PENDAHULUAN
Page 1
I. IDENTITAS
Data
Pasien
Ayah
Ibu
Nama
An. N
Tn. D
Ny. S
Umur
4 tahun
45
40
Jenis Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Alamat
Agama
Islam
Islam
Islam
Pendidikan
SMA
SMA
Pekerjaan
Wiraswasta
IRT
Keterangan
Tanggal Masuk RS
15 April 2015
II. ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis dengan pasien dan orang tua pasien dilakukan pada tanggal 16 April
2015 pukul 10.00 WIB di Bangsal Melati dan didukung catatan medis.
a. Keluhan Utama
:
b. Keluhan Tambahan
:
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Page 2
Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan
demam sejak 1 minggu SMRS. Demam dirasakan terus menerus walaupun sudah diberi
obat penurun panas. Demam tidak disertai kejang dan penurunan kesadaran.
Orang tua pasien mengatakan ada batuk pilek yang menyertai demam. Batuk pilek
timbul sejak 5 hari yang lalu. Sesak napas disangkal. Banyak berkeringat di malam hari
dan penurunan berat badan yang drastis disangkal. Kedua mata pasien berair dan merah
namun tidak ada kotoran, rasa silau disangkal. Pasien mengeluh sakit saat menelan.
Buang air besar cair sejak 2 hari lalu, tidak ada darah, lendir dan tidak berbau busuk..
Perut terasa sakit. BAK normal. Nafsu makan menurun. Pasien merasa mual namun
muntah disangkal
1 hari SMRS timbul bercak-bercak kemerahan yang awalnya timbul di wajah, badan
dan ke kedua lengan dan tungkai. Bercak-bercak tersebut disertai dengan demam dan
tidak terasa gatal. Mimisan dan gusi berdarah disangkal.
Ibu pasien mengaku seminggu yang lalu kakak pasien juga menderita penyakit serupa
tetapi tidak dirawat di Rumah Sakit. Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan
saudara-saudaranya. Menurut ibunya, pasien sudah di imunisasi campak saat berusia 9
bulan di Posyandu oleh bidan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit
Alergi
Cacingan
DBD
Thypoid
Otitis
Parotis
Umur
-
Penyakit
Difteria
Diare
Kejang
Maag
Varicela
Asma
Umur
-
Penyakit
Jantung
Ginjal
Darah
Radang paru
Tuberkulosis
Morbili
Umur
-
KELAHIRAN
Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal
Tidak ada
Periksa ke bidan 1 kali tiap
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi
bulan
Rumah Sakit
Dokter
SC atas indikasi PEB
37 minggu
Page 3
Keadaan bayi
Psikomotor
Tengkurap
: Usia 4 bulan
Duduk
: Usia 6 bulan
(normal: 6 bulan)
Berdiri
: Usia 10 bulan
Bicara
: Usia 11 bulan
Berjalan
: usia 12 bulan
(normal: 13 bulan)
ASI/PASI
Buah/biskuit
Bubur susu
Nasi tim
(bulan)
0-2
+/2-4
+/4-6
+/6-8
+/+
+
+
8-10
+/+
+
+
10-12
+/+
+
+
Kesan : Pasien selalu minum ASI sampai umur 2 tahun, tidak pernah minum susu
formula, pasien mulai makan makanan buah atau biskuit sejak berumur 6 bulan.
