Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecamatan medan johor adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan,
Kecamatan ini merupakan daerah resapan air bagi kota Medan. Pada tahun 2001,
kecamatan ini mempunyai jumlah penduduk sebesar 101.889 jiwa. Luas wilayahnya
adalah 14,58 km2 dan kepadatan penduduk 6.988 jiwa/km2. Secara geografis terletak
antara 03o 32 27 lintang utara dan antara 98o 42 01 bujur timur.
Kecamatan medan johor terletak diwilayah kota Medan dengan batas-batas sebagai
berikut:
Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Medan Selayang
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Amplas
Sebelah utar berbatasan dengan kecamatan deli serdang
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Polonia
Kawasan medan johor merupakan salah satu kawasan yang sangat potensial untuk
dijadikan areal pemukiman atau perumahan.
Salah satu perumahan di dalam kecamatan ini adalah Villa Johor. Permasalahan
banjir kerap kali terjadi di perumahan ini dalam beberpa tahun terakhir. Masaah yang
ditimbulkan akibat hujan curah yang tingggi dan kondisi topografi yang relative rendah,
sedangkan drainase tidak dapat menampung volume air yang terjadi dan factor
kurangnya resapan air juga, hal ini dapat di lihat dari halaman rumah yang dilapisi
beton.
Genangan air yang terjadi mencapai 40-100 cm dan lama genangan paing
maksimal bias surut sampai 6 jam kemudian sehingga menggangu aktifitas penduduk
dan menimbulkan gangguan perekonomian maupun lingkungan.
Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang terjadi karena keadaan medan yang
relative rendah serta penangganan system drainase yang ada, dipertimbangkan dimensi
saluran baru ataupun solusi alternative lain yang dapat mengatasi banjir genanggan
secara menyeluruh.

B. Tujuan Studi
Dengan memperhatikan latar belakang dan permasalahan tersebut diatas maka
tujuan
studi ini adalah :
1. Menemukenali tingkat pemahaman masyarakat akan fungsi sistem drainase yang
berkelanjutan serta tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sistem
jaringan drainase.
2. Mengevaluasi kinerja sistem jaringan drainase pada masing-masing sub sistem.
3. Merumuskan solusi prioritas rehabilitasi sistem jaringan drainase dengan menyusun
Sistem Pendukung Kebijakan ( SPK ).
C. Manfaat Studi
Manfaat yang dapat diambil dari studi ini adalah :
1. Membantu menyelesaikan masalah pada kinerja sistem jaringan drainase
berdasarkan standar perencanaan drainase yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan perhatian pemerintah dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sistem drainase yang berkelanjutan, dengan menggunakan Sistem Pendukung
Kebijakan (SPK) Rehabilitasi Jaringan Drainase.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Banjir
Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran
pembuang,

sehingga

meluap

menggenangi

daerah

(dataran

banjir)sekitarnya.

(Suripin,Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan).


Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum
penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir
yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh
tindakan manusia.
B. Drainase
Drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau
mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani
persoalan kelebihan air, baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah
maupun air yang berada di bawah permukaan tanah.
C. Analisa Hidrologi
Analisis data hidrologi dimaksudkan untuk memperoleh besarnya debit
banjir rencana. Debit banjir rencana merupakan debit maksimum rencana di
sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu yang dapat dialirkan
tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Dalam
mendapatkan debit banjir rencana yaitu dengan menganalisis data curah hujan
maksimum pada daerah aliran sungai yang diperoleh dari beberapa stasiun hujan
terdekat.
D. Analisis Frekuensi dan Probabilitas
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan
empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah:
1)Distribusi Normal,
2)Distribusi Log Normal,

3)Distribusi Log Pearson III, dan


4)Distribusi Gumbel
E. Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan antara
jumlah air yang mengalir atau melimpas di permukaan tanah (surface runoff)dengan
jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfir.
C=

Q
R

= Koefesien pengaliran

= Jumlah limpasan

= Jumlah curah hujan

F. Perhitungan Koefisien Tampungan (Cs)


Efek tampungan oleh cekungan terhadap debit rencana diperkirakan
dengan koefisien tampungan yang diperoleh dengan rumus:
Cs = 2 t c
2 tc + td

Dimana:
Cs

= koefisien tampungan

Tc

= waktu konsentrasi (jam)

Td

= waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga ke


tempat pengukuran (jam).

