Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO

HIPERTENSI EMERGENSI

Presentan
Dr. Fitria Suryani

Pendamping
Dr. Andriyan Sulin

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RSUD M. ZEIN PAINAN
2013
0

Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta :

dr. Fitria Suryani

No. ID dan Nama Peserta:

RSUD Dr. M. Zein Painan

Topik :

Krisis Hipertensi - Hipertensi Emergensi

Tanggal Kasus :

16 Februari 2013

Nama Pasien :

Tn. K

Nomor RM :

14.77.50

Tanggal Presentasi :

09 April 2013

Pendamping :

dr. Andriyan Sulin

Tempat Presentasi :

Aula RSUD Dr. M. Zein Painan

Objektif Presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi :

Seorang pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan nyeri

Tujuan :

kepala hebat sejak 1 jam sebelum masuk RS.


Menentukan diagnosis Hipertensi Emergensi, memberikan terapi yang tepat,
dan memberikan edukasi pada keluarga pasien tentang penyebab dan

Bahan

pencegahan Hipertensi Emergensi


Tinjauan Pustaka
Riset

Kasus

Audit

Bahasan :
Cara

Diskusi

Email

Pos

Presentasi dan Diskusi

Membahas
:
Data Pasien

Nama :

Nama Klinik : RSUD Dr.

Tn. K

No. Reg:

M. Zein Telp : (0756) 21428

14.77.50
Terdaftar sejak :

Painan
Data Utama untuk bahan diskusi :
Diagnosis / Gambaran Klinis :
-

Seorang pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat
sejak 1 jam sebelum masuk RS. Nyeri terutama dirasakan dibelakang kepala,
terasa seperti menusuk, dimana pasien sudah merasakan nyeri kepala sejak 2 hari
sebelum masuk RS, namun sakit kepala yang dirasakan tidak seberat yang
1

sekarang. Nyeri kepala tidak berkurang dengan obat penghilang nyeri yang dijual
bebas.
-

Keluhan ini disertai sesak nafas, tidak menciut. Riwayat sesak pada saat cuaca
dingin tidak ada. Riwayat terbangun di malam hari karena sesak tidak ada. Riwayat

sesak saat beraktivitas ringan-sedang tidak ada.


Keluhan ini juga disertai pandangan kabur tiba-tiba.
Mual ada, muntah tidak ada. Nyeri ulu hati tidak ada.
Nyeri dada seperti terikat, menjalar ke bahu atau punggung tidak ada.

Kelemahan pada anggota gerak dan bicara pelo tidak ada.

Riwayat trauma kepala tidak ada.

Riwayat sering sakit kepala dan kuduk terasa berat disangkal.

Kejang tidak ada.

Demam tidak ada.

Riwayat penurunan BB yang berarti tidak ada, lebih sering haus dan lapar, serta

lebih sering BAK tidak ada.


1. Riwayat Pengobatan : pasien minum obat penghilang nyeri di warung sejak 2 hari yang
lalu.
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
- Pasien sudah dikenal menderita hipertensi sejak 8 tahun yang lalu.
- Riwayat stroke ada, 3 tahun yang lalu. Pasien di rawat di salah satu RS swasta di
Padang.
3. Riwayat Keluarga : Ibu pasien juga menderita hipertensi.
4. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah pensiunan PNS.
5. Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik :
- Riwayat merokok lama (+) sejak usia 15 tahun.
- Riwayat kebiasaan suka memakan makanan tinggi lemak dan garam.
Lain-lain:
Status Generalisata :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran
: Compos Mentis Cooperatif
Tekanan Darah
: 240/ 120 mmHg
Nadi
: 118x/ menit
Nafas
: 28x/ menit
Suhu
: 37 oC
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Leher
Dada

:
:
:
:
:
:

Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya +/+
Tidak ditemukan kelainan
Tidak ditemukan kelainan
Tidak ditemukan kelainan
JVP 5-2 cmH2O. KGB tidak teraba membesar.
- Jantung : I
: Iktus cordis tidak terlihat.
2

Abdomen

Ekstrimitas

Paru

Pa

: Iktus cordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Pe

: Batas jantung normal.

