NAMA
NIM
: 122310101014
21
PERSETUJUAN
Situbondo, ..
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
( .......... )
( ............. )
Kepala Ruangan ,
( )
22
: teratai
Dx. Medis
No. Reg.
: An. M
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. A g a m a
: Islam
5. Pendidikan
6. Alamat
: Curah Jeru RT 2 RW 5
7. Tgl masuk
8. Tgl pengkajian
: 14 April 2015
9. Diagnosa medik
: pemberian Oksigen
23
: Bpk. R
b. U s i a
: 48 tahun
c. Pendidikan
: SMP
d. Pekerjaan
: tukang becak
e. A g a m a
: Islam
f. Alamat
: Curah Jeru RT 2 RW 5
2. Ibu
a. N a m a
: Ny. S
b. U s i a
: 40 tahun
c. Pendidikan
: SD
d. Pekerjaan
e. Agama
: Islam
f. Alamat
: Curah Jeru RT 2 RW 5
N AM A
Nn. M
USIA
HUBUNGAN
24
Kakak kandung
STATUS
KESEHATAN
Sehat
tahun
II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama:
Pusing, panas 10 hari, batuk, sesak nafas, nyeri dada, sakit perut, dan
mual.
Riwayat Keluhan Utama:
Keluarga pasien mengatakan pasien sesak ketika sedang bermain dan
akhirnya di bawa ke rumah sakit
Keluhan Pada Saat Pengkajian :
24
Pasien mengeluhkan pusing, panas 10 hari, batuk, sesak nafas, nyeri dada,
sakit perut, dan mual..
o Klien pernah mengalami penyakit : Influenza
pada umur 2 tahun dan 3 tahun. keluarga mengatakan anak M sering
terkena influenza. Keluarga mengatakan hanya membiarkan saja jika
anak M batuk pilek, jika disertai panas keluarga membeli obat di
warung.
o Riwayat kecelakaan : tidak ada
o Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter
dan menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : tidak ada
o Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya :
a) Anak M bisa berjalan kurang lebih saat umur 1 tahun, hal ini sama
dengan saudara kandungnya
b) Anak M bisa merangkai kata-kata menjadi kalimat saat berumur 1
tahun 5 bulan, hal ini sama dengan saudara kandungnya.
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
NY. S
Bpk. R
Anak .M
25
Ket :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
: klien
V. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 25 kg (sebelum MRS BB 29 kg)
2. Tinggi badan : 120 cm
Kesimpulan :
Klien terlihat kurus dengan hasil pengukuran IMT BB/TB2=
29/1202 = 17,36
<18 = Kurus
B.
: 4 bulan
2. Duduk
: 8 bulan
3. Merangkak : 9 bulan
4. Berdiri
: 11 tahun
5. Berjalan
: 1 tahun
26
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
0-2 bulan
Jenis Nutrisi
ASI
Lama Pemberian
2 bulan
5 bulan
2-6 tahun
4 tahun
27
Sebelum Sakit
Baik
Saat Sakit
Menurun
2. Frekuensi
3x sehari
2x sehari
3. Jumlah
4. Jenis makanan
Lauk variatif
Sesuai dengan diit RS
Catatan : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak enak makan
dikarenakan mual. Ada penurunan BB dari 29 kg menjadi 25 kg.
Berdasarkan perhitungan IMT, klien tergolong kurus dengan hasil 17,36
(<18)
B. Cairan
28
Kondisi
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
Sebelum Sakit
Air putih
Saat Sakit
Air putih
Kira-kira8gelas sehari
3. Cara pemenuhan
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
1. Tempat pembuangan
Sebelum Sakit
Toilet
Saat Sakit
Pampers
3. Konsistensi
1 hari sekali
2 hari sekali
4. Kesulitan
Normal
5. Obat pencahar
Tidak ada
Konstipasi
2. Frekuensi (waktu)
Tidak pernah
Belum diberikan
Catatan : Keluarga pasien mengatakan pasien menangis saat akan buang
air besar dikarenakan sakit, keluarga pasien mengatakan feses kecil dan
keras
D. Istirahat tidur
Kondisi
1. Jam tidur
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Siang
3 jam
5 jam
Malam
9 jam
13 jam
Normal
2. Pola tidur
Nonton tv
4. Kesulitan tidur
kerumah
Kuantitas
Tidak ada
tidur
Sebelum Sakit
Saat Sakit
29
Tidak ada
Tidak ada
Sebelum Sakit
Saat Sakit
2 kali sehari
2 hari sekali
Waslap, baskom b
- Alat mandi
hangat.
