Anda di halaman 1dari 2

Karimata.

sebuah gugusan kepulauan yang terletak di Kabupaten Kayong


Utara, Kalimantan Barat. Karimata, sebuah nama yang mungkin masih asing di
telinga Anda, mungkin juga akan sulit ditemukan pada peta Indonesia. Satu hal
yang pasti dari Karimata, ia menyimpan segala pesona yang Anda butuhkan untuk
berdecak kagum.
Berawal dari kebijakan penempatan universitas pada daerah lokasi KKN, saya
akhirnya jatuh cinta pada daerah ini, Desa Betok, Pulau Maya Karimata, Kepulauan
Karimata. Hamparan pasir putih nan menawan beratapkan langit biru cerah di siang
hari dan bertabur bintang di malam hari, terumbu karang yang terlihat jelas bahkan
tanpa snorkeling pun, serta hijaunya siluet gunung Tjabang membuat saya susah
move on sampai sekarang lho, which is sudah sekitar satu tahun sejak saya
berada disana. Sebuah harga yang cukup mahal untuk sebuah pengorbanan yang
ditempuh. Kami harus terlebih dahulu berlayar dengan kapal ferry dari Jakarta ke
Belitung selama 2 hari 1 malam lalu dilanjutkan dengan perjalanan sekitar 12 jam
menggunakan kapal nelayan yang tentu saja ditemani dengan ombak tinggi dan
panas yang menyengat.
Sudah tak terhitung lagi berapa kg berat kami pasca 3 minggu berada
disana. Setiap hari kami mendapat asupan seafood sehat nan lezat secara gratis
dari penduduk yang baiknya bagaikan malaikat. Sebut saja mau apa.. cumi?
Tenggiri? Kepiting? Ikan jebung? Sotong? Sudah lebih dari puas kami menyatapnya
disana. Bahkan ketika wajah kami hanya terbengong-bengong kagum saja melihat
hasil tangkapan nelayan tanpa berkata sepatah kata pun, malamnya kami sudah
bisa menyantapnya dengan lahap di meja makan induk semang kami masingmasing.
Karimata adalah salah satu bentuk keseimbangan alam yang nyata indahnya.
Kampung nelayan yang berada di pesisir pantai ini juga berhadapan dengan
hamparan hijau nan subur yang berujung pada Gunung Tjabang di tengah pulau.
Anda bisa menanam apapun dan tumbuh dengan subur di pulau ini. Ketersediaan
air bersih? Tenang, selalu ada air tawar nan segar yang mengalir tak kenal musim.
Anda pun tak perlu pusing dengan asap kendaraan bermotor layaknya di perkotaan
karena disini tidak ada kendaraan roda empat, bahkan jumlah motor pun dapat
dihitung dengan jari.
Hal lain yang membuat saya tak berhenti berdecak kagum adalah penduduk
Karimata. Walaupun mayoritas mereka tidak mengenyam pendidikan tinggi namun
daya kreativitas mereka cukup tinggi, mereka dapat membuat produk dari alam
seperti kerupuk tenggiri yang rasanya bahkan lebih enak dari kerupuk Palembang,
anyaman rotan pandan laut, dll. Sulitnya akses ke daerah peradaban lain membuat
mereka terdoron untuk kreatif agar dapat survive. Kemuliaan hati pun tak diragukan
lagi. Dengan jumlah mayoritas penduduk asli suku Melayu, mereka mempunyai
prinsip serve as best as you can dan guest = family. Tiga minggu disana
membuat kami tersadar akan motto salam senyum sapa yang selalu diajarkan

sejak SD namun jarang kami temukan lagi di daerah perkotaan. Di Karimata, setiap
langkah yang kami jejakkan, selalu ada ketiga hal itu dari setiap penduduk yang
kami temui, baik yang sudah kami kenal maupun belum. Satu hal yang kami tak
kuasa menahannya adalah perpisahan. Sejak sehari sebelum kepergian kami, induk
semang kami masing masing sudah sibuk mempersiapkan oleh-oleh yang akan
kami bawa, bahkan induk semang saya sampai tak tidur malam harinya karena
sibuk memasak bekal untuk saya dan rombongan. Mungkin ini tak enak, tapi inilah
yang terbaik bisa amak buat untuk kalian., ujar Mak Siti, wanita yang bukan hanya
meminjamkan rumahnya untuk kami tempati, namun juga hatinya untuk kami
sayangi.
Keesokannya, derai air mata puluhan warga yang sudah sejak pagi
berkumpul di dermaga melepas kepergian kami. Sekolah, puskesmas, dan kantor
desa bahkan diliburkan hari itu. Sedih sekali, rasanya seperti pergi merantau
meninggalkan keluarga kandung kami sendiri.

Anda mungkin juga menyukai