Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang telah mengalami pelapukan dan
mengandung bahan organik, tanah juga merupakan kenampakan benda yang berbentuk
tiga dimensi dan tersusun atas massa padatan, cair, dan gas. Tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain topografi, bahan induk, vegetasi, iklim, waktu, dan lain-lain.
Faktor tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi bidang pertanian. Selain faktorfaktor tersebut tanah juga memiliki sifat yang dapat mendiskripsikan keadaan tanah
tersebut, sifat-sifat tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian antara lain sifat
fisik, sifat kimia, dan sifat biologi. Dari sifat-sifat tersebut dapat diketahui ciri-ciri tanah,
dan dapat diketahui tanah tersebut subur atau tidak.
Dalam dunia pertanian, tanah adalah salah satu bagian yang terpenting, dimana
tanah dan pertanian tidak dapat dipisahkan. Tanah merupakan tempat dimana tanaman
dapat tumbuh baik, karena tanah mengandung bahan-bahan organik yang diperlukan oleh
tanaman.
Pada kegiatan fieldtrip yang diadakan di desa Gubug Klakah, kecamatan
Poncokusumo kali ini, dilakukan pengamatan mengenai sifat-sifat tanah, pedologi,
penggunaan lahan, serta pengolahan lahan. Dimana sifat-sifat yang diamati adalah sifat
biologi, sifat fisik, dan sifat kimia tanah. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan tanah pada tempat tersebut. Agar dapat diketahui tanah tersebut subur atau tidak
dan cocok atau tidak untuk ditanami tanaman. Selain itu dapat diketahui potensial lahan
untuk diolah dan dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakanya fieldtrip di desa Gubug Klakah, kecamatan Poncokusumo,
antara lain :
a. Mengetahui pemanfaatan lahan yang terdapat di desa Gubug Klakah
b. Mengetahui sifat fisik tanah di desa Gubug Klakah
c. Mengetahui sifat kimia tanah di desa Gubug Klakah
d. Mengetahui sifat biologi tanah di desa Gubug Klakah
e. Mengetahui pedologi yang terdapat di desa Gubug Klakah
1.3 Manfaat
adapun manfaat dilakukanya fieldtrip di desa Gubug Klakah kecamatan Pocokusumo,
antara lain :
1

a.
b.
c.
d.
e.

Dapat mengetahui pemanfaatan lahan yang terdapat di desa Gubug Klakah


Dapat mengetahui sifat fisik tanah di desa Gubug Klakah
Dapat mengetahui sifat kimia tanah di desa Gubug Klakah
Dapat mengetahui sifat biologi tanah di desa Gubug Klakah
Dapat mengetahui pedologi yang terdapat di desa Gubug Klakah

BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Tempat
Wana Wisata Cuban Pelangi :
Desa

: Gubuk Klakah

Kecamatan

: Poncokusumo

Kabupaten

: Malang
2

Provinsi

: Jawa Timur

Pukul

: 10.00 WIB

Hari

: Minggu

Tanggal

: 8 Desember 2013

Waktu

2.2 Alat, Bahan dan Fungsi


2.2.1

Pedologi

a.

Alat

1)

Pisau tanah

: untuk mengambil sampel tanah dan menentukan


konsitensi tanah pada singkapan dan membuat
garis horison

2)

Sabuk profil

: alat bantu mengukur horison saat dokumentasi.

3)

Pita meter

: untuk mengukur singkapan dan panjang tiap


profil.

4)

Kertas identifikasi : untuk pedoman dalam melakukan identifikasi


tanah pada singkapan.

5)

Buku munsel

: untuk menentukan warna tanah.

6)

Lup

: untuk melihat perakaran dan porositas.

7)

Papan Dada

: untuk alas menulis hasil pengamatan

8)

Buku dan Pulpen

: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan

9)

Modul DIT

: sebagai penduan dalam pengamatan.

`b.

Bahan

1) Air

: untuk mengidentifikasi konsistensi basah,tekstur

2) Singkapan tanah

: sebagai bahan pengamatan.

2.2.2
a.

Fisika

Alat

1) Kamera

: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.

2) Papan Dada

: untuk alas menulis hasil pengamatan


3

3) Buku dan Pulpen

: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan

4) Modul DIT

: sebagai penduan dalam pengamatan.

5) Klinometer

:Sebagai alat untuk mengukur ketinggian lereng.

b.

Bahan

1) Lahan

: sebagai lokasi pengamatan dalam pos fisika dan untuk


diamati apa yang terjadi di lahan tersebut akibat gejala
fisika tanah.

2.2.3
a.

Kimia

Alat

1)

Kamera

: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.

2)

Papan Dada

: untuk alas menulis hasil pengamatan

3)

Buku dan Pulpen

: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan

4)

Modul DIT

: sebagai penduan dalam pengamatan.

b.

Bahan

1)

Lahan

2)

Pinus dan daun bawang : sebagai sampel atau bahan yang di

: sebagai lokasi pengamatan dalam pos kimia.


amati tentang defisiensi unsur.

2.2.4

Biologi

a.

Alat

1)

Kamera

: untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

2)

Papan Dada

: untuk alas menulis hasil pengamatan

3)

Buku dan Pulpen

: sebagai alat tulis menulis hasil pengamatan

4)

Modul DIT

: sebagai penduan dalam pengamatan.

5)

Kantong Plastik

: sebagai tempat spesimen tumbuhan dan hewan


yang di temukan.

6)

Karet Gelang

: untuk mengingkat atau mentup plastik spesimen.

7)

Cetok

: untuk menggali tanah dalam mencari biota


hewan tanah.

8)

Frame

: untuk memberikan tanda pada lahan yang diamati


bioediversitasnya.

b.

Bahan
4

1) Lahan

: sebagai lokasi pengamatan dalam pos biologi.

2) Tanaman

: sebagai sampel atau bahan yang di amati tentang Vegetasi.

2.3 Deskripsi dan Klasifikasi Tanah

2.3.1

Pedologi

Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan perbedaan yang terlihat secara jelas,
misalnya warna tanah

Gunakan pisau lapang untuk menusuk nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui
konsistensi atau kpadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu
criteria untuk membedakan horizon profil.

Apabila warna tanah, kepadatan dan tektur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur,
kenampakan redoksimorfik untukdapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon

Setelah horizon di temtukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan
lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati

Selanjutnya lakukan deskripsi dan pencatatan hasil deskripsi pada kartu profil tanah

2.3.2

fisika, kimia, biologi

a) Fisika :
Mendengarkan materi tentang fisika tanah
Pengamatan lahan mengamati sifat fisika tanah
Mengukur kelerengan dengan klinometer
Dokumentasi lahan yang terkena erosi
Amati dan identifikasi jenis erosinya

b) Biologi

:
Mengamati vegetasi disekitar
Menyiapkan frame
Meletakan frame secara acak untuk menetukan plot pengamatan
Mengamati jumlah seresah, makroorganisme dan kascing
Mengidentifikasi tanaman yang berada dalam plot
Menggali tanah dengan cetok 20 cm
Mengamati organisme dalam tanah
Amati dan identifikasi

c) Kimia :
Mendengarkan materi tentang kimia tanah
Turun kelapang
Mengamati tumbuhan
Mengidentifikasi tumbuhan yang terdefisiensi unsur
Bandingkan kenampakan tanaman dengan gambar dalam modul
Dokumentasikan tanaman yang terdefisiensi unsur
Mengambil sampel tanah untuk di ukur pHnya di lab

BAB III
KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi Biofisik
3.1.1 Penggunaan Lahan

Sub titik 1
Land use atau pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman Apel.

Sub titik 2
Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman tahunan.

Sub titik 3
Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur adalah tanaman monokulur, yaitu tanaman


bawang merah
3.1.2 Tutupan Lahan

Sub titik 1
Land cover atau penutupan lahan, pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,

kecamatan Poncokusumo, Malang di dominasi oleh komoditas Apel dan


rerumputan. Hal itu membuktikan bahwa pada daerah tersebut tanahnya
mempunyai kandungan bahan organik dan mineral dalam jumlah yang banyak
yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.

Sub titik 2
Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,

kecamatan Poncokusumo, Malang di dominasi oleh pohonpohon besar (tanaman


tahunan ) dan rerumputan.

Sub titik 3

Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 3 desa Gubuk Klakah,
kecamatan Poncokusumo, Malang di tanami tanaman musiman yaitu bawang
merah.

3.1.3 Tingkat Pengolahan

Sub titik 1
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur tidak terlalu intensif meskipun mayoritas


tanamannya adalah tanaman monokultur Apel.

Sub titik 2
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur tidak terlalu intensif. Pada lahan ini mayoritas
tanamannya adalah tanaman tahunan. Sehingga pengolahannya tidak terlalu
intensif seperti pada tanaman monokultur.

Sub titik 3
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah,

Poncokusumo, Malang, Jawa Timur intensif karena ditanam tanaman monokultur


yaitu bawang merah.
3.2 Kondisi Fisiografis
3.2.1 Lereng
Dengan menggunakan klinometer, diketahui sudut elevasi kemiringan lereng pada
daerah Coban Pelangi, tepatnya pada sub titik 1 yang juga berdekatan dengan sub titik 2
adalah sebesar 40o - 43% dan termasuk kategori tanah yang agak curam. Pada lahan ini
apabila digunakan untuk tanaman semusim, diperlukan pembuatan teras dan pergiliran
dengan tanaman penutup tanah, pupuk hijau atau makanan ternak selama 5-10 tahun.
(Rukmana,1995)

3.2.2 Relief

Pada relief lahan yang kami amati, memiliki kemirangan yang cukup curam, karena
merupakan area perbukitan. Namun, sudah dimodifikasi oleh para petani agar lahan dapat
ditanami tanaman pertanian. Sehingga struktur reliefnya terdiri dari lereng dan tepi lereng.
Baik itu mulai dari tempat yang paling tinggi hingga mencapai sungai yang berada pada dasar
lereng.
Pada vegetasi berukuran besar , didominasi oleh tanaman tahunan yaitu apel, dan juga
dijumpai tanaman pohon lainnya seperti pohon.Sementara, pada vegetasi berukuran kecil,
didominasi oleh rerumputan. Vegetasi rerumputan yang kami jumpai menutupi permukaan
lereng dan tepi lereng.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Dan Klasifikasi Tanah
Daerah survei Fieldtrip dilakukan pada Minggu 8 Desember 2013 di desa Gubuk Klakah,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami melakukan deskripsi profil
metode singkapan yaitu penentuan horizon pada lahan yang miring sesuai keadaan alam.
Lereng Majemuk, kemiringan 40 (43%),Termasuk lereng agak curam karena dilihat dari
keadaan alam atau tempat tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.aliran
permukaan cepat sehingga mempermudah jalannya air bagi lahan yang berada di bawahnya,
drainase alami baik, permeabilitas agak cepat, sumber air dari hujan, erosi yang nampak alur
kelas ringan dan tingkat bahaya cukup.
Vegetasi dan penggunaan lahan sebagai hutan, vegetasi alami dominan tanaman
tanaman tahunan dan rerumputan, vegetasi spesifik semak-semak, lahan tegalan,.yang
digunakan jenis hutan dengan tanaman utama apel serta tanaman lain seperti: rumput.
Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon
merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah:

Ketebalan: -> 10 cm jika menumpang pada batuan keras


Tidak keras sekali pun kering (gembur agak teguh)
Warnagelap (value kurangdari 3,kromakurangdari 3 padakondisilembab. Dan
value kurangdari 5 padakondisikering.

Horizon kedua masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam
klasifikasi Mekanik memilikiciri-ciri:

Memiliki ketebalan 30cm


Warna gelap

Horizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik
dengan ciri-cirinya:

Akumulasi debu,liat dan humus


Warna muda ; value > 4 (lembab) atau > 5 (kering)
10

HORIZON
1

KEDALAMAN
0-22 cm

KARAKTERISTIK
Warna : 10 YR 3/6
Tekstrur :
LEMPUNG

Pasir 50 %
Debu 30 %
Liat 20 %

Struktur:Granuler
Konsistensi:Lembab
2

22-45 cm

(Sangatgembur)
Warna : 10 YR
Tekstur :
LEMPUNG
BERLIAT

Pasir 30 %
Debu 30 %
Liat 40 %

Struktur

:Granuler

KonsistensiLembab
3

45-65 cm

(Gembur)
Warna : 10 YR 5/6
Tekstur :
LIAT

Pasir 20 %
Debu 30 %
Liat 50 %

Struktur :Granuler
Konsistensi:Lembab
(Teguh)

11

4.2 Hasil Pengamatan Sifat Fisik, Biologi, dan Kimia


4.2.1 Sub Titik 1
Fisik Tanah
Lingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman apel memiliki struktur tanah yang
gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnya cepat,
drainasenya baik, pemadatannya rendah dan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi
percikan dengan tingkat yang rendah.

Biologi Tanah
Pada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah frame dengan ukuran masingmasing 50 x 50 cm, Pada pos pengamatan sub titik 1 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : banyak Frame 2 : banyak.
2. Seresah : Frame 1 : banyak Frame 2 : sedang.
Vegetasi yang terdapat pada sub titik 1 hingga 3 yaitu, teki, bebadotan, pohonpohonan yang telah ditebang, dan seresah.
Kimia Tanah
Pada sub titik 1, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman apel memiliki gejala
daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N, kemudian
terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya terbakar
karena kekurangan unsur P. Selain N dan P, terdapat juga tanaman yang mengalami daun tua
pada ujung dan tepi daun peristiwa tersebut terjadi karena tanaman kekurangan unsur K, ini
disebabkan karena adanya pergerakan air ke dalam ke dalam akar, sehingga tanaman yang
kekurangan K akan memiliki ketahanan terhadap kekeringan yang rendah dibandingkan
dengan tanaman yang cukup K.
Menurut Salibury dan Ross, 1992 dalam wentasari, 2005 bahwa gejala awal defisiensi
N ditandai dengan daun yang menguning dan klorosis karena terjadi penghambatan sintesis
klorofil. Salibury dan Ross juga mengatakan bahwa tanaman selain kekurangan unsur N
adapula tanaman yang mengalami gejala P dan K, yaitu sebagai berikut:
Menurut Salibury dan Ross, tanaman yang mengalami defisiensi P yaitu mulai tampak
pada daun yang lebih dewasa, tanaman menjadi kerdil dan berwarna hijau tua, pertumbuhan
tanaman menjadi lambat dan kerdil.

12

Selain kekurangan N dan P ada juga tanaman yang mengalami defisiensi K, gejala
ditandai dengan kematian sel pada ujung dan tepi daun nekrotis ke bawah sepanjang tepi
menuju bagian daun yang muda.
Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,7.
4.2.2 Sub Titik 2
Fisik
Lingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman tahunan memiliki struktur tanah
yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnya cepat,
drainasenya baik, pemadatannya rendah, dan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi
percikan dengan tingkat yang rendah.
Biologi
Pada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah fame dengan ukuran masingmasing 50 x 50 cm. Pada pos pengamatan sub titik 2 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : sedang Frame 2 : banyak
2. Seresah : Frame 1 : sedangFrame 2 : sedang.
Kimia
Pada sub titik 2, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman tahunan memiliki
gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karenan kekuranga unsur N,
kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya
terbakar karena kekurangan unsur.Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,6.
4.2.3 Sub Titik 3
Fisik Tanah
Lingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman musiman memiliki struktur tanah
yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnyacepat,
drainasenya baik, pemadatannya sedangdan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi alur
dengan tingkat erosi yang tinggi.
Biologi Tanah
Pada pos pengamatan sub titik 3 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : sedikit Frame 2 : tidak ada
2. Seresah : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak ada
3. Makroorganissme : Frame 1 : semut Frame 2 : semut
4. Kascing : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak ada
Kimia Tanah
13

Pada sub titik 3, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman musiman memiliki
gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N,
kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya
terbakar karena kekurangan unsur P. Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,8.
4.3 Perbandingan sifat Biologi tanah dan pengelolaan lahan terhadap kondisi
biodiversitas.
Menurut hasil pengamatan sifat biologi tanah pada masing-masing sub titik,
didapatkan hasil yang mencakup pengamatan vegetasi, pengamatan seresah, pengamatan
makroorganisme, dan pengamatan kascing. Pada sub titik 1 (lahan tanaman apel) dari
pengamatan vegetasi, pada frame 1 dan frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah seresah pada
frame 1 banyak sedangkan pada frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak
ditemukan pada sub titik 1. Pada sub titik 2 (lahan tanaman tahunan) dari pengamatan
vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedang dan pada frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah
seresah pada frame 1 dan frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak ditemukan.
Pada sub titik 3 dari pengamatan vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedikit dan pada frame
2 vegetasinya tidak ada. Pada frame 1 dan frame 2 tidak ditemukan seresah. Makroorganisme
yang ditemukan pada frame 1 dan frame 2 adalah semut. Kascing juga tidak ditemukan pada
sub titik ini.
Adanya jenis organisme dan vegetasi dalam tiap sub titik tersebut
menunjukkan bahwa biodiversitas pada lahan tersebut terjaga,dan
menunjukkan bahwa adanya sumber makanan bagi organisme. Hal ini
menunjukkan tanah tersebut subur. Dan Vegetasi yang ada sangat
mempengaruhi cadangan karbon,yaitu dengan adanya tanaman tahunan,
Bahan Organik adalah sisa makhluk hidup baik tanaman maupun
hewan yang tertimbun dalam tanah. Sedangkan,bahan organik tanah
adalah

bahan

organik

yang

telah

mengalami

pelapukan

oleh

mikroorganisme. Dan seresah adalah bagian tanaman yang telah mati


dan menutupi tanah.
Dampak penggunaan dari lahan yang diamati tersebut adalah jika
tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan ekosistemnya. Dan jika

14

lahan tersebut hanya ditanami tanaman budidaya maka kemungkinan


erosi dalam lahan tersebut sangat besar.
Pada sub titik 1 ditemukan banyak vegetasi, karena keberadaan vegetasi pada lahan
pada kondisi berat, walaupun merupakan lahan pertanian tetapi pengolahan lahan tidak
dilakukan secara intensif. Pada sub titik 2 ditemukan banyak vegetasi, karena keberadaan
vegetasi pada lahan pada kondisi bera, dimana tidak dilakukan pengolahan secara intensif.
Pada sub titik 3 tidak ditemukan banyak vegetasi, karena lahan tersebut merupakan lahan
monokultur, dan pengolahan lahan dilakukan secara intensif. Ketidak suburan ini juga dapat
dipengaruhi oleh pengolahan tanah yang intensif, karena menurut (Evi Andriani, 2009)
pengolahan tanah intensif dapat merusak struktur tanah sehingga dapat mengurangi tingkat
kesuburan suatu tanah.
4.4 Perbandingan sifat kimia tanah dan pengelolahan lahan terhadap kondisi
kesuburan (Bandingkan kondisi sifat kimia tanah serta gejala defisiensi yang di
temukan tiap sub, lalu hubungkan dengan pengelolahannya)
Di dalam lahan yang terdapat di dusun gubuk klakah, yang terdiri dari beberapa lahan
yaitu lahan tanaman apel, tanaman kayu tahunan,dantanamandaunbawang yang kami di
masukandalam sub 1 apel, sub 2 kayu tahunan, sub 3 daun bawang. Di lahan ini hanya
terdapat kekurangan unsure kimia tanah pada sub 1 dan sub 2 saja sedangkan di sub 3 tidak
terlihat. Kekurangan ini dapat di lihat dari ditemukannya daun yang berwarna kuning dari
tanaman apel dan tumbuhan gulma sejenis semak dan kacang-kacangan yang terdapat di sub
2. Dari daun itu menandakan bahwa di sub 1 dan 2 kekurangan unsur N. Dan untuk sub 3
tidak ditemukan kekurangan unsure kimia tanah.
Cara penanganan kekuranganunsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk
kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N
tinggi.
Dari hasilpengukuran pH tanah yang dilakukan,hasil yang didapat bahwa pH tanah
pada sub 1, yaitu (tanaman apel) didapatkan pH (4.7 ), dan pada sub titik 2 (tanaman tahunan)
diperoleh dengan pH (4.6),dan pada sub titik 3 (tanaman musiman seperti daun bawang )
didapatkan pH (4.8). Darisemua pH yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dari semua sub
1,2,dan 3 merupakan tanah asam.

15

Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus
ditambahkan Ca dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanahsehinggamenjadi normal.
Karena tanah yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

4.5 Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Pengolahan Tanah Terhadap Bahaya Erosi
(Bandingkan kondisi fisik tanah, kelerengan di tiap sub titik & pengelolaanya terhadap
bahaya erosi)
Dari hasil pengamatan di desa Gubug Lakah kecamatan Poncokusumo kabupaten
Malang diperoleh bahwa pada sub titik 1 memiliki kelerengan 23% serta penggunaan lahanya
sebagai kebun apel. Struktur tanahnya adalah granuler, dengan tekstur loam (lempung). Tanah
tersebut mempunyai konsistensi lembab dengan permeabilitas cepat dan drainase yang baik
serta pemadatan tanah yang rendah. Dari sifat-safat fisik tadi pada tanah ini terjadi erosi tipe
longsor. Pada sub titik 2 mempunyai kelerengan yang sama dengan sub titik 1 yaitu 23%.
Namun pada sub titik ini penggunaan lahanya adalah untuk tanaman tahunan. Mempunyai
struktur remah dengan tekstur lempung liat berpasir serta konsistensi lembab basah. Tanah
sub titik ini memiliki permeabilitas yang cepat dan drainase yang baik serta pemadatan tanah
yang tinggi. Dengan sifat-sifat fisik tanah tersebut pada sub titik ini terjadi erosi tipe longsor.
Pada sub titik 3 penggunaan lahanya adalah untuk tanaman daun bawang. Tanah di sub titik
ini memiliki struktur remah dengan tekstur lempung dan konsistensi lembab serta
permeabilitas cepat. Memiliki drainase baik serta pemadatan tanah yang rendah.
Dari ketiga sub titik tadi, sub titik 1 dan sub titik 2 mempunyai memiliki tipe erosi
yang sama yaitu erosi longsor. Hal ini disebabkan karena tanah pada sub titik ini memiliki
teksktur tanh dengan kandungan liat yang rendah, hal ini dapat menyebabkan terjadinya erosi
karena liat sebagai pemantap agregat tanah kurang. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa liat meskipun berukuran halus, namun karena mempunyai muatan, maka
fraksi ini dapat membentuk ikatan. Meyer dan Harmon (1984) menyatakan bahwa tanahtanah bertekstur halus (didominasi liat) umumnya bersifat kohesif dan sulit untuk
dihancurkan. Selain itu tanah dengan struktur granuler dan remah lebih terbuka dan akan
menyerap air lebih cepat. Hal ini seperti yang disebutkan pada literatur bahwa stabilitas
agregat tanah sangat berpengaruh terhadap kemantapan pori tanah. Tanah-tanah yang mudah
terdispersi atau agregatnya tidak stabil menyebabkan pori-porinya tanah juga mudah hancur
atau tertutup/tersumbat oleh liat atau debu (erosi internal), sehingga laju dan kapasitas
16

infiltrasi tanah mengalami penurunan. Sedangkan pada sub titik 3 mempunyai sifat fisik yang
hampir sama sub titik sebelumnya, namun hanya saja pada sub titik ini terjadi erosi tipe
percikan. Hal ini terjadi karena pada permukaan tanah ini hanya ditumbuhi tanaman daun
bawang sehingga mengakibatkan tidak adanya penutup tanah yang dapat menahan air dari
atas.
Dalam hal ini untuk mengurangi bahaya terhadap longsor, pengendalian yang
dilakukan adalah dengan menanam tanaman yang dapat mengikat air dengan/ baik. Seaain itu
juga dengan mengupayakan optimalnya bahan organik yang ada di dalam tanah karena dapat
mengikat partikel-partikel tanah. Hal ini sesuai pada jurnal milik Ai Dariah dkk yang
menyebutkan bahwa bahan organik sangat berperan pada proses pembentukan dan
pengikatan serta penstabilan agregat tanah.

17

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di desa Gubuk Klakah, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang, JawaTimur, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Pada horison I memiliki tekstur lempung dengan persentase fraksi debu 30 %, pasir

50%, dan 20%.


2.

Pada horison II memiliki tekstur lempung berliat dengan persentase fraksi debu 30%,

pasir 30%,
3.

dan liat 40%.

Pada horizon III memiliki tekstur liat dengan persentase fraksi debu 30% ,pasir 20 %,

dan liat 50 %
Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon
merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah:

Ketebalan: -> 10 cm jika menumpang pada batuan keras

Tidak keras sekalipun kering (gembur agak teguh)

Warna gelap (value kurang dari 3,kroma kurang dari 3 pada kondisi lembab. Dan

value kurang dari 5 pada kondisi kering.


Horizon kedua masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam
klasifikasi Mekanik memiliki ciri-ciri:

Memiliki ketebalan 30cm

Warna gelap

Horizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik
denganciri-cirinya:
18

Akumulasi debu,liat dan humus

Warna muda ; value > 4 (lembab) atau > 5 (kering)

Dan dari hasil pengukuran pH tanah yang dilakukan, hasil yang didapat bahwa pH tanah
pada sub 1, yaitu (tanaman apel) didapatkan pH (4.7 ), dan pada sub titik 2 (tanaman tahunan)
diperoleh dengan pH (4.6), dan pada sub titik 3 (tanaman musiman seperti daun bawang )
didapatkan pH (4.8). Dari semua pH yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa darisemua sub
1,2,dan 3 merupakan tanah asam.
Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus ditambahkan Ca
dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanah sehingga menjadi normal. Karena tanah
yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

5.2 KRITIK DAN SARAN


Seharusnya pada kegiatan fieldtrip jam keberangkatan ke lokasi fieldtrip tidak
ditunda-tunda atau harus tepat waktu.

19

DAFTAR PUSTAKA

Meyer, L.D., and W.C. Harmon. 1984. Susceptibility of agricultural soils to interill
erosion. Soil Sci. Soc. Am.J. 8:1.152-1.157.
Salibury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, Unsur Hara Makro Esensial. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah, Dr. Ir Kemas Ali Hanfiah. Rajawali Pers. Jakarta
Rukmana, R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta

20

Lampiran
1. Hasil Deskripsi Tanah
Gambar Penampang

Horizon

A
(0-14)

Ap1
(14-33)

Ap2
(33-58)

Aw
(58120)

Deskripsi
10YR 3/3; jelas-rata; liat
berdebu; granular, sangat
halus,
cukup;
sangat
gembur, agak lekat, agak
plastis; pori halus sedikit,
pori sedang biasa, pori
kasar banyak; akar sedang
banyak.
10YR 3/3; jelas-rata; liat
berdebu; Gpl. Bersudut,
sangat halus, cukup; sangat
gembur, lekat, agak plastis;
pori halus sedikit, pori
sedang biasa, pori kasar
biasa; akar halus sedikit.
10YR
3/2;
berangsurberombak; lempung berliat ;
Gpl. Bersudut, sangat halus,
kuat; gembur, lekat, agak
plastis; pori halus biasa,
pori sedang biasa, pori
kasar biasa; akar halus
sedikit
10YR
3/4;
baur-rata;
lempung
berliat;
Gpl.
Bersudut, sangat halus,
kuat; gembur, agak lekat,
agak plastis; pori halus
banyak, pori sedang biasa,
pori kasar biasa; akar halus
sedikit

2. Pengamatan Tiap Pos (Fisika, Kimia, Biologi, Pedologi)


3. Dokumentasi pada setia sub titik

21

Anda mungkin juga menyukai