3 hari sekali
2. Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
1 minggu sekali
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
2 kali sehari
4. Gosok gigi
Tidak pernah
- Frekuensi
- Cara
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal harian
Sebelum Sakit
Bermain
Saat Sakit
Bed rest
Tidak ada
Pengaturan
Tidak ada
Tiak ada
hanya berbaring di t
30
tidur
Catatan :Keluarga pasien mengatakan pasien sangat lemah. Klien tidak
dapat duduk tanpa bantuan orang lain. Berjalan ke kamar mandi tidak bisa,
sehingga menggunakan pampers
H. Rekreasi
Kondisi
1. Perasaan saat sekolah
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Biasa saja, kadang anak juga Ingin pulang dan sekol
2. Waktu luang
malas berekolah
Senang
Menangis kesakitan
: Lemah
: apatis
: 130/70 mmHg
b. Denyut nadi
: 80 x / menit
c. Suhu
: 38,5o C
d. Pernapasan
: 28 x/ menit
4. Berat Badan
: 20 kg
a. Warna rambut
: kemerahan
b. Penyebaran
: distribusi merata
c. Mudah rontok
: tidak
31
d. Kebersihan rambut
: rambut kotor
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada
: tidak ada
: halus
: lonjong
c. Gerakan abnormal
: tidak ada
: tidak ada
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra
: tidak edema
tidak radang
b. Sclera
: normal
c. Conjungtiva
: Normal
d. Pupil
: - Isokor
- Myosis
- Refleks pupil terhadap cahaya : mengecil
ketika di beri cahaya
e. Posisi mata :
Simetris / tidak
: simetris
: simetris
: simetris
: terdistribusi normal
Palpasi
Tekanan bola mata
32
a. Posisi hidung
: simetris
b. Bentuk hidung
: normal
: tidak ada
Data lain
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga
: normal
: normal
: tidak ada
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
-
Keadaan gigi
: tidak ada
: tidak ada
b. Gusi
Merah / radang / tidak
: tidak radang
c. Lidah
Kotor / tidak
: kotor.
d. Bibir
-
: pucat
: berbau
Kemampuan bicara
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa
: merah
33
b. Nyeri tekan
: .tidak ada
c. Nyeri menelan
: tidak
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid
: tidak membesar
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Tidak teraba
b. Kaku kuduk / tidak
c. Kelenjar limfe
: kaku kuduk
: simetris
dada
Sonor
mengembang
simeteris
d. Tipe pernapasan : tidak normal
Palpasi
a. Vokal fremitus
: teraba
Auskultasi
a. Suara nafas
: Bronchovesikuler
b. Suara tambahan
: Ronchi
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
(karena
yng
: Teraba
Perkusi
Pembesaran jantung
: tidak ada
Auskultasi
34
a. BJ I
: tunggal
b. BJ II
: tunggal
c. BJ III
: tidak terdengar
: tidak ada
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit
: tidak
b. Nyeri tekan
: tidak ada
Auskultasi
Peristaltik
: 4x/ menit
Perkusi
a. Tympani
: iya
b. Redup
: tidak ada
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
-
: simetris
Pergerakan abnormal
: tidak ada
: melemah
: melemah
Koordinasi gerak
: melemah
b. Sensori
-
Nyeri
: berlebihan
Rangsang suhu
: berlebihan
35
Ekstremitas bawah
a. Motorik
-
Gaya berjalan
: melemah
: melemah
b. Sensori
-
Nyeri
: Normal
Rangsang suhu
: normal
Rasa raba
: Normal
Konstriksi pupil
: tidak simetris
d. Nervus V (Trigeminus)
-
Sensibilitas / sensori
: berlebihan
Gerakan mimik
: meringis kesakitan
pasien
mengatakan
36
Refleks menelan
Suara
: normal
h. Nervus XI (Assesorius)
-
Mengangkat bahu
: normal
b. Kernig Sign
: Tidak terkaji
c. Refleks Brudzinski
: Tidak terkaji
d. Refleks Lasegu
: Tidak terkaji
WBC :
9,9
10^3/uL
2.