i. Riwayat Imunisasi :
Vaksin
Dasar (umur)
Ulangan (umur)
BCG
1 bln
DPT
2 bln
4 bln
6 bln
POLIO
Lahir 2 bln
4 bln
6 bln
CAMPAK
9 bln
HEPATITIS B Lahir 1 bln
6 bln
Kesan : Riwayat imunisasi pasien menurut PPI lengkap
Laporan Kasus Morbili RSUD Bekasi
Page 4
III.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
b. Tanda Vital
- Kesadaran
: Compos mentis
- Tekanan darah
: 110/70 mmHg
- Frekuensi nadi
: 142x/menit
- Frekuensi pernapasan
: 26x/menit
- Suhu tubuh
: 39,5C
c. Data antropometri
-
Berat badan
:17 kg
Tinggi badan
:114 cm
o BB / U : 17 / 16 x 100 % = 106 %
o TB / U : 114/102 x 100 % = 111 %
o BB / TB : 17 / 19 x 100% = 89%
Kesan : Gizi Baik
Page 5
d. Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
: Normocephali
: Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
: edema palpebra -/-, lakrimasi +/+, sekret -/-,
Conjungtiva anemis -/-, injeksi konjungtiva +/+, sklera
ikterik -/-, pupil bulat isokor, RCL+/+, RCTL +/+
: Normotia, serumen -/: Bentuk normal, sekret -/-, nafas cuping hidung -/: bibir pecah-pecah + , lidah kotor + , tonsil T2/T2,
Telinga
Hidung
Mulut
e. Thorax
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
f. Abdomen
- Inspeksi
- Auskultasi
- Palpasi
: Perut datar
: Bising usus (+) normal 3x/menit
: Supel, nyeri tekan + epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba membesar
- Perkusi
g. Kulit
h. Ekstremitas
Hasil
Seri DHF
4,2 ribu/uL
11,9 g/dL
34,8 %
186 ribu/uL
Kimia Klinik
86 mg/dl
Elektrolit
133 mmol/L
4,1 mmol/L
91 mmol/L
Nilai Normal
5.000-10.000
12 16 g/dl
37-47 %
150.000 400.000
60 110 mg/dl
135-145 mmol/L
3,5 -5,0 mmol/L
94-111 mmol/L
Page 6
V. RESUME
Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan
demam sejak 1 minggu SMRS. Demam dirasakan terus menerus walaupun sudah diberi
obat penurun panas. Demam tidak disertai kejang dan penurunan kesadaran.
Orang tua pasien mengatakan ada batuk pilek yang menyertai demam. Batuk pilek
timbul sejak 5 hari yang lalu. Sesak napas disangkal. Banyak berkeringat di malam hari dan
penurunan berat badan yang drastis disangkal. Kedua mata pasien berair dan merah namun
tidak ada kotoran, rasa silau disangkal. Pasien mengeluh sakit saat menelan.
Buang air besar cair sejak 2 hari lalu.. tidak ada darah, lendir dan tidak berbau busuk..
Perut terasa sakit. BAK normal. Nafsu makan menurun. Pasien merasa mual namun muntah
disangkal. 1 hari SMRS timbul bercak-bercak kemerahan yang awalnya timbul di wajah,
badan dan ke kedua lengan dan tungkai. Bercak-bercak tersebut disertai dengan demam dan
tidak terasa gatal. Mimisan dan gusi berdarah disangkal. Ibu pasien mengaku seminggu yang
lalu kakak pasien juga menderita penyakit serupa tetapi tidak dirawat di Rumah Sakit. Pasien
tinggal serumah dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Menurut ibunya, pasien sudah di
imunisasi campak saat berusia 9 bulan di Posyandu oleh bidan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi : 142 x/mnt , suhu :
39,5 C , pernapasan : 26 x /mnt. Terdapat injeksi konjungtiva pada kedua mata, bibir pecah
pecah, lidah kotor, faring hiperemis, nyeri tekan epigastrium dan didapatkan ruam
makulopapular di seluruh tubuh. Pada pemeriksaan lab didapatkan anemia, leukopeni dan
hematocrit yang menurun.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Morbili
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Campak Jerman
Demam Berdarah Dengue
VIII. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
Rawat diruang isolasi
Observasi ketatanda-tanda vital
Bed rest total
Medikamentosa
IVFD : Kaen 3B 15 tpm
Page 7
PCT 3 x cth
Vometa 2 x cth
Ambroxol 3 x cth
IX. PROGNOSIS
- Ad vitam
- As fungsionam
- Ad sanationam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
VI. FOLLOW UP
Tanggal
16/4/2015
Follow UP
S/ Batuk pilek, BAB cair, bintik merah pada hampir seluruh tubuh
O/ Kepala : normocephali, CA -/-, SI -/Mulut : bibir pecah-pecah, faring hiperemis (+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thoraks : BND vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheez -/BJ I&II reguler, murmur -, gallop
Abdomen : Supel, BU + 4x/menit
Ekstremitas : Akral hangat, sianosis -, CRT < 2dtk
Kulit : Bintik merah pada hampir seluruh tubuh.
