( SIEVE ANALYSIS )
A. TUJUAN
Membuat suatu distribusi satuan ukuran agregat dalam bentuk grafik
yang dapat memperlihatkan bagian butir ( gradasi ) suatu agregat dengan
menggunakan saringan.
B. ALAT
a. Saringan satu set : 1, , , 3/8, , No.4, No.8, No.16, No.30,
No.50, No.100, No.200
b. Timbangan digital
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
C. BAHAN
a. Agregat kasar (split) = 1000 gram (lolos saringan 25,4 mm)
b. Agregat kasar (screen) = 1000 gram (lolos saringan 9,5 mm)
c. Agregat kasar (AB) = 500 gram (lolos saringan 4,75 mm)
D. TEORI SINGKAT
Analisis saringan adalah suatu kegiatan analisis yang digunakan untuk
menentukan persentase berat butiran agregat yang lolos dalam satu set
1
INCH
BERAT SARINGAN
GR
GR
SP
SC
AB
SP
25,4
1"
584,7
584,7
584,7
584,7
19,1
3/4 "
559,8
559,6
559,6
9,52
3/8"
525,7
525,5
525,4
4,76
No.4
530,2
530,2
2,36
No.8
398,4
1,19
No.16
0,59
No.30
0,28
SC
AB
584,7
584,7
1121,3
565,3
559,6
954,8
1498,7
532
530,2
530,2
541
548,5
398,3
398,5
399,1
398,9
611,9
521,2
521,2
521,3
521,6
521,8
625,6
517,3
517,3
517,4
517,7
517,6
578,4
No.50
507,7
507,7
507,9
508,2
508,1
528,3
0,15
No.100
495,9
495,8
495,8
496,6
496,6
534,1
0,08
No.200
427
426,9
427
427,7
427,8
433,3
Pan
252,6
252,6
252,8
258,2
258,4
282,4
JUMLAH
BERAT
KOMULATIF
TERTAHAN
% KOMULATIF
TERTAHAN
% KOMULATIF LOLOS
GR
GR
SP
SC
AB
0
561,
5
429,
1
5,7
973,
2
10,8
0,7
0,6
0,4
0,6
18,3
213,
4
104,
3
0,4
0,3
61
0,5
0,4
20,4
0,7
0,8
38,3
0,7
0,9
6,3
5,6
999,
6
5,8
999,
1
29,6
498,
2
6,6
SP
SC
0
561,
5
990,
6
990,
6
991,
3
991,
7
992,
1
992,
6
993,
3
994
999,
6
AB
5,7
978,
9
989,
7
990,
3
990,
9
991,
2
991,
6
992,
4
993,
3
999,
1
0
6,6
24,9
238,
3
342,
6
403,
6
424
462,
3
468,
6
498,
2
SP
SC
AB
0,000
SP
100,0
00
43,82
8
SC
100,0
00
99,42
9
1,325
0,900
2,022
4,998
47,83
2
68,76
8
81,01
2
85,10
6
92,79
4
94,05
9
100,0
00
0,900
0,941
0,830
0,881
0,790
0,821
0,750
0,791
0,700
0,751
AB
100,0
00
100,0
00
98,67
5
95,00
2
52,16
8
31,23
2
18,98
8
14,89
4
0,000
56,17
2
99,10
0
99,10
0
99,17
0
99,21
0
99,25
0
99,30
0
99,37
0
99,44
0
100,0
00
0,000
0,000
0,571
97,97
8
99,05
9
99,11
9
99,17
9
99,20
9
99,24
9
99,32
9
99,41
9
100,0
00
0,630
0,671
7,206
0,560
0,581
5,941
0,000
0,000
0,000
G. KESIMPULAN
Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa persentase dari
split 19,5%, screen = 18,5 % dan abubatu = 63 %. Berdasarkan susunan
dari butiran agregat tersebut kurang baik untuk perkerasan jalan, karena
persentase abubatu yang terlalu banyak. Dari hal itu, dapat kita simpulkan
bahwa Semakin kecil nilai kumulatif tertahan (%) maka semakin besar
nilai kumulatif lolos (%) dan nilai fullernya.
H. DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia.2003.Beton Aspal Campuran Panas.Jakarta: Granit
Wignal,Arthur, Peter S. Kendrik, Roy Ancil, Malcolm
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
SNI 03-1968-1990
http://www.ilmusipil.com/analisa-saringan-agregat-kasar-dan-halus
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringan-
agregat.html
http://www.scribd.com/doc/57830914/Analisa-saringan-agregat
http://www.slideshare.net/sendytha/uji-bahan-agregat-campuran
D. TEORI SINGKAT
Aspal adalah bahan yang terdiri dari fraksi cair yang disebut malten
dan fraksi padat yang disebut dengan asphalten. Aspal merupakan material
yang pada temperature ruangan berbentuk padat sampai agak padat dan
bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai
Jemperature tertentu, dan kembali membeku jika Jemperature turun.
Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran
perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar
antara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan
volume campuran. Di perkerasan jalan aspal akan mengalami aksidasi dan
polimerisasi sejak dari pemanasan dan pencampuran di unit pencampur
aspal sampai diperkerasan jalan yang sangat tergantung pada pori-pori
perkerasan dan kondisi cuaca setempat.
Sifat agregat merupakan salah satu factor penentu kemampuan
perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap
cuaca.Oleh karena itu perlu pemeriksaan yang teliti sebelum diputuskan
suatu agregat dapat dipergunakan sebagai material perkersan jalan. Sifat
agregat terhadap air dibagi atas 2, yaitu:
a. Agregat yang suka akan air (hydrophylik)
Yaitu granit dan agregat yang mengandung silica.
b. Agregat yang tidak suka akan air (Hydropholik)
Seperti diorite dan ondesit.
Kelekatan agregat terhadap aspal adalah angka yang menunjukkkan
persentase luasan permukaan agregat yang masih terselimuti oleh aspal
setelah agregat tersebut direndam selama 24 jam. Pengujian ini dapat
dilakukan terhadap semua jenis bahan yang digunakan sebagai agregat
bahan jalan dan campuran aspal. Kelekatan aspal terhadap agregat
dinyatakan dalam persen (%). Menurut standar SNI-03-2439-1991, atau
AASTHO 182-84 , nilai kelekatan aspal yang baik minimal 95%.kelekatan
aspal yang tinggi dapat diartikan bahwa aspal tersebut memiliki
kemampuan yang tinggi untuk melekatkan agregat sehingga semakin baik
digunakan sebagai bahan ikat ikat perkerasan.
Pengamat
A
B
C
D
E
Rata- rata
99
99
98
99
98
98,6
Tabel 2.1 data kelekatan aspal
2. PERHITUNGAN
Dari data yang di dapat diatas maka persentase kelekatan agregat
terhadap aspal adalah :
99 +99 +98 + 99 + 98
=
5
= 98,6%
G. KESIMPULAN
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
SNI 03-2439-1991
http://lexonos.blogspot.com/2009/07/metode-pengujian-kelekatan-
agregat.html
http://www.scribd.com/doc/71395662/Kelekatan-Agregat-Terhadap-
Aspal
http://softwareyudhipram.blogspot.com/2011/11/metode-pengujiankelekatan-agregat.html
10
Cawan silinder
Timbangan elektrik
Kompor
Wajan
Waterbath
11
ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu kedalam aspal pada suhu
tertentu.
Nilai Penetrasi menggambarkan kekerasan bahan bitumen pada suhu
standar 25oC, yang diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum
standar, dengan beban standar (50 gr/100 gr), dalam rentang waktu yang
juga standar (5 detik).
British Standard (BS) membagi nilai penetrasi tersebut menjadi 10
macam, dengan rentang nilai PEN 15 s/d 450, sedangkan AASHTO
mendefenisikan nilai PEN 40-50 sebagai nilai PEN untuk material bahan
bitumen
terkeras
dan
PEN
200-300
untuk
bahan
bitumen
terlembek/terlunak.
Nilai penetrasi sangat sensitif terhadap suhu. Pengukuran di atas suhu
kamar akan menghasilkan nilai yang berbeda. Variasi suhu terhadap nilai
penetrasi dapat di susun sedemikian rupa hingga di hasilkan grafik
hubungan antara suhu dan nilai penetrasi. Penetration Index dapat di
tentukan dari grafik tersebut.
Seperangkat alat untuk
penetrasi
aspal
disebut
penetrometer.
Penetrometer terdiri dari alat ukur jarak masuknya jarum kedalam benda
uji. Semakin besar penetrasi maka semakin lunak aspal tersebut dan
viskositasnya.
Jarum yang digunakan untuk penetrasi aspal dirancang khusus dan
sangat akurat untuk penetrasi sampel aspal dibawah beban standar secara
vertical yang dinyatakan dalam satuan 0,1 mm pada kondisi beban, waktu,
dan temperature yang diketahui.
Alat penetrometer yang dapat menunjukkan kedalaman masuknya jarum
ke dalam benda uji sampai 0,1 mm terdekat. Penetrometer harus dilengkapi
dengan waterpass untuk memastikan pasisi jarum dan pemegang jarum
tegak (900) ke permukaan.
Jarum penetrasi harus terbuat dari stainless steel dari bahan yang kuat.
Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm dan jarum panjang
memiliki panjang sekitar 60 mm.
Pengujian penetrasi aspal diatur oleh standar SNI 06-2456-1991 dimana
disebutkan:
12
waterbath.
10. Masukkan data ke dalam tabel.
F. DATA DAN PERHITUNGAN
1. DATA
No
Kegiatan
1 Pembukaan contoh
Mendinginkan contoh
Mencapai suhu
Uraian
Contoh dipanaskan
Mulai jam : 14.10
Selesai jam : 14.20
Didiamkan di suhu ruang
Mulai jam : 14.22
Selesai jam : 15.14
Direndam pada suhu 250 C
Pembacaan suhu
13
pemeriksaan
waterbath 600 C
Pemeriksaan
No
Pengamatan
Suhu Ruang
Waterbath
325-400=75
395-485=90
323-407=84
362-465=103
390-467=77
370-476=106
005-070=65
390-495=105
380-455=75
380-485=105
Rata-rata
75,2
Tabel 3.2 Pengamatan Penetrasi Aspal
101,8
2. PERHITUNGAN
a. Rata-rata Penetrasi yang pada suhu ruang
75+ 84+77+ 65+75
=
5
= 75,2
b. Rata-rata Penetrasi yang direndam dalam waterbath
90+103+106+105+105
=
5
= 101,8
G. KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilakukan, didapatkan data:
1. Nilai Penetrasi pada suhu ruang adalah : 75,2
14
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
SNI 06-2456-1991
http://www.scribd.com/doc/59158177/penetrasi-aspal
http://kerudungmukena.blogspot.com/2009/05/aspal-penetrasi-
6070.html
http://napitupulu-anggiat.blogspot.com/2011/06/penetrasi-aspal.html
15
16
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
C. BAHAN
a. Agregat
Split = 3 kg
Screen = 3 kg
AB
= 1 kg
b. Air Suling
D. TEORI SINGKAT
Berat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan
volume bahan terhadap berat air dengan volume yang sama pada
temperatur 20-25C (68-77F). Berat jenis agregat berbeda satu sama
lainnya tergantung dari jenis batuan, susunan, mineral, struktur butiran, dan
porositas batuannya.
Terdapat 3 jenis berat jenis (spesifik gravity) yaitu :
a. Berat Jenis Bulk (Bulk Spesifik Gravity)
Berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan
kering dan seluruh volume agregat. (Vs + Vi + Vp + Vc)
b. Berat Jenis Kering Permukaan (Saturated Surface Dry)
Berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalm keadaan
kering permukaan. Jadi merupakan berat agregat kering + berat air
17
RUMUS :
a. Agregat Kasar
BeratJenisKeringPermukaan (SSD) =
W1
W 1W 2
W3
W 1W 2
BeratJenisSemu (Apparent)
W3
W 3W 2
W 1W 3
100
W3
b. Agregat Halus
BeratJenisKeringPermukaan (SSD) =
A
A+ BC
18
D
A+ BC
BeratJenisSemu (Apparent)
D
D+ BC
AD
100
D
E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Persiapkan benda uji
a. Rendam benda uji ke dalam air selama
24
jam sampai
19
jam,
20
Sp
Sc
W1
1027,9
1019,6
W2
619,7
593,2
W3
991,2
986,2
W1
W 1W 2
2,518
2,391
Bj Bulk
W3
W 1W 2
2,4282
2,3129
Bj Apparent
W3
W 3W 2
2,668
2,509
W 1W 3
x 100
W3
3,703%
3,387%
Penyerapan Air
Tabel 4.1 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat kasar >
4,75mm (Split dan Screen)
Analsis data diatas:
1. Split
Diketahui
: W1
W2
W3
a. BJ SSD
= 1027,9 gr
= 619,7 gr
= 991,2 gr
W1
W 1W 2 =
1027,9
1027,9 619,7
= 2,518
W3
W 1W 2
991,2
1027,9 619,7
= 2,4282
gr
b. BJ bulk
gr
c. BJ apparent
W3
W 3W 2
991,2
991,2619,7
2,668 gr
21
d. Penyerapan agregat
W 1W 3
100
W3
1027,9619,7
100
619,7
= 3,703 %
2. Screen
Diketahui
a. BJ SSD
: W1
W2
W3
= 1019,6 gr
= 593,2 gr
= 986,2 gr
W1
W 1W 2
1019,6
1019,6593,2
= 2,391
W3
W 1W 2
986,2
1019,6593,2
= 2,3129
gr
b. BJ bulk
gr
c. BJ apparent
W3
W 3W 2
986,2
986,2 593,2
2,509 gr
d. Penyerapan agregat
W 1W 3
100
W3
1019,6 986,2
100
593,2
= 3,387 %
= 0.0876 %
= 0.0294 %
22
>2.36
<2.36
287,6
188,5
2729,2
2729,6
2900,8
2839,6
269,8
167,5
2,479
2,411
D
A
A+ BC
Bj Bulk
D
A+ BC
2,326
2,142
Bj Apparent
D
D+ BC
2,747
2,928
Penyerapan Air
AD
100
6,598%
D
12,5%
Tabel 4.2 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat halus
(Abubatu)
A
A+ BC
287,6
287,6+ 2729,3 2 900,8
2,479 gr
23
2. BJ bulk
D
A+ BC
269,8
287,6+ 2729,3 2 900,8
D
D+ BC
269,8
269,8+ 2729,3 2 900,8
2,326 gr
3. BJ apparent=
= 2,747 gr
4. Penyerapan agregat
AD
100
D
287,6269,8
100
269,8
= 6,598 %
A
A+ BC
188,5
188,5+2 729,6 2 839,9
D
A+ BC
167,5
188,5+2 729,6 2 839,9
= 2,411 gr
2. BJ bulk
= 2,142 gr
3. BJ apparent
D
D+ BC
167,5
167,5+2 729,6 2 839,9
4. Penyerapan agregat
= 2,928 gr
AD
100
D
24
188,5167,5
100
167,5
= 12,5 %
AGREGAT
PROPORSI
BERAT JENIS
Penyerapan air
Split
mm
>4.75
%
99,912
SSD
2,518
BULK
2,4282
APPARENT
2,688
%
3,703
Screen
<4.75
>4.75
0,088
99,971
2,391
2,3129
2,509
3,387
Ab
<4.75
>2.36
0,029
60,407
2,479
2,326
2,747
6,598
G. KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Pada agregat kasar > 4,75mm (split dan screen), perbedaan antara
berat jenis SSD,Bulk dan Apperent tidak jauh berbeda.
2. Pada agregat kasar < 4,75mm (split dan screen), tidak dilakukan
pratikum, karena jumlah agregatnya < dari 10%, yaitu untuk split
0,088% dan untuk screen hanya 0,029 % dari berat total agregat.
3. Penyerapan air pada Split 3,703 %, sedangkan penyerapan air pada
split 3,387%, yang tidak jauh berbeda.
4. Berat jenis pada abubatu >2,36 mm,SSD = 2,479, Bulk = 2,2362,
Apperent = 2,747 sedangkan pada < 2,36 mm,SSD = 2,411, Bulk =
2,142, Apperent = 2,928. Yang tidak jauh berbeda.
5. Penyerapan air pada abubatu memiliki perbedaan yangcukup
signifikan
yaitu
abubatu>2,36
mm
=6,598%
sedangkan
abubatu<2,36mm =12,5%.
H. DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia.2003.Beton Aspal Campuran Panas.Jakarta: Granit
25
Wignal,Arthur,
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
SNI 03-1969-2008
http://lexonos.blogspot.com/2009/03/metode-pengujian-berat-jenis-
dan_30.html
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-specific-
Peter
S.
Kendrik,
Roy
Ancil,
Malcolm
gravity-dan-penyerapan-agregat-halus-2/
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
menentukan sifat agregat kasar berdasarkan keausannya, dengan
menghitung % jumlah bagian berat yang aus (lolos saringan 1.17mm/ No.
12) setelah mendapatkan abrasi pada mesin los angeles.
B. ALAT
a. Saringan satu set : 19,1mm (3/4), 9.5mm (3/8), 4.76mm (No.4),
2.38mm (No. 8), 1.2mm ( No. 12)
b. Timbangan
c. Mesin Los Angeles + bola baja
26
Gambar 5.1
d. Oven
e.
C. BAHAN
Agregat yang lolos saringan 37.5mm ( 1 ) = 5000 gram (yang sudah
kering oven).
D. TEORI SINGKAT
Daya tahan agregat merupakan ketahanan agregat terhadap adanya
penurunan mutu akibat proses mekanis dan kimiawi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat degradasi yang terjadi sangat ditentukan oleh jenis
agregat, gradasi campuran, ukuran pertikel, bentuk agregat, dan besarnya
energy yang dialami oleh agregat tersebut.
Daya tahan agregat terhadap beban mekanis diperiksa dengan melakukan
pengujian abrasi menggunakan abrasi Los Angeles, sesuai dengan SNI-032417-1991 atau AASHTO T96-87. Gaya mekanis pada pemeriksaan
dengan alat abrasi Los Angeles diperoleh dari bola-bola baja yang
dimasukkan bersama dengan agregat yang hendak di uji.
