Anda di halaman 1dari 403

MANAJEMEN

FUNGSI ENTITAS
DAN SUMBER DAYA

G
O
O
D

FUNGSI MANAJEMEN

FUNGSI ENTITAS

DANKAM

KESRA

SUMBER DAYA

DIKJAR

SDM

KEU

FAS
EKONOMIS

PLANNING

G
O
V
E
R
N
M
E
N
T

ADIL &
MAKMUR

ORGANIZING

EFISIENSI

LEADING / ACTUATING

EFEKTIVITAS

CONTROLLING

PANCASILA

URAIAN MATERI
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
DOSEN :
1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P.
2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE.
3. Jaja Suteja,SE.,M.Si.
SUMBER :
1. Principles of Public Finance, Routledge & Keegan Paul Ltd,London, 2000 Hugh
Dalton.
2. Public Finance, Prentice Hall, Twelve Edition, Otto Eckstein 1999.
3. Finance in Theory and Practice, Mc Grow Hill Book Coy, International Students
Edition, 2000. Richard A Musgrove, Peggy B Musgrove.
4. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, BPPE, Yogjakarta. M. Suparmoko,
Drs,MA.,Ph.D.

KEUANGAN NEGARA :
I.

PENDAHULUAN
1. Pemerintah dan Rumah Tangga : Perbedaan
dalam cara berfikir
2. Peranan pemerintah dalam perekonomian
3. Kepincangan kepincangan dalam
mekanisme pasar
4. Eksternalitas dan barang publik
5. Macam kegiatan pemerintah

II.

PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Kegiatan dan pengeluaran pemerintah
selalu meningkat
2. Efisiensi dalam pengeluaran negara
3. Kebijakan subsidi
4. Pengaruh subsidi barang dengan jumlah
tertentu (Fixe quality subsidy)
5. Klasifikasi dari pengeluaran pemerintah

III. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


NEGARA
1. Pengertian anggaran
2. Kebijakan anggaran
3. Kebijakan anggaran pendapatan dan belanja negara
IV. ANALISA BIAYA DAN MANFAAT
1. Kriteria investasi
2. Macam manfaat dan biaya suatu proyek
3. Mengenal dan mengukur manfaat suatu proyek
4. Mengenal dan mengukur biaya proyek
5. Menentukan waktu dan bunga diskonto

V. PENERIMAAN PEMERINTAH
1. Sumber-sumber penerimaan negara
2. Distribusi beban pemerintah
3. Sistem perpajakan dan politik pajak
4. Penggeseran beban pajak
5. Hubungan antara seorang penjual/produsen(firm)
dengan pasar (industri)
6. Kesejahteraan yang hilang karena pajak

VII. PENENTUAN HARGA BARANG OLEH PEMERINTAH


1. Penentuan harga barang-barang publik
2. Kebijakan harga hasil pertanian
VIII. PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN
1. Pengaruh pajak terhadap produksi
2. Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan
3. Pengaruh pajak terhadap keinginan untuk bekerja

IX. HUTANG NEGARA


1. Macam dan ciri dari hutang negara
2. Sumber panjaman negara
3. Beban dan hutang negara
4. Masalah pengelolaan hutang negara
X. KEBIJAKAN FISKAL
1. Asal mula dari kebijakan fiskal
2. Macam kebijakan fiskal
3. Tujuan kebijakan fiskal
4. Konflik antara stabilitas dan kesempatan kerja
5. Kaitan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

XI. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PINJAMAN


LUAR NEGERI
1. Pendahuluan
2. Pinjaman luar negeri sebagai sumber kapital
3. Pemilihan antara pinjaman dalam negeri
dan pinjaman luar negeri (External Debt)
4. Pinjaman luar negeri dan inflasi
5. Kapasitas untuk membiayai pinjaman luar negeri
Indonesia
6. Meringankan bebean pinjaman
7. Posisi pinjaman luar negeri Indonesia diantara
negara Asean
8. Pembayaran cicilan hutang luar negeri dan
bunganya dalam hubungannya dengan APBN
9. Kesimpulan

(Internal Debt)

XII. DISTIBUSI PENDAPATAN


1. Redistribusi pendapatan : Pro dan kontra
2. Beberapa kesulitan pengukuran derajat
ketidakmerataan distibusi pendapatan
3. Beberapa teknik redistribusi pendapatan
4. Pengaruh kebijakan redistribusi pendapatan terhadap
keinginan untuk bekerja, biaya sosial (welfare cost) dan pembebanan pajak (Tax
Incidence).
XIII. HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH
DAERAH
1. Transfer pemerintah pusat ke pemerintah
daerah
2. Besarnya transfer pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah
3. Bantuan pemerintah dan pembangunan daerah yang
seimbang
4. Bantuan pusat, Tax Effort dan Fiscal Need
5. Ikhtisar dan kesimpulan

MATERI KEUANGAN BISNIS


SUMBER :

Principles Corporate Finance, Richard A Breally,


Stewart C Meyers.
Fundamental of Financial Management, Eugene F
Brigham, Joel F Houston.
Financial Management Policy, James C Von Horn.

MATERI KEUANGAN BISNIS


I. DASAR-DASAR KEUANGAN
1. Tujuan dan fungsi keungan
2. Konsep penilaian
3. Resiko dasar dan hasil
4. Multi variabel dan faktor penilaian
5. Opsi penilaian
II. INVESTASI DALAM ASET DAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
1. Prinsip investasi modal
2. Resiko dan opsi nyata dalam anggaran modal
3. Menciptakan nilai melalui hasil yang diharapkan
III. KEUANGAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Teori dan struktur modal
2. Membuat keputusan struktur modal
3. Dividen dan pembelian kembali teori dan praktek

IV. ALAT ANALISIS DAN PENGENDALIAN


KEUANGAN
1. Analisis ratio keuangan
2. Perencanaan keaungan
V. LIKUIDITAS DAN MANAJEMEN MODAL
KERJA
1. Likuiditas, kas dan sekuritas marketabel
2. Manajemen piutang dan persediaan
3. Manajemen utang dan pembiayaan jangka Pendek dan menengah

VI. KEUANGAN PASAR MODAL DAN RESIKO


MANAJEMEN
1. Dasar permodalan jangka panjang
2. Keuangan leasing
3. Penerbitan saham
4. Keuangan pendapatan tetap dan utang
Pensiun
5. Hybrid financing melalui sekuritas yang terkait
6. Resiko manajemen keuangan
VII. EKSPANSI DAN KONTRAKSI
1. Merger dan pasar untuk pengendalian korporat
2. Korporat dan restrukturisasi tidak dipaksakan
3. Manajemen keungan internasional

MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen :

1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P.
2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE.
3. Jaja Suteja,SE.,M.Si.

I.

TUJUAN

1)
2)
3)

Agar mahasiswa memahami Manajemen Keuangan Negara; Manajemen Keuangan Perusahaan


Agar mahasiswa mampu mengetahui permasalahan keuangan
Agar mampu memberikan pandangan mengenai upaya memperbaiki kelemahan yang ada.

II.

METODE BELAJAR

1.
2.
3.

Diskusi dalam kuliah tatap muka


Membahas konsep manajemen keuangan melalui studi literatur dan membuat laporan
Membahas kasus

III.

UJIAN

1)
2)
3)

Responsidan diskusi
Ujian tengah semester
Ujian akhir semester

IV.

UNSUR YANG DINILAI

1)
2)
3)
4)

Kehadiran
Responsi dan tugas 15%
UTS
UAS

5%
30%
50%

V.

MATERI

1)

Keuangan Negara :
1. Anggaran Belanja Negara
2. Kebijakan Paskal
3. Utang Negara
4. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah

2)

Manajemen Keuangan Entitas Bisnis :


1. Dasar Manajemen Keuangan
2. Investasi Aset dan Hasil Yang Diharapkan
3. Pengelolaan Keuangan dan Kebijakan Dividen
4. Alat Analisis dan Kendali
5. Pengelolaan Likuiditas dan Modal Kerja
6. Keuangan Pasar Modal dan Manajemen Resiko
7. Ekspansi dan Kontraksi

I. The Role Of Fin Management

( Peran Manajemen Keuangan )


1. Fin Management is concerned with the acquisition,
financing and management of assets with some
overall goal in mind.
2. Decision Function Of Fin Management
1) The Investment
2) Financing
3) Asset Management

3 . INVESTMENT DECISION
1) A determination of the total amount of assets needed to be
held by the firm
Balance sheet
2) Invest decis
Total
How Much
Assets
Need ?
3) Assets that can no longer
be economi cally justified
may need to be reduced, eliminated or replaced

4. FINANCING DECISION
Financial manager
is Concerned with
make up if the right
hand side of The
balance sheet

Balance Sheet
Assets Liabilities :
- Short term loan
- Long term loan
- Lease arrangement
- Bonds
- Stocks
100 x
100 x

5. ASSETS MANAGEMENT DECISION


BALANCE
SHEET
ASSETS

1)
2)
3)

4)

The third important Decision


of the firm is the asset
Management decis
Assets have been acquired and
appropriate financing provided
This assets must still be
managed efficiently
The fin, Man is charged with
varying degrees of operating
responsibility over existing assets
The Fin Mans responsibilities
require that the greater concers
be placed with the management
of current assets than with fixed
assets.

LIABILITIES

II. TUJUAN PERUSAHAAN


( THE GOAL OF THE FIRM)
1. Efficient fin Man requires the exictence of some
objectives or goal because judgement as to wether or
not a fin decision is efficient must be in light of some
standard
2. Goal of the firm is to maximize the wealth of the firms
present owners.
1) Profit maximation , maximizing a firms earnings
after taxes (eat)
2) Earning per share (EPS), earnings after taxes divided
by the number of common shares out standing

3) Maximation of earnings per share is notafully appropriate


goal because it does not specify the timing or duration
expected returns.
(1) Is the investment project that will produse a $ 100.000,return 5 years from now more valuable than the project that
will produce annual returns of $ 15.000,- in each of the next 5
years ?
(2) an answer to this question depens on the time value of
money to the firm and to investors at the margin
(3) an objective of maximazing earnings per share may not be
the same as maximizing market price per share.

The Latest :
- Represents tge focal judgement of all market participants as
to the value of the partcular firm.
- It take into account present and prospective future earnings
per share, the timing, duration and risk of these earnings, the
dividend policy of the firm, and other factors that bear upon
the market price of the stock.
- The market price serves as a barometer for business
performances it indicates how well management is doing in
behalf of its stockholders.

4) MANAGEMENT VERSUS SHARES HOLDERS


The separation of ownership and control in the modern corporation
results in potensial conflicts between owners and managers.
(1) The objectives of management may differ from those of the firms
share holders
(2) Creates a situation in which management may act in its own best
interest rather than those of the share holders.
(3) Management as the agents of the owners. Share holders, hoping
that the agents will act in the share holders best interests,
delegate decision making authority to them.
i. Agent (s), individual (s) authorised by another person, called
the principal, to act in the latters behalf.
ii. Agency (theory), a branch of economics relating to the
behaviour of principals (such as owners) and their agents
(such as managers).

5) Social Resposibility
Maximizing share holders wealth does notimly that
management. Should ignore social responsibility.
(1) Protecting the consumers,
(2) Paying fair wages to employees,
(3) Maintaining fair hiring practices and safe working
conditions,
(4) Supporting education,
(5) Involved in environmental issues such as clean air
and water.
Because the criteria for social responsibility are not clearly
defined, it is difficult to formulate consistent policies.

MANAJEMEN KEUANGAN

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PASUNDAN

UNIT I.MENGENAL LAPORAN KEUANGAN


1.

Mengapa Manajemen Keuangan


Orang berpresepsi bahwa manajemen keuangan adalah
model yang rumit

Keputusan operasi perusahaan tidak optimal


- Analisis keuangan otomatis menjadi porsi bagian keuangan
- Bagian operasi mempercayakan analisis keuangan ke bagian
keuangan

Sebetulnya setiap orang melaksanakan manajemen


keuangan
Fungsi audit harus memahami manajemen keuangan agar
dapat memahami cara pandang manajemen waktu
memutuskan suatu keputusan transaksi

2. Pengertian Manajemen Keuangan


Seperti apakah pekerjaan manajer keuangan di perusahaan
Bapak dan Ibu ?
Manajer keuangan diperusahaan :
. Mencermati perkembangan pasar uang dan pasar modal, dan
. Memutuskan agar pendanaan dapat dipenuhi dengan murah
. Mendapatkan aktiva dengan harga yang semurah-murahnya
Terlihat bahwa manajer keuangan bertugas untuk mencari uang dan
menetapkan kebijakan penggunaannya agar diperoleh biaya pendanaan
yang murah dan mendapatkan aktiva yang murah juga

3. Kriteria Keberhasilan Manajemen Keuangan


Orang mengira keberhasilan manajemen keuangan adalah
laba
Kriteria yang harus diukurkan pada manajer keuangan adalah
nilai tambah :
. Keputusan Operasi
. Keputusan investasi dan
. Keputusan pendanaan
Nilai tambah ini mencerminkan dari meningkatnya nilai hak
(klaim) terhadap perusahaan

UNIT II. MENGENAL LAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan


L/K adalah titik pusat proses pelaporan keuangan
L/K adalah alat komunikasi informasi akuntansi
bagi eksternal perusahaan
Saat ini, laporan keuangan terdiri dari :
. Neraca atau laporan posisi keuangan
. Laporan Rugi Laba
. Laporan Arus Kas dan
. Catatan atas laporan keuangan

Laporan keuangan mungkin mengandung informasi sumber selain


catatan akuntansi, tetapi sistem akuntansi perusahan biasa disusun
berdasarkan laporan keuangan :

. Asset
. Utang
. Pendapatan
. Biaya dan seterusnya
Pelaporan keuangan memuat tidak hanya laporan keuangan tetapi

juga :
- Alat lain untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait baik langsung ataupun
tidak langsung dengan informasi yang disaji oleh sistem akuntansi.
- Mungkin diharuskan oleh peraturan atau sukarela
- Bentuk yang biasa dipakai misalnya :
- Laporan tahunan
- Prospektus
- Formulir formulir pemenuhan kewajiban terhadap Kantor Pajak, bea cukai, Bank
Indonesia dan Badan Pengawasan Pasar Modal.

2. Tujuan Laporan Keuangan


Memberikan informasi kuantitatif yang bermakna keuangan tentang
suatu entitas agar dapat dipergunakan oleh mereka yang
menggunakannya untuk dasar pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan ekonomi :
- Perorangan
- Perusahaan
- Pasar
- Pemerintah

Efektivitas keputusan akan meningkat jika keputusan tersebut dibuat


berdasarkan pemahaman mengenai posisi dan kinerja objek pengambilan
keputusan
Oleh karena itu, laporan keuangan bukanlah tujuan akhir dari proses
pelaporan keuangan.

Ciri dan Keterbatasan Laporan Keuangan


1.

2.
3.
4.

Informasi yang disajikan hanya relevan terhadap


perusahaan dan bukan pada industri atau perekonomian
secara keseluruhan
Informasi yang disajikan sering merupakan hasil dari
taksiran dan bukan pengukuran yang pasti
Informasi yang disajikan mencerminkan dampak keuangan
transaksi dan kejadian terutama yang sudah terjadi
Laporan keuangan bukanlah sumber informasi tunggal bagi
mereka yang ingin membuat keputusan ekonomi tentang
suatu perusahaan.

Tujuan Yang Hendak Dicapai


1.

Menyajikan informasi bagi pengambilan keputusan investasi, kredit dan


keputusan sejenis, informasi yang dapat dimengerti oleh mereka yang
mempunyai pengetahuan dan kesungguhan belajar yang wajar tentang
usaha dan aktivitas ekonomi.

2.

Menyediakan informasi untuk menilai jumlah, saat dan kepastian


penerimaan kas dimasa yang akan datang dari dividen atau bunga serta
hasil penjualan, harga tebusan atau jatuh temponya surat berharga
atau piutang

3.

Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan, hak


atas sumber daya tersebut dan dampak dari transaksi, kejadian dan
kondisi yang menyebabkan terdapatnya perubahan atas sumber daya
perusahaan serta hak atas sumber daya tersebut.

3. Neraca :
Menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi,
kewajiban dan hak kepemilikan suatu perusahaan
Membantu investor, kreditor dan pemakai lain untuk
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan serta
likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan
Menilai kinerja perusahaan pada suatu periode
Indikasi aliran kas yang dapat diperoleh dari beberapa sumber
daya ekonomi dan kas yang akan keluar bagi pelunasan
beberapa kewajiban.

NERACA UNTUK MASA XXX

Aktiva Lancar
Kas dan setara Kas
Surat berharga yang mudah dijual
Piutang
Persediaan
Pembayaran Dimuka
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Proyek Dalam Penyelesaian
Aktiva Lainnya
Total Aktiva Jangka Panjang

Utang Lancar
Utang Usaha
Pemotongan PPh Harus Disetor
Utang Jk.Pj Yang Harus Dilunasi
Total Utang Lancar
Utang Jangka Panjang dan Modal
Obligasi
Agio dan Disagio Saham
Modal
Agio Saham
Sisa Laba (Rugi) Tahun lalu
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Total Utang Jk. Pj. dan Modal

TOTAL AKTIVA
TOTAL AKTIVA

4. Laporan Laba Rugi :

Dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan


perusahaan selama suatu periode

Sebagai alat bantu untuk menaksir prospek dari suatu perusahaan

Fokus diletakkan pada pengukuran laba dan komponennya


Rangkaian informasi yang mencakup waktu yang panjang lebih disukai
Agar laba dan komponennya digunakan untuk :

1.
2.