G. Perhitungan Waktu Konsentrasi


Waktu konsentrasi (tc) suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan
yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik
control) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi.

to = [

2
n
x 3,28 x L x
3
S

] menit

td =

Ls
(menit)
60 V

tc = to + td
Dimana :
to = waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan
sampai saluran terdekat
td = waktu perjalanan dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran
n = koefesien kekasaran manning, untuk aspal dandan beton = 0,013
S

= perbandingan dari selisih tinggi antara tempat terjauh dan tempat


pengamatan, diperkirakan sama dengan kemiringan rata-rata dari daerah
aliran

V = kecepatan aliran didalam saluran (m/detik)


L = jarak aliran terjauh diatas tanah hingga saluran terdekat (m)
Ls = jarak yang ditempuh aliran di dalam saluran ketempat pengukuran
H. Analisis Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Rumus Mononobe
Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian, maka intensitas hujan dihitung dengan rumus:

I=

R 24 24
24 t

( )

Dimana :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

= lamanya hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

Rumus Rasional
Ada banyak rumus rasional yang dibuat secara empiris yang dapat
menjelaskan hubungan antara hujan dengan limpasannya, diantaranya adalah:

Q = 0,278.C.Cs.I.A
di mana:
Q

= Debit (m3/det)

= Koefisien aliran

Cs

= Koefisien Tampungan

= Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

= Luas daerah aliran (km)

I. Perencanaan Dimensi Saluran


Untuk menentukan dimensi saluran drainase dalam hal ini, diasumsikan
bahwa kondisi aliran air adalah dalam kondisi normal (steady uniform flow) di
mana

aliran

mempunyai

kecepatan

konstan

terhadap

jarak

dan

waktu

(Suripin,2000). Rumus yang sering digunakan adalah rumus Manning.


Q = V. A
2

V=

1 3 2
R I
n

Q = debit banjir rencana yang harus dibuang lewat saluran drainase (m3/dt)
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
A = (b + mh).h =Luas potongan melintang aliran (m2)
R = A/P = jari-jari hidrolis (m)
P = b + 2h(m2 +1)1/2 = keliling basah penampang saluran (m)
b = lebar dasar saluran (m)
h = kedalaman air (m)
I = kemiringan energi/ saluran
n = koefisien kekasaran Manning
m = kemiringan talud saluran ( 1 vertikal : m horisontal)
J. Sumur Resapan
sumur resapan merupakanskema sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap kedalam tanah. Metode yang
digunakan untuk perencanaan dimensi sumur resapan, antara lain : secaran teoritis,
volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan keseimbangan air yang

masuk kedalam sumur dan air yang meresap kedalam tanah (sunjoto,1988) dan dapat
dituliskan sebagai berikut:
FKT
2
e R

H=
Q

FK
Dimana:

H = tinggi muka air di dalam sumur (m)


F = factor geometric (m)
Q = debit air masuk (m3/detik)
T = waktu pengaliran (detik)
K = koefisien permabilitas tanah (m/dt)
R = jari-jari sumur (m)
Factor geometric tergantung pada bebagai keadaan dan secara umum dapat dinyatakan dalam
persamaan :
Qo = F . K . H

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dimulai pada tanggal 10 november 2013 semester gasal tahun ajaran 20132014 dan studi kasus dilaksanakan pada kawasan perumahan villa johor, kelurahan Gedung
johor, kecamatan medan johor, Medan. Letak geografis perumahan ini antara 331'25.48"

Lintang Utara 9839'57.42" bujur timur. Outlet air dari perumahan Villa Johor menuju
ke sungai Babura. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir penelitian berikut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa curah hujan harian maksimum
Analisa curah hujan rencana dengan menggunakan empat distribusi frekuensi,
yaitu : distribusi Normal, Distribusi Log normal, Distribusi Log pearson III, dan
Distribusi Gumbel. Data curah hujan selama 20 tahun terakir.
(1993-2012) di peroleh dari badan meterologi dan klimatologi stasiun polonia, Medan
Tabel 1.1 perhitungan Distribusi hujan dengan empat metode
No.

