ABSTRAK
PENGENALAN NUKLIR DI SEKOLAH : ANALISIS MATERI NUKLIR DI KTSP FISIKA
SMA DAN MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI PADA CALON GURU FISIKA.
Pengenalan nuklir di masyarakat sudah menjadi keperluan mendesak seiring dengan semakin
pentingnya pengalihan orientasi energi di masa depan. Sekolah, sebagai basis mencerdaskan generasi,
sekaligus pintu untuk mengenalkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang nuklir, energi
nuklir dan kemanfaatannya; tentunya dengan level adaptasi materi yang sesuai bagi warga sekolah.
Selain mengenalkan pengetahuan dan pemahaman itu kepada siswa, penting untuk melakukan hal yang
sama bagi calon guru, yang merupakan ujung tombak di kelas. Kajian pada kurikulum nasional,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menunjukkan bahwa pengenalan nuklir di sekolah tidak
harus melalui muatan lokal, karena sudah terakomodasi di KTSP fisika SMA yang meliputi gejala
radioaktifitas, peluruhan, reaksi fisi dan reaksi fusi serta pengenalan reaktor nuklir. Sedangkan untuk
calon guru, kajian pada salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menunjukkan
bahwa pembekalan materi terkait dengan nuklir secara spesifik ada di Mata Kuliah Pendahuluan Fisika
Inti yang merupakan mata kuliah wajib untuk calon guru fisika pada tahun ketiga. Materi yang
diajarkan meliputi: pendahuluan teori atom, karakteristik inti atom, kestabilan inti, gejala
radioaktifitas, peluruhan, model-model inti, peluruhan alfa, beta dan gamma, pendahuluan partikel
penyusun inti, reaksi inti, reaksi berantai, fisi dan fusi, reaktor nuklir dan keselamatan nuklir. Makalah
ini membahas komparasi materi yang diajarkan di sekolah dan materi yang dibekalkan kepada calon
guru fisika. Analisis dilakukan dalam hal konten serta kedalaman materi untuk konten yang sama. Hasil
analisis dan kesimpulannya diharapkan menjadi bahan awal dalam merumuskan model pembelajaran
yang membekalkan pengetahuan nuklir kepada calon guru fisika, yang dapat menuntun untuk
mengembangkan model pembelajaran ini kepada siswa di sekolah.
Kata kunci : Pengenalan Nuklir, Pendahuluan Fisika Inti, Calon Guru Fisika
1.
PENDAHULUAN
357
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
2.
METODOLOGI
358
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
masalah;dengan
slide powerpoint,
software simulasi
model
fenomena inti atom, peluruhan, reaksi inti dan
interaksi inti dan kunjungan ilmiah di akhir
mata kuliah digunakan sebagai media
pembelajarannya.
Layaknya suatu mata kuliah maka
kehadiran mahasiswa,
tugas-tugas
mahasiswa (rangkuman perkuliahan, jawaban
soal-soal, makalah, presentasi, laporan kuliah
lapangan, UTS dan UAS digunakan sebagai
alat evaluasi yang
pembobotannya
disesuaikan
dengan komitmen. Mata Kuliah
ini dilaksanakan dalam waktui 1 semester, 16
kali pertemuan efektif (tatap muka) dengan
lamanya tatap muka maksimal adalah 3 x
55 menit dengan detail pertemuan sebagai
berikut: Pertemuan ke-1 : Tinjauan umum
sifat-sifat inti; Pertemuan ke-2: Penemuan
Inti atom (analisis spektroskopi, scattering
tinjauan
klasik).
