Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PROJECT TERAPI

ELEKTROSTIMULATOR

Dosen Pembimbing :
Hj. Endang Dian Setyoningsih, ST, MT
M. Ridha Maruf, ST, MT
Lamidi, ST, MT
Oleh :
Skolastika Yunarni Juita ( P27838113022 )
Frendy Prasetio

( P27838113030 )

Haniz Zaki

( P27838113031 )

Twoty Rahayu

( P27838113039 )

Junia Permata Dyiah W

( P27838113041 )

KELAS : C3-4

LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK POLTEKKES
SURABAYA
2013

ABSTRAK
Penyebab lambatnya perkembangan fisioterapi setelah pasien menderita stroke disebabkan oleh
kontraksi otot yng tidak optimal lagi. Oleh karena itu penulis akan merancang sebuah alat yang
digunakan untuk penyembuhan pasien yang mengalami faktor degenerasi.
Elektro stimulator yang penulis buat dengan menggunakan rangkaian boost converter
untuk menaikan tegangan 70V, tiap kenaikan tegangan dari boost converter diatur oleh PWM
mikrokontroler Atmega8. Output dari boost converter diteruskan oleh SSR menuju pasien yang
dikontak oleh mikrokontroler Atmega8 dengan frekuensi 23Hz 250uS.
Kata kunci : Elektro Stimulator, Boost Converter, Atmega8.

BAB

PENDAHULUAN
1.

Latar belakang
Electrical Stimulation (ES) adalah segala sesuatu yang menghasilkan stimulasi listrik

berguna sebagai stimulus dari jaringan tubuh lainnya. ES banyak jenisnya, salah satunya
adalah Functional Electrical Stimulation (FES).

FES adalah ES yang berfungsi untuk

memberikan stimulasi pada jaringan tubuh untuk dapat melakukan fungsi/kerja tertentu.
Contohnya, FES pada otot jantung. FES dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir untuk
bisa mereplika sinyal stimulus dan akhirnya bisa menggantikan sementara stimulus yang
berasal dari jaringan syaraf neural yang terputus selama menderita stroke. Dengan FES
yang sudah didesain untuk menghasilkan artifak sinyal neural maka bisa menstimulus
jaringan otot motorik, dan stroke, khususnya yang terkena faktor degenerasi otot. Selama
mengidap

penyakit

stroke, pasien mengalami

ketidakmampuan menggerakan

organ

motorik seperti tangan dan kaki. Hal ini diakibatkan oleh terputusnya jaringan syaraf
antara jaringan syaraf neural dan jaringan otot motorik. Jika hal ini berlangsung dalam
kurun waktu yang lama, otot-otot organ motorik akan mengalami penurunan daya
kontraksi otot, dilanjutkan dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot, dan yang paling
parah adalah terjadinya degenerasi otot. Hal inilah yang menyebabkan pasien pasca
stroke mengalami kesulitan pemulihan, sehingga harus dilatih menggerakan organ motorik
dengan fisioterapi. Jadi pokok permasalahan adalah tidak bekerjanya otot dalam waktu yang
lama menyebabkan otot kehilangan kemampuan kontraksi sehingga tidak mempunyai
daya untuk melakukan pergerakan. Dalam kondisi seperti ini perlu dilakukan fisiotrapi.
2. Tujuan

Memahami dan mengerti proses perancangan alat terapi Electrical Stimulation

(ES) .
Memahami prinsip kerja Electrical Stimulation (ES) secara umum

BAB II
ISI
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1

Sinyal Tubuh

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas


listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut
Electromyograph. SebuahElectromyographmendeteksi potensial listrik yang dihasilkan
oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis diaktifkan. Sinyal dapat
dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi, perintah rekrutmen atau
untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.
Untuk melakukan EMG intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung
dua elektroda-kawat halus dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang
yang sudah terlatih atau profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik)
mengamati aktivitas listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional
memberikan informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating. Otot
normal saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum dimasukkan ke
dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas spontan
abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot. Kemudian pasien
diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk, ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang
dihasilkan tentukan. Kemudian elektroda ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi
kegiatan ini dianalisa sampai setidaknya 10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu
elektroda hanya memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot.
Karena otot berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai
lokasi untuk mendapatkan penelitian yang akurat.
2.2

Komponen
2.2.1

Trafo

Trafo

simbol trafo

Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah


taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator bekrja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak balik yang membentangi primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder.
Fluks bolak-balik ini menginduksi GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan pada lilitan sekunder.Transformator
memiliki berbagai jenis, namun yang perlu diketahui ada dua macam transformator,
diantaranya yaitu :

Transformatorstep upadalahtransformator yang memiliki lilitan sekunder


lebih banyak daripada lilitan primer(Ns > Np), sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Gambar Simbol trafo step up

Transformatorstep down adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder


lebih sedikit daripada lilitan primer(Np > Ns), sehingga berfungsi sebagai
penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.