Periode

Ulang

(T) Normal

Tahun
1
2
426
2
5
505
3
10
547
4
20
581
B. Analisis Intentitas Curah Hujan

Log

Log-Pearson

Gumbel

Normal
418
494
540
581

III
403
487
547
615

412
513
580
644

Untuk saluran drainase primer curah hujan rencana yang diperkirakan untuk 5
tahunan sedangkan untuk saluran drainase sekunder diambil curah hujan rencana 2
tahunan, sehingga di dapatlah analisa perhitungan intensitas dan waktu konsentrasi.
Table 2 perhitungan intensitas hujan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama drainase

Fungsi

Sekunder-1
Sekunder-2
Sekunder-3
Sekunder-4
Tersier-A
Tersier-B
Tersier-C
Tersier-D

saluran
Sekunder
Sekunder
Tersier
Tersier
Tersier
Tersier
Tersier
Tersier

Tc (menit) Tc (jam)

R24

5,154
2,727
2,169
3,359
3,783
3,788
4,063
6,241

(mm/jam)
513
513
513
513
412
412
412
412

(mm/jam)
913,53
1395,55
1626,61
1215,16
901,57
900,92
859,79
645,80

0,086
0,045
0,036
0,056
0,063
0,063
0,068
0,104

C. Analisis Debit Rencana


Analisis debit banjir rencana dengan menggunakan metode rasional. Metode ini
digunakan karena DAS relative kecil yaitu kurang dari 300 ha. Perhitungan debit
rencana akan dibagi-bagi berdasarkan tipe perumahan di setiap bloknya.
Contoh perhitungan debit rencana
9

Nama drainase

= Tersier-A (perumahan tipe 100/160)

Jumlah rumah

= 7 unit

Luasan = 160 m2 x 7 = 1120 m2 =0,00112 km2


C

= 0,479

Cs

= 0,712

= 901,57 mm/jam

= 0,278 x 0,479 x 0,712 x 901,57 mm/jam x 0,112 km2


= 0,096 m3/detik = 9,6 liter/detik

D. Analisis Debit Air Kotor


Debit air kotor diperhitungkan sebagai berikut:
Debit air buang tiap orang

= 300 lt/orng/hari
= 0,003472222 lt/orng/jam
= 0,000003472 m3 /orng/detik

E. Analisis Debit Kumulatif


Dari debit banjir rencana dan debitair kotor , didapat total debit air yang
mengalir di perumahan Villa Johor. Debit komulatif didapat berdasarkan arah aliran air
yang mengalir di perumahan yang didapat dari site plan.
Saluran sekunder -4
Debit air yang mengalir disaluran sekunder-4 berasal dari setengah debit di saluran
tersier-D dan debit disaluran Sekunder-4
Debit aliran air hujan (Q1) ditersier D : 14,8 liter/detik
Debit aliran air kotor (Q2) : 0,16 liter/detik
Debit disaluran sekunder-4 ; 69 liter/detik
Debit total

= Q1 + Q2
= (69 + 148/2)
= 143 liter/detik

Table 3 perhitungan debit komulatif


No.

