Anda di halaman 1dari 36

MUTU KAYU

Mutu Kayu dibagi menjadi dua jenis yaitu mutu


A dan mutu B

TEGANGAN IJIN KAYU


a. Tegangan yang diperkenankan untuk mutu
A

b. Korelasi tegangan yang diperkenankan


(tegangan ijin) untuk kayu mutu A
dihubungan dengan harga g = .

Faktor Reduksi
1. Untuk pembebanan yang bersifat tetap /
permanen = 1
2. Untuk konstruksi terlindung = 1
Apabila pembebanan bersifat sementara dan
konstruksi tidak terlindung, maka tegangan ijin
harus dikalikan dengan faktor reduksi sebagai
berikut :
Pembebaban yang bersifat sementara = 5/4
Pembebanan yang bersifat khusus (getaran dll)
= 3/2
Konstruksi tidak terlindung = 5/6
Konstruksi selalu basah (terendam air) = 2/3

Modulus elastisitas

Contoh
1. Suatu konstruksi gording menahan beban
permanen, gording terbuat dari kayu
dengan berat jenis = 0,6. Diminta untuk
menghitung tegangan ijinnya?
2. Suatu jenis kayu akan dipakai sebagai
rangka kuda-kuda yang menahan beban
angin, dari pengujian didapatkan bahwa
berat jenis kayu 0,54. Bila kayu tersebut
termasuk mutu B, berapakah tegangan
ijin yang bisa dipakai untuk perencanaan
kuda-kuda

3. Sebuah batang Kayu dengan panjang 3 m


merupakan kelas kayu I dengan berat jenis
rata-rata 0,9 digunakan sebagai gording
dengan perletakan sendi rol dan
direncanakan menahan beban angin. Cek
apakah konstruksi aman jika dimensi kayu
8/10 dan menahan beban 30 kg/m

HUBUNGAN KAYU

Pengertian
Hubungan kayu ialah dua batang kayu atau lebih yang
dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian
konstruksi dalam satu bidang berdimensi dua maupun dalam
satu ruang berdimensi tiga
Sambungan kayu ialah dua batang kayu atau lebih yang
dissambung-sambung sehingga menjadi satu batang kayu
panjang, dapat mendatar ataupun tegak lurus dalam satu
bidang atau bidang dua dimensi

SYARAT-SYARAT HUBUNGAN KAYU


Untuk membuat suatu hubungan kayu yang kokoh, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Diusahakan hubungan dengan sesedarhana mungkin tapi kokoh,
maksudnya
agar dengan mudah dapat dikerjakan, mudah dipasang, mudah
dikontrol
2. Hindari menggunakan kayu yang betul-betul cacat
3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama pada penyusutan,
pengembangan maupun
penarikan
4. Hindari menakik kayu terlalu dalam, karena dapat melemahkan
hubungan kayu
5. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gayagaya yang
bekerja padanya
6. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan
ditumpu secara merata
atau ditempa t- tempat tertentu karena akan mempengaruhi posisi
kedudukan

Hubungan kayu dibagi menjadi 3 kelompok :


1. Sambungan memanjang - digunakan untuk menyambung balok tembok,
gording dan sebagainya
2. Hubungan menyudut - banyak digunakan pada hubungan-hubungan
pintu, jendela, kuda-kuda dan sebagainya
3. Sambungan melebar (sambungan papan) - digunakan untuk bibir lantai,
dinding atau atap
Sambungan kayu memanjang ini dikelompokan menjadi beberapa bagian :
a. Sambungan bibir lurus
b. Sambungan bibir lurus berkait
c. Sambungan bibir miring
d. Sambungan bibir miring berkait
e. Sambungan memanjang balok kunci
f. Sambungan memanjang kunci jepit
g. Sambungan tegak lurus

Sambungan kayu secara garis besar dapat dibedakan menjadi


3 kelompok :
a. Sambungan memanjang
b. Sambungan melebar
c. Sambungan menyudut

1.Sambungan Kayu Arah Memanjang


Sambungan kayu arah memanjang ada dua, macam yaitu:
a.Memanjang arah mendatar ( sambungan bibir lurus,
sambungan bibir
lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir
miring berkait)

Sambungan Bibir Lurus

Sambungan Bibir Lurus Berkait

Sambungan Bibir Miring

Sambungan Bibir Miring Berkait

b. Memanjang arah tegak ( sambungan takikan lurus,


sambungan
mulut ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan
purus lurus)

Sambungan Takikan Lurus

Sambungan Mulut Ikan

Sambungan Takikan Lurus Rangkap

Sambungan Purus Lurus

2.Sambungan kayu arah melebar.


Sambungan kayu ada dua macam yaitu:
a.melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan
konstruksi lantai)
b.melebar arah vertikal (yang sebagaian besar
digunakan pada
konstruksi dinding).
Ada beberapa macam sambungan kayu melebar,
yaitu :
a.Sambungan lidah dan alur.
b. Sambungan lidah lepas dan alur.
c. Sambungan lidah bersponing dan alur.
d. Sambungan lidah miring.
e. Sambungan papan melebar arah tegak

Melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi


dinding)

3.Sambungan Kayu Menyudut.


Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua
yang membentuk
sudut miring.
Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu
sambungan
sudut, sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan.
Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :
a. Sambungan takikan lurus,
b. Sambungan purus dan lubang terbuka,
c. Sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.
d. Sambungan takikan lurus ekor burung,
e. Sambungan purus dan lubang terbuka,
f. Sambungan purus dan lubang tertutup,
g. Sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,
h. Sambungan takikan lurus ekor burung,
i. Sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

Anda mungkin juga menyukai