Gambar Simbol trafo step down


Dan trafo yang digunakan pada percobaan ini adalah tafo step dwon yang dapat
menjadi adaptor AC-DC karena rangkaian-rangkaian pada percobaan ini
menggunakan tegangan DC.
2.2.2

Resistor

Gambar resistor

simbol resistor

Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi
pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan, yaitu sifat konduktif
dan kapasitif. Pada dasarnya resistor bernilai rendah jika bersifat induktif dan
bernilai tinggi jika bersifat kapasitif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Semakin besar untuk fisik resistor maka semakin besar pula daya resistor
tersebut,
b. Semakin besar nilai daya resistor, semakin tinggi suhu yang bisa diterima
resistor tersebut

c. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya
dibandingkan resistor dari bahan karbon.
2.2.3

Dioda

Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua ( dioda termonik,mungkin


memiliki saluran ke tiga sebagai pemanas). Dioda memiliki dua elektroda aktif
dimana isyarat listrik dapat mengalir dan kebanyakan dioda digunakan karena
karakteristik satu arah yang dimiikinya. Fungsi paling umum dioda adalah untuk
untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam satu arah dan untuk menahan arus
dari arah sebaliknya.
Dioda dapat disusun dengan dua cara, yakni forward bias dan reverse bias. Forward
bias adalah suatu keadaan dimana anoda diberi muatan positif dan katoda mendapat
tegangan negatif, maka akan ada arus yang mengalir atau arus yang dapat mengalir
melalui dioda. Sedangkan Reverse bias adalah suatu keadaan dimana anoda mendapat
tegangan negatif dan katoda mendapat tegangan positif, maka tidak akan ada arus yang
mengalir melalui dioda tersebut.
2.2.4

LED

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga Optoelectronic. Tegangan maksimum yang dimiliki oleh
LED adalah 2 volt.
LED digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energy cahaya jika
dikenai tegangan maju. Pada saat ini, LED tersedia dalam beberapa warna cahaya. Seperti
merah, kuning, dan hijau. Pada dasarnya, semua warna bisa dihasilkan. Pada LDR,
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya,yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada
tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu sebagai lampu indikator, transmisi sinyal
cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, sebagai penggandeng rangkaian
elektronik yang terisolir secara total.

Simbol LED

Cara mengetahui kutub positif dan negatif

Gbr LED

Ada beberapa cara untuk mengetahui kutub positif ( anoda ) dan kutub negatif ( katoda )
pada LED.

Cara 1
Dengan melihat panjang pendeknya kaki pada LED. Bagian kaki yang panjang
berkutub positif (+) dan bagian kaki yang pendek berkutub negatif ( - ).
Cara 2

Dengan melihat lempengan yang ada di dalam LED. Lempengan berukuran kecil
berkutub positif ( anoda), sedangkan lempengan yang berukuran besar berkutub
negatif ( katoda ).

Cara 3
Mengetahui anoda dan katoda menggunakan multimeter. Caranya dengan
mengarahrahkan

range

selector

pada

skala

ohm

meter.

Kemudian

menyambungkan probe multimeter pada kaki-kaki LED. Apabila LED menyala,


maka probe ( - ) menunjukkan anoda, sedangkan probe ( + ) menunjukkan
katoda.
2.2.5

Kapasitor
Kapasitor termasuk salah satu komponen pasif yang banyak dipergunakan

dalam rangkaian elektronika. Kapasitor memiliki dua jenis yakni : Kapasitor polar
dan kapasitor non polar.
Kapasitor Polar adalah kapasitor yang memiliki dua buah kaki dan dua
buah kutub yakni kutub positif dan negatif serta memiliki cairan
elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih


rendah, tidak mempunyai kutub positif ataupun kutub negatif pada
kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah,
hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Simbolnya
Cara mengukur kapasitor menggunakan avometer :
Arahkan saklar ke posisi (x1, x10, x100 dengan satuan ohm ()
sesuai yang dikehendaki)
Hubungkan kabel AVOmeter ke kaki-kaki kapasitor (probe hitam
ditempelkan pada kaki positif, sedangkan probe merah ditempelkan
ke kaki negatif)
Lihat bentangan jarum yang dihasilkan pada avometer :
Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri, berarti kapasitor
dalam keadaan baik
Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali kekiri tapi tidak penuh