Penggolongan tingkat keausan agregat diindikasi oleh nilai abrasi dari
hasil pengujian mesin Los Angeles terdiri dari:
Agregat kasar nilai abrasi < 20%
Agregat lunak
Mesin abrasi Los Angeles terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 711 mm (28") panjang dalam 508 mm (20");
silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar
pada poros mendatar; Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji:
penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
27
ketahanan
agregat
kasar
terhadap
keausan
dengan
28
W 1W 2
x 100
W1
(mm)
untuk setiap ukuran (gr)
Lolos
Tertahan
Sebelum
Sesudah
37,5
19
4168,5
1823,3
19
9,5
822,3
1485,2
9,5
4,75
3,2
343,6
4,75
2,36
2,2
329,7
2,36
1,176
180,4
Jumlah berat
4958.1
4162,2
Berat tertahan No.12
4162,2
Tabel 5.2 Data berat Agregat
2. PERHITUNGAN
W1 = 4996,2 gr
W2 = 4162,2 gr
W1-W2= 4996,2-4162 = 834 gr
W 1W 2
x 100
Keausan
=
W1
=
4996,24162,2
x 100
4996,2
= 16,693 %
= 16,7%
30
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan pratikum ini, maka didapatkan Angka Keausan
adalah 16,7 % dengan menggunakan 12 buah bola baja. Nilai Keausan
berada dibwah 20%, maka dapat kita simpulkan bahwasannya agregat
cukup bagus untuk menahan Keausan, yang berarti Nilai Keausan
memenuhi standar ketetapan atau yang diharapkan.
H. DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia.2003.Beton Aspal Campuran Panas.Jakarta: Granit
Wignal,Arthur, Peter S. Kendrik, Roy Ancil, Malcolm
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
SNI 03-2417-1991
http://www.mediafire.com/?ukq8tj4w3uw9vpa
http://www.ferryndalle.com/2011/08/pengujian-keausan-agregat-
dengan-mesin.html
http://www.slideshare.net/sendytha/uji-bahan-agregat-campuran
benda
uji
mulai
dari
32
C. BAHAN
a. Aspal
b. Split
c. Screen
d. Abubatu
e. Air suling
D. TEORI SINGKAT
Aspal beton campuran panas adalah salah satu jenis dari lapis
perkerasan konstruksi perkerasan lentur, jenis perkerasan ini merupakan
campuran homogeny antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada
suhu tertentu.
Beton aspal terdiri dari campuran agregat dari berbagai diameter dan
aspal. Pencampuran dapat dilakukan secara dingin (cold mix) maupun
secara panas (hot mix). Pencampuran secara hot mix, yaitu suatu campuran
yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang merupakan komponen
terbesar dalam campuran dan bahan pengikatny aspal, dimana cara
pencampurannya melalui proses pemanasan. Pada hot mix bahan dipanasi
sampai suhu 195C untuk agregat dan 140C untuk aspal. Serta akan
menghasilkan campuran dengan suhu + 145C.
Bahan penyusunnya:
Bahan ikat: aspal
Agregat : -agregat kasar, agregat halus, pengisi/filler.
Peralatan marshall adalah merupakan alat penguji campuran beraspal
panas (hot mix) yang umum dilakukan untuk mengetahui untuk kekuatan
campuran beraspal panas (hot mix) yang digunakan dalam perkerasan
lentur jalan raya. Parameter kekuatan campuran beraspal panas (hot mix)
yang diuji dengan alat marshall harus memenuhi spesifikasi seperti:
penyerapan aspal, rongga dalam aspal (VIM), rongga dalam agregat
(VMA), rongga terisi aspal (VFB), stabilitas marshall (MS), pelelehan
(FLOW), marshall quotient, stabilitas marshall sisa setelah perendaman
selama 24 jam, rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal).
34
1100
kadar aspal
( B A )
100kadar aspal
37
1 menit
38
e. Naikkkan
kepala
penekan
beserta
benda
ujinya
hingga
40
d. Berat
Benda
Uji
Maksimum
Campuran
Teoritis
(Max.
Analisis data
Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama
dengan 63,5 mm (2,5) dengan mengggunakan table koreksi
Hitung nilai rata-rata yang mewakili setiap nilai kadar aspal untuk nilai
stabilitas, flow, stabilitas/flow, berat isi campuran,VIM,VMA,VFA
Buat grafik untuk masing-masing stabilitas, flow, stabilitas/flow, berat
isi campuran,VIM,VMA,VFA. Kecenderungan yang umum pada garfik:
Nilai stabilitas naik dengan bertambahnya kadar aspal dan akan
mencapai puncaknya pada suatu kadar aspal tertentu. Setelah
41
stabilitas maksimum
VIM akan menurun dengan bertambahnya kadar aspal
VMA akan turun ke suatu nilai minimum kemudian akan naik
campuran,VIM,VMA,VFA
VFA akan naik sesuai dengan pertmbahan kadar aspal, karena
berat
isi
Tebal benda
Angka
(cm)3
uji (mm)
Korelasi
200-213
214-225
226-237
238-250
251-264
265-276
277-289
290-301
302-316
317-328
329-340
341-353
354-367
368-379
380-392
393-405
406-420
421-431
432-443
444-456
457-470
471-482
483-495
496-508
509-522
523-535
25,4
27,0
28,6
30,2
31,8
33,3
34,9
36,5
38,1
39,1
41,3
42,9
44,4
46,0
47,6
49,2
50,8
52,4
54,0
55,6
57,2
58,7
60,3
61,9
63,5
65,1
5,56
5,00
4,55
4,17
3,85
3,57
3,33
3,03
2,78
2,50
2,27
2,08
1,92
1,79
1,67
1,56
1,47
1,39
1,32
1,25
1,19
1,14
1,09
1,04
1,00
0,96
42
536-546
66,7
0,93
547-559
68,3
0,89
560-573
69,9
0,86
574-585
71,4
0,83
586-598
73,0
0,81
599-610
74,6
0,78
611-625
76,2
0,76
Tabel 6.1 Koreksi Nilai Stabilitas berdasarkan benda uji
F. DATA DAN PERHITUNGAN
1. DATA
Campuran agregat yang di pakai:
Split 18,88 %
Screen 20,37 %
Abu batu 60,75 %
Kadar
aspal
W1
W2
W3
W4
W5
W6
gr
gr
gr
gr
gr
gr
3488.8
4588.8
1100
45.8
1145.8
4634.6
4.5
3762
4833.4
1071.4
50.5
1121.9
4883.9
3174.9
4255.6
1080.7
56.9
1137.6
4312.5
5.5
3173.5
4243.3
1069.8
62.3
1132.1
4305.6
3453.5
4521.3
1067.8
68.2
1136.0
4589.5
6.5
3174.6
4249.4
1074.8
74.7
1149.5
4324.1
6.5
3763.8
4846.5
1082.7
75.3
1158.0
4921.8
3176.7
4248.5
1071.8
80.7
1152.5
4329.2
43
Kad
ar
Asp
al
%
Berat
Diamet
Dalam
g
(gra
Air
SSD
(gra
(gram)
m)
m)
1113
586,9
1124
1113
10,13
6,61
116
130
4,5
,9
1102
,8
551,9
,6
1151
10,19
6,74
95
135
1119
581,6
,6
1124
10,14
7,38
75
130
1116
1138
582,6
,3
1151
10,18
6,42
178
208,5
587,2
,3
1165
10,14
6,93
140
132
6,5
,3
1144
576,1
,6
1147
10,15
7,11
114
128
,1
1134
,6
579,6
,6
10,15
6,83
Tabel 6.3 Data Benda Uji
145
218
5
5,5
er
(cm)
Tinggi
Stabilit
Kerin
as
Flow
(cm)
2. PERHITUNGAN
a. Perhitungan Bulk Gravity Agregat
100
%agregat kasar
%agregat halus
%Filler
+
+
Bj bulk agregat kasar Bj bulk agregat halus Bj bulk filler
100
=2,30
18,88 20,37 60,75
+
+
2,439 2,412 2,231
b. Perhitungan efektif specific gravity agregat
100
=2,
18,88 20,37 60,75
46
(
+
+
)
2,538 2,515 2,424
44
Kadar Aspal
c. Perhitungan bulk
spesific gravity
2,00
5,5
2,07
1,96
1,96
2,06
2,02
2,36
2,34
2,33
2,31
2,30
537,
561,
541,
564,
58
1
0,00
7
0,00
0,00
7
0,00
1
0,00
9,5
0,0
03
99,8
99,8
99,8
99,8
99,8
99,
87
18,6
19,0
15,3
17,4
1,1
436,
424,
549,
472,
37
2,6
(Max. Theorotical
(Campuran) (gram)
1,9
Maksimum
Specific Gravity)
e. Volume Benda Uji
4,5
campuran
d. Berat jenis
Campuran Teoritis
6,5
13,6
570
2,2
2,27
568
0,00
3
99,8
7
19,1
3
(VMA)
i. Rongga Terisi Aspal -634
(VMA)
3
5
9
Tabel 6.4 Perhitungan Data
422,
06
45
Sampel
Kadar
Aspal
No
Berat
v
(%)
Kering
(%)
SGC
t
Dalam Air
(m
(gra
m)
m)
1113
(gram)
SSD
bulk
Max SG
(gra
m)
(cc)
537,
2,0
A1
66,1
,9
1102
586,9
1124
1113
40
561,
7
1,9
2,36
A2
4,5
67,4
,8
551,9
.6
1151
70
570,
6
1,9
2,34
A3
73,8
1119
581,6
,6
1124
00
541,
6
2,0
2,33
A4
5,5
64,2
1116
1138
582,6
,3
1151
70
564,
6
2,0
2,31
A5
69,3
,3
1144
587,2
,3
1165
10
589,
2
1,9
2,30
A6
6,5
71,1
,1
1134
576,1
,6
1147
50
568,
4
2,0
2,28
A7
68,3
,6
579,6
,6
00
0
2,0
2,37
2,31
Rata2
Tabel 6.5 Perhitungan Data
Sampe
Kada
no
Stabilitas
Faktor
Aspal
Berat
(%)
isi
VM
VIM
VFA
Bacaa
Stabilita
Koreks
n Dial
Flow
MQ
Koreksi
kg/m
(%)
(t/m)
kg
99,8
A1
0,004
4,5
5
0,003
0,003
7
99,8
m
214,8
1,300
49
164,3
1,350
1,300
96
117,3
279,30
13,6
-634
116
296,816
0,941
99,8
A2
A3
mm
4
221,93
18,62
19,04
-436,3
-424,5
95
75
243,082
191,907
0,913
0,795
4
152,56
46
A4
5,5
0,004
99,8
447,71
15,36
-549,9
178
2,180
0,983
99,8
A5
0,004
6,5
7
0,003
0,003
7
99,8
17,44
-472,4
140
358,226
0,878
0,003
99,8
32
238,2
1,320
75
190,5
1,280
2,180
16
151,4
1,545
72
184,5
243,86
21,13
19,13
-372,4
-442,06
114
145
291,699
371,02
0,836
0,890
7
Rata2
2,085
314,52
99,8
A6
A7
59
214,7
0
330,20
8
17,76
-475,94
284,30
2
47
1.000
0.500
0.000
4
4.5
5.5
6.5
99.815
99.810
99.805
4
4.5
5.5
6.5
48
10.000
5.000
0.000
4
4.5
5.5
6.5
4.5
5.5
6.5
-200.000
kadar aspal dan VFA
-300.000
-400.000
-500.000
-600.000
-700.000
49
150.000
100.000
50.000
0.000
4
4.5
5.5
6.5
H. DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia.1995.Perkerasan
Lentur
Jalan
Raya.Bandung:
Penerbit Nova
Sukirman, Silvia.2003.Beton Aspal Campuran Panas.Jakarta: Granit
G.Rani, Iskandar.2009.Ilmu Bahan Bangunan 2.Padang: Teknik sipil
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
Wignal,Arthur,
Peter
S.
Kendrik,
Roy
Ancil,
Malcolm
50
http://www.scribd.com/doc/39795880/13-Perancangan-Campuran-
Beton-Aspal-Panas-Berbasis-Spesifikasi-Lama
http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-
aspal-beton-mix.html
http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-
aspal-beton-mix.html
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/sip4/
2000/jiunkpe-ns-s1-2000-21495132-14781-struktur-chapter3.pdf
Pengamat
A
B
C
D
E
Rata- rata
Perhitungan :
99 +99 +98 +99 +98
5
= 98,6
51
No
25oC
Suhu Ruang
Waterbath
Abdul Arif
325-400=75
395-485=90
323-407=84
362-465=103
Rahmat Herwandi
390-467=77
370-476=106
005-070=65
390-495=105
Zuancher
Rata-rata
380-455=75
380-485=105
75,2
101,8
Perhitungan
a. Rata-rata Penetrasi yang pada suhu ruang
75+ 84+77+ 65+75
=
5
= 75,2
b. Rata-rata Penetrasi yang direndam dalam waterbath
90+103+106+105+105
=
5
= 101,8
4. Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat
AGREGAT
PROPORSI
BERAT JENIS
Penyerapan air
Split
mm
>4.75
%
99,912
SSD
2,518
BULK
2,4282
APPARENT
2,688
%
3,703
Screen
<4.75
>4.75
0,088
99,971
2,391
2,3129
2,509
3,387
Ab
<4.75
>2.36
0,029
60,407
2,479
2,326
2,747
6,598
<2.36
39,593
2,411
2,142
2,928
12,5
4996,24162,2
x 100
4996,2
= 16,693 %
= 16,7%
6. Merancang Campuran Beraspal, Membuat Benda Uji, dan Pemeriksaan
Benda Uji Serta Evaluasi Hasil Rancangan
Sampel
Kadar
Aspal
No
Berat
t
(%)
(%)
SGC
v
Kering
Dalam Air
(m
(gra
m)
m)
1113
(gram)
SSD
bulk
Max SG
(gra
m)
(cc)
537,
2,0
A1
66,1
,9
1102
586,9
1124
1113
40
561,
7
1,9
2,36
A2
4,5
67,4
,8
551,9
.6
1151
70
570,
6
1,9
2,34
A3
73,8
1119
581,6
,6
1124
00
541,
6
2,0
2,33
A4
5,5
64,2
1116
1138
582,6
,3
1151
70
564,
6
2,0
2,31
A5
69,3
,3
1144
587,2
,3
1165
10
589,
2
1,9