: Irama teratur, Gallop (-).

:I

: Simetris kanan = kiri

Pa

: Fremitus kanan = kiri

Pe

: Sonor

A
: Vesikuler normal, Ronkhi -/-, Wheezing -/- Inspeksi : Distensi tidak ada
- Palpasi
: Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
Oedem pretibial (-/-). Akral hangat, refilling kapiler baik.
Refleks fisiologis (+/+), Refleks Patologis (-/-)
Kekuatan motorik atas 555/555, bawah 555/555

Diagnosis Kerja

: Hipertensi Emergensi

Pemeriksaan Penunjang :
Hb
Leukosit
Ht
Trombosit

:
:
:
:

11 gr/dl
6.900/mm3
35,1%
205.000/mm3

GDR

: 138 mg/dl

EKG : ST elevasi ( - ), ST depresi ( - )

Anjuran pemeriksaan :
-

Funduskopi
Darah kimia klinik elektrolit
Urinalisa proteinuria, hematuria
Ureum dan Kreatinin
Ro Thoraks

Daftar Pustaka :
1. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1
2. Standar pelayanan medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
3. Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Berkala XIII Ilmu Penyakit Dalam FK Unand

Hasil Pembelajaran :
1. Mampu menegakkan diagnosis Hipertensi Emergensi
2. Mampu memberikan penatalaksanaan Hipertensi Emergensi
3. Edukasi penyebab Hipertensi Emergensi dan pencegahannya

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


Subjektif :
-

Seorang pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat
sejak 1 jam sebelum masuk RS, dirasakan dibelakang kepala, terasa seperti
menusuk. Nyeri sudah dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk RS, namun sekarang
bertambah berat.

Keluhan disertai sesak nafas, tidak menciut.


Riwayat terbangun di malam hari karena sesak tidak ada. Riwayat sesak saat

beraktivitas ringan-sedang tidak ada.


Keluhan juga disertai pandangan kabur tiba-tiba.
Mual ada, muntah tidak ada.
Nyeri dada seperti terikat, menjalar ke bahu atau punggung tidak ada.

Kelemahan pada anggota gerak dan bicara pelo tidak ada.

Riwayat trauma kepala tidak ada.

Kejang tidak ada.

Demam tidak ada.

Riwayat penurunan BB yang berarti tidak ada.

Pasien sudah dikenal menderita hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, namun pasien
tidak rutin control atau minum obat.

Riwayat stroke (+) 3 tahun yang lalu.

Objektif :
Status Generalisata :
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Nafas
Suhu

:
:
:
:
:
:

Tampak sakit berat


Compos Mentis Cooperatif
240/ 120 mmHg
118x/ menit
28x/ menit
37 oC

Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :


Mata
Leher
Dada

:
:
:

Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya +/+
JVP 5-2 cmH2O.
- Jantung : I
: Iktus cordis tidak terlihat.

Ekstrimitas

Paru

Pa

: Iktus cordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Pe

: Batas jantung normal.

: Irama teratur, Gallop (-).

:I

: Simetris kanan = kiri

Pa

: Fremitus kanan = kiri

Pe

: Sonor

A
: Vesikuler normal, Ronkhi -/-, Wheezing -/Oedem pretibial (-/-).
Kekuatan motorik atas 555/555, bawah 555/555

Pemeriksaan Penunjang :
Hb
Leukosit
Ht
Trombosit

:
:
:
:

11 gr/dl
6.900/mm3
35,1%
205.000/mm3

GDR

: 138 mg/dl

EKG : HR

: 118 x/mnt

Irama

: sinus

Axis

: normal

Gel P

: 2 mm

PR Int

: 0,12 dtk

QRS Int

: 0,12 dtk

Q Patologis

:(-)

ST elevasi

:(-)

ST depresi

:(-)

SV1+ RV6 > 35 mm

Kesan : LVH

Assesment :

Definisi
Menurut WHO dan JNC VII (Joint National Community on Preventation,
Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure) yang dikategorikan
hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolic 90 mmHg.
Tabel I. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa

Klasifikasi Tek. D
rah
Normal
Pre hipertensi
Stage 1 Hipertensi
Stage 2 Hipertensi

TDS (mmHg)
< 120
120 139
140 159
> 160

TDD (mmHg)
< 80
80 89
90 99
> 100

Sedangkan Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai


dengan peningkatan tekanan darah yang tinggi dan mendadak yang kemungkinan
menyebabkan kelainan organ target. Pada umumnya, krisis hipertensi terjadi pada
pasien yang tidak atau lalai memakan obat anti hipertensi.