2.2.6

(ditengah), berarti kapasitor setengah rusak


Jika jarum bergerak ke kanan dan berhenti, berarti kapasitor bocor
Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kapasitor mati
Relay
Relay merupakan salah satu jenis switch (sakelar). Perbedaannya, relai

dikendalikansecara elektronik, sedangkan switch (saklelar) dikendalikan secara


mekanik. Relay menggunakan prinsip electromagnet koil (kumparan). Relay dapat
dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari beberapa
komponen-komponen penyusun, yaitu:
1.

Koil (Kumparan) merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk


menciptakan medan magnet (elektromagnetik).

2.

Input merupakan bagian control relay. Relay membutuhkan tegangan masukan


(VDC) untuk dapat mengoprasikan kumparan.

3.

Common merupakan bagian keluaran relay yang tersambung dengan Normally


Closed (NC) dalam keadaan normal.

4.

Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan
normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.

5.

Normally Open (NO)

Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal
(relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common. Tetapi Normally Open
akan terhubung dengan common apabila relay diberi tegangan.

Bentuk Relay

Jenis-jenis relay

Simbol Relay

SPST (Single Pole Single Throw), memiliki 2 terminal yang saling


berhubungan atau saling terpisah pada keadaan normal (tidak ditekan).
SPDT (Single Pole Double Throw), terdiri dari 5 buah pin, yaitu 2 koil, 1
common, 1 NC, 1 NO.
DPST (Double Pole Single Throw), setara dengan 1 buah saklar atau relay
SPST.
DPDT (Double Pole Double Throw.), setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.
QPDT (Quadruple Pole Double Throw), sering disebut sebagai Quad Pole
Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau
dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).
Cara mengetahui bagian-bagian relay
Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan 2 cara, yakni:
1. Melihat tulisan yang ada pada bawah badan relay tersebut
2. Menggunakan multimeter (Ohm)

Mengarahkan selector multimeter pada skala terbesar.


Menghubungkan probe merah pada salah satu kaki relay dan
menghubungkan probe hitam pada kaki yang lainnya. Apabila LED pada
relay menyala, maka kedua kaki tersebut merupakan kaki positif dan
negative koil relay.

Cara kerja dan fungsi relay


Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui
koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar
yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih
besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang
minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.Pemakaian relay dalam
perangkat-perangkat elektronika mempunyai keuntungan yaitu ;

Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan

Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas


maksimalnya

Dapat menggunakan saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan


dengan kebutuhan.

Menguji relay
Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat dilakukan
dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut pada bagian
koilnya. Jika kontaknya masih bekerja, yakni kontak terhubung dengan NC pada

saat tidak diberi tegangan dan kontak terhubung dengan NO pada saat diberi
2.2.6

tegangan, maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.
Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika pertama yang mengantarkan dunia

elektronika klasik menuju elektronika modern.Transistor pada umumnya berfungsi


sebagai sakelar dan komponen penguat tegangan atau arus listrik.Transistor memiliki 3
buah kaki atau pin yaitu: Collector (C), Emitter (E) dan Basis (B). Posisi kaki-kaki ini
berbeda antara transistor satu dengan yang lain walaupun ada juga yang sama.

Gambar transistor
NPN (Negative Positive Negative)
Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari
kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah
resistor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi
daripada tegangan emitter. Tanda panah dalam symbol diletakkan pada kaki emitter dan
menunjuk ke luar

Simbol NPN

Transistor
NPN

PNP

Kabel Colok

Jarum

Kabel Colok

AVO

Jarum
AVO

Positive

Negative

Cara menentukan jenis transistor


Keterangan :
: jarum multimeter bergerak
: jarum multimeter tidak bergerak
PNP (Positive Negative Positive)
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah tegangan dapat mengalir dari emittor ke
kolektor apabila tegangan yang masuk ke basis < 0,7 Volt. Dengan kata lain, transistor
PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah daripada tegangan emittor.

Variabel resistor

2.2.7

Variabel resistor merupakan resistor

yang nilai tahanannya bisa

berubah atau bisa diubah. Ada berbagai

macam tipe variabelresistor

yang ada di pasaran salah satu diantaranya

adalah multiturn.