2,30
A6
6,5
71,1
,1
1134
576,1
,6
1147
50
568,
4
2,0
2,28
A7
68,3
,6
579,6
,6
00
0
2,0
2,37
2,31
Rata2
Analisis rongga dan stabilitas
Sampe
Kada
Berat
l
no
r
Aspal
isi
VIM
VM
VFA
A
Bacaa
Stabilitas
Faktor
Stabilita
Flow
Koreksi
53
MQ
Koreks
(%)
n Dial
kg/m
(%)
(t/m)
kg
99,8
A1
0,004
4,5
0,003
13,6
-634
116
296,816
0,941
0,003
18,62
-436,3
95
243,082
0,913
5,5
0,004
19,04
-424,5
75
191,907
0,004
6,5
7
0,003
0,003
7
99,8
15,36
-549,9
178
2,180
0,983
0,003
99,8
1,350
96
117,3
1,300
59
214,7
2,085
32
238,2
1,320
75
190,5
1,280
2,180
16
151,4
1,545
72
184,5
314,52
17,44
-472,4
140
358,226
0,878
3
243,86
21,13
19,13
-372,4
-442,06
114
145
291,699
371,02
0,836
0,890
0
330,20
7
Rata2
49
164,3
447,71
99,8
A6
A7
0,795
99,8
A5
1,300
152,56
99,8
A4
4
221,93
99,8
A3
m
214,8
279,30
99,8
A2
mm
8
17,76
-475,94
284,30
2
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan:
Analisis Saringan Agregat ( Sieve Analisis )
54
101,8
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa aspal yang digunakan
tergolong dalam aspal yang keras. Karena aspal pada suhu ruang nilai
penetrasinya 75,2 yang memasuki standart SNI 06-2456-1991 yaitu 60
79. Sedangkan aspal yang direndam di waterbath nilai penetrasinya
adalah 101,8, yang berarti rendaman tersebut membuat aspal lebih aspal
lunak dan psikositasnya lebir rendah dibandingkan pada suhu ruang.
Pada agregat kasar > 4,75mm (split dan screen), perbedaan antara berat
0,088% dan untuk screen hanya 0,029 % dari berat total agregat.
Penyerapan air pada Split 3,703 %, sedangkan penyerapan air pada split
Keausan Agregat Dengan Alat Abrasi Los Angeles ( Los Angeles Abration Test)
DAFTAR PUSTAKA
UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro
Penerbit
Sukirman,
Silvia.1995.Perkerasan
Lentur
Jalan
Raya.Bandung:
Penerbit Nova
SNI 03-1968-1990
SNI 03-2439-1991
SNI 06-2456-1991
SNI 03-1969-2008
SNI 03-2417-1991
SNI 03-1737-1989
http://www.ilmusipil.com/analisa-saringan-agregat-kasar-dan-halus
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringanagregat.html
http://www.scribd.com/doc/57830914/Analisa-saringan-agregat
http://www.slideshare.net/sendytha/uji-bahan-agregat-campuran
56
http://lexonos.blogspot.com/2009/07/metode-pengujian-kelekatan-
agregat.html
http://www.scribd.com/doc/71395662/Kelekatan-Agregat-Terhadap-
Aspal
http://softwareyudhipram.blogspot.com/2011/11/metode-pengujian-
kelekatan-agregat.html
http://www.scribd.com/doc/59158177/penetrasi-aspal
http://kerudungmukena.blogspot.com/2009/05/aspal-penetrasi-
6070.html
http://napitupulu-anggiat.blogspot.com/2011/06/penetrasi-aspal.html
http://lexonos.blogspot.com/2009/03/metode-pengujian-berat-jenis-
dan_30.html
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-specific-
gravity-dan-penyerapan-agregat-halus-2/
http://www.mediafire.com/?ukq8tj4w3uw9vpa
http://www.ferryndalle.com/2011/08/pengujian-keausan-agregat-
dengan-mesin.html
http://www.slideshare.net/sendytha/uji-bahan-agregat-campuran
http://www.scribd.com/doc/39795880/13-Perancangan-Campuran
Beton-Aspal-Panas-Berbasis-Spesifikasi-Lama
http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-
aspal-beton-mix.html
http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-
aspal-beton-mix.html
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/sip4/
2000/jiunkpe-ns-s1-2000-21495132-14781-struktur-chapter3.pdf
57