pengolaan Logistik.
6. Pemantauan dan Evaluasi.
Tabel 32. Kasus Diare yang Ditangani di Puskesmas Sengkuang Tahun 20112012
Kasus
Diare
Tahun
yang ditangani
Jumlah
Persentase
2011
2.122
1.851
3.973
1.293
32,5
2012
2.139
1.869
4.008
1.121
27,9
Target SPM
(%)
100
100
Keterangan : jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada diwilayah kerja
puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS.
Defenisi Operasioanal
Penderita diare yang ditangani : jumlah penderita yang datang dan dilayani di
sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader
adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam
waktu satu tahun. Angka kesakitan adalah angka kesakitan nasional hasil Survei
Morbiditas Diare tahun 2006 yaitu sebesar 423/1000 penduduk.
Formula
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana Kesehatan dan Kader
Pen
derita diare- ditangani
55
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2012, dan terjadi
penurunan kasus yang di tangani dari tahun 2011 ke 2012. Di sini walaupun masih
terjadi penurunan angka kasus yang di tangani, tetapi masih cukup tinggi angka
kasus tahun 2012 dibandingkan kejadian 2011.
Menurut sumber tenaga kesehatan, belum tercapainya penatalaksanaan
yang baik dan masih tingginya angka kejadian diduga karena kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat dan bersih walaupun penyuluhan
sudah dilakukan secara rutin dan baik.
Jumlah
Tahun
keluarga
yang ada
2011
50.188
Jumlah
keluarga
yang
diperiksa
11.868
%
S
keluarga
di periksa
ledeng
SGL
PAH
23,65
11.440
366
ledeng
m
SGL
PAH
11.806
96,39
lainnya
3,08
56
2012
93.914
8.152
8,68
7.907
342
8.249
96,99
4,19
lanjut
berupa
pemantauan
upaya
Air ledeng
SPT
SGL
: Sumur galian
PAH
Air kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan
dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang.
57
Formula
penghuni rumah.
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah,
58
Langit- langit
Dinding
Lantai
Jendela kamar tidur
Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Ventilasi
Sarana pembuangan asap dapur
Pencahayaan
Kelompok sarana sanitasi, meliputi
Sarana air bersih
Sarana pembuangan kotoran
Sarana pembuangan air limbah
Sarana pembuangan sampah
Kelompok perilaku penghuni, meliputi
Membuka jendela kamar tidur
Membuka jendela ruang keluarga
Membersihkan rumah dan halaman
Buang air besar dijamban
Membuang sampah di tempat sampah
Tabel 34. Jumlah Rumah Sehat
Rumah
Tahun
Jumlah
Jumlah
seluruhnya
diperiksa
2011
17.483
11.885
67,98
8.815
74,17
2012
17.483
8.152
46,63
6.981
85,64
% diperiksa
Jumlah
sehat
% sehat
Defenisi operasional :
Rumah sehat : Bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan , yaitu
rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai
rumah
yang
terbuat
dari
tanah
(Kepmenkes
no.
829/Menkes/SK/VII/1999
Tentang
persyaratan
kesehatan
perumahan).
59
Formula
:
Jumlah rumah sehat di suatu wila yah terten tu
x 100%
Pemeriksaan rumah sehat untuk tahun 2011 terdapat 74,17 %, dan tahun 2012
terdapat 85,64 %, terjadi peningkatan jumlah rumah sehat dari tahun ke tahun.
60