BAB V
PEMBAHASAN
52
Penelitian ini adalah penelitian dasar, yaitu merupakan penelitian yang dilakukan
untuk pertama kalinya sehingga tidak terdapat perbandingan dari hasil penelitian
sebelumnya.
Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil penelitian terhadap keberadaan Clostridium
tetani pada feses sapi, dari 15 sampel didapatkan 10 hasil positif keberadaan
Clostridium tetani pada pewarnaan Gram dari Cooked Meat Medium dan 13 hasil
positif dengan menggunakan pewarnaan Schaeffer Fulton dari Cooked Meat Medium.
Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil penelitian terhadap keberadaan Clostridium
tetani pada feses kuda, dari 15 sampel didapatkan 14 hasil positif keberadaan
Clostridium tetani pada pewarnaan Gram dari Cooked Meat Medium dan 15 hasil
positif dengan menggunakan pewarnaan Schaeffer Fulton dari Cooked Meat Medium.
Menurut peneliti, hasil positif dari penelitian ini menunjukkan adanya
keberadaan Clostridium tetani secara pasti dan hasil negatif belum tentu
menunjukkan tidak adanya bakteri tersebut. Hasil negatif bisa saja diperoleh karena
bakteri Clostridium tetani tidak tumbuh subur pada media yang dipakai atau bakteri
tersebut mati pada saat proses pembiakan.
Pada gambaran mikroskopis, bakteri ini tidak harus dijumpai dalam jumlah
banyak, karena satu saja keberadaan bakteri ini sudah dapat menginfeksikan penyakit
tetanus pada seseorang melalui luka bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pada tabel 4.3 menunjukkan perbandingan keberadaan Clostridium tetani pada
feses sapi dengan kuda, dari data tersebut diketahui bahwa persentase keberadaan
Clostridium tetani pada feses sapi lebih rendah dibandingkan persentase keberadaan
53
Clostridium tetani pada feses kuda. Hal ini menunjukkan bahwa feses kuda lebih
rentan dalam menginfeksikan kuman tetanus.
Pada tabel 4.4 menunjukkan sangkaan jenis bakteri batang anaerob pada feses
sapi, dari 30 sampel feses yang terdiri dari 15 sampel dari pewarnaan metode Gram
dan 15 dari pewarnaan metode Schaeffer Fulton didapatkan 23 sampel mengandung
Clostridium tetani, 22 sampel mengandung Clostridium perfringens, dan 11 sampel
mengandung Clostridium difficile.
Pada tabel 4.5 menunjukkan sangkaan jenis bakteri batang anaerob pada feses
kuda, dari 30 sampel feses yang terdiri dari 15 sampel dari pewarnaan metode Gram
dan 15 dari pewarnaan metode Schaeffer Fulton didapatkan 29 sampel mengandung
Clostridium tetani, 23 sampel mengandung Clostridium perfringens, dan 9 sampel
mengandung Clostridium difficile.
Pada penelitian, bahwa selain Clostridium tetani terdapat juga bakteri anaerob
lain yaitu, Clostridium perfringens dan Clostridium difficile yang merupakan bakteri
batang gram positif. Ketiga bakteri ini dapat dibedakan melalui morfologinya yaitu
Clostridium tetani berbentuk batang langsing yang mempunyai spora di bagian ujung
sel vegetatif yang berbentuk bulat mirip seperti pemukul genderang, sedangkan pada
Clostridium difficile spora terletak di tengah atau di subterminal sel vegetatif dan
pada Clostridium perfringens batangnya berukuran besar atau gemuk dan sporanya
tidak terlihat atau jarang terlihat pada biakan atau selama infeksi, tapi terbentuk di
habitat alam. (Muliawan,2009)
54
Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil perbandingan terhadap sangkaan jenis bakteri
anaerob pada feses sapi dan kuda tersebut adalah bahwa baik pada feses sapi maupun
feses kuda persentase keberadaan Clostridium tetani lebih tinggi dibandingkan
dengan persentase keberadaan Clostridium perfringens dan Clostridium difficile.
Pada hasil penelitian ini keberadaan bakteri Clostridium tetani, Clostridium
perfringens dan Clostridium difficile merupakan sangkaan. Oleh karena cara
identifikasi penentuan memerlukan uji reaksi lain.
Pada penelitian ini penetapan Clostridium tetani,Clostridium perfringens dan
Clostridium difficile didapat melalui penemuan bakteri pada biakan anaerob,
morfologi, mikroskopis seperti yang dijelaskan terdahulu.