1
2

Nama drainase

Sekunder-1
Sekunder-2

Fungsi

Debit

air Debit

saluran

kotor

hujan

komulatif

komulatif

(liter/detik)

(liter/detik)
74
66

(liter/detik)
474
303

(m3/detik)
0.474
0.303

Sekunder
Sekunder

air Debit

Debit

10

3
4
5
6
7
8

Sekunder-3
Sekunder-4
Tersier-A
Tersier-B
Tersier-C
Tersier-D

Sekunder
Sekunder
Tersier
Tersier
Tersier
Tersier

0,012
0,033
0,017
0,016

52
69
96
33
79
147

126
143
96
33
79
148

0,126
0.143
0.096
0,033
0,079
0,148

F. Perencanaan Dimensi Saluran


Perhitungan saluran untuk sekunder-1
- Panjang lintsan aliran didalam saluran /sungai (Ls)= 104m
elevansi 2elevensi 1
=0,002 m
- Kemiringan tanah asli =
Ls
QS
8
8

= QT

[ ]
[ ]
n
s1

V4

0,012
0,002

= 0,0474 m3

V4 = 0,0474 m3

V4
= 3,06 m/detik
V
=1,32 m/detik
Setelah nilai kecepatan aliran V= 1,32 m/detik diketahui, maka kedalamn
aliran Y dapat dihitung dengan persamaan numeris:
0,012 x 1,32
n.V
Y = 2 s 3/2 =2 (
) 3/2= 0,5 m
0,002

[ ]

Kemudian berdasarkan hubungan antara lebar dan kedalaman aliran pada


penampang hidrolis terbaik bentuk persegi panjang diperoleh dasar saluran
B:
B= 2 Y =2 x 0,5 = 1 m
Tinggi jagaan (F) diambil
F = 30% Y = 30 % x 0,5 =0,15 m
Kontrol :
Debit saluran (Qs)
A= B.Y =0,5x 1 = 0,5 m2
V= 1,32 m/detik
Qs= A.V= 0,5 x 1,32 = 0,66 m3/detik
Jadi, dimensi saluran yang direncanakan :
Lebar saluran ( B)
= 1m
Tinggi aliran (Y)
= 0,5 m
Tinggi jagaan (F)
= 0,15 m
Perbandingan Dimensi Hasil Perhitungan Dan Dimensi Eksisting
Table 4 perbandingan dimensi drainase hasil perhitungan dan eksisting
No.

Nama Drainase

Dimensi saluran

11

Hasil perhitungan
B (cm)
H (cm)
100
50
80
40
70
35
70
35
50
25
50
25
50
25
70
35

Eksisting
B (cm)
80
51
50
40
39
39
36
45

H (cm)
42
43
20
25
45
38
40
38

1
Sekunder-1
2
Sekunder-2
3
Sekunder-3
4
Sekunder-4
5
Tersier-A
6
Tersier-B
7
Tersier-C
8
Tersier-D
G. Perencanaan Sumur Resapan
Perencanaan sumur resapan dibagi menjadi berdasarkan tipe rumah I
wilayah studi yaitu : tipe 100/160, tipe 48/90, tipe 64/105, tipe 73/120
Debit air yang masuk dari atap rumah
Perhitungan debit air yang masuk dari atap rumah tipe 100/160
Qmasuk = 0,278 . Cs . C . I . A
Qmasuk = 0,278 . 0,712 . 0,8 . 901,57 . 0,0006 = 0,023 m3/s
Perhitungan debit air yang masuk dari atap rumah tipe 48/90
Qmasuk = 0,278 . Cs . C . I . A
Qmasuk = 0,278 . 0,7 . 0,8 . 900,92 . 0,00090 = 0,013 m3/s
Perhitungan debit air yang masuk dari atap rumah tipe 64/105
Qmasuk = 0,278 . Cs . C . I . A
Qmasuk = 0,278 . 0,697 . 0,8 . 859,79 . 0,000105 = 0,014 m3/s
Perhitungan debit air yang masuk dari atap rumah tipe 73/120
Qmasuk = 0,278 . Cs . C . I . A
Qmasuk = 0,278 . 0,691 . 0,8 . 645,8 . 0,00012 = 0,012 m3/s
H. Perencanaan Dimensi Sumur Resapan
Perencanaan desain dan dimensi sumur resapan pada rumah tipe 100/160
Perencanaan kedalaman sumur resapan dengan metode sunjoto :
Perencanaan desain dan dimensi sumur resapan pada rumah tipe 73/120
Debit air yangmasuk melalui atap adalah sebesar : 0,012 m3/s

