Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus Kecelakaan Kerja Konstruksi

KejadianyangmencorengjasakonstruksidiIndonesiakembaliterjadi.Limapekerjatewasdansembilanlainnyaluka
parahtertimpatembokbangunanpabrikkayulapisyangsedangdibangundiDukuhSawur,desaGenengsari,
KecamatanPolokarto,Sukoharjo,JawaTengah,Kamis(11/9).Empatkorbantewasditempatkejadiansementarasatu
lainnyameninggaldiRSPKUMuhammadidyahKaranganyar.
Menurutsaksimata,ImamHartono,pemilikpabrik,sebelumtembokroboh,datanganginkencangdariarahbarat.
Kejadianberlangsungtibatiba,tidakadaseorangpuntukangbangunanyangmenyangkakalautembokyangsedang
dikerjakanituruntuhsetelahdihantamanginyangdatangdariarahbarat,ungkapnya.MenurutSutoyo,46,pekerja
yangselamatdaritrageditersebutmenyatakansebelumnyatidakadatandatandatemboksetinggilimameterdengan
panjanghampir50meteryangsedangdikerjakanituakanroboh.Tibatibatemboksebelahbaratituambrukdan
menimpatemantemanyangsedangberadadibawahnya,ujarnya.
Proyekkonstruksitidakhanyamenuntutakurasidalamperencanaankekuatan,akantetapiperludicermatimengenai
metodedanteknologikonstruksinya.Kesalahandalammetodekonstruksiterbuktiberakibatyangsangatfatal,yaitu
korbanjiwatenagakerjanya.Membiarkantembokbaruyangtinggitanpabingkai(perkuatanyangcukup)darikolom
dansloofbetonbertulangataubesiprofiltentunyasangatberbahayaketikamenerimagayahorisontal(dalamhalini
hembusanangin).Selainitutembokdenganpanjang50m,akansangatriskanjikatidakdiberikandilatansiyang
cukup.
Masalahkeselamatandankesehatankerja(K3)secaraumumdiIndonesiamasihseringterabaikan.Halini
ditunjukkandenganmasihtingginyaangkakecelakaankerja.DiIndonesia,setiaptujuhdetikterjadisatukasus
kecelakaankerja(K3MasihDianggapRemeh,WartaEkonomi,2Juni2006).Halinitentunyasangat
memprihatinkan.TingkatkepedulianduniausahaterhadapK3masihrendah.Padahalkaryawanadalahasetpenting
perusahaan.KewajibanuntukmenyelenggarakaanSistemManajemenK3padaperusahaanperusahaanbesarmelalui
UUKetenagakerjaan,barumenghasilkan2,1%sajadari15.000lebihperusahaanberskalabesardiIndonesiayang
sudahmenerapkanSistemManajemenK3.Minimnyajumlahitusebagianbesardisebabkanolehmasihadanya
anggapanbahwaprogramK3hanyaakanmenjaditambahanbebanbiayaperusahaan.Padahaljikadiperhitungkan
besarnyadanakompensasi/santunanuntukkorbankecelakaankerjasebagaiakibatdiabaikannyaSistemManajemen
K3,yangbesarnyamencapailebihdari190milyarrupiahditahun2003,jelaslahbahwamasalahK3tidakselayaknya
diabaikan.Disampingitu,yangmasihperlumenjadicatatanadalahstandarkeselamatankerjadiIndonesiaternyata
palingburukjikadibandingkandengannegaranegaraAsiaTenggaralainnya,termasukduanegaralainnya,yakni
BangladeshdanPakistan.Sebagaicontoh,dataterjadinyakecelakaankerjayangberakibatfatalpadatahun2001di
Indonesiasebanyak16.931kasus,sementaradiBangladesh11.768kasus.
Jumlahkecelakaankerjayangtercatatjugaditengaraitidakmenggambarkankenyataandilapanganyang
sesungguhnyayaitutingkatkecelakaankerjayanglebihtinggilagi.Sepertidiakuiolehberbagaikalangandi
lingkunganDepartemenTenagaKerja,angkakecelakaankerjayangtercatatdicurigaihanyamewakilitidaklebihdari
setengahsajadariangkakecelakaankerjayangterjadi.Halinidisebabkanolehbeberapamasalah,antaralain
rendahnyakepentinganmasyarakatuntukmelaporkankecelakaankerjakepadapihakyangberwenang,khususnyaPT.
Jamsostek.Pelaporankecelakaankerjasebenarnyadiwajibkanolehundangundang,namunterdapatduahal
penghalangyaituproseduradministrasiyangdianggapmerepotkandannilaiklaimasuransitenagakerjayangkurang
memadai.Disampingitu,sanksibagiperusahaanyangtidakmelaporkankasuskecelakaankerjasangatringan.
Sebagianbesardarikasuskasuskecelakaankerjaterjadipadakelompokusiaproduktif.Kematianmerupakanakibat
darikecelakaankerjayangtidakdapatdiukurnilainyasecaraekonomis.Kecelakaankerjayangmengakibatkancacat
seumurhidup,disampingberdampakpadakerugiannonmateril,jugamenimbulkankerugianmaterilyangsangat
besar,bahkanlebihbesarbiladibandingkandenganbiayayangdikeluarkanolehpenderitapenyakitpenyakitserius
sepertipenyakitjantungdankanker.
MasalahumummengenaiK3inijugaterjadipadapenyelenggaraankonstruksi.Tenagakerjadisektorjasakonstruksi

mencakupsekitar78%darijumlahtenagakerjadiseluruhsektor,danmenyumbang6.45%dariPDBdiIndonesia.
Sektorjasakonstruksiadalahsalahsatusektoryangpalingberisikoterhadapkecelakaankerja,disampingsektor
utamalainnyayaitupertanian,perikanan,perkayuan,danpertambangan.Jumlahtenagakerjadisektorkonstruksi
yangmencapaisekitar4.5jutaorang,53%diantaranyahanyamengenyampendidikansampaidengantingkatSekolah
Dasar,bahkansekitar1.5%daritenagakerjainibelumpernahmendapatkanpendidikanformalapapun.Sebagaibesar
darimerekajugaberstatustenagakerjaharianlepasatauboronganyangtidakmemilikiikatankerjayangformal
denganperusahaan.KenyataaninitentunyamempersulitpenangananmasalahK3yangbiasanyadilakukandengan
metodapelatihandanpenjelasanpenjelasanmengenaiSistemManajemenK3yangditerapkanpadaperusahaan
konstruksi.
RisikoKecelakaanKerjaPadaProyekKonstruksi
Industrijasakonstruksimerupakansalahsatusektorindustriyangmemilikirisikokecelakaankerjayangcukuptinggi.
Berbagaipenyebabutamakecelakaankerjapadaproyekkonstruksiadalahhalhalyangberhubungandengan
karakteristikproyekkonstruksiyangbersifatunik,lokasikerjayangberbedabeda,terbukadandipengaruhicuaca,
waktupelaksanaanyangterbatas,dinamisdanmenuntutketahananfisikyangtinggi,sertabanyakmenggunakan
tenagakerjayangtidakterlatih.Ditambahdenganmanajemenkeselamatankerjayangsangatlemah,akibatnyapara
pekerjabekerjadenganmetodapelaksanaankonstruksiyangberisikotinggi.Untukmemperkecilrisikokecelakaan
kerja,sejakaawaltahun1980anpemerintahtelahmengeluarkansuatuperaturantentangkeselamatankerjakhusus
untuksektorkonstruksi,yaituPeraturanMenteriTenagaKerjadanTransmigrasiNo.Per01/Men/1980.
Peraturanmengenaikeselamatankerjauntukkonstruksitersebut,walaupunbelumpernahdiperbaharuisejak
dikeluarkannyalebihdari20tahunsilam,namundapatdinilaimemadaiuntukkondisiminimaldiIndonesia.Halyang
sangatdisayangkanadalahpadapenerapanperaturantersebutdilapangan.Rendahnyakesadaranmasyarakatakan
masalahkeselamatankerja,danrendahnyatingkatpenegakanhukumolehpemerintah,mengakibatkanpenerapan
peraturankeselamatankerjayangmasihjauhdarioptimal,yangpadaakhirnyamenyebabkanmasihtingginyaangka
kecelakaankerja.Akibatpenegakanhukumyangsangatlemah,KingandHudson(1985)menyatakanbahwapada
TantanganMasalahKeselamatandanKesehatanKerjapadaProyekKonstruksidiIndonesiaproyekkonstruksidi
negaranegaraberkembang,terdapattigakalilipattingkatkematiandibandingkandengandinegaranegaramaju.
Dariberbagaikegiatandalampelaksanaanproyekkonstruksi,pekerjaanpekerjaanyangpalingberbahayaadalah
pekerjaanyangdilakukanpadaketinggiandanpekerjaangalian.Padakeduajenispekerjaaninikecelakaankerjayang
terjadicenderungseriusbahkanseringkalimengakibatkancacattetapdankematian.Jatuhdariketinggianadalah
risikoyangsangatbesardapatterjadipadapekerjayangmelaksanakankegiatankonstruksipadaelevasitinggi.
Biasanyakejadianiniakanmengakibatkecelakaanyangfatal.Sementararisikotersebutkurangdihayatiolehpara
pelakukonstruksi,denganseringkalimengabaikanpenggunaanperalatanpelindung(personalfallarrestsystem)yang
sebenarnyatelahdiaturdalampedomanK3konstruksi.Jenisjeniskecelakaankerjaakibatpekerjaangaliandapat
berupatertimbuntanah,tersengataliranlistrikbawahtanah,terhirupgasberacun,danlainlain.Bahayatertimbun
adalahrisikoyangsangattinggi,pekerjayangtertimbuntanahsampaisebatasdadasajadapatberakibatkematian.Di
sampingitu,bahayalongsordindinggaliandapatberlangsungsangattibatiba,terutamaapabilahujanterjadipada
malamsebelumpekerjaanyangakandilakukanpadapagikeesokanharinya.Datakecelakaankerjapadapekerjaan
galiandiIndonesiabelumtersedia,namunsebagaiperbandingan,HinzedanBren(1997)mengestimasijumlahkasus
diAmerikaSerikatyangmencapai100kematiandan7000cacattetappertahunakibattertimbunlongsordinding
galiansertakecelakaankecelakaanlainnyadalampekerjaangalian.
Masalahkeselamatandankesehatankerjaberdampakekonomisyangcukupsignifikan.Setiapkecelakaankerjadapat
menimbulkanberbagaimacamkerugian.Disampingdapatmengakibatkankorbanjiwa,biayabiayalainnyaadalah
biayapengobatan,kompensasiyangharusdiberikankepadapekerja,premiasuransi,danperbaikanfasilitaskerja.
Terdapatbiayabiayatidaklangsungyangmerupakanakibatdarisuatukecelakaankerjayaitumencakupkerugian
waktukerja(pemberhentiansementara),terganggunyakelancaranpekerjaan(penurunanproduktivitas),pengaruh
psikologisyangnegatifpadapekerja,memburuknyareputasiperusahaan,dendadaripemerintah,sertakemungkinan
berkurangnyakesempatanusaha(kehilanganpelangganpenggunajasa).Biayabiayatidaklangsunginisebenarnya
jauhlebihbesardaripadabiayalangsung.Berbagaistudi

menjelaskanbahwarasioantarabiayatidaklangsungdanbiayalangsungakibatkecelakaankerjakonstruksisangat
bervariasidandiperkirakanmencapai4:1sampaidenganbahkan17:1(TheBusinessRoundtable,1991).
PedomanK3Konstruksi
Pemerintahtelahsejaklamamempertimbangkanmasalahperlindungantenagakerja,yaitumelaluiUUNo.1Tahun
1970TentangKeselamatanKerja.Sesuaidenganperkembanganjaman,padatahun2003,pemerintahmengeluarkan
UU13/2003tentangKetenagakerjaan.Undangundanginimencakupberbagaihaldalamperlindunganpekerjayaitu
upah,kesejahteraan,jaminansosialtenagakerja,dantermasukjugamasalahkeselamatandankesehatankerja.
AspekketenagakerjaandalamhalK3padabidangkonstruksi,diaturmelaluiPeraturanMenteriTenagaKerjadan
TransmigrasiNo.PER01/MEN/1980TentangKeselamatandanKesehatanKerjapadaKonstruksiBangunan.
Peraturaninimencakupketentuanketentuanmengenaikeselamatandankesehatankerjasecaraumummaupunpada
tiapbagiankonstruksibangunan.Peraturaninilebihditujukanuntukkonstruksibangunan,sedangkanuntukjenis
konstruksilainnyamasihbanyakaspekyangbelumtersentuh.Disampingitu,besarnyasanksiuntukpelanggaran
terhadapperaturaninisangatminimyaitusenilaiseratusriburupiah.SebagaitindaklanjutdikeluarkannyaPeraturan
Menakertranstersebut,pemerintahmenerbitkanSuratKeputusanBersamaMenteriPekerjaanUmumdanMenteri
TenagaKerjaNo.Kep.174/MEN/1986104/KPTS/1986:PedomanKeselamatandanKesehatanKerjapadaTempat
KegiatanKonstruksi.PedomanyangselanjutnyadisingkatsebagaiPedomanK3Konstruksiinimerupakan
pedomanyangdapatdianggapsebagaistandarK3untukkonstruksidiIndonesia.PedomanK3Konstruksiinicukup
komprehensif,namunterkadangsulitdimengertikarenamenggunakanistilahistilahyangtidakumumdigunakan,
sertatidakdilengkapidengandeskripsi/gambaryangmemadai.Kekurangan
kekurangantersebuttentunyasangatmenghambatpenerapanpedomandilapangan,sertadapatmenimbulkan
perbedaanpendapatdanperselisihandiantarapihakpelaksanadanpihakpengawaskonstruksi.
PedomanK3Konstruksiselamahampirduapuluhtahunmasihmenjadipedomanyangberlaku.Barupadatahun
2004,DepartemenPermukimandanPrasaranaWilayah,yangkinidikenalsebagaiDepartemenPekerjaanUmum,
amulaimemperbaruipedomanini,dengandikeluarkannyaKepMenKimpraswilNo.384/KPTS/M/2004Tentang
PedomanTeknisKeselamatandanKesehatanKerjapadaTempatKegiatanKonstruksiBendungan.PedomanTeknis
K3Bendunganyangbaruinikhususditujukanuntukproyekkonstruksibendungan,sedangkanuntukjenisjenis
proyekkonstruksilainnyasepertijalan,jembatan,danbagunangedung,belumdibuatpedomanyanglebihbaru.
Namun,apabiladilihatdaricakupanisinya,PedomanTeknisK3untukbendungantersebutsebenarnyadapat
digunakanpulauntukjenisjenisproyekkonstruksilainnya.PedomanTeknisK3Bendunganjugamencakupdaftar
berbagaipenyakitakibatkerjayanghrusdilaporkan.BiladibandingkandenganstandarK3untukjasakonstruksidi
AmerikaSerikatmisalnya,(OSHA,29CFRPart1926),OccupationalSafetyandHealthAdministration(OSHA),
sebuahbadankhususdibawahDepartemenTenagaKerjayangmengeluarkanpedomanK3termasukuntukbidang
konstrusksi,memperbaharuiperaturanK3nyasecaraberkala(setiaptahun).Peraturanataupedomanteknistersebut
jugasangatkomprehensifdanmendetil.Hallainyangdapatdicontohadalahpenerbitanbrosurbrosurpenjelasan
untukmenjawabsecaraspesifikberbagaiisuutamayangmunculdalampelaksanaanpedomanTantanganMasalah
KeselamatandanKesehatanKerjapadaProyekKonstruksidiIndonesiateknisdilapangan.Pedomanyangdibuat
dengantujuanuntuktercapainyakeselamatandankesehatankerja,bukanhanyasekedarsebagaiaturan,selayaknya
secaraterusmenerusdisempurnakandanmengakomodasimasukanmasukandaripengalamanpelakukonstruksidi
lapangan.Dengandemikian,pelakukonstruksiakansecarasadarmengikutiperaturanuntuktujuankeselamatandan
kesehatankerjanyasendiri.