Multiturn
Multiturn yaitu variabel resistor tiga terminal yang nilai resistansinya bisa diubah
dengan cara memutar bagian atasnya, biasanya multiturn ditujukan untuk pemakai
perangkat elektronik, pada televisi misalnya bagian yang kerap dilakukan pengaturan
yaitu pada bagian kontrol audio (suara), brightness, kontras, serta warna.

Gambar dan simbol multiturn


2.2.8

LM555

Konfigurasi LM555

Gambar LM555

IC timer 555 atau sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC yang
mempunyai banyak sekali kegunaan. IC ini pertama kali diperkenalkan oleh signetics
corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut The IC Time Machine yang merupakan
mesin timer pertama dan dikomersialkan. Fungsi dari IC555 bisa bermacam-macam,
karena dapat menghasilkan sinyal pendetak/sinyal kotak. IC 555 diletakkan dalam suatu
rangkaian digunakan sebagai clock untuk jam digital, hiasan menggunakan lampu LED,
menyalakan 7-segment dengan rangkaian astable, metronome dalam industry music,
timer counter, atau dengan lebih dalam mengutak-atik lagi dapat memberikan PWM
(pulse width modulation) yang mengatur frekuensi sinyal logika high untuk mengatur
duty cycle yang diinginkan.
2.2.9

IC 7404 / Gerbang Not

Gerbang NOT ( IC 7404 ) atau juga bisa disebut dengan pembalik (inverter)
memiliki fungsi membalik logika tegangan inputnya pada outputnya. Sebuah inverter
(pembalik) adalah gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran dimana
keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan keadaan masukan. Membalik dalam hal
ini adalah mengubah menjadi lawannya. Karena dalam logika tegangan hanya ada dua
kondisi yaitu tinggi dan rendah atau 1 dan 0, maka membalik logika tegangan
berarti mengubah 1 menjadi "0 atau sebaliknya mengubah nol menjadi satu.
2.2.10 INDUKTOR
Induktor adalah sejenis komponen elektronika pasif yang mayoritas bentuknya
torus, bisa menjadi media penyimpan energi pd medan magnet yg dimunculkan akibat
aliran listrik yang melaluinya. Komponen ini biasanya juga disebut dengan spul. Bahan
pembuatannya dari bahan tembaga berupa kawat dengan email yang tipis. Satuan yang
digunakan adalah Henry, dengan singkatan H.

Simbol

gbr induktor

Fungsi Induktor
wadah lahirnya gaya magnet; melipat tegangan; dan membangkitkan
getaran. Dari fungsi ini kita bisa menggunakannya untuk memproses sinyal
pd rangkaian berupa analog; menghilangkan dengungan (noise)
pencegah intrusi frekuensi radio; komponen terpenting untuk membuat
transformator; Alat filter pd rangkaian berupa power supply.
Macam-macam induktor umumnya dibedakan berdasar inti yg dipakainya, yaitu:
1. Induktor-inti-udara / air-core-inductor
2. Induktor-frekuensi-radio / radio-frequency-inductor
3. Induktor-inti-Feromagnetik / ferromagnetic-core-inductor
4. Induktor-Variabel / Variable-inductor
5. Induktor-inti-Laminasi / Laminated-core-inductor
6. Induktor-inti-toroida / Toroidak-core-inductor
7. Induktor-inti-ferit / Ferrite-core-inductor
2.2.11 ATMEGA 8
AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang
memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya
rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada
frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya hanya terletak
pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L,
mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk
ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 5,5 V.

Gambar konfigurasi atmega8

Bentuk atmega8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi


yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan
dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.
VCC merupakan supply tegangan digital.
GND merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.

Port B (PB7...PB0) Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1,


TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai
dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port
B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up
resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara
eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor
diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting
oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung
pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock.
Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output
oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang
digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih
dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau
jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7
(TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.
Port C (PC5PC0) Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O
port yang di dalam masingmasingpin terdapat pull-up resistor. Jumlah
pin nya hanya 7 buah mulai daripin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai
keluaran/output port C memilikikarakteristik yang sama dalam hal
menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
RESET/PC6.Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi
sebagai pin I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pinpin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse
tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan
jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada
lebih pendek dari pulsa8 minimum, maka akan menghasilkan suatu
kondisi reset meskipun clock-nyatidak bekerja.
Port D (PD7PD0). Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan
internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang
lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang
lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja
atau biasa disebut dengan I/O.
Avcc. Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin
ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini
digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak
digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara
terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus
dihubungkan ke VCC melalui low pass filter
AREF merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai


hasil dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini
digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk
meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di-update setelah
operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut seperti yang tertulis
dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference. Dalam
hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang 10 penggunaan kebutuhan
instrukasi perbandingan yang telah didedikasikan sertadapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan
singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki
sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah
kembali dari interupsi. Namun hal tersebut harus dilakukan melalui
software.
2.2.12

ELEKTRODA
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau

media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum).
Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari bahasa Yunani elektron
(berarti amber, dan hodos sebuah cara).
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda, kata-kata yang
juga diciptakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron
datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai
elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap
elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang
diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi
sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.
Jenis elektroda :
Elektroda untuk kegunaan medis, seperti EEG, EKG, ECT, defibrillator.
Elektroda untuk teknik elektrofisiologi dalam riset biokedokteran.
Elektroda untuk eksekusi oleh kursi listrik
Elektroda untuk proses lapis listrik atau penyepuhan.
Elektroda untuk pengelasan busur listrik.
Elektroda untuk proteksi katodik.
Elektroda inert untuk hidrolisis (misalnya yang terbuat dari platinum).

Dalam pembahasan kali ini penulis memakai Elektroda untuk teknik


elektrofisiologi dalam riset biokedokteran. Elektrofisiologi ialah studi sifat kelistrikan
sel dan jaringan biologis, yang melibatkan pengukuran perubahan voltase. Dalam
neurosains, elektrofisiologi melibatkan aktivitas potensial aksi.
Elektro stimular adalah sebuah alat yang memberikan kejutan listrik atau pulsa.
Elektro stimulator banyak digunakan untuk mengetahui respon sel-sel saraf dan otot
terhadap rangsang (stimulasi) listrik yang diberikan terutama untuk mendapatkan
gambaran mengenai mekanisme terjadinya potensial aksi pada sel-sel tertentu.

Gambar Elektroda

2.2.13 SEVEN SEGMENT

Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk


menampilkan angka / bilangan decimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang
LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang
disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light
Emitting Dioda). Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan
beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED
penyususnan dalam seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven
segment, umumnya digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver
yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai
dengan inputan biner yang diberikan.
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7 segmen atau dot matriks.
Jenis 7 segmen sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang led yang
disusun membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.
Huruf-huruf yang diperlihatkan dalam gambar tersebut ditetapkan untuk
menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang
sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf
A sampai F (dimodifikasi).
Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7
segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7
segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika
yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran
untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.

Prinsip Kerja Seven Segmen


Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inpuan bilangan biner pada switch
dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi
bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini
akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah
sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.
Jenis-Jenis Seven Segmen
Seven segmen ada 2 jenis, yaitu Common Anoda dan Common Katoda

Common Anoda

Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki


anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan
VCC dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat
diberi logika rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda
dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala
LED

Common Katoda

Common Katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki


katoda LED dalam seven segmen dengan common katodak akan aktif
apabila diberi logika tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda
dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala
LED.

2.2.14 IC Regulator
IC Regulator adalah komponen yang berfungsi sebagai pembatas tegangan yang
dirancang secara otomatis menjaga agar tegangan konstan. Ini mungkin menggunakan
Elektromekanik mekanisme, atau komponen elektronik aktif atau pasif. Tergantung pada
desain, mungkin digunakan untuk mengatur satu atau lebih tegangan AC atau DC.
Salah satu contoh adalah IC Regulator 7805 maka tegangan yang keluar sebesar
+5V. IC 7805 mempunyai arti 78 adalah menstabilkan tegangan positif. Sedangkan 05
adalah besarnya tegangan yang keluar sebesar +5V. Untuk IC 7905 mempunyai arti 79
adalah menstabilkan tegangan negatif dan 05 adalah besarnya tegangan yang keluar
sebesar -5V.
Untuk mengetahui kaki pada IC regulator kita dapat melihat posisi IC, apabila pada
IC tertera kode IC maka terhitung dari kiri kekanan adalah kaki satu,dua dan tiga. Pada IC
78xx kaki satu adalah kaki input, kaki dua adalah kaki ground dan kaki tiga adalah kaki
output.Sedangkan untuk IC79xx kaki satu adalah kaki ground, kaki dua adalah kaki input,
kaki tiga adalah kaki outpu

U 2
L M 7 9 0 5 C /T O 2 2 0
IN

O U T

G N D

VO U T

G N D

V IN

U 1
L M 7 8 0 5 /T O

Gambar 8 Gambar dan simbol IC regulator

2.2.15

Mosfet IRF630
Mosfet IRF630 susunan kakinya dari nomer 1 yaitu Gate, Drain, Source. IRF630

adalah yang dapat digunakan dalam switching konverter dan regulator karena yang
pada dasarnya digunakan dalam rangkaian inverter. Ini memiliki impedansi
masukan yang tinggi dan dapat bekerja dalam daya yang sangat rendah yang
membuatnya seperti transistor untuk switching.

Gambar 14 Konfigurasi kaki Mosfet IRF630

3. METODOLOGI
3.2.1

Diagram Blok Sistem

Cara Kerja Blok Diagram Sistem


Ada enam bagian yang diperlukan untuk membangun sistem elektro stimulator ini,
yaitu tegangan input DC 5V, rangkaian konverter boost, mikrokontroler ATMega8 sirkuit
sebagai pengontrol durasi, pengontrol rangkaian regulator, pengontrol pulse 23Hz 0-70V,
dan elektroda terakhir itu sendiri, yang akan menghubungkan output tegangan dari
stimulator ke permukaan kulit pasien untuk merangsang otot ekstrimitas atas.

3.2.2 Diagram Alir Program / Program

BEG
IN
Inisialisasi
segment
Settingan
tegangan
START

Segment
menampilkan
tegangan

Lengan
terangkat
maksimal
derajat

90

YES

NO
EN
D
Cara kerja diagram alir

Saat alat ON, tempelkan elektroda pada otot lengan pasien yang mengalami faktor
degenerasi, setelah elektroda terpasang. Setting tegangan dari 10V sampai 70V dan settingan
tegangan di tampilkan ke Segment, jika tegangan sesuai tekan tombol START untuk memulai
stimulasi. Jika lengan tidak terangkat setting tegangan lagi, jika lengan terangkat maka setting
tegangan tepat.

3.2.3

Skematik Rangkaian

3.2.3.1 Rangkaian Power supply


Pada project Terapi ini, digunakan satu power supply yaitu power supply
dengan 2 outputan yaitu tegangan plus 5V dan ground yang digunakan untuk
menyuplai semua rangkaian.
J1
3
2
1

+ 1

VO

2 1

LED

VI
GN D

4 -

Q1
NPN BCE

J2
+5 1
2
GRN

C 2
220 uF

C5
104

J4

C 1
2200 uF

D IO D E B R ID G E

D IO D E
D 2

220

U1
LM 7805

R1

D 4

D 1

C ON 3

+5 1
2
GR N

J3
+5 1
2
GRN
C ON 2

3.2.3.2 Skematik rangkaian boost Converter


Boost Convereter berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang
lebih tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter
penaik tegangan. Pada saat rangakaian ini mendapat vcc, maka siklus tegangan
DC / input akan mengalir melalui induktor. Kemudian ketika gain mosfet
mendapat logika 1 dari MINSIS (PORTB.3) maka tidak ada tegangan yang
mengalir pada dioda. Pada saat gain berlogika 0 maka kondisi ini akan
mengakibatkan MOSFET dalam kondisi terputus, sehingga tegangan DC yang
T it le

< T it l e >

ada pada induktor akan diteruskan menuju kapasitor


dengan melalui dioda.
S iz e
D ocum ent N um ber
A

Semakin tinggi frekuensi pada gain MOSFET makaD a t tegangan


di simpan
e:
F r i d a y , M a y 0yang
1, 2015
Sheet
1 dio f
kapasitor semakin tinggi.
VC C

VC C
J3
1
2

L1
2 ,2 m H

1
J9

R 1

Q 2
IR F 6 4 0

50ohm

P O R T B .3

1N 4002

O U T BASC O N FER T
J8

1
2
+

C 2
2 ,2 u F /2 5 0 V

2
1

+5V&G R D

D 1

R ev
<R ev C ode>

<D oc>

C 1

100nF

3.2.3.3 Skematik Rangkaian Durasi Kontrol


Durasi Kontrol Stimulasi terdiri dari Solid State Relay yang di inputnya
diberi logika 0 dari mikro dengan durasi 300mS untuk non aktifnnya, saat relay
non aktif maka tegangan output basst converter dilewatkan dan logika 1 dengan

durasi 500ms untuk pengaktifannya, saat Relay aktif tegangan output boost
converter tidak dilewatkan.
O U T BASSC O N VER T
J5
2
1