3.
FLT
: 468 x
10^3/uL
4.
PDW : 14,9
5.
PCT
0,402%
= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG
Pada CT scan dada menunjukkan multipel abses/infiltrat
XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
37
38
NIM.122310101014
ANALISA DATA
N
O
1.
DATA PENUNJANG
SUBYEKTIF:
1. Pasien mengeluhkan dadanya
sakit
2. Keluarga pasien mengatakan
anak M masih sesak nafas
ETIOLOGI
MASALAH
Pola nafas
efektif
Fibrosus
pelebaran
tidak
dan
Atelektasis
OBYEKTIF:
1. Retraksi ICS (+)
2. Cuping hidung (+)
3. RR = 28x/menit
Gg. Difusi
Pola nafas
efektif
2.
SUBJEKTIF:
1. Pasien mengeluhkan nyeri
pada kepala, dada dan perut
dengan skala 6
OBJEKTIF:
1. Pasien menangis kesakitan
2. TD 130/70 mmHg
3. RR : 28x/mnt
4. Pasien terlihat memegangi
tidak
Virus
Nyeri akut
Menyerang
Bronchiolus
Paru-paru terinfeksi
39
Nyeri akut
3.
SUBJEKTIF:
1. Keluarga pasien mengatakan
pasien panas sejak 10 hari lalu
Objektif:
1. Suhu klien 38,5 derajat Celcius
Hipertermi
Stimulasi
hipotalamus
Respon menggigil
Reaksi peningkatan
suhu tubuh
Hipertermi
4.
SUBJEKTIF:
1. Keluarga pasien mengatakan
pasien sangat lemah. Klien
tidak dapat duduk tanpa
bantuan orang lain. Berjalan ke
kamar mandi juga tidak bisa
Atelektasis
Intoleransi
aktivitas
Gg. Difus
Supalai ke jaringan
menurun
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
5.
SUBJEKTIF:
1. Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak enak makan karena
mual
Fibrosus dan
pelebaran
40
Objektif:
1. Ada penurunan BB menjadi 25
kg (sebelum MRS BB 29 kg)
2. Pasien terlihat kurus dengan
hasil pengukuran IMT BB/TB2
= 29/120 = 17,36
(kurang dari 18)
atelektasis
Gg. Difusi
Suplai O2 menurun
Intoleransi aktivitas
Metaboisme
meningkat
Kompensasi:
cadangan lemak
dipergunakan akan
tubuh
6.
SUBJEKTIF:
1. Keluarga pasien mengatakan
pasien menangis saat akan
buang air besar dikarenakan
sakit
2. Keluarga pasien mengatakan
feses kecil dan keras
Objektif:
1. Bising usus 4x/menit
Perubahan
eliminasi
pola
Metaboisme
meningkat
Kompensasi:
cadangan lemak
dipergunakan akan
tubuh
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kontraksi
menurun
7.
SUBJEKTIF:
1. Keluarga pasien mengatakan
sangat cemas dengan keadaan
anaknya dan sangat sedih
melihat anak M yang sudah
lebih dari 1 minggu dirawat
otot
Ansietas
Akumulasi sekret
41
8.
Gg. ventilasi
Meningkatnya frek,
nafas
Merangsang RAS
ancaman kehidupan
ansietas
Gangguan
tidur
pola
Akumulasi sekret
Gg. ventilasi
Meningkatnya frek,
nafas
Merangsang RAS
sulit tidur
Gg. Pola tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N0
1
TANGGAL
14 April 2015
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan penurunan
complience paru yang ditandai
dengan
keluarga
pasien
mengatakan bahwa anak M masih
sesak nafas dan penngunaan otot
bantu pernafasan
2. Nyeri akut berhubungan dengan
PARAF
42
3.