Mengevaluasi kinerja manajemen


Memperkirakan daya laba atau jumlah lain yang diyakini sebagai
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang
Menaksir laba untuk suatu masa mendatang
Menaksir resiko kredit dan resiko investasi
Akuntansi keuangan mengukur laba dan komponen laba menggunakan
akuntansi akrual.

3.
4.

DAFTAR LABA (RUGI) UNTUK MASA XXX


Pendapatan Operasional
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor Penjualan
Biaya Operasional
Biaya Pegawai
Biaya Peralatan dan Perlengkapan
Biaya Umum dan Administrasi
Biaya Transportasi dan Komunikasi
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya Promosi dan Humas
Biaya Barang dan Jasa Pihak III
Biaya Rapat dan Penugasan
Biaya-biaya Pajak
Laba (Rugi) Operasional
Pendapatan Non Operasional
Pendapatan Bunga
Biaya Bunga
Pajak
Laba (Rugi) Non Operasional
LABA (RUGI) BERSIH

5. Laporan Arus Kas


o Dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang
bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas.
o Informasi ini terkait dengan pinjaman dan pembayarannya,
transaksi permodalan termasuk pembayaran dividen dan
transfer sumber daya lain dari perusahaan kepada pemilik,
serta faktor lain yang berpengaruh pada likuiditas dan
solvabilitas perusahaan
o Informasi aliran kas akan dapat dipergunakan untuk
memahami operasi perusahaan, mengevaluasi transaksi
investasi, menaksir likuiditas dan solvabilitas dan
menginterpretasi informasi laba yang disajikan.

ARUS KAS UNTUK MASA XXX


Kas dari Operasi
Laba Bersih
Penyusutan
Perubahan Modal Kerja
Total Kas dari Operasi
Kas dari Investasi
Tanah Lokasi Pabrik
Engineering dan Supervisi
Mesin dan Peralatan
Alat Pengangkut
Budi Daya Tanaman
Bunga dalam Konstruksi
Hasil Bersih Penjualan Aktiva Tetap
Total Kas dari Investasi
Kas dan Pendanaan
Setoran Modal
Pengambilan Pinjaman
Pengakuan Bunga
Pembayaran Kembali Pinjaman
Total Kas dari Pendanaan
Total Aliran Kas

6. Analisa Laporan Keuangan :


o Analisa Laporan Keuangan
- Membaca laporan keuangan dan
- Menggali informasi yang ada dibalik
angka angka laporan keuangan
o Dimungkinkan karena dirancang sebagai bentuk
laporan yang saling terkait
o Disamping angka laporan keuangan terkait dengan
informasi non keuangan.
- Praktek bisnis yang baku
- Rata-rata industri

6.1. Prosedur Audit Analitis


Diatur dalam SIAS # 8, Analytical Auditing Procedures
Tanpa ada kondisi yang menyebabkan hal yang berlawanan,
keterhubungan antar informasi dapat diharapkan ada dan tetap
berkesinambungan
Menggunakan Prosedur ini dapat ditemukan :
- Kemungkinan kesalahan
- Ketidak wajaran atau
- Penyimpangan
Jika prosedur audit analitis menemukan hasil yang tidak diinginkan :
- Internal auditor harus meneliti dan mengevaluasi sehingga hasil
dan keterhubungan tersebut dapat dijelaskan
- Hasil dari keterhubungan yang tidak dapat dijelaskan mungkin
merupakan indikasi terdapatnya kondisi yang mengandung
kesalahan, ketidak wajaran atau penyimpangan.

6.1.1.Kegunaan Prosedur Audit Analitis

1.
2.
3.
4.
5.

Mengidentifikasikan hal-hal yang diharapkan atau tidak


diharapkan
Melalui pengujian konsistensi internal antar informasi
Prosedur audit analitis digunakan untuk mendapatkan :
Perbedaan yang tidak diharapkan
Tidak adanya perbedaan yang diharapkan
Kemungkinan kesalahan
Kemungkinan ketidak-wajaran dan penyimpangan
Transaksi atau kejadian yang tidak biasa atau tidak berulang.

6.1.2. Teknik Prosedur Audit Analitis

1)
2)
3)
4)

Teknik yang biasa menggunakan dasar :


Jumlah Uang
Kuantitas Fisik
Rasio
Atau Persentasi

1)
2)
3)
4)
5)

Analitis khusus dapat dilakukan dengan :


Rasio
Trend
Pengujian Kewajaran
Regresi
Perbandingan :
- Antar Periode
- Dengan Anggaran
- Dengan informasi ekonomi eksternal

Beberapa teknik yang lazim dalam prosedur


audit analitis adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembandingan informasi periode sekarang dengan periode


sebelumnya
Perbandingan informasi periode sekarang dengan anggaran
atau ramalan
Mempelajari keterhubungan informasi keuangan dengan
non keuangan
Mempelajari keterhubungan antar elemen informasi
Membandingkan informasi suatu unit dengan informasi
unit lain
Membandingkan informasi dengan informasi perusahaan
lain dalam industri

6.2.Analisa Rasio :

6.2.1. Rasio Kelancaran


Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Pasiva Lancar
Aktiva Lancar - Persediaan
Rasio Cepat =
Pasiva Lancar
6.2.2. Rasio Aktivitas
Penjualan
Rasio Perputaran Aktiva AAA =
Saldo (Rata-rata) Aktiva AAA

UNIT III. MENGELOLA ASSET LANCAR


Asset lancar bersama-sama dengan
kewajiban lancar mencerminkan
pengelolaan operasi perusahaan
Bersama-sama mereka mendapatkan
sebutan modal kerja
Modal kerja adalah pos-pos yang
menampung dampak kegiatan operasi.

1. Perencanaan Laba
Perencanaan laba dibuat perusahaan dalam rangka untuk memperkirakan
kebutuhan pendanaan di masa mendatang
Manajemen menggunakan media anggaran untuk menuangkan rencana
ini dalam format kuantitatif
Karena muatannya, peran anggaran dapat diperluas menjadi alat
perencanaan, alat memotivasi pegawai, alat pengendali kegiatan
organisasi dan alat evaluasi kinerja
Demikian luasnya penggunaan anggaran, sehingga dikenal berbagai
macam anggaran dengan berbagai tujuan pula
Untuk mengendalikan operasi perusahaan misalnya anggaran fisik,
anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran laba dan anggaran kas
Dalam anggaran keuangan dikenal adalah pengangguran modal, proforma
laba rugi, proforma neraca dan proforma arus kas

Proforma Laporan Keuangan


Tahun

2000

2001

2002

2003

Proforma Laba Rugi


Pendapatan
Harga Produksi dan Biaya Operasi
Biaya Penyusutan

0
0
0

0
0
0

71.131.200.000
47.000.000.000
11.632.000.000

91.454.400.000
47.000.000.000
11.632.000.000

Total Harga Pokok Prod.dan Biaya Ops.

58.632.000.000

58.632.000.000

12.499.200.000

32.822.400.000

0
0

0
0

12.320.000.000
53.760.000

14.291.200.000
5.559.360.000

125.440.000

12.971.840.000

Laba Operasi
Biaya Bunga 16% Setahun
Pajak 30%
Laba Bersih
Neraca
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aktiva
Total Aktiva

0
0
0
0

0
0
0

3.180.000.000
0
0
3.180.000.000

116.320.000.000
0
116.320.000.000
119.500.000.000

3.889.040.000
23.710.400.000
14.658.000.000
42.257.440.000

116.320.000.000
-11.632.000.000
104.688.000.000
146.954.440.000

9.398.480.000
30.484.800.000
14.658.000.000
54.541.280.000

116.320.000.000
-23.264.000.000
93.056.000.000
147.597.224.000

Utang dan Modal


Pinjaman
Modal
Laba Ditahan
Total Utang dan Modal
Arus Kas
Kas dan Operasi
Laba Bersih
Penyusutan
Perubahan Modal Kerja
Total Kas dari Operasi
Kas dari Inventaris
Tanah lokasi pabrik
Engineering dan supervisi
Mesin dan peralatan
Alat pengangkut
Budidaya Tanaman
Bunga dalam konstruksi
Total kas dan Investasi

0
77.000.000.000
89.320.000.000
77.000.000.000
42.500.000.000
57.500.000.000
57.500.000.000
0
0
125.440.00
13.097.280.000
0
119.500.000.000
146.945.440.000 147.597.280.000

0
0
0

0
0

0
0
0
0
0
0
-116.320.000.000

Kas dan Pendanaan


Setoran Modal
Pengambilan Pinjaman
pengakuan Bunga
Pembayaran kembali Pinjaman

0
0
0
0

Total kas dari Pendanaan

Total Aliran Kas

3.180.000.000

0
0
-38.368.400.000
-26.610.950.000

125.440.000
11.632.000.000
-6.774.400.000
17.829.440.000

12.971.540.000
11.632.000.000

-14.000.000.000
-15.000.000.000
-60.000.000.000
-5.000.000.000
-10.000.000.000
-12.320.000.000

0
0
0

0
0
0

0
0

0
0

42.500.000.000
77.000.000.000
0
0
119.500.000.000

15.000.000.000
0
12.320.000.000

27.320.000.000
790.040.000

0
0
14.291.200.000
0 -26.611.200.000

-12.320.000.000

5.509.440.000

2. Manajemen Kas
Kas adalah media utama bagi perusahaan untuk mengelola
likuiditasnya
Demikian pentingnya likuiditas, kas disebut sebagai darah
perusahaan
Ketekoran kas sekecil apapun, kadang bisa membuat
perusahaan berhenti beroperasi
Menyediakan kas yang cukup adalah prasyarat hak hidup
perusahaan
Walaupun penting kas adalah asset perusahaan yang paling
tidak produktif
Pedoman pengelolaan kas adalah tersedianya kas yang cukup,
tetapi tidak berlebihan.

2.1. Motif Memegang Kas


1. Sebagai media pertukaran
2. Sebagai media berjaga-jaga
3. Sebagai media spekulasi
2.2. Mengelola Arus Kas
1. Menunda Pembayaran
2. Mempercepat Penerimaan
3. Anggaran Kas

Anggaran Kas
BULAN JANUARI

FEBRUARI

MARET

APRIL

MEI

JUNI

Penjualan
Penagihan
Dlm Bln Penj
1 Bln Sth Penj
2 Bln Sth Penj

5.000.000

5.000.000

10.000.000

15.000.000 20.000.000 10.000.000

1.000.000
0
0

1.000.000
3.500.000
0

2.000.000
3.500.000
500.000

3.000.000 4.000.000
7.000.000 10.500.000
500.000 1.000.000

Total Penagihan

1.000.000

4.500.000

Pembelian

3.500.000

7.000.000

Pembayaran

3.500.000

7.000.000

Surplus (Defisit) Kas 1.000.000 1.000.000

6.000.000
10.500.000

10.500.000 15.500.000 17.500.000


14.000.000

10.500.000 14.000.000

(1.000.000)

2.000.000
14.000.000
1.500.000

7.000.000

7.000.000

7.000.000

1.500.000

10.000.000

3. Manajemen Surat Berharga Yang Mudah


Dijual
Pembahasan diberikan dalam pendanaan
jangka pendek pada modul Manajemen
Keuangan berikutnya
4. Manajemen Piutang
Proporsi Penjualan Kredit
Tingkat Penjualan
Kebijakan Kredit

5. Manajemen Persediaan
Keputusan terhadap besaran jumlah persediaan yang akan
dipelihara sangat tergantung pada hasil analisa imbal hasil
dan risiko akibat stock out dan biaya pemeliharaan
persediaan
Persediaan telah banyak membantu pekerjaan manajemen
keuangan dalam suatu periode yang panjang, sebelum
dipergunakannya tatanan operasi yang memungkinkan
perusahaan beroperasi tanpa persediaan
Kemajuan teknologi dan penataan kembali hubungan
pemasok dengan konsumen pada beberapa industri telah
memungkinkan perusahaan melaksanakan metode operasi
just in time

5.1. Jenis Persediaan


Persediaan barang untuk dijual
Persediaan bahan baku dan bahan
pembantu
Persediaan barang dalam proses dan
Persediaan barang jadi
Persediaan peralatan dan suku cadang

5.2. Teknik Pengelolaan Persediaan


1.

Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)


Total Biaya Persediaan = Biaya Penyimpanan + Biaya Pesanan
Kuantitas Ekonomis adalah :
2 SO
Q=

, dimana :
C

S adalah total kebutuhan persediaan periode yang dihitung


O adalah biaya penempatan order, dan
C adalah biaya penyimpanan per unit

2 X 12.500 X 3.600
Q=

= 300 unit,
1.0000

2. Model Pengendalian Persediaan dengan sistem ABC


a.

Kelompok A meliputi barang-barang persediaan dengan


nilai uang yang tinggi

b. Kelompok B meliputi barang-barang persediaan dengan nilai


unag yang sedang
c. Kelompok C meliputi barang-barang persediaan dengan nilai
uang yang rendah.

3. Sistem Just In Time


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Menekankan pada tarikan permintaan (demand pull)


Target JIT adalah zero defect
Fasilitas produksi disusun tanpa persediaan
Elemen utama JIT adalah pengurangan terhadap adanya
bahan sisa, tenaga, ruang dan fasilitas menganggur.
Pengurangan persediaan berarti tidak lagi dibutuhkan
model pengendalian persediaan yang rumit
Kebanyakan bahan akan diterima oleh para pemakainya
Keandalan pemasok merupakan persyaratan yang penting
dalam JIT.

UNIT IV. IMBAL HASIL DAN RISIKO


Imbal hasil dan risiko adalah pertimbangan utama dalam
pengambilan keputusan keuangan
Dalam pasar efisien, imbal hasil biasanya sebanding dengan
risikonya
Semakin tinggi risiko investasi akan semakin besar pula
premium risiko yang diperhitungkan dalam analisanya
Karena setiap orang mempunyai aversi terhadap risiko yang
berbeda-beda, maka apakah suatu investasi akan diambil atau
tidak, tidak akan dapat disamakan untuk setiap orang.
Secara umum pasar memberikan pedoman mengenai
imbangan imbal hasil dan risiko dan dicerminkan dari
terbentuknya harga pasar asset.

1. Pengukuran Nilai berdasarkan Nilai Waktu Uang


Bagaimana persepsi seseorang mengenai nilai relatif terhadap waktu ?
Misalkan seseorang datang kepada kita untuk meminjam uang. Dari
analisa penghasilan dan pengeluarannya, kita perhitungkan bahwa dia
akan dapat mengembalikan kepada kita setiap tahun selama lima
tahun berturut-turut masing-masing Rp.1.000,- Sejumlah berapakah
uang akan kita pinjamkan kepada dia ?
Analisa paling mudah adalah menempatkan aliran kas tersebut dalam
suatu garis waktu, sebagai berikut :
0

+ 1.000

+1.000

+1.000

+1.000

+1.000

Jika kita percaya bahwa tingkat bunga pasar adalah 10% setahun maka nilai sekarang
dari uang yang akan kita terima adalah
0

1.000

1.000

3
1.000

4
1.000

5
1.000

(1+0,1)1

+
(1+0,1)2

+
(1+0,1)3

+
(1+0,1)4

+751,31

= 3,709.78
+683,01
+620,92

(1+0,1)5

Atau sama dengan :

+909,09

+826,45

Sehingga pertukaran yang mungkin terjadi adalah :

-3,70.78

+909,09

+826,45

+751,31

+683,01

+620,92

Kita akan memberi dia pinjaman sebesar Rp.3.790.78 dan


akan mendapatkan pengembalian selama lima tahun
berturut turut, masing-masing Rp.1.000,-. Konsep ini
menjelaskan nilai waktu uang, dimana : Uang hari ini lebih
baik dari pada uang besok.
Jika kemudian ditambahkan informasi yang lain,misalnya :
a. Istri karyawan yang hendak meminjam uang tersebut akan
segera melahirkan anak bungsunya.
b. Anak tertua karyawan tersebut segera akan bekerja.
Manajemen keuangan mempunyai metode untuk
menganalisa hal tersebut yaitu :
a. Dengan mengoreksi taksiran kas yang akan kita terima, atau
b. Dengan nengubah nilai kepastian bahwa uang cicilan yang
Rp.1.000,- akan kita terima. (Konsep premium risiko)

Contoh Penerapan
Contoh keputusan yang dapat dilihat
sebagai model penerapan premium risiko :
1. Pembayaran langganan koran/majalah 3
bulan dimuka lebih murah daripada
pembayaran bulanan
2. Diskon tunai
3. Model-model pengelolaan float
4. Pemberian kupon undian bagi pembayaran
awal.

2.1. Penyertaan Risiko Berdasarkan Kepastian Aliran Kas


Jika kita memiliki uang lebih pada hari Rp.1.000,- kita mempunyai
beberapa pilihan akan kita kemanakan uang kita. Alternatif yang
tersedia dan hasilnya setelah 1 tahun misalnya adalah sebagai berikut.
a.
Kita gunakan untuk berdagang dengan peluang hasil seperti berikut :
a.1. Kemungkinan rugi sehingga uang kita tinggal Rp.800,a.2. Kemungkinan untung sehingga uang kita menjadi rp.1.400,-

b.
Kita masukkan sebagai deposito di Bank dengan hasil 11%.
Sementara itu, peluang untuk untung kemungkinannya adalah 80%
dan peluang untuk rugi adalah 20%.
800
0,4
320
Dagang
1.400
0,6
840
atau
1.000

1.600
16%
11%

Deposito 1.000

Premium Resiko

5%

Premium Risiko :
Adalah tambahan hasil yang mungkin diperoleh karena
seseorang mau menanggung risiko tambahan.
Premium risiko membuat arus kas yang tidak sama
kepastiannya menjadi seolah olah sama nilainya
Secara sederhana contoh diatas menjelaskan konsep
manajemen keuangan bahwa : Uang yang pasti lebih baik
daripada uang yang tidak pasti.
Kita kan sama indiferrent terhadap :
a. Terjun di trading dengan hasil 16% dan
b. Menaruh deposito dengan hasil 11%
Mengapa ?
Karena pertambahan kekayaan yang mungkin diperoleh
dari kedua keputusan tersebut persis sama.

Contoh Penerapan
Contoh keputusan yang dapat dilihat
sebagai model penerapan premium risiko :
Bunga/jasa yang ditawarkan bank untuk giro lebih rendah dari
tabungan
Bunga tabungan lebih rendah dari bunga deposito
Bunga di bank asing lebih tinggi daripada bunga di bank
pemerintah
Bunga di bank pemerintah lebih tinggi dari pada bunga di
bank umum swasta
Bunga di bank umum swasta lebih tinggi daripada bunga di
BPR.

3. Bunga
Sejumlah uang yang dibungakan selama serangkaian waktu pada suatu
Tingkat bunga yang bervariasi akan dihitung sebagai berikut :
15%
1.000

10%
1.150

Nilai setelah masa pertama

20%
1.265

1.518

= 1.000 x 1.15 = 1.150

Nilai setelah masa kedua = 1.000 x 1.15 x 1.1 = 1.265


Nilai setelah masa ketiga = 1.000 x 1.15 x 1.1 x 1.2 = 1.158

4. Bagaimana pelepas uang memperhitungkan bunga


Misalkan seseorang membutuhkan uang Rp.8.000,- Saat mendatangi sebuah
bank, kepadanya disodorkan tiga pilihan pinjaman yang dari sisi bank arus
kasnya terlihat sebagai berikut :
0
-8.0000 =

+9.200
0

-8.000 =
0
-8.000 =

+0

+10.120

+0

+0

+12.144

Bagaimana mencari tahu tingkat bunga yang diperhitungkan bank ?

4.1. Implied n-period spot rate


Implied n period spot rate menyatakan bunga yang diperhitungkan untuk suatu periode
yang awal dan akhirnya bisa kapan saja. Implied n period bisa diterapkan pada periode
dengan hitungan hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya .
9.200
r1 =

- 1 = 1.15 1 = 0,15 = 15%


8.000
10.120

r2 =

- 1 = 1.265 1 = 0,265 = 26,5%


8.000

12.144
r3 =
- 1 = 1.518 1 = 0,518 = 51,8 %
8.000

4.2. Annualized spot rate


Bunga dapat pula dinyatakan dalam nilai yang disetahunkan. Model bunga ini disebut
sebagai Annualized Spot Rate atau sering disebut sebagai spot rate saja.
9.200 1/1
r1 =
- 1 = 1.15 1 = 0,15 = 15%
8.000
10.120 1/2
r2 =
- 1 = 1.247 1 = 0,1247 = 12,47%
8.000

12.144 1/3
r3 =
- 1 = 1.493 1 = 0,1493 = 14,93 %
8.000

4.3. Forward Rate


Bunga dapat pula dinyatakan secara individual untuk setiap satuan waktu dari suatu masa yang
panjang. Model bunga ini disebut sebagai Forward Rate. Dengan diketahuinya bunga pada suatu
periode bunga, maka dengan berpedoman pada nilai yang terjadi setelah suatu periode, forward
Implisit untuk suatu periode dapat dihitung.

r1 =

9.200 1/1
- 1 = 1.15 1 = 0,15 = 15%
8.000

10.120 1/2
r2 =
- 1 = 1.1 1 = 0,11 = 11%
8.000

12.144 1/3
r3 =
- 1 = 1.2 1 = 0,20 = 20 %
8.000

UNIT V PENILAIAN

Penilaian digunakan untuk menyebut usaha mencari nilai suatu


perusahaan
Penilaian asset biasanya difokuskan pada penilaian saham dan obligasi
Manager perusahaan merespon kebutuhan investor dan kreditor dengan
usaha pengelolaan perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai.
Biaya modal (cost of capital) adalah konsep terpadu yang harus diingat
dalam usaha penilaian perusahaan melalui penilaian sekuritasnya
Oleh karena itu,terdapat setidaknya dua alasan mengapa penilaian asset
keuangan harus dipelajari, yaitu :
1. Untuk memahami bagaimana usaha penilaian asset
2. Biaya modal bersumber pada imbal hasil yang diharapkan para investor
perusahaan.

1. Definisi Nilai
1.
2.
3.
4.

Nilai Buku
Nilai Likuidasi
Nilai Pasar
Nilai Intrinsik

2. Proses Dasar Penilaian


Proses pemberian nilai pada suatu asset dengan menghitung nilai sekarang :
o Taksiran aliran kas dimasa mendatang
o Menggunakan tingkat imbal hasil yang diharapkan investor
Tingkat imbal hasil yang diinginkan oleh investor
o Tingkat imbal hasil bebas risiko
o Disesuaikan dengan premium risiko yang mampu mengkompensasi risiko investasi

C1
V=

C2
2 +

1 +
1+R

1+R

C3
3 + ......... +
1+R

Cn
n
1+R

3. Sensitivitas Bunga terhadap harga sebuah asset


Misalkan kepada seorang investor ditawarkan tiga buah asset, masing masing asset A,B
dan C dengan pola aliran kas bersih sebagai berikut :
0

+160

+160

+160

+160

+1.160

+160

+160

+160

+1.160

Asset A

0
Asset B

0
Asset C

Dengan harga berapakah investor ini bersedia membeli asset tersebut ?

Pada faktor Diskonto 16%


Jika kita percaya bahwa orang lain yang memelihara asset sejenis mendapatkan pengembalian hasil
16% maka kita harus percaya bahwa investor mau membeli ketiga asset tersebut dengan harga
Maksimum Rp.1,000,- karena nilai sekarang kas bersih yang akan diterima dari ketiga
asset tersebut adalah Rp.1.000,-.
0

Asset A
160

160

1 +

160

2 +

160

3 +

4
1 + 0.16

-1.000 = + 137.93

1 + 0,16

1 + 0,16

+ 118.91

+ 102.51

1 + 0,16

+ 640.65

Asset B
0

Asset B
160

160

1
1 + 0.16

-1.000 = + 137.93

160

+
1 + 0,16

2 +
1 + 0,16

+ 118.91

160
1
1 + 0,16

+ 743.16

Asset C

-1.000 =

+ 137.93

+ 862.07

160
2
1 + 0,16

Pada faktor Diskonto 17%


Jika kita percaya bahwa orang lain yang memelihara asset sejenis mendapatkan
pengembalian hasil 17% maka kita harus percaya bahwa investor mau membeli ketiga
asset tersebut dengan harga maksimum masing-masing :
0

Asset A
160
+

160
1 +

1 + 0.17

-972.55 = + 136.75

160

160

2 +
1 + 0,17

+ 116.88

3 +
1 + 0,17

+ 99.89

4
1 + 0,17

+ 619.03

Asset B
160 160
+

1. 160
1

1 + 0.17

-980.90 = + 136.75

+
1 + 0,17

+ 116.88

2 +
1 + 0,17

+ 724.27

Asset C
160
+

160
1

1 + 0.17

-984.15 = + 136.75

+
1 + 0,17

+ 847.40

Pada faktor Diskonto 15%


Jika kita percaya bahwa orang lain yang memelihara asset sejenis mendapatkan
pengembalian hasil 15% maka kita harus percaya bahwa investor mau membeli ketiga
asset tersebut dengan harga maksimum masing-masing :

Asset A
160
+
1 + 0,15

-1.028.54 = + 139.13

160
+
1
1 + 0,15

120.98

160
2
1 + 0,15

+ 105.20

+ 663.23

160
+
3
1 + 0,15

Asset B
160 160
+

1. 160
1

1 + 0.15

-1.028.54 = + 139.13

+
1 + 0,15

+ 120.98

2 +
1 + 0,15

+ 762.72

Asset C
160 - 1.160
+

1
1 + 0.17

-1.028.54 = + 139.13

+
1 + 0,17

+ 877.13

Sensitivitas Harga Asset Terhadap Tingkat Bunga


Hasil lengkap dari perbandingan terhadap perubahan harga asset relatif
terhadap perubahan tingkat bunga adalah :
Pada 17% Pada 15%
Pada 16%
Nominal

0%

Nominal

0%

Asset A

1.000

972.55

-2,74

1.028.54

+2,85

Asset B

1.000

980.90

-1,91

1.022.83

+2,28

Asset C

1.000

984.15

-1,59

1.016.26

+1,63

Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap


perubahan tingkat bunga.