Pertemuan
ke-3
:
Persamaan Schroodinger dalam dinamika inti
atom;
Pertemuan
ke-4
:
Radioaktifitas alamiah
atau
spontan
;
Pertemuan ke-5 : Hukum dan
Hasil
Peluruhan
radioaktif (aktivitas inti anak,
energi
ikat
inti,
penentuan
umur
berdasarkan
aktifitas
radioaktif);
Pertemuan ke-6 : Hasil Peluruhan radioaktif
(deret
peluruhan
dan
jenis-jenis
peluruhan); Pertemuan ke-7 : model-model
inti (model tetesan cair dan cangkang) serta
karakteristik interkasi antar nukleon; Pertemuan
ke-8 : UTS; Pertemuan ke-9 : Peluruhan alfa
(sebab-sebab,
sistematisasi
peluruhan,
konservasi energi dan momentum
serta
detektor
radioaktif
; Pertemuan ke-10 :
Peluruhan (momentum angular
dan
paritas, aturan seleksi, perbandingan
waktu
paruh
dan
peluruhan terlarang, serta
Peluruhan ganda); Pertemuan ke-11 :
Peluruhan (energetika, transisi pada kuantum
mekanik, momentum anguler dan aturan
seleksi, , pengukuran distribusi sudut dan
polarisasi) ; Pertemuan ke-12 : Interaksi si nar
dengan materi ( radiasi elektromagnet klasik,
waktu hidup emisi , efek fotolistrik, efek
compton dan produksi pasangan); Pertemuan
ke-13 : Reaksi Inti (Jenis-jenis reaksi dan
hukum-hukum kekekaan, Mekanisme reaksi inti,
kinematika reaksi inti, parameter reaksi , teknik
eksperimen hamburan coulomb dan hamburan
inti);
Pertemuan
ke-14:
Reaksi
Fisi (Karakteristik Fisi, Energi fisi, Reaksi
fisi terkendali, dan Reaktor fisi); Pertemuan
ke-15
:
Reaksi
Fusi(Proses
dasar
Fusi,Karakteristik Fusi, Fusi di matahari,
Reaksi Fusi terkendali) dan pemercepat
Partikel; Pertemuan ke-16 : UAS dan
kunjungan
ilmiah.
Sedangkan referensi
yang digunakan adalah Kenneth S. Krane
nd
359
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
baik.
Beberapa konten yang lebih dalam adalah 1.
Analisis spektroskopi
2. Review persamaan schroodinger, yang
sebenarnya sudah dibahas pada materi kuliah fisika
modern dan pendahuluan fisika kuantum. Konten ini
disarankan untuk direvisi dan diganti dengan sekilas
artau review tentang partikel-partikel elementer dan
familinya.
Ini
terkait
untuk
memberikan
pemahaman yang utuh kepada calon guru tentang
konsituen penyusun inti.
3. Peluruhan alfa, beta dan gamma yang hingga
menyentuh persamaan matematis
4. Peluruhan yang menggunakan waktu paruh
lebih dari satu peluruhan
5. Model-model inti, yang sama sekali tidak
ada di KTSP Fisika SMA, padahal dari model-model
inti inilah asumsi reaksi berantai dan massa defek
dapat dijelaskan dengan baik
Terkait dengan materi yang multidisipliner,
khususnya pada materi aplikasi radiaoaktif dan energi
nuklir
dalam
kehidupan
sehari-hari, diperoleh
dalam
Gambar
2.
Materi
multidiscipline : Aplikasi Fisika Nuklir SMA dan
Calon Guru.
Dari Gambar 2 juga menunjukkan bahwa
kemampuan multidisipliner yang diberikan kepada
calon guru lebih dalam dari pada kepada siswa SMA.
KTSP
dan
360
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
361
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
Gambar 1. Grafik perbandingan konten tentang fisika nuklir untuk SMA dan Calon Guru Fisika.
Gambar 2. Materi multidiscipline: Aplikasi Fisika Nuklir SMA dan Calon Guru.
Gambar 3. Grafik Perbandingan konsep dan perumusan matematis konten fisika nuklir SMA-Calon Guru.
362
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR BATAN Bandung, 22 Juni 2011
4.
KESIMPULAN
6.
DAFTAR PUSTAKA
DISKUSI
Widi Setiawan :
Dari perbandingan antar fenomena riil tentang public acceptance terhadap teknologi nuklir tampak bahwa
ada kemungkinan materi yang terlewat dalam proses pendidikan fisika nuklir, yaitu konsep pemanfaatan agar
dampak negatif seminimal mungkin. Konsep tersebut dapat dikembangkan mulai dari kecelakaan terparah
yang mungkin terjadi dalam reaksi fisi. Pendidik harus mengarah pada solusi untuk mengantisipasi hal
tersebut diawali dengan konsep.
Arif Hidayat :
Terima kasih masukkannya, konsep dampak kecelakaan nuklir belum masuk di deskripsi mata kuliah
363