Prevalensi
Hipertensi adalah salah satu factor resiko utama penyakit vascular jantung,
saraf dan ginjal, dimana lebih dari setngah penyebab angka kematian di Negara
maju. Di Amerika Serikat, di dapatkan Krisis Hipertensi sebanyak 500.000
kasus/tahun. Prevalensi hipertensi pada populasi masih cukup tinggi dan
diperkirakan 1-2% penderita hipertensi dapat jatuh pada keadaan Krisis Hipertensi.
Dari penderita yang di rawat di HCU, 25% merupakan hipertensi krisis, dimana
1/3-nya merupakan Hipertensi Emergensi dengan tekanan darah diastolic > 120
mmHg.
6

Faktor Resiko
Secara umum, faktor risiko terjadinya hipertensi yang teridentifikasi antara lain :
a. Keturunan
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Merokok
e. Obesitas
f. Stress
g. Aktifitas Fisik
h. Asupan tinggi lemak dan garam

Etiopatofisologi
Penyebab krisis hipertensi masih belum jelas. Di duga peninggian mendadak
resistensi vascular sistemik, yang dapat terjadi pada pasien yang tidak patuh minum
obat anti hipertensi, meningkatkan kadar vasokontriktor seperti norepinefrin,
angiotensin II, dan hormone antinatriuretik. Sebagai akibat peninggian tekanan
darah yang mencolok, terjadi nekrosis fibrinoid endotel, pengendapan platelet, dan
fibrin, serta kehilangan fungsi autoregulasi, sehingga meinmbulkan iskemik organ
target. Iskemik akan merangsang pengeluaran zat vasoaktif lebih lanjut sehingga
terjadi proses sirkulus visiso vasokonstriksi. Jika tidak dikendalikan akan terjadi
ekstravasasi padaorgan target dan atau terjadi infark.

Klasifikasi Krisis Hipertensi


Secara garis besar, The Seventh Report of The Join National Committee of
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High blood Pressure (JNC

VII) membagi hipertensi ini menjadi 2 golongan, yaitu :


1. Hipertensi Urgensi
a. Hipertensi Urgensi tanpa gejala (asimptomatik)
Adalah peningkatan tekanan darah mendadak, biasanya > 180/110 mmHg,
tanpa keluhan. Tidak ditemukan kelainan organ akut pada target organ.
b. Hipertensi Urgensi dengan gejala (simptomatik)
Peningkatan tekanan darah mendadak, biasanya > 180/110 mmHg, dengan
keluhan sakit kepala hebat, nafas terasa pendek sedangkan sistem
kardiovaskular normal.
2. Hipertensi Emergensi
Adalah peningkatan tekanan darah mendadak, biasanya 220/140 mmHg,
disertai keluhan kelainan target organ mendadak seperti sesak nafas, nyeri dada,
nokturia, disartria, ganguan kesadaran, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan kelainan pada target organ seperti edem
paru, tanda iskemik miokard, gagal ginjal akut, ensefalopati, stroke, penurunan
kesadaran, dan lainnya.

Diagnosis
a. Anamnesis
-

Lamanya menderita hipertensi, obat-obat apa yang dimakan

Keluhan organ target penurunan kesadaran, sakit kepala, pandangan


kabur tiba-tiba, sesak nafas, nyeri dada, deficit neurologis, oliguria

b. Pemeriksaan Fisik
8

Tek. Darah > 220/140 mmHg

Periksa organ target lihat table 2.

Tabel 2. Clinical Characteristic of the Hypertensive Emergency


Blood Pressure

Usually > 220/ 140 mmHg

Funduscopic Findings

Hemorrhages, exudates, papil edem

Neurologic Status

Headache,

confusion,

somnolence,

stupor,

visual loss, seizures, focal neurologic deficits,


coma
Cardiac Findings

Prominent apical pulsation, congestive heart


failure, cardiac enlargement

Renal Symptoms

Proteinuria, oliguria

G.I Tract Symptoms

Nausea, vomiting

Tatalaksana
1. Hipertensi Urgensi
Penderita Hipertensi Urgensi tidak memerlukan penurunan tekanan darah
sampai normal selama masa observasi. Dapat diberikan obat oral anti hipertensi
yang bekerja cepat seperti ACE-Inhibitor, Clonidin, Beta blocker, Calcium
Channel Blocker.

Tabel 3. Management of Hypertensive Urgency

Agent
Captopril

Dose

Onset/ Duration
Of Action

Precautions

25 mg p.o, repeat as 15-30 min/ 6-8 hr, Hypotension, renal


needed SL, 25 mg

SL

failure in bilateral
renal artery stenosis

15-30 min/ 2-6 hour


Clonidin

0.1-0.2 mg p.o, repeat 30-60

min/

8-16 Hypotension,

hourly as required to hour

dry

mouth, drowsiness

total dose of 0.6 mg


Labetolol

200-400

mg

p.o -2 hour/ 2-12 hour

repeat every 2-3 hour

Broncho
constriction,
block,

heart

orthostatic

hypotension
Amlodipin

2.5-5 mg

1-2 hour/ 12-18 hour

Hypotension,
tachycardia

Nifedipin

5 mg SL

5-20 min/ 2-6 hour

Hypotension,
tachycardia

2. Hipertensi Emergensi
Penderita seharusnya di rawat diruang emergensi. Tujuan utama pengobatan
hipertensi emergensi adalah menurunkan tekanan darah segera (pada jam-jam
pertama), tidak mencapai normal, tapi hanya untuk meminimalisir hipoperfusi
pada organ-organ target.
Penurunan tekanan darah yang hebat dan mendadak berhubungan signifikan
dengan gangguan fungsi ginjal, iskeik miokard, kejadian serebrovaskular dan
oklusi arteri retina dengan konsekuensi kebutaan akut.

Tabel 4. Treatment of Hypertensive Emergency


10

Agent
(Parenteral
vasodilator)

Dose

Onset/ Duration
Of Action

Precautions

Sodium

0.25-10 g/kg/min Immediate/ 2-3 min Nausea,

nitroprusside

as IV infusion

after infusion

vomiting,

thiocyanate
intoxication,
methemoglobinemi,
acidosis,

cyanide

poisoning
Nitroglycerin

5-100 g as IV 2-5 min/ 5-10 min

Headache, vomiting

infusion

tachycardia,
flushing,
methemoglobinemi,

Nicardipine

5-15 mg/hour as 1-5 min/ 15-30 min, Tachycardi, nausea,


IV infusion

but may exceed 12 vomiting, headache,


hour

after increased

prolonged infusion

intracranial pressur,
hypotension.

Fenoldopan

0.1-0.3 g/kg/min < 5 min/ 30 min

Headache, flushing,

Mesylate

as IV infusion

tachycardia,

local

phlebitis, dizzines
Hydrialazine

5-20 mg as IV (iv) ; 20 min / > 1 Tachycardia,


bolus or 10-40 mg hour

vomiting, headache,

im; repeat every 4-

aggravation

6 hour

(im) ; 20-30 min/ 46 hour

angina

of

pectoris,

sodium and water


retension

Pasien ini didiagnosa sebagai Krisis Hipertensi jenis Hipertensi Emergensi karena :

11

TD saat masuk 240/120 mmHg


Adanya keluhan organ target yang menyertai, yaitu : Nyeri kepala hebat, sesak
nafas, pandangan kabur tiba-tiba dan mual.
Pasien sudah dikenal menderita hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, namun tidak
rutin control dan minum obat. Menurut literature, pada pasien yang tidak patuh
minum obat anti hipertensi, terjadi kenaikan resistensi vascular mendadak
meningkatkan kadar vasokontriktor norepinefrin, angiotensin II, dan hormone
antinatriuretik. Sebagai akibat peninggian tekanan darah yang mencolok, terjadi
nekrosis fibrinoid endotel, pengendapan platelet, dan fibrin, serta kehilangan fungsi
autoregulasi iskemik organ target merangsang pengeluaran zat vasoaktif lebih
lanjut.

Faktor resiko pada pasien ini adalah :


-

Riwayat kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi garam dan lemak

Riwayat Merokok lama

Keturunan Ibu pasien juga menderita hipertensi

Tatalaksana yang diberikan :


1. Bebaskan jalan nafas pasien, elevasi kepala 30o dan beri Oksigen 3-4 liter/mnt
Cegah agar jangan terjadi hipoksia serebri. Hipoksia serebri dapat memperburuk
keadaan kerusakan jaringan otak.
2. Captopril 25 mg SL
-

Merupakan golongan ACE Inhibitor yang berperan sebagai antihipertensi.


Cara kerja : ACE Inhibitor menghambat perubahan Angiotensin I menjadi
Angiotensin II, dimana Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron eksresi natrium dan air >>, serta
retensi Kalium penurunan tekanan darah.

3. Pemberian KaEN 3B dimaksudkan untuk memenuhi kecukupan kalori, cairan, dan


elektrolit pada pasien ini.
4. Drip Herbesser 0,25 g/kgBB/menit salama 30 menit, kemudian lanjutkan menjadi
12

0,35 g/kgBB/menit
Herbesser berisi diltiazem
5. Inj. Piracetam 3 x 1 gr (iv)
Piracetam adalah golongan nootropic agent, merupakan derivat dari GABA, diketahui
mempunyai potensi sebagai anti iskemik. Sebagai metabolik aktivator, piracetam dapat
mengembalikan perfusi abnormal pada otak dan mengurangi kerusakan sel yang di
induksi oleh suatu iskemik.
6. Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul (iv)
Ranitidin adalah anti histamine R2. Sebagai anti emetic.
7. Inj. Citicoline 2 x 1 gr (iv)
Bertugas sebagai prekursor asetilkholin. Asetilkholin merupakan suatu neurotransmitter
pada syaraf sehingga syaraf dapat berfungsi dengan baik. Berperan sebagai vasodilator
perifer dan neuroprotector.
8. Aspilet 1 x 1 tab
Merupakan anti trombolitik. Indikasi terapi dan pencegahan thrombosis pada infark
miokard atau pasca stroke.
9. Diet MB RG
Diet MB Rendah Garam pada pasien ini dikarenakan os menderita hipertensi. Diet
rendah garam bertujuan untuk mengurangi jumlah natrium dalam cairan ekstravaskuler.
Jika jumlah natrium rendah dalam cairan ekstravaskuler osmolaritas plasma
menurun retensi cairan menurun tekanan darah pasien menurun.

Plan :
Diagnosis : Hipertensi Emergensi
Pengobatan :

Elevasi kepala 300


O2 3 liter/ menit
Captopril 25 mg SL 30 menit kemudian TD 190/100 mmHg
IVFD KaEN 3B 12 jam/ kolf
Drip Herbesser 0,25 g/kgBB/menit salama 30 menit, kemudian lanjutkan

menjadi 0,35 g/kgBB/menit


Inj. Piracetam 3 x 1 gr (iv)
Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul (iv)
13

Inj. Citicholin 2 x 1 gr (iv)


Aspilet 1 x 1 tab
Captopril 2 x 25 mg (po)
Diet MB RG

Pendidikan :

Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang gejala hipertensi emergensi

serta pencegahannya.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan, akan
tetapi dapat dikontrol dengan membiasakan dengan pola hidup sehat, hindari makan
makanan yang banyak mengandung garam dan lemak, hindari stress, olahraga

teratur dan istirahat yang cukup.


Memberkan edukasi pada pasien dan keluaga agar kontrol teratur ke Puskesmas
atau RS untuk memastikan tekanan darah masih dalam batas terkontrol.

Rujukan
Saat ini pasien belum perlu dirujuk.

14

Anda mungkin juga menyukai