PENGAWASANDANSISTEMMANAJEMENK3
MenurutUUKetenagakerjaan,aspekpengawasanketenagakerjaantermasukmasalahK3dilakukanolehpegawai
pengawasketenagakerjaanyangharusmemilikikompetensidanindependensi.Pegawaipengawasperlumerasabebas
daripengaruhberbagaipihakdalammengambilkeputusan.Disampingitu,unitkerjapengawasanketenagakerjaan
baikpadapemerintahpropinsimaupunpemerintahkabupaten/kotawajibmenyampaikanlaporanpelaksanaan
pengawasankepadaMenteriTenagaKerja.Pegawaipengawasanketenagakerjaandalammelaksanakantugasnya
wajibmerahasiakansegalasesuatuyangmenurutsifatnyapatutdirahasiakandantidakmenyalahgunakan

kewenangannya.Pegawaipengawasinisangatminimjumlahnya,pegawaipengawasK3diDepartemenTenagaKerja
padatahun2002berjumlah1.299orangsecaranasional,yangterdiridari389orangtenagapengawasstrukturaldan
910orangtenagapengawasfungsional.Paratenagapengawasinijumlahnyasangatminimbiladibandingkandengan
lingkuptugasnyayaitumengawasi176.713perusahaanyangmencakup91,65jutatenagakerjadiseluruhIndonesia.
PemerintahmenyadaribahwapenerapanmasalahK3diperusahaanperusahaantidakdapatdiselesaikandengan
pengawasansaja.PerusahaanperusahaanperluberpatisipasiaktifdalampenangananmasalahK3dengan
menyediakanrencanayangbaik,yangdikenalsebagaiSistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerjaatau
SMK3.SMK3inimerupakantindakannyatayangberkaitandenganusahayangdilakukanolehseluruhtingkat
manajemendalamsuatuorganisasidandalampelaksanaanpekerjaan,agarseluruhpekerjadapatterlatihdan
termotivasiuntukmelaksanakanprogramK3sekaligusbekerjadenganlebihproduktif.
UUKetenagakerjaanmewajibkansetiapperusahaanyangmemilikilebihdari100pekerja,ataukurangdari100
pekerjatetapidengantempatkerjayangberisikotinggi(termasukproyekkonstruksi),untukmengembangkanSMK3
danmenerapkannyaditempatkerja.SMK3perludikembangkansebagaibagiandarisistemmanajemensuatu
perusahaansecarakeseluruhan.SMK3mencakuphalhalberikut:strukturorganisasi,perencanaan,pelaksanaan,
tanggungjawab,prosedur,prosesdansumberdayayangdibutuhkanbagipengembanganpenerapan,pencapaian,
pengkajian,danpemeliharaankebijakankeselamatandankesehatankerjadalamrangkapengendalianresikoyang
berkaitandengankegiatankerjagunaterciptanyatempatkerjayangaman,efisien,danproduktif.KementrianTenaga
Kerjajugamenunjuktenagatenagainspektor/pengawasuntukmemeriksaperusahaanperusahaandalammenerapkan
aturanmengenaiSMK3.Paratenagapengawasperlumelalukanauditpalingtidaksatukalidalamtigatahun.
Perusahaanperusahaanyangmemenuhikewajibannyaakandiberikansertifikattandabukti.Tetapiperaturanini
kurangjelasdalammendifinisikansanksibagiperusahaanperusahaanyangtidakmemenuhikewajibannya.Berbagai
usahatelahdilakukanolehpemerintahuntukmeningkatkankesadaranmasyarakatmengenaimasalahK3,yaitusalah
satunyadenganmemberikanapresiasikepadaparapengusahayangmenerapkanprinsipprinsipK3dalamoperasional
perusahaanyangberupapenghargaantertulissertadiumumkandimediamediamassa,sepertiyangdilakukanoleh
DirektoratPengawasanNormaKeselamatandanKesehatanKerja,DepartemenTenagaKerjabekerjasamadengan
MajalahWartaEkonomidanPTDupontIndonesia.
Untuktahun2005silam,pemenangpenghargaantersebutadalahPT.TotalE&PIndonesia(kategoriIndustri
Pertambangan,Minyak,danGas),PT.NestleIndonesia(kategoriIndustriConsumerGoods),danPT.AmocoMitsui
PTAIndonesiasertaPT.WijayaKarya(kategoriIndustriLainnya).Keempatpemenanginidisaringdari125finalis.
Melihatnamanamaperusahaanyangmendapatkanpenghargaan,menunjukkanbahwasebagianpelakuusahayang
sangatmenyadarimasalahK3adalahperusahaanperusahaanmultinasional.Namun,yangmenarikadalahbahwa
terdapatsatuperusahaankontraktornasional(BUMN)yaituPT.WijayaKaryasudahberadapadajajaranperusahaan
perusahaanyangmemilikikomitmentinggiterhadapmasalahK3.MemangterdapatpengaruhpositifbudayaK3yang
dirasakanolehpelakukonstruksinasional,yangdibawaolehperusahaanperusahaanasingyangmenerapkanprinsip
prinsipK3diproyekproyekkonstruksi,sehinggasedikitbanyakmemaksaperubahanperilakuparatenagakerja
konstruksi.
JaminanSosialTenagaKerja
PenangananmasalahkecelakaankerjajugadidukungolehadanyaUUNo.3/1992tentangJaminanSosialTenaga
Kerja.BerdasarkanUUini,jaminansosialtenagakerja(jamsostek)adalahperlindunganbagitenagakerjadalam
bentuksantunanuangsebagaipenggantisebagianpenghasilanyanghilangatauberkurangdanpelayanansebagai
akibatdarisuatuperistiwaataukeadaanyangdialamiolehtenagakerjaberupakecelakaankerja,sakit,hamil,bersalin,
tuadanmeninggaldunia.JamsostekkemudiandiaturlebihlanjutmelaluiPPNo.14/1993mengenaipenyelenggaraan
jamsostekdiIndonesia.Kemudian,PPinidiperjelaslagidenganPeraturanMenteriTenagaKerjaRINo.PER
05/MEN/1993,yangmenunjukPT.ASTEK(sekarangmenjadiPT.Jamsostek),sebagaisebuahbadan(satusatunya)
penyelenggarajamsosteksecaranasional.
Sebagaipenyelenggaraasuransijamsostek,PT.Jamsostekjugamerupakansuatubadanyangmencatatkasuskasus
kecelakaankerjatermasukpadaproyekproyekkonstruksimelaluipelaporanklaimasusransisetiapkecelakaankerja
terjadi.MelaluiKeputusanMenteriTenagaKerjaNo.KEP196/MEN/1999,berbagaiaspekpenyelenggaraanprogram

jamsostekdiatursecarakhususuntukparatenagakerjaharianlepas,borongan,TantanganMasalahKeselamatandan
KesehatanKerjapadaProyekKonstruksidiIndonesiadanperjanjiankerjawaktutertentu,padasektorjasakonstruksi.
Karenapekerjasektorjasakonstruksisebagianbesarberstatusharianlepasdanborongan,makaKepMeninisangat
membantunasibmereka.Parapenggunajasawajibmengikutsertakanpekerjapekerjalepasinidalamduajenis
programjamsostekyaitujaminankecelakaankerjadanjaminankematian.Apabilamerekabekerjalebihdari3bulan,
pekerjalepasiniberhakuntukikutsertadalamduaprogramtambahanlainnyayaituprogramjaminanharituadan
jaminanpemeliharaankesehatan.KhususmengenaiaspekkesehatankerjadiaturmelaluiKeppresNo.22/1993.Dalam
Keppresini,terdapat31jenispenyakityangdiakuiuntukmungkintimbulkarenahubungankerja.Setiaptenagakerja
yangmenderitasalahsatupenyakitiniberhakmendapatjaminankecelakaankerjabaikpadasaatmasihdalam
hubungankerjamaupunsetelahhubungankerjaberakhir(sampaimaksimal3tahun).Padaumumnya,penyakit
penyakittersebutadalahsebagaiakibatterkenabahankimiayangberacunyangberasaldarimaterialkonstruksiyang
apabilaterkenadalamwaktuyangcukuplamadapatmengakibatkanpenyakityangserius.Penyakityangmungkin
timbuljugatermasukkelainanpendengaranakibatkebisingankegiatankonstruksi,sertakelainanotot,tulangdan
persendianyangseringterjadipadapekerjakonstruksiyangterlibatdalamprosespengangkutanmaterialberbobotdan
berulang,danpenggunaanperalatankonstruksiyangkurangergonomis.
Dengandemikian,perlindungantenagakerjadalambentukjamsosteksecaralegaldapatdikatakanmemadai.Namun,
besarnyapembayaranjaminantersebutseringkalitidakmemadai.Sebagaicontoh,biayabiayatransportasidan
perawatandirumahsakitakibatkecelakaankerjayangsudahtidaksesuailagidengantingginyakenaikanhargayang
terjadipadasaatini.

Kesimpulan
DariuraianmengenaiberbagaiaspekKeselamatandanKesehatanKerjapadapenyelenggaraankonstruksidi
Indonesia,dapatdiambilkesimpulanbahwabebagaimasalahdantantanganyangtimbultersebutberakardari
rendahnyatarafkualitashidupsebagianbesarmasyarakat.Darisekitar4.5jutapekerjakonstruksiIndonesia,lebih
dari50%diantaranyahanyamengenyampendidikanmaksimalsampaidengantingkatSekolahDasar.Merekaadalah
tenagakerjalepasharianyangtidakmenitikarirketrampilandibidangkonstruksi,namunsebagianbesaradalahpara
tenagakerjadenganketrampilanseadanyadanmasukkeduniajasakonstruksiakibatdariketerbatasanpilihanhidup.
PermaslahanK3padajasakonstruksiyangbertumpupadatenagakerjaberkarakteristikdemikian,tentunyatidak
dapatditanganidengancaracarayangumumdilakukandinegaramaju.Langkahpertamaperlusegeradiambiladalah
keteladananpihakPemerintahyangmempunyaifungsisebagaipembinadanjugathebiggestowner.Pihakpemilik
proyeklahyangmemilikiperanterbesardalamusahaperubahanparadigmaK3konstruksi.Dalampenyelenggaraan
proyekproyekkonstruksiyangdidanaiolehAPBN/APBD/PinjamanLuarNegeri,Pemerintahantaralaindapat
mensyaratkanpenilaiansistemK3sebagaisalahsatuaspekyangmemilikibobotyangbesardalamprosesevaluasi
pemilihanpenyediajasa.Disampingitu,halyangterpentingadalahaspeksosialisasidanpembinaanyangterus
meneruskepadaseluruhkomponenMasyarakatJasaKonstruksi,karenatanpaprogramprogramyangbersifat
partisipatif,keberhasilanpenangananmasalahK3konstruksitidakmungkintercapai.

Anda mungkin juga menyukai