4.
5.
6.
7.
8.
44
Intervensi Keperawatan
N
o
1
Diagnosa
keperawata
n
Pola
nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
penurunan
complience
paru
yang
ditandai
dengan
keluarga
pasien
mengatakan
bahwa anak
M
masih
sesak nafas
dan
penngunaan
otot
bantu
pernafasan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervensi
NOC
NIC
Respiratory status 1. Kaji frekuensi,
kedalaman
: Ventilation
pernafasan dan
Respiratory status
ekspansi dada
: Airway patency
Vital sign Status
2. Monitor vital sign
Rasional
1.
2.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
klien menunjukkan 3. Observasi adanya
tanda tanda
3.
keefektifan pola
hipoventilasi
nafas, dibuktikan
dengan kriteria
4. Posisikan klien semi 4.
hasil:
fowler
1. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (klien tidak 5. Monitor adanya
kecemasan pasien
5.
merasa tercekik,
PARAF
Tanda
mekanisme tubuh untuk
memenuhi
sebanyakbanyaknya
kebutuhan
O2 dalam tubuh
Mengeta
hui
keadaan/perkembangan
klien dan sebagai acuan
untuk
intervensi
selanjutnya
Mencega
h
adanya
asidosis
respiratorik
Mengem
bangkan
paru-paru
sehingga kebutuhan O2
menurun
Hormone
45
irama
nafas,
terhadap oksigenasi
kortisol bekerja secara
frekuensi
aktif sehingga bronkus
pernafasan dalam 6. Ajarkan batuk
mengalami vasokontriksi
rentang
normal,
efektif pada klien
6.
Secret
tidak ada suara
dan keluarga klien
menjadi keluar sehingga
nafas abnormal)
7. Pemberian terapi
saluran
pernafasan
2. Tanda Tanda vital
O2 sesuai indikasi
menjadi lancar
dalam
rentang
dokter
7.
Terapi O2
normal (tekanan
membantu
memenuhi
darah,
nadi,
kebutuhan O2 dalam
pernafasan)
tubuh sehingga beban
3. Tidak
kerja
paru-paru
dan
mengggunakan
jantung tedak berat
otot
bantu
pernafasan
Nyeri akut
NOC
NIC
1. Lakukan
berhubungan
Pain
1.
Membant
pengkajian
nyeri
dengan
u
menentukan
Level
secara
inflamasi
penegakan
diagnosa
pain
komprehensif
parenkim
medis
dan
untuk
control
termasuk
lokasi,
paru yang
intervensi selanjutnya
comfort
karakteristik,
ditandai
level
durasi,
frekuensi,
dengan
Setelah
dilakukan
kualitas dan faktor
pasien
tindakan
46
mengeluhkan
nyeri pada
kepala dan
dada
keperawatan
selama 2x24 jam,
klien
tidak
mengalami
nyeri
yang
dibuktikan
dengan
kriteria
hasil:
1. Mampu
mengontrol nyeri
(tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
presipitasi
2. Observasi
reaksi 2.
Reaksi
nonverbal
dari
nonverbal menjadi data
ketidaknyamanan
objektif
apa
yang
3. Kontrol lingkungan
dirasakan klien terhadap
yang
dapat
sakitnya
mempengaruhi
3.
Lingkung
nyeri seperti suhu
an yang nyaman dan
ruangan,
tenang
akan
pencahayaan dan
menurunkan
tingkat
kebisingan
kecemasan
yaitu
4. Kurangi
faktor
hormon kortisol akan
presipitasi nyeri
menurun
sehingga
5. Ajarkan
kepada
ambang nyeri juga akan
klien
tentang
menurun
teknik
non
4.
Menurun
farmakologi: teknik
kan
komplikasi
yang
nafas
dalamdan
akan terjadi
kompres hangat
5.