H=

0,012
2,75 (0,00015)

( 1- e

2,75( 0,00015 ) . 7200


(1,0)

H= 2,8 m
Debit resapan yang masuk kedalam sumur resapan:
Qresapan = F. K .H
Qresapan = 2,75 0,00015 . 10-2 . 2,8
Qresan
= 1,155 x 10-5 m3/s

12

Debit air ang tertampung dalam sumur resapan :


Qtertampung
= Q masuk Q resapan
= (0,012) (1,155 x 10-5 )
= 0,012 m3/s
Kapasitas volume sumur resapan yang direncanakan :
Jari-jari resapan (r)
=0,5 m
Kedalaman sumur resapan (H) = 2,8 m
Kapasitas sumur resapan ( berbentuk lingkaran) adalah :
Vsumur resapan = .r . H
Vsumur resapan = .(1,0) .2,8
Vsumur resapan = 2,198 m3 = 220 liter
Waktu (T) yang diperlukan untuk pengisian sumur resapan :
T=

V sumur resapan
Qtertampung

T=

2,2
0,012 =183 detik =3 menit

Untuk suatu sumur resapan berbentuk lingkaran dengan diameter 1 m dan


kedalaman 2,8m , memiliki kapasitas sumur resapan 220 liter, dimna
diperlukan waktu pengisian sumur resapan selama 3 menit sampai air sumur
resapan penuh. Sehingga untuk 19 unit rumah tipe 36 dapat mengisi air tanah
sebesar
19 unit x 220 liter/unit

= 4180 liter

13

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Curah hujan harian maksimum (R24) diperoleh dengan menggunakan
distribusi gumbel. Untuk periode ulang 2 tahun, R24= 412 mm/jam dan
2.

3.

periode ulang tahun, R24 = 513 mm/jam.


Debit banjir maksimum akiat curah hujan terjadi disaluran sekunder-1
yaitu sebesar 0,472 m3/detik.
Debit air kotor maksimum sebesar 0,00033 m3/detik ada di saluran
Tersier-D. debit ini tidak memberikan pengaruh besar terhadap debit

4.

komulatif yang ad adi perumahan Villa Johor.


Dari hasil analisis, diperoleh baha dimensi drainase eksisting tidak
mampu lagi untuk menampung debit komulatif yang terjadi di

5.

perumahan Villa Johor.


Solusi paling efektif untuk mengantasi banjir genangan adalah dengan
perencanaan sumur resapan. Direncanakan empat buah sumur resapan

6.

berdasarkan tipe perumahan.


Sumur resapan dapat menampung maksimum 430 liter air dengan
dimensi D =I m dan H= 55,5 meter

B. Saran
1.

Berdasarkan analisis, diperlukan pembuatan sumur resapan untuk

mengatasi banjir genangan di perumahan Villa Johor.


2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan di lokasi
perumahan berbeda dengan data test permeabilitas tanah ( data
laboratorium) untuk hasil lebih akurat.

14

DAFTAR PUSTAKA
B.I.E.Dipl.H, Soemarto Ir. CD, 1993. Hidrologi Teknik. ERLANGGA, Jakarta
DEA, CES, Bambang Triatmojo.Ir.Dr.Pof,1995. Hidrolika II. BETA
Offset,Yogyakarta
Herman Widodo Soemitro, Ir. 1984. Mekanika Fluida dan Hidraulika.
ERLANGGA, Jakarta
M.Eng, Suripin Ir Dr, 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI,
Yogyakarta
SK SNI 06-2405-1991. Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan
untuk Lahan Pekarangan. Badan Standar Nasional.
Subarkah Imam, Ir. 1978. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea
Dharma, Bandung
Ven Te Chow, 1985. Hidrolika Saluran Terbuka. ERLANGGA, Jakarta
Wesli, 2008. Drainase Perkotaan. GRAHA ILMU, Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai