Anda di halaman 1dari 9

THE SUNAN GIRI AWARD (SGA)

PENYELENGGARAAN KOMPETISI PELAYANAN PUBLIK TINGKAT


DESA
DI KABUPATEN GRESIK
HABIBUR ROHMAN
Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi
Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya
Abstraksi:
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara, Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk sematamata untuk kegiatan pelayanan publik.
Penyelenggaraan kompetisi pelayanan publik tingkat desa (Sunan
Giri Award) adalah

penilaian dan apresiasi atas proses dan capaian

pelayanan publik di tingkat desa dan kelurahan di Kabupaten Gresik.


Hasil penyelenggaraan kompetisi pelayanan publik tingkat desa
adalah pemenang dari pemerintah desa dan kelurahan dengan pelayanan
desa terbaik yang kemudian akan dilakukan pembinaan dan dijadikan pilot
project pelayanan desa di kabupaten Gresik.
I. PENDAHULUAN
Demokratisasi

pelayanan

publik

merupakan

wujud

nyata

penyelenggaraan good governance dalam masyarakat. Karakteristik


good governance mencitrakan pelaksanaan pelayanan publik yang
ideal dengan dilandasi oleh prinsip-prinsip dasar yakni, transparansi,
partisipasi, akuntabilitas, reponsif, demokratis, efektif efisien dan
perlindungan hukum terhadap hak-hak asasi manusia.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas


barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara.
Penyelenggara
Penyelenggara

pelayanan

adalah

setiap

publik

yang

institusi

selanjutnya

penyelenggara

disebut
negara,

korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undangundang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan public
Yang dimaksud dengan kompetisi pelayanan publik tingkat desa
adalah

penilaian dan apresiasi atas proses dan capaian pelayanan

publik di tingkat desa dan kelurahan di Kabupaten Gresik


II. KONSEP PELAYANAN PUBLIK
1. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan
sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di
Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat

maupun

dalam

rangka

pelaksanaan

ketentuan

peraturan perundang-undangan.
Pelayanan publik menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun
2009 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan

kebutuhan

pelayanan

sesuai

dengan

peraturan

perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas


barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
2. Sejarah dan Ruang lingkup pelayanan publik
Sejarah etika dalam pelayanan publik dapat

ditelusuri

dalam tulisan Denhardt yang berjudul The Ethics of


Service

(1988).

Penulis

ini

menggambarkan

sejarah

Publik
etika

pelayanan publik mulai dari karya Wayne A.R.Leys tahun 1944,


yang oleh

penulis

disebut sebagai Model I The 1940s. Leys

memberikan saran kepada pemerintah Amerika Serikat tentang


bagaimana menghasilkan suatu good publik policy decisions. Ia
berpendapat bahwa sudah waktunya meninggalkan kebiasaan atau
tradisi (custom) yang selama ini selalu menjadi pegangan utama

dalam

menentukan

suatu

pembuatan

keputusan

karena

pemerintah terus berhadapan dengan berbagai masalah baru.


Katanya,

kebiasaan

dan

tradisi

tersebut

harus digoyang

dengan standar etika yang ada di mana etika, katanya, harus


dilihat sebagai source of doubt. Pertanyaan-pertanyaan etika
harus digunakan dalam menilai apakah suatu keputusan sudah
dianggap

baik

atau

dikatakan bahwa agar


administrator
standar
pada

yang

tidak.

Singkatnya,

menjadi

senantiasa
digunakan

etis,

menguji
dalam

dalam

model

diperlukan

ini

seorang

dan mempertanyakan

pembuatan

keputusan

dari

hanya sekedar menerima atau tergantung pada kebiasaan

dan tradisi yang ada (Denhardt, 1988: 6).


Menurut Pasal 5 ayat (2) ruang lingkup pelayanan publik
meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,
jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya
alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
3. Dasar Hukum Pelayanan Publik
1. UU No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
2. Keppres No. 121/P tahun 2014
3. Permenpan 38 tahun 2012
4. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya kompetisi pelayanan publik di
tingkat desa/keluarahan ini adalah :
1. Untuk menggali proses dan potensi model pelayanan publik di
tingkat desa/kelurahan
2. Untuk menggali local wisdom model pelayanan publik di tingkat
desa/kelurahan
3. Sebagai bentuk apresiasi atas capaian aparatur desa dalam
menyelenggarakan pelayanan publik
4. Untuk menilai dan mangevaluasi atas kinerja pelayanan publik
III.

di tingkat desa
KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN DI BIDANG PELAYANAN
PUBLIK
1. Kebijakan Pemerintah Daerah periode 2010-2015
Pemerintah Kabupaten Gresik belum mempunyai kebijakan yang
secara

spesifik

membahas

tentang

pelayanan

publik,

penyelenggaraan kompetisi pelayanan publik tingkat desa hanya


didasarkan pada surat keputusan Bupati Gresik.
2. Menjadikan Pemerintahan Desa sebagai sentral pelayanan publik

Pemerintah desa selain kepanjangan tangan dari pemerintah


kabupaten/kota
masyarakat,

juga
dengan

menyelenggarakan

sebagai

ujung

semangat

kompetisi

tombak

inilah

pelayanan

pelayanan

kabupaten
Publik

tingkat

bagi
Gresik
desa

sebagai pembinaan dan pemberian apresiasi kepada pemerintah


IV.

desa dengan pelayanan terbaik.


PEMBERIAN APRESIASI BAGI PEMERINTAHAN DESA DI BIDANG
PELAYANAN PUBLIK MELALUI THE SUNAN GIRI AWARD
1. Memahami The Sunan Giri Award
Sunan Giri Award (SGA) adalah piala sunan giri merupakan sebutan
dari penyelenggaraan kompetisi pelayanan publik tingkat desa
yang di nisbatkan kepada salah satu wali yang ada di kabupaten
Gresik yaitu Sunan Giri.
2. Organisasi pelaksana The Sunan Giri Award
Tanggung jawab administratif kegiatan ini di bawah koordinasi
Bagian Ortala dan Organisasi Pemkab Gresik, Sedangkan tanggung

Sterri
bawah koordinasi
ng
Com
Bagian
mitte
Organisas

jawab akademik dan pelaksanaan survey penilaian berada di


The Sunan Giri Foundation (SAGAF).

i Pemkab
Admin
istrasi

SAG
AF
Surv
eyor

3. Tahapan Kerja Survey Desa

V. DISKRIPSI PENILAIAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2014

1. Pemkab meminta kecamatan untuk mengirimkan desa/kelurahan


yang akan dikompetisikan, maksimal 2 desa dengan menyertakan
syarat dan kelengkapan administratif. Selanjutnya Pemkab akan
menentukan desa terpilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
2. Setelah desa/kelurahan ditetapkan selanjutnya akan dilakukan
penilaian. Penilaian akan dilakukan tiga tahap :
a. Penilaian administratif berupa kelengkapan

dasar

yang

dipersyaratkan, yang disertakan pada saat pengajuan calon


desa/kelurahan oleh kecamatan
b. Penilaian masyarakat, yakni penyebaran kuesioner kepada
masyarakat sebanyak 20 kuesioner. Proses ini dilakukan 1
minggu sebelum visitasi.
c. Visitasi, yakni mendengarkan presentasi atas penyelenggaraan
pelayanan publik sekaligus melakukan observasi atas semua
proses dan hasil yang sudah dilakukan.
3. Penilaian
Penilaian menggunakan skema sebagai berikut :
20 + 40 + 40 X 100

VI.

3
Nilai 20 adalah score penilaian adiministratif
Nilai 40 adalah score kuesioner
Nilai 40 adalah svore visitasi, observasi dan presentasi
ASPEK YANG DINILAI
1. Visi, misi dan motto layanan (10%)
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Adanya visi dan misi yang dijabarkan dalam perencanaan
(Renstra, Renja) mengacu UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
b. Penetapan motto pelayanan yang mampu memotivasi pegawai
untuk memberikan pelayanan terbaik.
c. Motto pelayanan diumumkan secara luas kepada pengguna
layanan.
2. Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan (25%).
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Penyusunan, penetapan, dan penerapan standar pelayanan yang
mengacu

Undang-undang

Nomor

25

Tahun

Pelayanan Publik.
b. Maklumat Pelayanan yang dipublikasikan.
3. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur (10%)
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Penetapan uraian tugas yang jelas

2009

tentang

4. Sumber Daya Manusia (17%).


Komponen ini berkaitan dengan profesionalisme pegawai, yang
meliputi:

sikap

dan

perilaku,

keterampilan,

kepekaan,

dan

kedisiplinan. Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:


a. Penetapan dan penerapan pedoman kode etik pegawai
b. Sikap dan perilaku pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
c. Tingkat kedisiplinan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
d. Tingkat kepekaan/ respon pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
e. Tingkat keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan
kepada pengguna layanan
f. Penetapan kebijakan pengembangan pegawai dalam rangka
peningkatan
tujuan

keterampilan/

meningkatkan

profesionalisme

kualitas

pelayanan

pegawai
kepada

dengan

pengguna

pelayanan
5. Sarana dan Prasarana Pelayanan (8%).
Komponen ini berkaitan dengan daya guna sarana dan prasarana
pelayanan yang dimiliki. Indikator penilaian untuk komponen ini
meliputi:
a. Sarana

