Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam
dengan

cara

menguapkan

air

dengan

bantuan

energi

matahari

dan

angin.Evaporasi adalah salah satu kaedah utama dalam industri kimia untuk
memekatkan larutan yang encer. Pengertian umum dari evaporasi ini adalah
menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung
yang sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan
larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan
pelarut yang mudah menguap.
Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri kimia
untuk memekatkan suatu larutan. Terdapat banyak tipe evaporator yang dapat
digunakan dalam industri kimia. Umumnya evaporator dioperasikan pada
kondisi vakum untuk menurunkan temperatur didih larutan. Cara lain untuk
menurunkan temperatur didih larutan adalah dengan mengalirkan gas inert
(udara) panas yang berfungsi untukmenurunkan tekanan parsial uap, sehingga
menurunkan temperatur didih larutan. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi
secara vakum yang memungkinkan penguapan dengan temperatur rendah.
Namun system vakum memerlukan biaya tinggi, ada cara lain untuk
menurunkan temperatur penguapan yaitu dengan cara menurunkan tekanan
parsial uap air didalam fase gas dengan cara pengaliran udara.
Agar dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai semua
yang berhubungan dengan evaporasi maka akan dibahas secara rinci dalam
makalah ini.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaporasi?
2. Apa yang dimaksud dengan evaporator?
3. Bagaimakah prinsip kerja dari evaporator?
4. Apa saja kah tipe-tipe dari evaporator?
5. Apa sajakah aplikasi dari evaporator?

1.3

Tujuan
1. Mengetahui dasar teori mengenai evaporasi.
2. Mengetahui dasar teori mengenai evaporator.
3. Mengetahui tentang prinsip kerja dari evaporator.
4. Mengetahui tipe-tipe dari evaporator.
5. Mengetahui aplikasi dari evaporator.

1.4

Manfaat
1. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporasi.
2. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporator.
3. Untuk mengetahui tentang prinsip kerja dari evaporator.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dari evaporator.
5. Untuk mengetahui aplikasi dari evaporator.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Evaporasi
Evaporasi

merupakan

suatu

proses penguapan

sebagian dari

pelarut

sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan
dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair
yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan
distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu
merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah
yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan tanah.
Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap air
dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a.

Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)

b.

Tekanan udara

c.

Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya

d.

Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.

e.

Kecepatan angin
3

f.

Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin kecil

g.

Sinar matahari

h.

Temparatur
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)

dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan
berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan
pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :

Pemberian panas ke dalam cairan.


Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure
perlu diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal.
Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa
bubbling
yaitu
terbentuknya
nukleat
sebagai

awal

pembentukan gelembung.
Pemisahan uap dari cairan.
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor

ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).


Perbedaan evaporasi dengan proses lain adalah:

Evaporasi dengan pengeringan


Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair kadang-kadang zat cair yang sangat viskos
dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan
yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan
sedikit.

Evaporasi dengan distilasi


Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam
komponen tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam
proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksifraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarutpelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil
4

seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk


pemisahan bahan-bahan nonvolatil.

Evaporasi dengan kristalisasi


Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan
untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan
kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi
padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain:

1.

Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun
prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian,
semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap
untuk mempercepat evaporasi.

2.

Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering.
Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin
cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di
ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam
botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah
kelembapan udaranya rendah.

3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi.
Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan
(tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini
sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357C
5

lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C.


2.2

Pengertian Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau

keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan
uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu
penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan
pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser
(untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil
(mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah
air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan
menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek
pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap
dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan
untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
Evaporator berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut
dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari
cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian
evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan

ke

dalam

kondensor (untuk

diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk


yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen
volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan
industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin
6

jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator


mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem
pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin
yang

menguap

dengan

cepat

(penguapan

membutuhkan

energi

panas).

Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari


air laut atau zat kontaminasi lain.
2.3

Prinsip Kerja

Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya


merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya
dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik
didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki
konsentrasi yang tinggi.

1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar antara
zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap (misalnya:
gula) akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik didih
(boiling)
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan
dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang
dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator, kondensor , injeksi uap, dan
perangkap uap.

1. Kondensor

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Kondensor berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses perubahannya

dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipapipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai
pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
2. Injeksi uap
3. Perangkap uap

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut


pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya
lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari
satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan
usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.

2.4

Tipe-Tipe

Tipe evaporator berdasarkan banyak proses:


1.

Evaporator efek tunggal (single effect)


Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya

melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas
permukaan pindah panas.

2.

Evaporator efek ganda


Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat

atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator
efek majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada
penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat
panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan
yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk
memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan
kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek,
kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran nkali dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk
pekerjaan yang sama.

Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :


a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)
9

Tipe evaporator berdasarkan bentuknya:


1.

Evaporator Sirkulasi Alami/paksa


Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang

terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada


evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke
permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan
uap air di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari
perbedaan

temperatur

uap

dengan

larutan.

Sering

kali

pendidihan

mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal ini dapat digunakan


sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk meningkatkan
tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
2.

Falling Film Evaporator

Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi


dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat
penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang
menurun. Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik
10

medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani
larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan
fermentasi.
Cara kerjanya yaitu cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari
bagian atas kolom yang kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telah
dipanaskan, (besarnya tube 1 2-10o diameter). Pada bagian bawah dilengkapi
pompa untuik mensirkulasi cairan keatas guna mendapatkan konsentrasi
yang diinginkan. Problem utama alat ini adalah bagaiman kita dapat
mendistribusikan liquid secara merata ke tube bagian dalam sebagai film.
Dalam hal ini kita bisa memasang :

Plate yang berlubang pada bagian atas tube

Spider distributor pada masing-masing tube

Spray nozzle pada masing-masing tube.

3.

Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan


sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi. Proses :

11

Long vertikal tube evaporator (kestner evaporator) dengan sirkulasi


alam (natural circulation) dimana liquida masuk kedalam tube dan steam
mengalir diluarnya (dalam steam chest) liquida yang masuk tube tingginya tidak
lebih dari 2 atau 3 ft diatas dasar tube. Setelagh mengalami pendidihan maka
kecepatan liquida didalam akan tinggi,sehingga pada vapor head dipasang
buffle (deflektor) untuk mencegah buih atau busa yang terjadi. Pada alat ini
dipasang reflux untuk mempertinggi ukuran tube. 1 1/4 - 2 1/2 inc diameter. 10
20 ft panjang.
Tube panjang gunanya:

Memperlancar konduksi panas

Memperbesar kecepatan

aliran liquida dalam tube hingga

tidak

terjadikristalisasi dalam tube.


Alat ini cocok untuk cairan atau larutan yang berbusa dan sensitive pada
panas,dan tidak cocok untuk larutan yang membentuk salting (garam).

12

Rising Film Evaporator

Long Tube Evaporator dengan Forced Circulation


Ada 2 macam force circulation:
1. Dengan Internal Heating Element
2. Dengan External Heating element

Pada evaporator jenis ini larutan dipompa melalui HE karena adanya


tekanan hidrostatik dari liquida sendiri maka mendidihnya larutan dalam tube dapat
dicegah dan larutan baru mendidih ini di dalam evaporator secara flashing,dimana
larutan yang mendidih tersebut bila terdapat entraitment dan buih akan dipecahkan
oleh deflector sehingga terjadi penetesan kembali. Letak HE bila didalam
evaporator atau diluar evaporator yang sering dipakai dipabrik-pabrik adalah
LTVE

dengan

external

heating

karena

mudah

dalam

membersihkan,perbaikan,dan penggantian tube.


A. LTE dengan Forced-Circulation with Internal Heating Proses
Proses :
Feed masuk,kemudian dipompa menuju tube-tube dan mengisinya
hingga hamper penuh. Stean dimasukkan pada pipa-pipa yang menyelubungi
pipa feed,sehingga membuat feed mendidih. Percikan-percikanb feed atau
13

uap yang masih mengandung air yang sangat halus ditangkap oleh deflector
dan terjadi penetasan kembali,sedangkan uap yang bebas air keluar
melalui saluran vapor. Sedangkan cairan kental yang terbentuk jika telah
memenuhi syarat untuk keluar dikeluarkan melalui saluran thick
liquor,jika belum memenuhi syarat maka direcycle.
B. LTE dgn Forced-Circulation with External Heating
Proses :
Feed masuk kemudian dipompa menuju HE kemudian mendidih
dan dimasukkan kedalam evaporator (dengan cara tangensial untuk
mempercepat pemisahan uap air dan liquida). Uap air naik keatas dan liquida
mengalir kebawah. Jika liquida yang sudah cukup kental maka
dikeluarkan melalui discharge. Jika belum memenuhi syarat untuk keluar
maka direcycle kembali.

Perbedaan Internal Heating dan External Heating


Internal :
o Pemeriharaan dan perbaikkan sukar
o Jarang dipakai
o Pemanasan terjadi didalam tabung

External :
o Pemeliharaan dan perbaikkan lebih mudah
o Lebih umum dipakai
o Pemanasan terjadi diluar tabung dan
o Memakan tempat yang luas.

4.

Plate Evaporator
14

Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak


rata dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di
antara plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap
larutan.

Larutan

dan

uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan

disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri


susu dan fermntasi karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan
kental dan padatan.

Keterangan:
A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating steam
E = Vapour
1 = Main separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria

5.

Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.

Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya


maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya
15

pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju
dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran
mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani
produk yang sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.
Multi-effect Evaporator adalah peralatan dimana uap dari sumber luar
dikondensasikan dalam elemen pemanas efek pertama. Suhu mendidih di mana
efek pertama beroperasi cukup tinggi sehingga air menguap dapat berfungsi
sebagai media pemanas untuk efek kedua. Uap tersebut sehingga terbentuk
kemudian dikirim ke kondensor jika itu adalah evaporator efek ganda. Umpan
untuk evaporator jenis multi-efek ini umumnya ditransfer dari satu efek yang
lain. Hal ini menyebabkan konsentrasi produk utama untuk mencapai hanya
dalam efek salah satu evaporator.
Ada dua operasi pakan-pakan mundur dan operasi umpan maju.
Penjelasan singkat tentang operasi ini:

Dalam operasi mundur, umpan mentah memasuki efek (paling dingin)


lalu dan pulang dari efek ini menjadi umpan untuk selanjutnya untuk efek
terakhir. Teknik evaporations menguntungkan, dalam hal pakan dingin, sebagai
cairan apalagi harus dipanaskan ke suhu yang lebih tinggi yang ada diefek awal.
Prosedur ini juga digunakan jika produk kental dan suhu tinggi diperlukan
untuk menjaga viskositas cukup rendah untuk menghasilkan koefisien
perpindahan panas yang baik. Jadi kesimpulannya adalah alat ini bekerja tidak
secara perlahan karena arah steam dan feed saling bersinggungan, sehingga
steam pada alat ini memiliki viskositas yang lebih tinggi dan pada saat

16

dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi di efek awal, bahan tidak harus keluar
pada proses akhir, tapi keluar di tengah-tengah proses.

Dalam kasus operasi kaki depan, baku pakan diperkenalkan dalam efek
pertama dan diturunkan dari efek untuk efek sejajar dengan aliran uap. Produk
ini ditarik dari efek terakhir. Prosedur ini sangat menguntungkan jika pakan yang
diberikan panas. Metode ini juga digunakan jika produk terkonsentrasi mungkin
rusak atau dapat menyimpan skala pada suhu tinggi. Penguapan Pengaruh
Beberapa tetap menjadi salah satu metode yang populer digunakan untuk
konsentrasi larutan air. Air akan dihapus dari solusi dengan cara menguapkan
cairan di evaporator dan mencairkan uap. Jika solusi tersebut mengandung
padatan terlarut, cairan kuat yang dihasilkan mungkin menjadi jenuh sehingga
kristal disimpan. Prsoses padaalat tersebut biasa disebut dengan cocurent, karena
prosesnya terjadi karena steam dan feed berjalan searah dengan proses secara
perlahan, dan bertahap, karena bahan yang dimasukan pada alat ini memiliki
tingkat viskositas yang sangat rendah, sehingga cairannya akan masuk dan
diproses hingga tingkat kekentalan yang di butuhkan, dan bahan tersebut akan
keluar pada proses evaporator yang terakhir.
Keuntungan utama penggunaan sistem Multiple Effect Evaporators yaitu
energi yang ekonomis dan efisien. Ekonomi energi bagi multiple effect
evaporators bergantung pada jumlah unit efek (number of effects) dan berkisar
dari 220 kkal energi panas per 1 kg air yang diuapkan. Untuk Triple Effect
Evaporator sampai dengan 120 kkal untuk sebuah Six Effect Evaporator. Oleh
karena biaya operasi dari sistem Multiple Effect Evaporators ekonomis maka
17

sistem dengan aliran dengan debit besar menyukai aplikasi ini pada semua
sektor industri dan khususnya pada proses produksi garam dan desalinasi air.
Sistem ini sudah terbukti sangat ekonomis, dengan prosesnya
menggunakan gas panas dengan suhu di atas 250 0C atau biaya uap yang rendah
pada tekanan moderat sekitar 7 bar sampai 21 bar yang dibangkitkan dari energi
biomassa/

batubara/

waste

heat

yang

tersedia.

Aplikasi Multiple Effect Evaporators :

6.

Proses Desalinasi Air Laut


Produksi Garam
Industri Air ( Daur ulang air dari sungai penyulingan )
Pelepasan Senyawa Kimia dengan cairan 0 % (zero liquid)
Cat
Horizontal-tabung Evaporator
Horizontal Tube Evaporator adalah tube-tubenya terletak horizontal,

karena kondisinya yang demikian, harga evaporator ini relative murah dengan
konstruksi design yang memudahkan penggantian tube-tubenya. Horisontal Tube
Evaporator merupakan evaporator yang sudah tua dan jarang digunakan. Tube
Tube dalam Horisontal Tube Evaporator merupakan tempat masaknya pemanas
(biasanya steam).
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci
terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal.
Tabung pemanas disusun dalam bundel horisontal direndam dalam cairan di
bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam jenis evaporator.
Proses horizontal Tube evaporator ialah feed masuk (diluar pipa),baru
kemudian steam (didalam pipa)didalam pipa atau tube terjadi perpindahan
panas karena adanya pemanasan,sehingga liquid yang diluarnya mendidih dan
uap yang terjadi mengalir keatas, kemudian liquidnya menjadi pekat,lalu
dikeluarkan melalui lubang bagian dasar evaporatorsedangkan, kondensat
dikeluarkan melalui lubang yang sudah disediakandemikian juga gas non
kondensat dikeluarkan melalui vent.
18

