Anda di halaman 1dari 13

II.

Arsitektur Klasik
A. Arsitektur Yunani- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
- Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik,
enteleki; struktur:post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan),
gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium (kantor walikota), pantheon (kuil),
stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritualis,
institusi kemasyarakatan
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia
suku-suku tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan
menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti
Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit
itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang
menggunakan batu

Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban


Yunani dahulu

Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal
tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah
dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam
obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan
politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan
Hades (dewa bawah tanah).
Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari
kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang
kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu
berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani)
adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi
langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan hingga kini.

Gambar megaron, Yunani

Gambar Athens Parthenon, Yunani

Gambar denah megaron dan Athens Parthenon

Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar tempat
masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai
dewan) gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather.
Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan
penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur
horizontal. Stoa(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan
sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri

seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom
tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian
dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order.

Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel

Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani

Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan


perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata
keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan
interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara
mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf yang
terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.

Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani

Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan,


suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani,
sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:
- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan
arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan
kesempurnaan manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal
(kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang
sempurna

Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap
pertimbangan desainnya

Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk
memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini
menunjukan hebatnya rasio peradaban ini

Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani
lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan
secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.
B. Arsitektur Romawi
- Budaya: imperium, etruska, nasionalis
- Nilai: helenisme
- Preseden: arsitektur yunani

- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carre, Prancis


- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; tipologi:
rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion, theater,
sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium(pemandian air
hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat);
struktur: arch,vault, dome; material: batu bata
- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan
menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh
Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan
semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi
imperium (negara multimasional), etruska (negara multietnis), dan membina masyarakatnya
berjiwa nasionalis dan patriotik.
Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya,
kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan bentang
yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki kepercayaan resmi pagan
politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan
nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi
Pluto, meski kedepannya berubah menjadi Kristen iman Paulus.
Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi disebarluaskan dengan meluasnya daerah
imperium dan dari pristiwa itulah nilai-nilai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai
klasik Romawi tersebar di semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang
Arab dan Persia, membentuk sebuah budaya metropolis, adikuasa, serta mutahir dalam segi
teknologi.
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu
saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsifungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.

Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in
Rom, menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain
tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan
teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi
berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah
lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis
pemandian),apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air
hangat), calidarium (pemandian air hangat).

Gambar Rome Pantheon, Italia

Gambar Maison Carre, Prancis

Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah
parthenon Yunani
Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam
budayanya bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi
masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi
mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru

berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai
dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan
diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena
arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan
batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).

Gambar Caracalla Bath, Romawi

Gambar Priene Bouleuterion, Italia

Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)

Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru


berupa arch (lengkungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya
anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek.
Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio, seorang
insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas teori
arsitektur secara lengkap termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek
ini kedepannya menjadi definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas
(kegunaan), dan firmitas (kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan
keprofesian arsitektur seperti saat ini.

Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture

Anda mungkin juga menyukai