dan

prasarana

yang

dipergunakan

untuk

proses

pelayanan telah didayagunakan secara optimal


b. Sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia memberikan
kenyamanan kepada pengguna layanan (perhatikan: kebersihan,
kesederhanaan, kelayakan dan kemanfaatan
c. Sarana pengaduan (Kotak pengaduan, loket pengaduan, telepon
tol,
email dan lainnya)
6. Penanganan Pengaduan (15%)
Komponen ini berkaitan dengan sistem dan pola penanganan
pengaduan, serta bagaimana penyelesaian terhadap pengaduan
tersebut sesuai aturan yang berlaku.
Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:
a. Sistem/prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan
b. Petugas khusus/ unit yang menangani pengelolaan pengaduan
c. Persentase jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan
7. Sistem Informasi Pelayanan Publik (7%)
Komponen ini berkaitan dengan sistem pengelolaan informasi
pelayanan, wujud/bentuk penyampaian informasi, serta tingkat
keterbukaan informasi kepada pengguna layanan.

Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi:


a. Sistem informasi pelayanan secara elektronik
b. Penyampaian informasi pelayanan publik kepada pengguna
layanan
c. Tingkat keterbukaan informasi pelayanan kepada pengguna
layanan
8. Produktivitas dalam pencapaian target pelayanan (8%)
Komponen ini berkaitan dengan penentuan target pelayanan serta
tingkat

VII.

pencapaian target

tersebut.

Indikator

penilaian untuk

komponen ini meliputi:


a. Penetapan target kinerja pelayanan
b. Tingkat Pencapaian target kinerja
DESA/KELURAHAN PEMENANG SUNAN GIRI AWARD TAHUN
2014
N
O
1

SAMBO GUNUNG

DUKUN

SCOR
E
73,3

WEDANI

CERME

70,4

WADAK LOR

DUDUK SPY

70,3

KEL. GENDING

KEBOMAS

70,1

DADAP KUNING

CERME

68,0

CANGAAN

UJUNG PANGKAH

65,7

DESA PETUNG

PANCENG

65,4

SUKO MULYO

MANYAR

65,0

GUNUNG TEGUH

SANGKAPURA

65,0

10

SAMBI PONDOK

SIDAYU

64,7

DESA

KECAMATAN

VIII. PERUBAHAN DAN PENGALAMAN PEMENANG THE SUNAN GIRI


AWARD
IX.

PENUTUP
a. Kesimpulan
Pembangunan

dan

perkembangan

industri

menyebabkan

perubahan sosial ekonomi dan sosial budaya santri di masyarakat


Gresik yang berdampak positif dan negatif.
1. Perubahan sosial ekonomi masyarakat meliputi: perubahan mata
pencaharian, perubahan jumlah kesempatan kerja, perubahan
tingkat

pendapatan,

prasarana publik.

dan

perubahan

jumlah

sarana

dan

2. Perubahan

sosial

budaya

santri

masyarakat

meliputi:

tergerusnya budaya santri di masyarakat Gresik akibat budaya


baru industri.
Dampak positif

terhadap

masyarakat

adalah

penciptaan

peluang usaha dan pekerjaan, yaitu terciptanya peluang usaha dan


pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat. Sedangkan dampak
negatifnya terhadap masyarakat adalah tergerusnya budaya lokal
Gresik, khususnya budaya santri yang digantikan dengan budaya
baru industry, disebabkan karena pengaruh budaya pekerja industri
dari luar Gresik serta dominasi budaya industri.
b. Rekomendasi
Berdasarkan hasil uraian, maka penulis merekomendasikan
sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah harus membuat lokal area khusus bagi
masyarakat pekerja industri yang dikelola dengan berbagai
kegiatan keagamaan.
2. Perusahaan agar lebih peka terhadap pelestarian budaya lokal
Gresik dan membina karyawannya untuk ikut melestarikan tradisi
lokal Gresik, selain itu juga harus memberikan bekal ketrampilan
dan keagamaan bagi karyawan.

DAFTAR PUSTAKA
Adi.1996. Psikologi pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial sebagai
Dasar Pemikiran. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.
Adriani, Fina. 2011. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Sosial Ekonomi
Masyarakat. Padang: FIS UNP.
Arthos, Basir. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Gresik dalam angka 2013. Bapan Pusat Statistik Kabupaten Gresik
Damzar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kertasapoetra G. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Jakarta: Bina
Aksara
Widodo, imam dukut. 2003. Grisse Tempo Doeleo. Pemkab Gresik
Soekanto, Soedjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Koentjaraningrat.

1976.

Kebudayaan,

Mentalitet

dan

Pembangunan,

Jakarta: Gramedia
Dhofir , Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup
Kiai.
Madjid, Nurcholish. 1999. Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan,
Jakarta: Paramadina. Mastuhu
Bungin, M. Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada
Media

Anda mungkin juga menyukai