Gambar Evaporator Tabung Horizontal


Dapat dilihat contoh evaporator tabung horizontal diatas. Evaporator ini
memiliki tabung yang tidak terlalu tinggi, tetapi berbentuk horizontal sehingga
mempunyai ukuran yang lebih lebar dibandingkan dengan evaporator jenis
lainnya.Evaporator tabung horizontal biasanya digunakan untuk kapasitas yang
kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak
berbusa dan tidak meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator.

7.

Vertikal-tabung Evaporator
Evaporator jenis ini yang sering digunakan adalah tipe standart. Pada

mulanya vertikal tube evaporator yang dibuat tanpa adanya down tube ( ruang
kosong antara 2 tube-sheet ) tetapi kemudian dengan adanya down tube
ini lebih menguntungkan pada perpindahan panas.Dibanding dengan horisontal
tube evaporator perpindahan panas vertikal tube evaporator lebih baik. Aliran
liquida yang ada didalam vertikal tube evaporator terjadi karena perbedaan
density. Kerak-kerak yang mungkin terjadi mudah dibersihkan. Dengan
menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi alami dari cairan
dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer panas yang baik.

Gambar :
19

Dalam vertikal tube evaporator dapat dibagi lagi menjadi beberapa


bagian antara lain:
a. Standard Vertikal Tube Evaporator
Untuk jenis ini letak tube pada body evaporator adalah vertical.
Proses
Feed masuk evaporator kemudian masuk tube melalui bawah (tinggi
cairan hampir sama dengan tinggi tube) steam masuk ke pembungkus tube
(dirongga steam). Jadi cairan berada didalam tube sedangkan steam berada
diluarnya, cairan akan mendidih didalam tube. Cairan yang sudah pekat keluar
disalurkan melaluyi down take dan dikeluarkan dari bawah evaporator,
sedangkan kondensat, vapol, dan non kondensat gas keluar dari tempat ytang
sudah disediakan. Luas down take 75-100% dari luias gabungan seluruh tube.
b. Basket Vertikal Tube Evaporator
Bentuk tube sama dengan standard vertikal tube evaporator hanya disini
ditambahkan buffel atau deflector untuk menampung entraintment (percikan)
yang terjadi didalam basket evaporator karena liquida mendidih didalam
tube,maka liquida didalam tube bergerak naik ke atas kemudian jatuh kembali
20

melalui saluran yang sudah ditentukan.


Proses
Feed masuk evaporator kemudian melalui bagian bawah masuk kedalam
tube-tubenya. Steam dimasukkan ke pembungkus tube, hingga mendidihkan feed
dalam tube. Cairan yang telah pekat keluar melalui saluran bagian dasar
evaporator,sedangkan uap yang mungkin masih mengandung air yang sangat
halus

ditangkap

oleh

deflector

untuk

kemudian

dimasukkan

pipa

lagi,sedangkan uap yang bebas air keluar melalui saluran bagian atas
evaporator.
Gambar :

21

Tipe evaporator berdasarkan metode pemanasan:


1. Submerged combustion evaporator
Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang
dipanaskan oleh api yang menyala di bawah permukaan cairan,
dimana gas yang panas bergelembung melewati cairan.

2. Direct fired evaporator


Direct fired evaporator

adalah

evaporator

dengan

pengapian langsung dimana api dan pembakaran gas dipisahkan


dari cairan mendidih lewat dinding besi atau permukaan untuk
memanaskan.
3. Steam heated evaporator
Steam heated evaporator adalah evaporator dengan
pemanasan stem dimana uap atau uap lain yang dapat
dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di
satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat
dinding ke cairan yang mendidih.

2.5

Aplikasi
22

Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula,


pabrik, garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang
minyak. Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam
dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.
Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga
larutan memiliki konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama
pada

jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk

pengawetan adalah pembuatan susu kental manis.


Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa
dipakai dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh- contoh Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
23

3.1

Kesimpulan
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga

didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporator adalah
sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari
sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.
Prinsip kerja dari evaporator itu sendiri dengan penambahan kalor atau panas untuk
memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih
tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan
larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi. Aplikasi dari
evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik, garam, industri bahan
kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak.

24

Anda mungkin juga menyukai