Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo1
Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo1
ABSTRACT
The aim of this research was to make an inventory of weed types found in upland rice
crops and to determine the importance of the value index and the dominant types
requiring action in management and control of weeds. Retrieval of data was done using
vegetation analytical method or square method, i.e. the observation of sample plots in
the field. The result of the weed inventory indicated that in areas of rice paddy crop in
West Tobelo sub district, 21 types (species) of weeds were found from 11 family groups.
The predominant family sets of weeds were Poaceae, Passifloraceae and Euphorbiaceae.
These plant types from Passifloraceae, Euphorbiaceae and amaranthaceae are broadleaved weeds from the Poaceae family included in the grass weed type. Important
value index of weeds in Kusuri village indicates that broad-leaved weeds Borreria
laevis (Lamk), Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf, Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch.,
Phyllanthus niruri L. were the dominant weed types in upland rice, while at Togoli
village the highest important value index there was type of grass weed i.e. Paspalum
commersonii Lamk with a value of 6.93, followed by Ottochloa nodosa at 4.82. Also at
Wawongira and Birinoa villages, the highest important value index there was a type of
grass weed Imperata cylindrica BEAUV with values of 35.81 and 38.16.
Key words : Upland rice, weed, dominancy, Important Value Index, West Tobelo
PENDAHULUAN
Salah satu upaya mengatasi kekurangan
pasokan beras adalah dengan intensifikasi
Latar Belakang
budidaya padi. Usaha ini telah dilakukan
Pertambahan penduduk dan kenaikan beberapa dekade yang lalu sejak dicetuskannya
pendapatan secara luas menyebabkan terjadinya revolusi hijau yang dimulai tahun 1960-an, di
peningkatan permintaan bahan pangan dan mana dititikberatkan pada penggunaan pupuk
produk pertanian lain. Peningkatan permintaan dan obat-obatan kimiawi dalam usaha budidaya
tersebut terutama terjadi di negara-negara padi. Pada awal program ini dilaksanakan,
berkembang seperti Indonesia. Seiring dengan produktivitas padi dapat ditingkatkan secara
hal tersebut pembangunan di berbagai bidang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
berkembang pesat, sehingga mengakibatkan Akibatnya produktivitas budidaya padi dapat
tekanan yang kuat terhadap sumberdaya mengimbangi peningkatan permintaan yang
lahan, salah satunya adalah perubahan lahan disebabkan oleh pertambahan penduduk, namun
pertanian menjadi pusat industri dan pemukiman di tingkat petani, pemakaian pupuk dan pestisida
penduduk.
kimia cenderung meningkat dari waktu ke waktu
Ketergantungan masyarakat terhadap untuk memperoleh produktivitas yang sama. Pada
beras sebagai makanan pokok menyebabkan akhirnya terjadilah gejala pelandaian peningkatan
kebutuhan beras nasional semakin meningkat produksi padi. Pelandaian atau levelling off
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. merupakan kondisi dimana penambahan input
Kebutuhan beras nasional saat ini dapat dipenuhi tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman
dari produksi dalam negeri dan impor, di mana (Wigena, 2006). Di lain pihak pemakaian pestisida
ketergantungan pemenuhan beras melalui impor dan fungisida yang berlebihan mengakibatkan
dapat mengakibatkan rentannya ketahanan timbulnya hama dan penyakit yang resisten serta
pangan nasional dan dapat berdampak terhadap tingginya tingkat serangan gulma.
semua aspek baik ekonomi, sosial maupun politik
bangsa.
41
Ariance Y. Kastanja
42
c.
Frekuensi
Frekuensi Mutlak adalah perbandingan
banyaknya petak contoh yang ditemui suatu
jenis terhadap petak contoh yang dibuat,
dirumuskan :
Jumlah plot diketemukan suatu jenis
(3)
Frekuensi Mutlak =
X 100%
Jumlah seluruh plot pengamatan
d.
Frekuensi Nisbi
Frekuensi Nisbi adalah persentase
frekuensi suatu jenis terhadap jumlah
frekuensi seluruh jenis, dirumuskan :
Frekuensi Nisbi =
e.
(4)
(5)
No
Jenis
Tanaman
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
Padi gogo
89
115
1.40
Jagung
180
890
5.00
Ubi Kayu
132
574
7.00
Ubi Jalar
110
570
6.00
Kacang
Tanah
70
102
1.59
Kacang
Kedelai
18
21
1.31
43
Ariance Y. Kastanja
44
Tabel 2. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma Di Desa Kusuri
Poaceae
Kerapatan
Relatif
0,16
Frekuensi
Relatif
1,46
1,62
Poaceae
1,45
1,69
3,13*
Jalamparan
Panicum
0,21
1,36
1,58
Putri malu
Mimosaceae
0,43
2,27
2,70
Kentangan
Rubiaceae
3,07
1,36
4,43*
Phyllanthus niruri L.
Meniran
Euphorbiaceae
3,32
1,36
4,68*
Passiflora foetida L.
Ceplukan
Passifloraceae
0,27
1,36
1,63
Ageratum conyzoides L.
Borreria laevis (Lamk)
Babadotan
Asteraceae
0,11
0,91
1,02
Jugul
Rubiaceae
2,91
2.73
5.64*
Nama Jenis
Nama Lokal
Famili
Jaringan
Rumput malela
Digitaria ciliaris
Mimosa pudica
Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch.
INP
*Gulma dominan
Tabel 2. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma di Desa Togoli
No
Nama Jenis
Nama Lokal
Teki
Kerapatan
Relatif
Frekuensi
Relatif
Poaceae
1,70
2,73
Famili
INP
4,43*
Jaringan
Poaceae
2,99
3,93
6,93*
Ottochloa nodosa
Rumput kawatan
Poaceae
1,45
3,37
Rumput belulang
Poaceae
0,38
1,36
4,82*
1,74
Mimosa pudica
Putri malu
Mimosaceae
0,43
2,27
Phyllanthus niruri L.
Meniran
Euphorbiaceae
0,87
3,37
Passiflora foetida L.
Ceplukan
Passifloraceae
0,19
1,12
Amaranthus spinosus
Bayam duri
Amaranthaceae
0,32
0,93
2,70
4,24*
1,32
1,25
*Gulma dominan
Tabel 3. Jenis-jenis gulma, nilai kerapatan, frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) gulma Di Desa
Wawongira.
No
1
Nama Jenis
Nama Lokal
Famili
Borreria alata
Rumput setawar
Rubiaceae
Kerapatan
Relatif
1,17
Frekuensi
Relatif
3,55
4,58
INP
Alang-alang
Poaceae
26,22
9,65
35,81*
Kacang-kacangan
Fabaceae
0,82
3,55
4,38
Phyllanthus niruri L.
Meniran
Euphorbiaceae
1,31
5,08
6,38*
Ageratum conyzoides L.
Hyptis brevipes Poit.
Babadotan
Asteraceae
0,82
4,57
5,39*
Genggeyan
Lamiaceae
1,24
3,55
4,79
Passiflora foetida L.
Ceplukan
Passifloraceae
0,82
4,57
5,39*
Amaranthus gracilis
Bayam
Amaranthaceae
0,89
3,55
4,45
Kemangian
Lamiaceae
0,16
0,46
0,62
*Gulma dominan
Identifikasi Jenis dan Dominansi Gulma Pertanaman Padi Gogo
(Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara)
45
Tabel 4. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma di Desa Birinoa.
Poaceae
Kerapatan
relatif
1,70
Frekuensi
relatif
2,73
4,43*
Poaceae
29,73
8,43
38,16*
Paitan
Poaceae
1,19
1,12
2,31
Jaringan
Poaceae
2,99
3,93
6,93*
Lantana camara L.
Tembelekan
Verbenaceae
0,39
1,69
2,07
Phyllanthus niruri L.
Meniran
Euphorbiaceae
0,87
2,47
3,34
Ageratum conyzoides L
Babadotan
Asteraceae
0,48
0,56
1,04
Passiflora foetida L.
Ceplukan
Passifloraceae
0,19
1,12
1,32
No
Nama jenis
Nama lokal
Famili
Teki
Alang-alang
4
5
INP
*Gulma dominan
(Moenandir, 2010). Gulma tersebut dikatakan
jahat karena dapat memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan tanaman budidaya di
sekitarnya. Jenis gulma ini sangat merugikan
apabila tumbuh di pertanaman padi gogo, mampu
melakukan persaingan, mengeluarkan efek
alellopati, cepatnya berkembang biak, dan sulit
pengendaliannya.
Selain itu pengendalian gulma yang
dilakukan oleh petani di Kecamatan Tobelo
Barat belum intensif, bahkan hasil pengamatan
di lapangan memperlihatkan bahwa kebanyakan
petani sering terlambat melakukan penyiangan.
Akibatnya pertumbuhan Imperata cylindrica
BEAUV yang relatif tinggi menyebabkan
pertumbuhan padi gogo menjadi terhambat
bahkan dapat menyebabkan kehilangan hasil padi
gogo. Metode pengendalian gulma yang nantinya
dilakukan harus berbeda dengan pengendalian
hama dan penyakit tanaman karena: 1) komunitas
gulma lebih seragam, 2) merugikan tanaman
sejak awal sampai panen, 3) gulma berasosiasi
dengan hama, pathogen dan musuh alami, 4)
gulma tumbuh berasosiasi dengan tanaman
(Pane dan Jatmiko, 2008). Selain itu teknik
pengendalian gulma harus efisien, ekonomis dan
berkelanjutan.
Ariance Y. Kastanja
46
2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1987. Weeds of rice in Indonesia. In M. Soerjani, J.G.H. Kostermans, and G. Tjitrosoepomo
(Eds.). Balai Pustaka, Jakarta.
Moenandir. H.J. 2010. Ilmu Gulma. Universitas Brawijaya Press, Malang.
Nasution, U. 1981. Inventarisasi Gulma di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Hubungannya dengan
Pengelolaan Gulma. Pros. Kongres ke-6 Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, Medan.
Sembodo. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Pablico, P.P. and K. Moody. 1983. Sampling of weeds and vegetation analysis. Lecture prepared
for participants attending the integrated pest management training course held at the
International Rice Research Institute, 15 August-24 November 1983. Los Banos, Laguna,
Philippines.
Pitoyo. 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah. http//www.litbangdeptan.go.id. Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2009.
Sukma, Y dan Yakup. 2002. gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wigena, I.G.P., E. Tuherkih, T. Suhartini. 2006. Peningkatan Produktivitas Lahan sawah dengan
Intensifikasi di Sukabumi Dengan Pemanfaatan Pupuk Organik dan Hayati. Prosiding
Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.