Teknik
nafas
dalam
akan
menurunkan
tingkat
kecemasan
klien
6. Monitor vital sign
(kebutuhan
O2
terpenuhi),
kompres
47
nyeri
hangat memvasodilatasi
3. Mampu
pembuluh
darah
mengenali nyeri
sehingga
menurunkan
(skala,
asam laktat yang dapat
intensitas,
menyebabkan
frekuensi
dan
pernafasan anaerob dan
tanda nyeri)
menurunkan
ambang
4. Menyatakan rasa
nyeri
nyaman setelah
6.
Nyeri
nyeri berkurang
akan
mempengaruhi
5. Tanda
vital
pernafasan dan nadi
dalam
rentang
klien meningkat karena
normal
mengalami kecemasan
6. Tidak mengalami
dan ketegangan
gangguan tidur
7. Tidak cemas
Hipertermi
NOC
NIC
berhubungan Thermoregulasi
1. Aktivitas yang dilakukan
1 Monitor dan observasi
dengan
klien
akan
vital sign setiap 4 jam
proses infeksi Setelah dilakukan
mempengaruhi
kerja
sekali
yang ditandai tindakan
metabolisme
dalam
dengan
tubuh
sehingga
keperawatan
keluarga
perubahan suhu menjadi
selama 2x24 jam
pasien
labil
klien menunjukkan
2 Anjurkan
klien
48
mengatakan
pasien panas
dari semalam
dan
suhu
tubuh
38,5
derajat
celcius
sehingga
metabolisme
dalam tuhub menjadi
meningkat
5. Air
yang
dikonsumsi
dapat
membantu
memenuhi
kecukupan
cairan
dalam
tubuh,
cairan
darah
dalam
tubuh tidak mengental,
kerja jantung dan ginjal
Kolaborasi pemberian
tidak berat, sehingga
antipiretik dan antibiotic
menurunkan risiko syok
hipovolemik
(menggantikan
cairan
yang
hilang
dalam
tubuh: keringat, feses,
urine, pernafasan)
6. Menurunkan
kerja
prostaglandin
yang
dapat
mempengaruhi
kerja
termostat
hipotalamus
karena
hipotalamus membaca
bahwa suhu tubuh ada
50
Intoleransi
NOC
aktivitas
Self Care : ADLs
berhubungan Toleransi
dengan
aktivitas
ketidak
seimbangan
Setelah dilakukan
antara suplai tindakan
oksigen dan keperawatan
kebutuhan
selama 3X24 jam
yang ditandai klien
bertoleransi
dengan
terhadap aktivitas
pasien
dengan
kriteria
nampak
hasil:
lemah
dan 1. Berpartisipasi
keluarga
dalam aktivitas
pasien
fisik tanpa
mengatakan
disertai
pasien
peningkatan
sangat lemah
tekanan darah,
dan
duduk
nadi dan RR
saja
tidak 2. Mampu
bisa
melakukan
NIC
Mengetahui
1. Observasi
adanya 1.
kemampuan klien dalam
pembatasan
klien
melakukan aktivitas dan
dalam
melakukan
hambatan yang dialami
aktivitas
2.
Perubahan
2. Monitor vital sign
tanda-tanda vital yang
drastis merupakan tanda
adanya
gangguan
3. Kaji adanya faktor
metabolisme
yang menyebabkan
3.
Mengatahui
kelelahan
penyebab
kelelahan
yang dialami oleh klien
4. Monitor nutrisi dan
4.
Pemberian
sumber energi yang
nutrisi yang adekuat
adekuat
dapat
meningkatkan
5. Monitor
adanya
energi
kelelahan fisik dan
emosi
secara 5.
Mengetahui
berlebihan
pada
perubahan emosi dan
klien
kemampuan klien untuk
6. Monitor
respon
beraktivitas
kardivaskuler
51
aktivitas sehari
hari (ADLs)
secara mandiri
3. Keseimbangan
aktivitas dan
istirahat
terhadap aktivitas 6.
Mengetahui
(takikardi, disritmia,
adanya
perubahan
sesak
nafas,
sistem kardiovaskuler
diaporesis,
pucat,
perubahan
hemodinamik)
7. Monitor pola tidur
dan
lamanya 7.