J9
5v

LS1

D IO D E
R 1
1

R ELAY SPD T

Q 2
N PN BC E

1k

P O R T C .3

O U T R ELAY

J10

1
2

D 1

1
2

J2

J8
G R N

3.2.3.4 Skematik Rangkaian Pulsa Generator


Rangkaian ini berfungsi sebagai pembangkit frekuensi dengan menggunakan
IC555 sebesar 23Hz dengan bentuk gelombang kotak. Output dari IC555
disambungkan denagan basis NPN1 dan Gerbang NOT, ketika output IC555
berlogika 1 maka NPN 1 saturasi, dan outputan dari IC555 logikanya dibaalik
oleh gerbang Not sehingga ketika output IC555 berlogika 1 maka keluaran dari
gerbang NOT menjadi berlogika 0 sehingga NPN2 cut off yang menyebabkan
PNP cut off, sehingga tegangan dari durasi kontrol tidak sampai pada elektroda.
Sebaliknya ketika output IC555 berlogika 0 maka NPN1 cut off, dan
outputan gerbang NOT berlogika 1 sehingga NPN2 saturasi yang menyebabkan
PNP saturasi, sehigga tegangan dari durasi kontrol sampai ke elektroda.

VC C
J7

J11
JAMPER

J1

R 1

C 2
0 ,0 1 u F

R 51 0 k

D IO D E

R 2
J4

C 3
100nF

1
3
5
7
9
11
13

2
4
6
8
10
12
14

7404

10k
VC C

R 6
10k

VC C

D 1
R 4
3 1 3 ,6 k

C 1
104

J2
2
1

TR

PN P BC E

GN D

C V

TH R

N PN 2

D IS

OU T

1
2
e le k t r o d a

4
R

8
VC C

LM 555

1
2
R 7
100K

10k

JAMPER A
1

1
2

N PN 1

R 3
3 1 3 ,6 k

JAMPR B

J3
1
O U T R E LA Y

3.2.3.5 Skematik Rangkaian atmega8


Rangkain ini berfungsi sebagai rangkain kontrol dengan menggunakan
bahasa program, diantaranya:
1. Mengunakan PORTB.3 pada atmega8 untuk PWM sebagai pengatur
tegangan boost converter.
2. Mengunakan PORTD untuk menampilkan data counter pada 7segment.
3. Menggunakan PORTC.3 untuk delay waktu sebagai pengontrol relay.

J5
1
2
+5&G R D

V CC

VC C

VC C

VC C
J5

VC C

2
1
R 6

C 3
100n
D 4
IC 1

C O N 2
C 2
100n
2

1k

P
P
P
P
P

SW 1

D
D
D
D
D

V CC

R ST

0
1
2
3
4

VC C

R 5
1k

C 1
4U 7

PD 5
PB0

1
1
1
1
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4

P
P
P
P
P
P
V
G
P
P
P
P
P
P

C 6
D 0
D 1
D 2
D 3
D 4
C C
N D
B6
B7
D 5
D 6
D 7
B0

LED
(R E S E T )(S C
(R x D ) (S D
(T x D )
(IN T 0 )
(IN T 1 )
(X C K /T 0 )

L /A
A /A
(A
(A
(A
(A

D
D
D
D
D
D

C
C
C
C
C
C

5) PC 5
4) PC 4
3) PC 3
2) PC 2
1) PC 1
0) PC 0
AG N D
AR EF
(X T 1 /T O S C 1 )
AVC C
(X T 2 /T O S C 2 ) (S C K ) P B 5
(T 1 )
(M IS O ) P B 4
(A IN 0 ) (O C 2 /M O S I) P B 3
(A IN 1 )
(S S /O C 1 B ) P B 2
(IC P )
(O C 1 A ) P B 1

