Laporan Besar Tanah
Laporan Besar Tanah
PENDAHULUAN
a.
b.
c.
d.
e.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Tempat
Wana Wisata Cuban Pelangi :
Desa
: Gubuk Klakah
Kecamatan
: Poncokusumo
Kabupaten
: Malang
2
Provinsi
: Jawa Timur
Pukul
: 10.00 WIB
Hari
: Minggu
Tanggal
: 8 Desember 2013
Waktu
Pedologi
a.
Alat
1)
Pisau tanah
2)
Sabuk profil
3)
Pita meter
4)
5)
Buku munsel
6)
Lup
7)
Papan Dada
8)
9)
Modul DIT
`b.
Bahan
1) Air
2) Singkapan tanah
2.2.2
a.
Fisika
Alat
1) Kamera
2) Papan Dada
4) Modul DIT
5) Klinometer
b.
Bahan
1) Lahan
2.2.3
a.
Kimia
Alat
1)
Kamera
2)
Papan Dada
3)
4)
Modul DIT
b.
Bahan
1)
Lahan
2)
2.2.4
Biologi
a.
Alat
1)
Kamera
2)
Papan Dada
3)
4)
Modul DIT
5)
Kantong Plastik
6)
Karet Gelang
7)
Cetok
8)
Frame
b.
Bahan
4
1) Lahan
2) Tanaman
2.3.1
Pedologi
Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan perbedaan yang terlihat secara jelas,
misalnya warna tanah
Gunakan pisau lapang untuk menusuk nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui
konsistensi atau kpadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu
criteria untuk membedakan horizon profil.
Apabila warna tanah, kepadatan dan tektur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur,
kenampakan redoksimorfik untukdapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon
Setelah horizon di temtukan, letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan
lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati
Selanjutnya lakukan deskripsi dan pencatatan hasil deskripsi pada kartu profil tanah
2.3.2
a) Fisika :
Mendengarkan materi tentang fisika tanah
Pengamatan lahan mengamati sifat fisika tanah
Mengukur kelerengan dengan klinometer
Dokumentasi lahan yang terkena erosi
Amati dan identifikasi jenis erosinya
b) Biologi
:
Mengamati vegetasi disekitar
Menyiapkan frame
Meletakan frame secara acak untuk menetukan plot pengamatan
Mengamati jumlah seresah, makroorganisme dan kascing
Mengidentifikasi tanaman yang berada dalam plot
Menggali tanah dengan cetok 20 cm
Mengamati organisme dalam tanah
Amati dan identifikasi
c) Kimia :
Mendengarkan materi tentang kimia tanah
Turun kelapang
Mengamati tumbuhan
Mengidentifikasi tumbuhan yang terdefisiensi unsur
Bandingkan kenampakan tanaman dengan gambar dalam modul
Dokumentasikan tanaman yang terdefisiensi unsur
Mengambil sampel tanah untuk di ukur pHnya di lab
BAB III
KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi Biofisik
3.1.1 Penggunaan Lahan
Sub titik 1
Land use atau pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 2
Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 3
Land use atau penggunaan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 1
Land cover atau penutupan lahan, pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 2
Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 3
Land cover atau penutupan lahan pada sub titik 3 desa Gubuk Klakah,
kecamatan Poncokusumo, Malang di tanami tanaman musiman yaitu bawang
merah.
Sub titik 1
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 1 di desa Gubuk Klakah,
Sub titik 2
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 2 di desa Gubuk Klakah,
Poncokusumo, Malang, Jawa Timur tidak terlalu intensif. Pada lahan ini mayoritas
tanamannya adalah tanaman tahunan. Sehingga pengolahannya tidak terlalu
intensif seperti pada tanaman monokultur.
Sub titik 3
Tingkat Pengolahan lahan pada sub titik 3 di desa Gubuk Klakah,
3.2.2 Relief
Pada relief lahan yang kami amati, memiliki kemirangan yang cukup curam, karena
merupakan area perbukitan. Namun, sudah dimodifikasi oleh para petani agar lahan dapat
ditanami tanaman pertanian. Sehingga struktur reliefnya terdiri dari lereng dan tepi lereng.
Baik itu mulai dari tempat yang paling tinggi hingga mencapai sungai yang berada pada dasar
lereng.
Pada vegetasi berukuran besar , didominasi oleh tanaman tahunan yaitu apel, dan juga
dijumpai tanaman pohon lainnya seperti pohon.Sementara, pada vegetasi berukuran kecil,
didominasi oleh rerumputan. Vegetasi rerumputan yang kami jumpai menutupi permukaan
lereng dan tepi lereng.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Dan Klasifikasi Tanah
Daerah survei Fieldtrip dilakukan pada Minggu 8 Desember 2013 di desa Gubuk Klakah,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami melakukan deskripsi profil
metode singkapan yaitu penentuan horizon pada lahan yang miring sesuai keadaan alam.
Lereng Majemuk, kemiringan 40 (43%),Termasuk lereng agak curam karena dilihat dari
keadaan alam atau tempat tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda.aliran
permukaan cepat sehingga mempermudah jalannya air bagi lahan yang berada di bawahnya,
drainase alami baik, permeabilitas agak cepat, sumber air dari hujan, erosi yang nampak alur
kelas ringan dan tingkat bahaya cukup.
Vegetasi dan penggunaan lahan sebagai hutan, vegetasi alami dominan tanaman
tanaman tahunan dan rerumputan, vegetasi spesifik semak-semak, lahan tegalan,.yang
digunakan jenis hutan dengan tanaman utama apel serta tanaman lain seperti: rumput.
Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon
merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah:
Horizon kedua masuk dalam Epipedon merupakan horizon permukaan termasuk dalam
klasifikasi Mekanik memilikiciri-ciri:
Horizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik
dengan ciri-cirinya:
HORIZON
1
KEDALAMAN
0-22 cm
KARAKTERISTIK
Warna : 10 YR 3/6
Tekstrur :
LEMPUNG
Pasir 50 %
Debu 30 %
Liat 20 %
Struktur:Granuler
Konsistensi:Lembab
2
22-45 cm
(Sangatgembur)
Warna : 10 YR
Tekstur :
LEMPUNG
BERLIAT
Pasir 30 %
Debu 30 %
Liat 40 %
Struktur
:Granuler
KonsistensiLembab
3
45-65 cm
(Gembur)
Warna : 10 YR 5/6
Tekstur :
LIAT
Pasir 20 %
Debu 30 %
Liat 50 %
Struktur :Granuler
Konsistensi:Lembab
(Teguh)
11
Biologi Tanah
Pada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah frame dengan ukuran masingmasing 50 x 50 cm, Pada pos pengamatan sub titik 1 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : banyak Frame 2 : banyak.
2. Seresah : Frame 1 : banyak Frame 2 : sedang.
Vegetasi yang terdapat pada sub titik 1 hingga 3 yaitu, teki, bebadotan, pohonpohonan yang telah ditebang, dan seresah.
Kimia Tanah
Pada sub titik 1, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman apel memiliki gejala
daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N, kemudian
terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya terbakar
karena kekurangan unsur P. Selain N dan P, terdapat juga tanaman yang mengalami daun tua
pada ujung dan tepi daun peristiwa tersebut terjadi karena tanaman kekurangan unsur K, ini
disebabkan karena adanya pergerakan air ke dalam ke dalam akar, sehingga tanaman yang
kekurangan K akan memiliki ketahanan terhadap kekeringan yang rendah dibandingkan
dengan tanaman yang cukup K.
Menurut Salibury dan Ross, 1992 dalam wentasari, 2005 bahwa gejala awal defisiensi
N ditandai dengan daun yang menguning dan klorosis karena terjadi penghambatan sintesis
klorofil. Salibury dan Ross juga mengatakan bahwa tanaman selain kekurangan unsur N
adapula tanaman yang mengalami gejala P dan K, yaitu sebagai berikut:
Menurut Salibury dan Ross, tanaman yang mengalami defisiensi P yaitu mulai tampak
pada daun yang lebih dewasa, tanaman menjadi kerdil dan berwarna hijau tua, pertumbuhan
tanaman menjadi lambat dan kerdil.
12
Selain kekurangan N dan P ada juga tanaman yang mengalami defisiensi K, gejala
ditandai dengan kematian sel pada ujung dan tepi daun nekrotis ke bawah sepanjang tepi
menuju bagian daun yang muda.
Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,7.
4.2.2 Sub Titik 2
Fisik
Lingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman tahunan memiliki struktur tanah
yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnya cepat,
drainasenya baik, pemadatannya rendah, dan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi
percikan dengan tingkat yang rendah.
Biologi
Pada setiap pos pengamatan biologi dibuat dua buah fame dengan ukuran masingmasing 50 x 50 cm. Pada pos pengamatan sub titik 2 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : sedang Frame 2 : banyak
2. Seresah : Frame 1 : sedangFrame 2 : sedang.
Kimia
Pada sub titik 2, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman tahunan memiliki
gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karenan kekuranga unsur N,
kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya
terbakar karena kekurangan unsur.Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,6.
4.2.3 Sub Titik 3
Fisik Tanah
Lingkungan lahan pengamatan yaitu pada tanaman musiman memiliki struktur tanah
yang gumpal membulat, teksturnya lempung, konsistensinya gembur, permeabilitasnyacepat,
drainasenya baik, pemadatannya sedangdan pada sub titik ini ditemukan jenis-jenis erosi alur
dengan tingkat erosi yang tinggi.
Biologi Tanah
Pada pos pengamatan sub titik 3 didapatkan data sebagai berikut:
1. Vegetasi Frame 1 : sedikit Frame 2 : tidak ada
2. Seresah : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak ada
3. Makroorganissme : Frame 1 : semut Frame 2 : semut
4. Kascing : Frame 1 : tidak ada Frame 2 : tidak ada
Kimia Tanah
13
Pada sub titik 3, hasil pengamatan tentang kimia pada tanaman musiman memiliki
gejala daunnya berwarna kuning, dan tumbuhannya kerdil karena kekurangan unsur N,
kemudian terdapat juga tanaman yang memiliki daunnya bewarna kuning dan di tepi daunnya
terbakar karena kekurangan unsur P. Dan pH yang didapat dari lahan ini adalah 4,8.
4.3 Perbandingan sifat Biologi tanah dan pengelolaan lahan terhadap kondisi
biodiversitas.
Menurut hasil pengamatan sifat biologi tanah pada masing-masing sub titik,
didapatkan hasil yang mencakup pengamatan vegetasi, pengamatan seresah, pengamatan
makroorganisme, dan pengamatan kascing. Pada sub titik 1 (lahan tanaman apel) dari
pengamatan vegetasi, pada frame 1 dan frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah seresah pada
frame 1 banyak sedangkan pada frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak
ditemukan pada sub titik 1. Pada sub titik 2 (lahan tanaman tahunan) dari pengamatan
vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedang dan pada frame 2 vegetasinya banyak. Jumlah
seresah pada frame 1 dan frame 2 sedang. Makroorganisme dan kascing tidak ditemukan.
Pada sub titik 3 dari pengamatan vegetasi, pada frame 1 vegetasinya sedikit dan pada frame
2 vegetasinya tidak ada. Pada frame 1 dan frame 2 tidak ditemukan seresah. Makroorganisme
yang ditemukan pada frame 1 dan frame 2 adalah semut. Kascing juga tidak ditemukan pada
sub titik ini.
Adanya jenis organisme dan vegetasi dalam tiap sub titik tersebut
menunjukkan bahwa biodiversitas pada lahan tersebut terjaga,dan
menunjukkan bahwa adanya sumber makanan bagi organisme. Hal ini
menunjukkan tanah tersebut subur. Dan Vegetasi yang ada sangat
mempengaruhi cadangan karbon,yaitu dengan adanya tanaman tahunan,
Bahan Organik adalah sisa makhluk hidup baik tanaman maupun
hewan yang tertimbun dalam tanah. Sedangkan,bahan organik tanah
adalah
bahan
organik
yang
telah
mengalami
pelapukan
oleh
14
15
Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus
ditambahkan Ca dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanahsehinggamenjadi normal.
Karena tanah yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
4.5 Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Pengolahan Tanah Terhadap Bahaya Erosi
(Bandingkan kondisi fisik tanah, kelerengan di tiap sub titik & pengelolaanya terhadap
bahaya erosi)
Dari hasil pengamatan di desa Gubug Lakah kecamatan Poncokusumo kabupaten
Malang diperoleh bahwa pada sub titik 1 memiliki kelerengan 23% serta penggunaan lahanya
sebagai kebun apel. Struktur tanahnya adalah granuler, dengan tekstur loam (lempung). Tanah
tersebut mempunyai konsistensi lembab dengan permeabilitas cepat dan drainase yang baik
serta pemadatan tanah yang rendah. Dari sifat-safat fisik tadi pada tanah ini terjadi erosi tipe
longsor. Pada sub titik 2 mempunyai kelerengan yang sama dengan sub titik 1 yaitu 23%.
Namun pada sub titik ini penggunaan lahanya adalah untuk tanaman tahunan. Mempunyai
struktur remah dengan tekstur lempung liat berpasir serta konsistensi lembab basah. Tanah
sub titik ini memiliki permeabilitas yang cepat dan drainase yang baik serta pemadatan tanah
yang tinggi. Dengan sifat-sifat fisik tanah tersebut pada sub titik ini terjadi erosi tipe longsor.
Pada sub titik 3 penggunaan lahanya adalah untuk tanaman daun bawang. Tanah di sub titik
ini memiliki struktur remah dengan tekstur lempung dan konsistensi lembab serta
permeabilitas cepat. Memiliki drainase baik serta pemadatan tanah yang rendah.
Dari ketiga sub titik tadi, sub titik 1 dan sub titik 2 mempunyai memiliki tipe erosi
yang sama yaitu erosi longsor. Hal ini disebabkan karena tanah pada sub titik ini memiliki
teksktur tanh dengan kandungan liat yang rendah, hal ini dapat menyebabkan terjadinya erosi
karena liat sebagai pemantap agregat tanah kurang. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa liat meskipun berukuran halus, namun karena mempunyai muatan, maka
fraksi ini dapat membentuk ikatan. Meyer dan Harmon (1984) menyatakan bahwa tanahtanah bertekstur halus (didominasi liat) umumnya bersifat kohesif dan sulit untuk
dihancurkan. Selain itu tanah dengan struktur granuler dan remah lebih terbuka dan akan
menyerap air lebih cepat. Hal ini seperti yang disebutkan pada literatur bahwa stabilitas
agregat tanah sangat berpengaruh terhadap kemantapan pori tanah. Tanah-tanah yang mudah
terdispersi atau agregatnya tidak stabil menyebabkan pori-porinya tanah juga mudah hancur
atau tertutup/tersumbat oleh liat atau debu (erosi internal), sehingga laju dan kapasitas
16
infiltrasi tanah mengalami penurunan. Sedangkan pada sub titik 3 mempunyai sifat fisik yang
hampir sama sub titik sebelumnya, namun hanya saja pada sub titik ini terjadi erosi tipe
percikan. Hal ini terjadi karena pada permukaan tanah ini hanya ditumbuhi tanaman daun
bawang sehingga mengakibatkan tidak adanya penutup tanah yang dapat menahan air dari
atas.
Dalam hal ini untuk mengurangi bahaya terhadap longsor, pengendalian yang
dilakukan adalah dengan menanam tanaman yang dapat mengikat air dengan/ baik. Seaain itu
juga dengan mengupayakan optimalnya bahan organik yang ada di dalam tanah karena dapat
mengikat partikel-partikel tanah. Hal ini sesuai pada jurnal milik Ai Dariah dkk yang
menyebutkan bahwa bahan organik sangat berperan pada proses pembentukan dan
pengikatan serta penstabilan agregat tanah.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di desa Gubuk Klakah, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang, JawaTimur, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pada horison I memiliki tekstur lempung dengan persentase fraksi debu 30 %, pasir
Pada horison II memiliki tekstur lempung berliat dengan persentase fraksi debu 30%,
pasir 30%,
3.
Pada horizon III memiliki tekstur liat dengan persentase fraksi debu 30% ,pasir 20 %,
dan liat 50 %
Klasifikasi tanah pada lahan tersebut pada horizon pertama masuk dalam Epipedon
merupakan horizon permukaan termasuk dalam klasifikasi Mollik ciri-cirinya adalah:
Warna gelap (value kurang dari 3,kroma kurang dari 3 pada kondisi lembab. Dan
Warna gelap
Horizon ketiga masuk dalam horizon Endopedon termasuk dalam klasifikasi Agrik
denganciri-cirinya:
18
Dan dari hasil pengukuran pH tanah yang dilakukan, hasil yang didapat bahwa pH tanah
pada sub 1, yaitu (tanaman apel) didapatkan pH (4.7 ), dan pada sub titik 2 (tanaman tahunan)
diperoleh dengan pH (4.6), dan pada sub titik 3 (tanaman musiman seperti daun bawang )
didapatkan pH (4.8). Dari semua pH yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa darisemua sub
1,2,dan 3 merupakan tanah asam.
Dengan keadaan sifat kimia tanah yang seperti ini seharusnya tanah harus ditambahkan Ca
dalam proses pengapuran untuk menstabilkan tanah sehingga menjadi normal. Karena tanah
yang terlalu asam tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
19
DAFTAR PUSTAKA
Meyer, L.D., and W.C. Harmon. 1984. Susceptibility of agricultural soils to interill
erosion. Soil Sci. Soc. Am.J. 8:1.152-1.157.
Salibury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, Unsur Hara Makro Esensial. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah, Dr. Ir Kemas Ali Hanfiah. Rajawali Pers. Jakarta
Rukmana, R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
20
Lampiran
1. Hasil Deskripsi Tanah
Gambar Penampang
Horizon
A
(0-14)
Ap1
(14-33)
Ap2
(33-58)
Aw
(58120)
Deskripsi
10YR 3/3; jelas-rata; liat
berdebu; granular, sangat
halus,
cukup;
sangat
gembur, agak lekat, agak
plastis; pori halus sedikit,
pori sedang biasa, pori
kasar banyak; akar sedang
banyak.
10YR 3/3; jelas-rata; liat
berdebu; Gpl. Bersudut,
sangat halus, cukup; sangat
gembur, lekat, agak plastis;
pori halus sedikit, pori
sedang biasa, pori kasar
biasa; akar halus sedikit.
10YR
3/2;
berangsurberombak; lempung berliat ;
Gpl. Bersudut, sangat halus,
kuat; gembur, lekat, agak
plastis; pori halus biasa,
pori sedang biasa, pori
kasar biasa; akar halus
sedikit
10YR
3/4;
baur-rata;
lempung
berliat;
Gpl.
Bersudut, sangat halus,
kuat; gembur, agak lekat,
agak plastis; pori halus
banyak, pori sedang biasa,
pori kasar biasa; akar halus
sedikit
21