Pola tidur yang
tidur/istirahat klien
baik dan cukup dapat
mempengaruhi
sistem
8. Bantu
untuk
metabolisme tubuh klien
memilih
aktivitas 8.
Memfasilitasi
konsisten
yang
klien untuk menentukan
sesuai
dengan
kemampuan yang ada
kemampuan
fisik,
dalam diri klien
psikologi dan sosial
9. Bantu klien untuk
Memudahkan
membuat
jadwal 9.
klien untuk memenuhi
latihan
diwaktu
kebutuhan sehari-hari
luang
10.
Dukungan
10.
Sediakan
positif
akan
penguatan
positif
meningkatkan semnagat
bagi
yang
aktif
dan psikologis klien
beraktivitas
11.
Motivasi
diri
52
11. Bantu
klien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
dan penguatan
mempengaruhi
psikologis klien
dapat
53
Implementasi
No.
1.
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
14 April 2015
Implementasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
14 April 2015
1.
2.
3.
4.
Paraf
Mengkaji
frekuensi,
kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
Memonitor vital sign
Mengobservasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
Mempoosisikan klien semi
fowler
Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Mengajarkan batuk Efektif
pada klien dan keluarga klien
Memberikan terapi O2 sesuai
indikasi dokter
Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Mengobservasi
reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan
Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Mengurangu faktor presipitasi
nyeri
54
5.
6.
3.
4.
15 April 2015
15 April 2015
Hipertermi
berhubungan
dengan proses infeksi yang
ditandai dengan keluarga
pasien mengatakan pasien
panas dari semalam dan
suhu tubuh 38,5 derajat
celcius
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidak
seimbangan antara suplai
oksigen dan kebutuhan yang
ditandai dengan pasien
nampak lemah dan keluarga
pasien mengatakan pasien
sangat lemah dan duduk saja
tidak bisa
3.
4.
5.
6.
55
penguatan
56
Catatan perkembangan
Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan complience paru
Subyektif
Obyektif
Analisa
Planing
Masalah pola nafas 1.
tidak efektif belum Memonitor vital sign
2.
teratasi
1.
Mengobservasi
adanya
tanda
tanda 2.
3.
hipoventilasi
3.
4.
Mempoosisikan
klien
semi fowler
4.
Memonitor
adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
5.
Mengajarkan
batuk
Efektif pada klien
dan keluarga klien
6.
Memberikan terapi O2
sesuai
indikasi
dokter
Intervensi
Memonitor TTV tiap 8 jam sekali
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
Memberikan terapi O2 2l/menit
Memposisikan semifowler
Memonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Evaluasi
S : keluarga pasien
mengatakan
pasien sudah
jarang sesak lagi
tetapi ia tidak
nyaman dengan
selang oksigen
yang ada di
hidungnya
O:
- pasien tampak
tenang,
- tidak terdapat
penggunaan otot
bantu pernafasan
- RR= 26 x/menit
- S=380C
- TD= 110/80
mmHg
A : masalah pola
57
Pasien
mengatakan
masih sesak jika
tidak
posisi
setengah duduk
RR=26x/menit
58
belum teratasi
P : Intervensi
monitorTTV tiap
8 jam dan
memposisikan
semifowler
dilanjutkan
Keluarga
pasien
mengatakan sesaknya
masih ada tetapi
hilang timbul
Penggunaan
otot
bantu pernafasan (-)
RR : 26x/menit
Cuping hidung (-)
1. Memonitor
TTV 1. Memonitor TTV tiap 8 jam
tiap 8 jam sekali
TD=120/80 mmHg
2. Memposisikan
RR= 24x/menit
semifowler
S=38,10C
S : keluarga pasien
mengatakan
sesaknya sudah
jarang dan
berkurang dari
hari ke hari
O:
- tidak ada
penggunaan otot
bantu pernafasan
- TD=120/80 mmHg
- S=38,10C
- RR= 24x/menit
A : masalah pola
nafas tidak efektif
belum teratasi
59
P : intervensi monitor
TTV tiap 8 jam
sekali dan
memposisikan
semifowler
dilanjutkan
60
Obyektif
Analisa
Masalah nyeri akut1.
belum teratasi
2.
3.
4.
5.
6.
Planning
Intervensi
Evaluasi
S : keluarga pasien
mengatakan
bahwa pasien
masih rewel dan
memegangi
perutnya
O:
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
- Pasien sesekali
memegangi
perutnya
- Skala nyeri
berkurang dari 6
menjadi 5
A : Masalah nyeri
akut belum
61
teratasi
P : Intervensi
monitor TTV tiap
8 jam dan terapi
kompres hangat
dilanjutkan
Keluarga
pasien1.
mengatakan bahwa
pasien
sesekali2.
memegangi
perut3.
4.
dan mengeluh pusing
S : keluarga pasien
mengatakan
bahwa pasien
masih rewel dan
memegangi
perutnya
O:
- TD= 120/80
mmHg
S= 38,30C
RR= 26x/menit
- Skala nyeri
berkurang dari 5
menjadi 4
A : Nyeri akut
belum teratasi
P : intervensi
62
Keluarga
pasien
mengatakan bahwa
pasien
sesekali
memegangi perut
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Menggunakan
terapi
non
farmakologi : kompres
hangat
2.
monitor TTV
tiap 8 jam dan
pemberian
kompres hangat
dilanjutkan
Me
S : Keluarga pasien
monitor TTV tiap 8
mengatakan
jam
pasien masih
TD=120/80 mmHg
rewel tetapi
0
S=38,1 C
tidak begitu
RR= 24x/menit
sering
Men O :
ggunakan terapi non
- TD=120/80
farmakologi : kompres
mmHg
hangat
- S=38,10C
Skala nyeri berkurang - RR= 24x/menit
dari 4 menjadi 3
Skala nyeri
berkurang dari 4
menjadi 3
A : Masalah nyeri
akut belum
teratasi
P : Intervensi
memonitor TTV
63
64
Obyektif
0
S: 38,5 C
Analisa
Planning
Memonito 1.
Masalah hipertermi 1.
r
dan
observasi
vital
belum teratasi
2.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
Memonitor dan observasi
tanda-tanda vital
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
Menganjurkan klien untuk
minum 8 gelas per hari
Keluarga pasien mencoba
memberi minum kepada
pasien
Memberikan injeksi
ceftriaxone 1 mg
Evaluasi
S : keluarga pasien
mengatakan
pasien
mengatakan
pasien panas
sejak 10 hari
yang lalu
O:
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
A : masalah
hipertermi
belum teratasi
P : Intervensi
memonitor TTV
tiap 8 jam per
hari dan injeksi
cetriaxone 1 mg
65
dilanjutkan
Keluarga
pasien
mengatakan panasnya
masih tidak turunturun
1. TD:
110/80
mmHg
2. S : 38,30C
3. RR : 26x/menit
Masalah hipertermi
belum teratasi
1.
S : keluarga pasien
mengatakan
panasnya masih
tidak turun-turun
O:
TD=120/80 mmHg
S = 38,30C
RR=26x/menit
A : masalah
hipertermi
belum teratasi
P : Intervensi
memonitor TTV
tiap 8 jam per
hari dan injeksi
cetriaxone 1 mg
dilanjutkan
66
Keluarga pasien
mengatakan
panasnya hilang
timbul dalam waktu
sehari
TD=120/80 mmHg
S = 38,30C
RR=26x/menit
Masalah hipertermi 1.
M
belum teratasi
emonitor TTV tiap 8
jam sekali
2.
In
jeksi antibiotik :
ceftriaxone 1 mg
S : keluarga pasien
mengatakan
pasien panasnya
hilang timbul
dalam waktu
sehari
O:
TD=120/80 mmHg
S = 38,30C
RR=26x/menit
A : masalah
hipertermi
belum teratasi
P : Intervensi
memonitor TTV
tiap 8 jam per
hari dan injeksi
cetriaxone 1 mg
dilanjutkan
67
Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
Subyektif
1
Keluarga pasien
mengatakan pasien
sangat lemah. Klien
tidak dapat duduk
tanpa bantuan
orang lain. Berjalan
ke kamar mandi
juga tidak bisa
Jika di suruh
bangun tetap
memejamkan mata
dan meringis
kesakitan
Obyektif
Keadaan umum lemah
dan tampak meringis
kesakitan
Analisa
Masalah intoleransi
aktivitas belum
teratasi
Planning
Intervensi
1. Mengobservasi
adanya pembatasan
klien
dalam
melakukan aktivitas
2. Memonitor vital sign
3. Mengkaji
adanya
faktor
yang
menyebabkan
kelelahan
4. Memonitor
nutrisi
dan sumber energi
yang adekuat
5. Memonitor adanya
kelelahan fisik dan
emosi
secara
berlebihan pada klien
6. Memonitor
respon
kardivaskuler
terhadap
aktivitas
(takikardi, disritmia,
sesak
nafas,
diaporesis,
pucat,
perubahan
hemodinamik)
7. Memonitor pola tidur
1. Mengobservasi
adanya pembatasan
klien dalam
melakukan aktivitas
Pasien tidak mampu
melakukan aktivitas
seperti sebelum sakit
dan hanya tidur di
kasur saja
2. Memonitor vital
sign
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
Evaluasi
S : keluarga pasien
mengatakan pasien
tidak dapat duduk
dan tidak dapat ke
kamar mandi
O:
- Keadaan umum
lemah
TD=110/80 mmHg
S = 380C
RR=26x/menit
A : Masalah
intoleransi
3. Memonitor pola
aktivitas belum
tidur dan lamanya
teratasi
tidur/istirahat klien
P : intervensi
Pola tidur pasien
terganggu dan
memonitor vital
menjadi tidak teratur
sign dan
kurang lebih 6 jam
memonitor pola
4. Menyediakan
tidur dilanjutkan
penguatan positif
bagi yang aktif
68
8.
9.
10.
11.
Keluarga pasien
mengatakan bahwa
pasien tidak dapat
beraktivitas dan di
tempat tidur saja
Masalah intoleransi
aktivitas belum
teratasi
dan
lamanya
tidur/istirahat klien
Membantu
untuk
memilih
aktivitas
konsisten yang sesuai
dengan kemampuan
fisik, psikologi dan
sosial
Membantu
klien
untuk
membuat
jadwal
latihan
diwaktu luang
Menyediakan
penguatan
positif
bagi
yang
aktif
beraktivitas
Membantu
klien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
beraktivitas
Memberikan
dukungan dan
perubahan positif
yang dialami oleh
pasien
S : Keluarga pasien
mengatakan
bahwa pasien tidak
dapat beraktivitas
dan di tempat tidur
saja
69
kebiasaan tidur
Lama waktu tidur
pasien 6 jam
Keluarga pasien
mengatakan bahwa
pasien sering
terbangun dan terkejut
ketika tidur. Sampai
sekarang juga tidak
dapat turun dari kasur
Masalah intoleransi
aktivitas belum
teratasi
O:
- keadaan umum
lemah
- TD=120/80 mmHg
- S = 38,30C
- RR=26x/menit
A : masalah
intoleransi
aktivitas belum
teratasi
P : Intervensi monitor
vital sign dan
monitor pola dan
kebiasaan tidur
dilanjutkan
Monitor vital sign
S : keluarga pasien
T mengatakan pasien
D=120/80 mmHg masih mudah
S terbangun dari tidur
0
dan belum bisa
= 38,3 C
R beraktivitas seperti
biasa
R=26x/menit
Monitor pola dan
O:
70
kebiasaan tidur
Keluarga pasien
mengatakan pasien
masih mudah
terbangun dan
belum bisa
beraktivitas seperti
biasanya
K
eadaan umum
lemah
T
D=120/80 mmHg
S
0
= 38,3 C
R
R=26x/menit
A : masalah intoleransi
ativitas belum
teratasi
P : Intervensi monitor
vital sign dan
monitor pola dan
kebiasaan tidur
dilanjutkan
71