A/ Morbili
P/
17/4/2015
Page 8
18/4/2015
Sanmol 3 x
Ambroxol 3 x cth
Page 9
Boleh Pulang
BAB II
ANALISIS KASUS
Campak atau measles atau rubeola adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus
campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal sampai
lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Penyebaran infeksi terjadi dengan droplet.
Penularannya sangat efektif, dengan sedikit virus yang infeksius sudah menimbulkan infeksi
Laporan Kasus Morbili RSUD Bekasi
Page 10
pada seseorang. Dari anamnesa didapatkan kakak pasien menderita hal serupa namun tidak
dirawat di rumah sakit. Kemungkinan pasien tertular dari kakaknya.
Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang sangat
berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa
hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri khas, yaitu diawali dari belakang telingan
kemudian menyebar kemuka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya
suhu tubuh dan selanjutnya mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas. Pada stadium
prodmoral dapat ditemukan anantema dimukusa pipi yang merupakan tanda patognomonis
campak (bercak koplik).
Stadium Campak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Stadium inkubasi
Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa
ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan gejala
sakit.
Stadium prodromal
Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium prodromal yang
berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk,
pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi
petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada
konjungtiva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan
menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang
Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari
ke-101 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan
areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada
mukosa bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari
rongga mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis.
Muncul 1 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18
jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi
hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
Laporan Kasus Morbili RSUD Bekasi
Page 11
Stadium erupsi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada
saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat
suhu berkisar 39,5C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak
jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi
makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada
24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha
dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki,
ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan
munculnya.
Pasien ini termasuk dalam stadium erupsi karena didapatkan demam yang terus
menerus tinggi selama 7 hari lalu disusul oleh munculnya bintik bintik merah pada hampir
seluruh tubuh yang diawali dari wajah, badan dan kaki tangan. Bersamaan dengan demam
juga dikeluhkan adanya batuk pilek, mata sering berair dan merah.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya suhu yang meningkat, injeksi konjungtiva serta
bintik-bintik merah dan hasil laboratorium didapatkan leukosit yang masih dalam batas
normal bahkan nyaris turun ini mengindikasikan bahwa adanya infeksi dari virus.
Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat
ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus
campak dapat dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement
fixation (CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi
IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA).
Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan
dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat sistomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif,
ekspektoran. Sedangkan pada campak dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap. Dirumah
sakit pasien campak dirawat dibangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan
keadan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai. Vitamin A
100.000 IU peroral diberikan satu kali, apabila terdapat malnutrisi dialanjutkan 1500 IU tiap
hari.
Indikasi Rawat :
Laporan Kasus Morbili RSUD Bekasi
Page 12
Pasien dirawat atas indikasi hiperpireksia dan asupan oral yang sulit
Pencegahan Penyakit Campak :
Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention)
Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap
prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan
status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh.
Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang terkena
penyakit campak, yaitu :
a. Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunisasi
campak untuk semua bayi.
b. Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan pada semua anak
berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun.
Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya
dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, mencegah komplikasi, dan
membatasi kemungkinan kecatatan, yaitu :
a. Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui pemeriksaan fisik atau darah.
b. Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk sekolah selama
empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak pada ruang khusus atau
mempertahankan isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada stadium
kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash yang dapat
mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan risiko tinggi lainnya.
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian I, Edisi 12, Alih Bahasa : Siregar, M.R,
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta .1988. p.1068-1071
2. WHO. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Jakarta : WHO Indonesia . 2008.
P.180-183
Page 14
3. Suharyo J.B . Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Kanisius : Jakarta.
2010.p.80-83.
4. Hay Jr, William W, Currrent Pediatric Diagnotic and Treatment, 17th Ed. Lange
Medical Books. USA. P1163-65
5. Mansjoer A, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Kedua, Bab 47. Media
Aeskulapius. Jakarta. 2000. Hal 417-18
6. Munasir, Zakiudin, Pengaruh Suplementasi Vitamin A terhadap Campak dalam Sari
Pediatri. Vol 2, No 2, Agustus 2000. Hal 72-76
7. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Buku Kuliah Ilmu Anak 2, Bab 21, Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta. Hal 624-28
8. Campak
Available
at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter
%20II.pdf
Page 15