Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochillus hasselti)

DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)

Oleh:
Nama
NIM
Kelompok
Rombongan
Asisten

:
:
:
:
:

Arifah Hairawaty S
B1J012184
3
IV
Sumartika Yimastria

LAPORAN PRAKTIKUM SRTUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2013

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Ikan adalah anggota vetebrata poikolotermik (berdarah dingin) yang hidup di
air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vetebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha,
75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes, 800 spesiea termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertuang keras (kelas Osteichthyes).
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan lele (Clarias Batrachus) digunakan
dalam praktikum ini karena dapat mewakili kelas Pisces dan juga memiliki kemiripan
dengan yang lainnya, sehingga tidak langsung mengamati kelas pisces yang lainnya.
Selain itu, susunan organ-organ pada Ikan tersebut juga lebih mudah di pahami.
Klasifikasi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) menurut saanin (1985) adalah sebagai
berikut:
Phylum

: Chordata

Subphylum : Vetebrata
Class

: Pisces

Sub class

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Sub ordo

: Cyprinoide

Familia

: Chypnidae

Genus

: Osteochillus

Spesies

: Osteochilus hasselti

Klasifikasi ikan lele (Clarias Batrachus) berdasarkan taksonomi yang di kemukakan


oleh Weber de Beaufort (1965) dan Suyanto (1991), digolongkan sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Sub-kingdom : Metazoa
Phylum

: Chordata

Sub-phylum

: Vetebrata

Kelas

: Pisces

Sub-kelas

: Ostariophsy

Sub-ordo

: Siluroidea

Familia

: Claridae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias batrachus

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan I kali ini adalah
untuk melihat dan mengamati anatomi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan anatomi
Ikan Lele (Clarias Batrachus).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
gunting bedah, pisau, jarum penusuk.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Ikan Nilem
(Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele lele (Clarias Batrachus ), air, pormalin,
kloroform.

B. Metode
Metode yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan dibius dengan menggunkan kloroform atau dimatikan dengan jarum
penusuk.
2. Pengguntingan dimulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang
medioventral tubuh ke arah depan sampai dekat sirip dada (dilakukan dengan
hati-hati, jangan sampai merusak organ-organ yang terdapat dibagian dalam).
3. Dengan pertolongan sebuah pinset, bagian belahan daging sebelah atas dibuka
dan pengguntingan dilanjutkan dari anus kearah tubuh bagian dorsal yang
dilanjutkan ke arah anterior tubuh sampai ke tutup insang.
4. Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutupinsang bagian dorsal dan
ventral sampai ke ujung moncong. Pengguntingan dilakukan dengan hati-hati
karena pada bagian ventral dari insang terdapat jantung.
5. Saluran pencernaan direntangkan dengan hati-hati, bentuk aslinya jangan
diubah-ubah.

6. Bagian ekor dipotong melintang sehingga akan terlihat otot-otot epaxial, otootot hepaxial, septum vertkali dan septum horizontal.
7. Setelah dibedah, organ-organnya diganti.
8. Keterangan bagian-bagian organ dicatat mulai dari anatomi, sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, dan sistem lainnya sesuai dengan gambar
yang diberikan oleh asisten.
9. Setelah selesai, semua alat dibersihkan.

B. PEMBAHASAN
1. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Ikan nilem mempunyai ciri morfologi antara lai bentuk tubuh hampir serupa
dengan ikan mas. Kepala pada ikan nilem relatif lebih kecil. Pada sudut-sudut
mulutnya terdapat dua pasang sungut paraba. Warna tubuhnya hijau abu-abu. Sirip
punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jar lunak. Sirip ekor berbentuk
cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri 1
jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisik ada 33-36
keping. Dekat sudut rahang atas ada dua pasang sungut peraba.
Hasil pengamatan anatomi ikan nilem didapatkan hasil bahwa tubuh ikan
nilem di bagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Kepala atau caput
dimulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang badan atau truncus dimulai
dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda dimulai dari
belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Pada bagian dorsal terdapat dua
olfactory sacs. Mata terletak posterolateral dari letak hidung. Seluruh badan ikan
nilem bersisik, pada kiri kanan badan terdapat linea lateris atau gurat sisik, yang
memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Hal itu sesuai dengan pernyataan
radiopoetra 1991, bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana
tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput, truncus dipandang tepi caudal
operculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus. Operculum

merupkan lempeng tulang yang menutupi ruang insang dimasing-masing sisi (Storer,
1991).
Tubuh Ikan Nilem tersusun oleh otot-otot hepaxial dan otot-otot epaxial yang
keduanya dipisahkan oleh septum skeletogen horisontal. Otot-otot yang menyusun
Ikan Nilem masih bersifat segmental yang dinamakan dengan myomere yang
dibungkus oleh myocomata. Persilangan antara septum horisontal dan septum vertikal
disebut dengan septum vertebrae yang memperlihatkan adanya sepasang lengkung
haemal pada bagian dorsal. Kedua lengkung neural bertemu medio dorsal dan
membentuk taju neural. Pertemuan antara lengkung haemal kiri dan kanan dengan
medio ventral membentuk taju haemal dan salurannya yang disebut dengan canalis
haemalis, berfungsi sebagai tempat lewatnya vena dan arteri caudalis (Radiopoetra,
1991).
Sistem pencernaan pada ikan dimulai dari oesophagus yang sangat pendek,
karena hampir rongga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus
melengkung seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar
dan pars pylorica yang sempit, pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir
memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas 2 lobi, vesca fellea
dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi
ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan dengan
peritoneum ke tundus ventricullu. Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas
yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetra,1991).
Sistem pernafasan pada Ikan Nilem dilakukan oleh insang yang terdapat
dalam 4 pasang kantong insang yang terletak disebelah pharing dibawah operculum.

Tiap bilah insang terdiri atas lembaran ganda filamen. Pada perbatasannya terdapat
sisir duri yang berfungsi untuk menahan makanan dan benda-benda keras lainnya
melewati celah insang pada saat pernafasan berlangsung. Pada saat bernafas
operculum menutup melekat pada dinding tubuh, archus branchialis mengembang ke
arah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan
archus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air
mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida (Jassin, 1991).
Saluran reproduksipada ikan jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa
eferensia menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang
menyangga testis ke tubulus anterior ginjal yang berujung pada kloaka. Ujung
anterior dari opistonefros primitif melekat pada permukaan testis sebagai lapisan
yang disebut epididimis. Sistem genitalia berfungsi untuk perkelaminan, organ
utamanya adalah gonad. Gonad betina disebut ovarium, ada sepasang yang masingmasing berhubungan langsung dengan oviduc. Oviduc yang kiri dan kanan dibagian
belakang bersatu, kemudian bermuara di porus urogenitalis. Gonad jantan disebut
testis, ada sepasang, di dalamnya dibentuk spermatozoid. Masing-masing testis
berhubungan dengan duktus deferensia yang pendek, yang kemudian pada bagian
belakangnya bersatu dan bernuara di porus urogenitalis. Sebagian besar ikan betina,
telur disalurkan dari rongga tubuh oleh sepasang oviduk, tetapi oviduk tersebut
mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Ikan berkembang biak
didalam air, sebagian besar bersifat ovipar. Vertilisasi terjadi diluar dan telur
berkembang menjdi larva yang dapat berdiri sendiri (Villee et al. 1988).

Sistem ekresi terdiri atas ren (Ginjal) dengan tipe mesonephros, ureter, vesica,
dan uretra. Ren memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, dikanan dan kiri dari
linea lateralis. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya, ureter membesar
dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke sinus urogenitalis. Sinus
urogenitalis bermuara keluar melalui poros urogenitalis yang terdapat caudal dari
anus ( Radiopoetra, 1991).
2. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Hasil pengamatan anatomi Ikan Lele didapatkan hasil bahwa susunan tubuh
luar Ikan Lele terdiri dari caput, truncus, cauda, barbels inferior, barbels suoerior,
dorsal fin, caudal fin, anal fin, pectoral fin, patil dan linea lateralis (Jasin, 1991).
Organ dalam ikan lele terdiri dari cor, hepar, vesiva felea, gastrum, intestin,
ren, limpha, organ pengeluaran, dan organ kelamin.
Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan
dikeluarkan melalaui porus urogenitalis. Usus ikan lele panjang karena termasuk ikan
omnivora. Menurut storer and Usinger (1961) sistem pencernaa ikan terdiri dari:
Rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk
mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan
respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan di samping lalu ke oesophagus pendek
mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum.pyloric value terpisah belakang dari
intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine.
Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kanyung empedu dan saluran ke
intestine serta pankreasnya tidak jelas.

Sistem respirasi pada ikan lele yaitu dengan menggunakan insang sebagai alat
respirasi utama dan arborescent sebagai alat respirasi tambahan. Arborescent adalah
organ pernafasan tambahan yang bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan
kailer-kapiler darah. Oksigen yang terdapat di dalam air terdifusi ke dalam sel-sel
insang. Insang-insang tersebut mengandung darah yang mengangkut oksigen dari
insang ke jaringan sebelah dari dala badan. Darah yang berasal dari insang mengalir
ke anyaman kapiler badan yang lainnya dan pertukaran badan makanan terjadi di
jaringan, kemudian darah kembali ke jantung. Sistem tersebut disebut sistem tertutup
karena terdapat di dalam pembuluh di seluruh peredaran (Djuhanda, 1982).
Sistem reproduksi pada ikan lele berupa gonad. Gonad ikan yang merupakan
organ reproduksi dapat di bedakan menjadi dua yaitu testis yang terdapat pada ikan
jantan dan ovarium yang terdapat pada ikan betina. (Raharjo dan Muniarti, 1984).
Gonad ikan lele jantan dapat di ketahui dengan ciri-ciri yaitu memiliki gerigi pada
salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap dan memiliki ukuran gonad lebih kecil
dari pada betinanya. Sedangkan gonad pada ikan lele betina berwarna lebih kuning,
terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua bagian isinya mulus
tidak bergerigi. Selain itu, ikan lele juga memiliki sebuah organ yang di namakan
dengan Klasper yang berfungsi sama dengan penis yaitu sebagai organ ovulasi yang
terletak di bagian bawah tubuh dekat denagn anus.
Sistem ekskresi organ utamanya adalah ginjal. Urin yang di hasilkan ginjal,
disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga adbomen sebelah
dorsal menuju kebelakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu dibagian

belakang menjadi kantong urin dan dari urindi keluarkan melalui uretra yang bermura
di porus urogenitalis (Kirwanto,1986).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat di ambil kesimpulan sebagai


berikut:
1. Tubuh Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda).
2. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan hewan air, termasuk Phylum:
Chordata, Subphylum: Vetebrata, Class: Pisces, Sub class: Teleostei, Ordo:
Ostariophysi,

Sub

ordo:

Cyprinoide,

Familia:

Chypnidae,

Genus:

Osteochillus, Spesies: Osteochilus hasselti.


3. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip
punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin),
sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin).
4. Tubuh Ikan Lele (Clarias batrachus) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda). Tubuhnya tidak terdapat sisik.
5. Ikan Lele (Clarias batrachus) termasuk Phylum: Chordata, Sub-phylum:
Vetebrata, Class: Pisces, Ordo: Ostariophysi, Sub-ordo: Siluroidea, Familia:
Clariidae, Genus: Clarias, Spesies: Clariass batrachus.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjojo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.


Djuhanda, T. 1982.Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Jilid I. Amrico,
Bandung.
Jassin, M. 1991. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kirwanto, M. 1986. Mengenalkan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta.
Radiopoetra, 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Saanin, H. 1987. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Bina Cipta: Bogor.
Storer, I. Tracy; Usinger, Robert L. 1961. General of Zoologi. Mc Graw Hill Book
Company Inc, New York.
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ville, C.A., W.F. Walker and R.D. Barries. 1988. General Zoology. W.Bsauders
Company. Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai