1.1
Apatis
Sikap acuh tak acuh, tidak segera menjawab bila ditanya.
Delir
Kesadaran menurun disertai kekacauan mental dan motorik,
seperti : desorientasi, irirtatif, salah persepsi terhadap rangsangan
sensorik, sering timbul ilusi dan halusinasi.
Somnolen
Penderita mudah dibangunkan, dapat bereaksi secara
motorik/ verbal yang layak tetapi setelah memberi respon, IQ
terkena kembali bila rangsangan dihentikan.
Sopar ( Stupor)
Penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu tingkat oleh
rangsangan nyeri yang hebat dan berulang-ulang.
Koma
1.2
1.3
a. Mengikuti perintah = 6
b. Adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang diberikan
pada beberapa tempat =5
c. Gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu = 4
d. Fleksi lengan disertai adduksi bahu = 2
e. Ekstensi lengan disertai adduksi bahu = 2
f. Tidak ada gerakan = 1
Aktivitas motorik (M)
a = 6, b = 5, c = 4, d = 3, e = 2, f = 1
3. Kemampuan berbicara (Verbal response =V)
Menunjukkan fungsi otak dengan integritas paling tinggi.
Kemampuan berbicara, meliputi :
a. Orientasi yang baik mengenai tempat, orang dan waktu.
b. Dapat diajak berbicara tetapi jawabab kacau.
c. Mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti.
d. Tidak mengeluarkan kata-kata yang hanya bunyi.
e. Tidak keluar suara.
Kemampuan berbicara (V)
a = 5, b = 4, c = 3, d = 2, e = 1
Rumus :
E+M+V=
Bergeser antara 3 dan 15. Teasdale & Jannet menentukan pada 700
kasus trauma kepala.
Skor E + M + V sebagai berikut :
9 tidak ada kasus koma
Sumber :
http://kosmojaya.com
http://republika.co.id