28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15

J8
6
5
4
3
2
1

C O N 6

P
P
P
P
P
P

B
B
B
B
B
B

0
1
2
3
4
5

J9
6
5
4
3
2
1

C O N 6

P
P
P
P
P
P

C
C
C
C
C
C

0
1
2
3
4
5

6
5
4
3
2
1
C O N 6

P
P
P
P
P
P

C
C
C
C
C
C

P
P
P
P
P

B
B
B
B
B

5
4
3
2
1
0
VC C

A T m e g a 8 -D IL 2 8
J7

P
P
P
P
P
P

D
D
D
D
D
D

0
1
2
3
4
5

V CC
5
4
3
2
1

H EAD ER 6
6
5
4
3
2
1
JP5

4.2 Hasil Dan Analisa


4.2.1 Kinerja Sistem Keseluruhan
Dari dutycycle yang masuk ke rangkaian boost converter, tegangan output boost
converter lebih besar dari tegangan inputnya ini karena Boost Convereter berfungsi untuk
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan masukannya, atau
biasa disebut dengan konverter penaik tegangan maka yang naik hanya amplitudenya,
sehingga jika disimpulkan tegangan semakin besar maka dan frekuensinya akan semakin
besar sedangkan arusnya semakin kecil. Sinyal output dari boost converter berbentuk sinyal
DC dan masuk ke Relay, Relay juga diatur delaynya oleh mikrokontroller dengan waktu ON
Relay 0,5S dan waktu OFF 0,3S. pada saat Relay ON tegangan dilewatkan, lalu masuk ke
pulsa driver. Pada saat di pulsa driver tegangan digabung dengan sinyal dari pulsa generator
dan diteruskan ke tubuh untuk proses stimulasi otot.
4.2.2 Kekurangan Sistem
Pada projek kali ini rangkaian penngkonversi tegangannya dapat terasa
kejutannya ketika tegangan yang di keluarkan ole3h boost conventer minimal pada saat
40VDC, sadangkan antara 10VDC sampai 30VDC masih belum terasa.
Prosedur Pengoperasian
1) Persiapan alat
Persiapkan semua peralatan yang berkaitan dengan Elektro Stimulator seperti
elektroda dan stop kontak untuk menghubungkan alat dengan listrik PLN.
2) Persiapan pasien
Atur posisi pasien senyaman dan serileks mungkin. Periksa area yang akan di terapi
dalam hal ini: kulit harus bersih dan bebas dari lemak misalnya lotion. Lepaskan
semua metal diarea terapi. Sebelum memulai pengoperasian, kita harus memberi
penjelasan mengenai cara kerja dan efek yang dapat ditimbulkan dari Elektro
Stimulator ini.
3) Pengoperasian
a. Elektroda diletakan pada daerah nyeri, kemudian tekan tombol ON pada alat.
b. Selanjutnya pilih level yang akan diterapkan pada pasien dengan cara menekan
tombol UP, setelah itu tekan tombol ENTER.
c. Untuk memilih level yang lain tekan tombol RESET, kemudian lakukan lagi
langkah b di atas.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Elektrostimulator ini sebagai alat terapi kesehatan yang prinsip kerjanya memberikan
stimulasi kejutan elektron pada tubuh pasien melalui elektroda. Dari rangkaian IC NE555
dapat dihasilkan pulsa osilator sebesar 23Hz. Setelah dilakukan penggabungan dengan
rangkaian-rangkaian yang lain, rangkaian pulsa driver dapat menggabungkan frekuensi
23Hz dengan tegangan yang berasal dari boost converter sehingga menjadi tegangan
untuk stimulasi otot pasien.
Rangkaian boost converter digunakan sebagai rangkaian untuk menaikkan tegangan
yang akan dioutputkan ke pasien. Rangkaian mikrokontroller digunakan untuk mengatur
delay Relay ON dan OFF, tombol-tombol seperti tombol UP, Down, Start, RESET, output
pemilihan tegangan dengan indikatorsegment, serta output tegangan ke pasien.
Saran kami selaku pembuat projek ini jika anda menginginkan hasil kejutaan
yang lebih tinggi dapat menaikkan tegangan lebih dari 70VDC.

DAFTAR PUSTAKA
http://belajaruntukberbahagia.blogspot.com/p/gerbang-logika-not.html
https://www.academia.edu/6701236/Tujuan_Praktikum
http://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
http://www.abi-blog.com/2014/04/pengertian-tujuan-pemakaian-dan-jenis-relay.html
http://maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/Teori-Dasar-MOSFET-Metal-Oxide-SemiconductorField-Effect-Transistor.pdf
http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
http://diary4share.blogspot.com/2009/10/iptek-struktur-fungsi-aplikasi-dancara.html#ixzz3Ym1cIg6R

Under Creative Commons License: Attribution Share Alike


http://www.pustakasekolah.com/mengenal-komponen-ic-timer-555.html
diary4share.blogspot.com/2009/10/iptek-struktur-fungsi-aplikasi-dan-cara.html
Westinghous Electric, Choppers For Sao Paulometro fol-low BART

pattern.

Railway

Gazette International, Vol. 129, No. 8, 1973, pp 309-310.


Y. Chen, S. Chen, W. Chen, C. Hsiao, T. Kuo, and J. Lai, Neural Network and Fuzzy Control in
FES-assisted Locomotion for the Hemiplegic, J. Med. Eng. & Tech., vol. 28, pp. 32-38, 2004.

Anda mungkin juga menyukai