Sensitivitas Harga Asset Terhadap Tingkat Bunga


Berikut ini disajikan suatu gambaran jika asset dengan hasil tunggal dihadapkan pada perubahan
tingkat bunga. Misalkan terhadap suatu zeros dengan nominal Rp.1.000,- dengan jatuh waktu yang
Berbeda beda. A berumur 3 tahun, B berumur 2 tahun dan C berumur 1 tahun, maka :
Pada 17%

Pada 15%

Pada 16%
Nominal

0%

Nominal

0%

Asset A

640.66

624.34

-2,55

657.52

+2,63

Asset B

743.16

730.51

-1,70

756.14

+1,75

Asset C

862.07

854.70

-0,84

869.56

+0,69

Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap tingkat bunga

Sensitivitas Harga Asset Terhadap Tingkat Bunga


Beberapa hal mengenai nilai asset terhadap tingkat bunga :
1.
Harapan hasil suatu asset hanya dapat diperbandingkan jika mereka
mempunyai tingkat risiko yang setara
2.
Terhadap gerakan tingkat bunga, harga asset akan naik atau turun
untuk mempertahankan hasil
3.
Semakin panjang umurnya, asset akan semakin sensitif terhadap
tingkat bunga
4.
Semakin pembayaran tertumpuk kebelakang akan semakin sensitif
asset tersebut terhadap perubahan tingkat bunga.
Mengapa ?
Umur efektif yang berbeda menyebabkan sensitivitas mereka terhadap
tingkat bunga menjadi berbeda.

UNIT IV. PENGANGGARAN MODAL


Penganggaran modal memerlukan kehatihatian
Dampak keputusan ini mencakup jangka waktu yang
panjang
Jumlah uang yang terkait dengan keputusan ini
biasanya meliputi jumlah yang mahal
Pada beberapa jenis asset, likuiditasnya sangat
kurang, sehingga kesalahan dalam keputusan
penganggaran modal sama sekali tidak dapat
dikoreksi.

1. Mengidentifikasi Dampak Keuangan Operasi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Gunakan angka aliran kas dan bukan laba akuntansi


Pertimbangkan hanya pertambahan kas yang sebenarnya
terjadi (incremental)
Perhatian perubahan kas yang barangkali mengurangi aliran
kas proyek yang sudah ada
Perhitungkan dampak sinergis yang mungkin ada
Setiap proyek membutuhkan modal kerja
Setiap proyek menambah modal kerja
Pengeluaran untuk keputusan yang lampau adalah sunkcost
Perhitungkan kemungkinan terdapatnya kesempatan yang
hilang (oportunity cost)
Perhitungkan apakah biaya-biaya overhead adalah biaya
incremental

2. Kriteria Penilaian Manajemen Keuangan


a.

Non discounted cash flow


1. Payback Period
2. Accounting Rate Of Return
b.
Discounted Cash Flow :
1. Net Present Value
2. Profitability Index
3. Internal Rate Of Return
Misalkan terdapat sebuah proyek, sebut proyek A dengan nilai
investasi dan aliran kas masuk bersih setelah pajak seperti berikut
0

Proyek A
-40.000

+18.000 +15.000 +12.000 +8.000

2.1.Payback Period
Payback Period adalah kriteria pengukuran non discounted. Payback
Period mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat kembali.
Semakin cepat investasi kembali,semakin menarik dari sisi penilaian
payback period
0

Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
Kas Kumulatif -40.000 -22.000

-7.000

+4.000 +12.000

Payback Period = 2 + 7/13 tahun = 2 tahun 7 bulan

2.2. Accounting Rate Of Return


Accounting Rate Of Return termasuk kriteria penilaian non-discounted.
Accounting Rate Of Return mengukur model laba akuntansi.
0

Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
Kas Kumulatif

+18.000 + 33.000 +45.000 +53.000


53.000 40.000

Accounting Rate Of Return =


40.000
= 32,50%

2.3. Net Present Value


Net Present Value menyajikan pertambahan kekayaan yang diperoleh dengan diambilnya suatu keputusan. Konsep ini
dianggap konsep yang paling baik untuk dipakai dalam analisis keputusan manajemen keuangan. Misal untuk proyek A
ini dianggap tingkat risikonya 15% maka :
0

Proyek A
-40.000
Discounted Cash

- 40.000

Disconted Cash

+18.000

+ 18.000
+
1
1+ 0,15

-40.000

+15.000

+12.000

+8.000

+15.000
160
1.160
+
+
2
1+ 0,15
1+ 0,15 3
1+ 0,15 4

+15.652

+11.342

+7.890

+4.574

Net Present Value = - 40.000 + 15.652 + 11.342 + 7.890 + 4.574


= - 542

Net Present Value (NPV) negatif adalah indikasi penurunan nilai kekayaan akibat diambilnya suatu keputusan.
Semakin positif NPV proyek semakin disukai.

2.4. Internal Rate Of Return


Internal Rate Of Return (IRR) mengukur discount factor yang menyertakan cash inflows
dengan cash outflows. Oleh karena itu, perhitungan IRR merupakan perhitungan yang
rumit yang hanya dapat dilakukan dengan :
1.
Manual dengan metode coba-coba yang berakhir dengan interpolasi diantara dua hasil
2.
Dengan program komputer
3.
Dengan kalkulator berprogram atau kalkulator financial
Dengan cara 1 IRR proyek A dapat dihitung sebagai :
-40.000
+18.000
+15.000

+12.000

+8.000

NPV pada 15%

+7.890

+4.574

-40.000

+15.652

+11.342

= -542

Dapat diyakini bahwa discount factor 15% kebesaran, sehingga IRR proyek A harus lebih
kecil dari 15%.
NPV pada 14%

-40.000

+15.652

+11.342

+7.890

+4.574

= -167

IRR Proyek A adalah (14+0,XX)% atau (15-YY)%


Jarak perubahan nilai kekayaan antara 14 dengan 15%
adalah = +167 (-542) = 709
IRR Proyek A

Atau
IRR Proyek A

= 14% + (167/709) X 1 )%
= 14% + 0,23%
= 14,23%

= 15% + (542/709 X 1)%


= 15% + 0,77%
= 15,23%

BAB I
MANAJEMEN
PENDANAAN PENDIDIKAN
Dasar : 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah RI No 48 Tahun 2008; Tentang
Pendanaan Pendidikan
Pengelolaan dan Pendanaan :
a. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat
b. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten
c. Dana Pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
d. Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang
diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
e. Pemangku kepentingan pendidikan adalah orang, kelompok orang, atau
organisasi yang memiliki kepentingan dan/ atau kepedulian terhadap
pendidikan.
f. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintah di bidang
pendidikan.

Penanggung Jawab Pendanaan


1.Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
2.Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b.Peserta didik, orang tua atau wali peserta didik
c.Pihak lain selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang mempunyai perhatian
dan peranan dalam bidang pendidikan.

JENIS BIAYA PENDIDIKAN


1) Biaya Pendidikan meliputi :
a.Biaya satuan pendidikan
b.Biaya Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan
c.Biaya pribadi peserta didik
2) Biaya satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :
a. Biaya Investasi yang terdiri atas :
1.Biaya Investasi lahan pendidikan
2.Biaya investasi selain lahan pendidikan

b. Biaya operasi yang terdiri atas :


1. Biaya personalia
2. Biaya nonpersonalia
c. Bantuan biaya pendidikan
d. Beasiswa
3. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan meliputi :
a. Biaya investasi, yang terdiri atas :
1. Biaya investasi lahan pendidikan
2. Biaya investasi selain lahan pendidikan
3. b. Biaya operasi yang terdiri atas :
1. Biaya personalia
2. Biaya non personalia
4. Biaya personalia meliputi :
a. Biaya personalia satuan pendidikan, yang terdiri atas :
1. Gaji pokok bagi pegawai pada satuan
2. Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan

3. Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan


4. Tunjangan Fungsional bagi pejabat fungsional di luar guru dan dosen
5. Tunjungan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional bagi guru dan dosen.
6. Tunjangan Profesi bagi guru dan dosen
7. Tunjangan khusus bagi guru dan dosen
8. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen
9. Tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan professor atau guru besar
b. Biaya personalia penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, yang terdiri
atas :
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan yang melekat pada gaji
3. Tunjangan struktural bagi pejabat struktural
4. Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional

1) Investasi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah, baik lahan
maupun selain lahan yang menghasilkan asset fisik dibiayai melalui belanja modal
dan/atau belanja barang sesuai peraturan perundang-undangan.
2) Investasi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah untuk
meningkatkan kapasitas dan/atau kompetensi sumber daya manusia dan investasi lain
yang tidak menghasilkan asset fisik dibiayai melalui belanja pegawai dan/atau belanja
barang sesuai peraturan perundang-undangan.
3) Pengeluaran operasi personalia yang mlenjadi tanggung jawab Pemerintah atau
pemerintah daerah dibiayai melalui belanja pegawai atau bantuan sosial sesuai
peraturan perundang-undangan.
4) Pengeluaran operasi nonpendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau
pemerintah daerah dibiayai melalui belanja barang atau bantuan sosial sesuai
peraturan perundangan-undangan.

PENDANAAN OLEH PEMERINTAH


Pemerintah atau pemerintah daerah dapat mendanai investasi

1)

dan/atau biaya operasi satuan pendidikan dalam bentuk hibah atau


bantuan sosial sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemerintah dapat memberikan hibah kepada daerah atau sebaliknya,

2)

untuk kepentingan pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.


Pemerintah atau pemerintah daerah dapat memberikan hibah kepada
masyarakat atau sebaliknya, untuk kepentingan pendidikan sesuai
peraturan perundang-undangan.

3)

ALOKASI DANA PEMERINTAH


Biaya pendidikan yang merupakan tanggung jawab Pemerintah
dialokasikan dalam anggaran Pemerintah, dan yang merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah dialokasikan dalam anggaran
pemerintah daerah sesuai dengan sistem penganggaran dalam
peraturan perundang-undangan.

BAB II
BIAYA INVESTASI
LAHAN PENDIDIKAN
1) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah
dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah.
2) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran daerah.
3) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan bukan pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah
dan dialokasikan dalam Pemerintah.

4.

Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan bukan


pelaksana program wajib belajar baik formal maupun nonformal,
yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan
dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.

5.

Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang


diselenggarakan oleh Pemerintah atas inisiatif pemerintah
menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah.

6.

Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan tinggi yang


diselengarakan oleh Pemerintah atas usulan pemerintah daerah
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai
kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah
daerah.

7.

Tanggung jawab pendanaan dilaksanakan sampai dengan


terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.

BANTUAN PENDANAAN BIAYA INVESTASI


1)

Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan


pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi lahan
satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah.

2)

Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing


dapat membantu pendanaan biaya investasi lahan satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah.

1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang


diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan
atau program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal dapat bersumber dari :

a. pemerintah
b. pemerintah daerah
c. masyarakat
d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang diperlukan
untuk pemenuhan rencana pengembangan program atau satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangan
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat
bersumber dari :

BIAYA INVESTASI SELAIN LAHAN PENDIDIKAN


1)
Pendidikan biaya investasi selain lahan untuk satuan
pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun
nonformal, yang diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung
jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah.

2)

Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai
kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.

3)

Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah


dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.

1)

Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah
dan masyarakat.

2)

Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan masyarakat.

1) Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing


dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah.
2) Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat
membantu pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah.
1) Pendanaan tambahan di atas hanya biaya investasi selain lahan yang
diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan
yang diselenggarakan pemerintah menjadi bertarap internasional
dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a.
b.
c.
d.
e.

Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah

2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan


untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi
bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat
bersumber dari :
3)
4)
5)
6)
7)

Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah

3) Anggaran biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah yang dikembangkan menjadi taraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksana dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA INVESTASI KANTOR


1) Pendanaan biaya investasi lahan untuk kantor penyelenggaraan dan
atau/ pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya investasi lahan untuk kantor penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.

BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia
pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
a. Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal,
yang terdiri atas :
1)
2)

Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat.


Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil pusat.

3) Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan


bagi pegawai negeri sipil pusat.
4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional pegawai negeri sipil pusat di luar
guru dan dosen.
5) Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
6) Tunjangan profesi bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
7) Tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil daerah.
8) Tunjangan khusus bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat yang
ditugaskan di daerah khusus oleh pemerintah.
9) Tunjangan khusus bagi guru pegawai negeri sipil daerah yang ditugaskan di
daerah khusus oleh pemerintah.
10) Maslahat tambahan bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
11) Tunjangan kehormatan bagi dosen pegawai negeri sipil pusat yang meliliki
jabatan professor atau guru besar.

b. Biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, baik


formal nonformal, oleh pemerintah, yang terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat
2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil pusat.
3) Tunjangan struktural bagi pejabat struktural bagi pegawai negeri sipil
pusat di luar guru dan dosen.
4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional bagi pegawai negeri sipil
pusat di luar guru dan dosen.
5) Pendanaan biaya personalia dialokasikan dalam anggaran pemerintah.

BIAYA PERSONALIA
1)

Tanggung Jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia bukan


pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :

a.

Subsidi tunjangan fungsional bagi dosen tetap yang ditugaskan oleh


pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
Subsidi tunjangan fungsional bagi guru tetap madrasah dan pendidikan
keagamaan formal yang ditugaskan oleh pemerintah atau
penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
Tunjangan profesi bagi guru yang ditugaskan oleh pemerintah atau dosen
yang ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat.
Tunjangan khusus bagi guru atau dosen yang ditugaskan didaerah khusus
oleh pemerintah.
Tunjangan khusus bagi guru atau dosen yang ditugaskan didaerah khusus
oleh penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat yang
memperoleh persetujuan dari pemerintah.

b.
c.
d.
e.

f.

Tunjangan kehormatan bagi dosen tetap yang memiliki jabatan professor guru besar yang
ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
g. Honorarium bagi guru honor yang ditugaskan oleh pemerintah.
h. Honorarium bagi personalia pendidikan kesetaraan, keaksaraan, dan pendidikan
nonformal lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat atas inisiatif
pemerintah.
2) Pendanaan biaya personalia dialokasikan dalam anggaran pemerintah.

BIAYA PERSONALIA PEGAWAI NEGERI SIPIL


1) Tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pendanaan biaya personalia pegawai negeri
sipil di sektor pendidikan meliputi :
a) Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, terdiri atas :
1. Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil daerah.
2. Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil daerah.
3. Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan bagi pegawai negeri
sipil daerah.
4. Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional pegawai negeri sipil daerah di luar guru.
5. Tunjangan fungsional bagi guru pegawai negeri sipil daerah
6. Konsekuensi anggaran dari maslahat tambahan bagi guru pegawai negeri sipil daerah.

b. Biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, baik


formal maupun nonformal, oleh pemerintah daerah terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil daerah.
2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil daerah.
3) Tunjangan struktural bagi pejabat structural bagi pegawai negeri sipil daerah di
luar guru dan dosen.
4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional bagi pegawai negeri sipil daerah
di luar guru dan dosen.

2) Pendanaan biaya personalia dialokasikan dalam anggaran pemerintah


daerah.

TANGGUNG JAWAB BIAYA PERSONALIA


1) Tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pendanaan biaya personalia
bukan pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
a. subsidi tunjangan fungsional bagi guru tetap sekolah yang ditugaskan oleh
pemerintah daerah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
b. honorarium bagi guru honor yang ditugaskan oleh pemerintah daerah.
c. Honorarium bagi personalia pendidikan kesetaraan, keaksaraan, dan
pendidikan nonformal lainnya yang diselenggarakan pemerintah daerah
atau masyarakat atas inisiatif pemerintah daerah.
2) pendanaan biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang
diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan
atau program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Masyarakat
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lain yang sah

2) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk


pemenuhan rencana pengembangan satuan pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menjadi
bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat
bersumber dari :
3) Pemerintah
4) Pemerintah daerah
5) Masyarakat
6) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
7) Sumber lain yang sah
3) Anggaran biaya personalia satuan pendidikan dasar dan menengah yang
dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran
tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan
yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.

BIAYA NON PERSONALIA


1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah, menjadi tanggung jawab pemerintah
dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya,
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah.
3) Tanggung jawab pendanaan biaya nonpersonalia oleh pemerintah dan
pemerintah daerah, dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar
Nasional Pendidikan.

BIAYA PERSONALIA SATUAN PENDIDIKAN


NON PROGRAM VARIABEL
1) Pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal,
yang diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal,
yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah daerah dan masyarakat.

PIHAK PENYANDANG DANA


1) Pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing
dapat membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan atau program
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah.
2) Pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing dapat
membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah daerah.
3) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membantu pendanaan biaya
nonpersonalia satuan atau program pendidikan, baik formal maupun
nonformal, yang diselenggarakan oleh masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya non personalia yang diperlukan untuk
pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan
yang diselengggarakan pemerintah menjadi bertaraf internasional
dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Masyarakat
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan
untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai
kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal dapat bersumber dari:

a.
b.
c.
d.
e.
3)

Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah
Anggaran biaya nonpersonalia satuan pendidikan dasar
dan menengah yang dikembangkan menjadi bertaraf
internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus
merupakan bagian integral dari anggaran tahunan
satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana
strategis satuan pendidikan.

BIAYA PERSONALIA
1) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah.

BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah.

BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DAN BEASISWA

1) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi


bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang
orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya dapat
memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
PENJELASAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DAN BEASISWA
1)

Beasiswa mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung
peserta didik, termasuk biaya pribadi peserta didik.

2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah diatur dengan
peraturan menteri atau peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.

3)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya diatur dengan peraturan kepala daerah.

BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan
biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia
satuan pendidikan dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik,
orang tua atau wali peserta didik.
3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PENDANAAN PENDIDIKAN DI LUAR NEGERI


Tanggung jawab pendanaan satuan pendidikan yang dikelola oleh
pemerintah di luar negeri diatur dengan peraturan menteri.

BAB III
TANGGUNG JAWAB PENDANAAN
PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA
SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN

1) Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
2) Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal maupun
nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sampai dengan terpenuhinya Standar
Nasional Pendidikan.
4) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing
dapat membantu pendanaan investasi untuk lahan satuan dan/atau program
pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan
yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Menteri dan
Peraturan agama sesuai dengan kewenangan masing-masing.

3)

Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai


kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan
peraturan kepala daerah.

4)

Investasi lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat


dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbsis
keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA INVESTASI SELAIN LAHAN PENDIDIKAN


1)

Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh


masyarakat harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

2)

Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan


penyelenggara program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, ayng
diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab penyelenggara atau
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.

3) Tanggung jawab pendanaan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan


yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
4) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan
penyelengggara program wajib belajar, baik formal maupun nonformal,
yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dan
masyarakat.
5) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan,
dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan
untuk satuan dan/atau program pendidikan formal dan nonformal yang
diselenggarakan masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan
yang diperlukan untuk pengembangan satuan atau program
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi
bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal
dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. pemerintah
e. pemerintah daerah
f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau
g. sumber lain yang sah.

2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan
peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya sebagaimana dimasuk pada ayat (1) huruf e diatur
dengan peraturan kepala daerah.
4) Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA INVESTASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN


Pendanaan investasi untuk lahan kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA INVESTASI SELAIN LAHAN PENDIDIKAN


Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk kantor penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA PERSONALIA
1) Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal,
yang diselengarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan sekurangkurangnya mencakup :
a. Gaji pokok
b. Tunjangan yang melekat pada gaji
c. Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen
d. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen
2) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
perjanjian kerja antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat dengan masing-masing pendidik/tenaga
kependidikan, atau kesepakatan kerja bersama antara penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan dengan keseluruhan
pendidik/tenaga kependidikan.
3) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan,
dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya personalia pada
satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan
masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk
mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal, dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan
peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.

3)

Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai


kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan
peraturan kepala daerah.

4)

Biaya personalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan


dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran tahunan satuan
pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan yang merupakan
pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.

BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar madrasah
pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran
pemerintah.
2)

Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar sekolah


pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan
dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.

3) Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sampai
dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
4) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama antara
penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan
peserta didik atau orang tua/walinya.
5) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak asing dapat
membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang
diselenggarakan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.

6) biaya nonpersonalia penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan


masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Pemangku kepentingan satuan pendiidkan di luar peserta didik atau orang
tua/walinya.
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lainnya yang sah.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk
pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat
bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemerintah daerah
d. Peserta didik atau orang tua/walinya
e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya
f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lainnya yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan peraturan menteri dan
peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.

3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dengan peraturan
kepala daerah sesuai kewenangannya.
4) Biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat dan dikembangkan untuk bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA OPERASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau
satuan pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.

BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DAN BEASISWA


1)Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memberi
bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik atau orang tua
atau walinya yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
2)Penyelenggaraan atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat
memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
3)Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bersumber dari :

a.

b.
c.

1)

Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat


memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik
atau orang tua atau walinya yang tidak mampu membiayai
pendidikannya.
Penyelenggaraan atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bersumber dari :
PENJELASAN BANTUAN PENDIDIKAN DAN BEASISWA
Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 mencakup sebagian
atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung peserta didik,
termasuk biaya pribadi peserta didik.

2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah


sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 diatur dengan peraturan menteri
atau peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.

3)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah


daerah sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 27
diatur dengan peraturan kepala daerah.

BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan
biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dilarang
memungut biaya tersebut dari peserta didik, orang tua atau wali peserta
didik.
3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
PENDANAAN PENDIDIKAN DI LUAR NEGERI
Tanggung jawab pendanaan satuan pendidikan yang dikelola oleh
pemerintah di luar negeri diatur dengan peraturan menteri.

BAB III
TANGGUNG JAWAB PENDANAAN
PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA
SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
1) Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara
atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi
Standar Nasional Pendidikan.
2) Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal
maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung
jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

3)

Tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan


masyarakat adalah sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional
Pendidikan.

4)

Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan


pihak asing dapat membantu pendanaan investasi untuk lahan satuan
dan/atau program pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan
yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.


orang tua atau wali peserta didik
Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
Pemerintah
Pemerintah daerah
Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah.

2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah diatur dengan


Peraturan Menteri dan Peraturan agama sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya diatur dengan peraturan kepala daerah.
4) Investasi lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbsis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari rencana
kerja tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis
satuan pendidikan.

BIAYA INVESTASI SELAIN LAHAN PENDIDIKAN


1) Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat harus memenuhi Standar
Nasional Pendidikan.
2) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan
pendidikan penyelenggara program wajib belajar, baik
formal maupun nonformal, ayng diselenggarakan
masyarakat, menjadi tanggung jawab penyelenggara atau
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.

3) Tanggung jawab pendanaan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan


yang didirikan masyarakat dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya
Standar Nasional Pendidikan.
4) Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan
penyelengggara program wajib belajar, baik formal maupun nonformal,
yang diselenggarakan masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dan
masyarakat.
5) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan,
dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya investasi selain lahan
untuk satuan dan/atau program pendidikan formal dan nonformal yang
diselenggarakan masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan
untuk pengembangan satuan atau program pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat menjadi bertaraf internasional
dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. pemerintah
e. pemerintah daerah
f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau
g. sumber lain yang sah.

2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah diatur dengan


peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan
masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya diatur dengan peraturan kepala daerah.
4) Investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA INVESTASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
Pendanaan investasi untuk lahan kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA INVESTASI SELAIN LAHAN PENDIDIKAN


Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk kantor penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA PERSONALIA
1)

a.
b.
c.
d.

Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang


diselengarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan sekurangkurangnya mencakup :
Gaji pokok
Tunjangan yang melekat pada gaji
Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen
Maslahat tambahan bagi guru dan dosen

2) Biaya personalia diatur dalam perjanjian kerja antara penyelenggara


atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dengan masingmasing pendidik/tenaga kependidikan, atau kesepakatan kerja bersama
antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan dengan
keseluruhan pendidik/tenaga kependidikan.
3) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan,
dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya personalia pada
satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan
masyarakat.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk
mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal, dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah

1) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah diatur dengan


peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan
masing-masing.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya diatur dengan peraturan kepala daerah.
3) Biaya personalia satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
dan dikembangkan menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari anggaran
tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan
yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.

BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar
madrasah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar sekolah
pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan
dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.

4) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan bukan pelaksana


program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan
masyarakat, menjadi tanggung jawab bersama antara penyelenggara atau
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau orang
tua/walinya.
5) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak asing dapat
membantu pendanaan biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang
diselenggarakan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
6) Pendanaan biaya nonpersonalia penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang
tua/walinya.
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lainnya yang sah.

PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk
pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat
bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemerintah daerah
d. Peserta didik atau orang tua/walinya
e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya
f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lainnya yang sah.

2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah diatur dengan


peraturan menteri dan peraturan menteri agama sesuai kewenangan
masing-masing.
3) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah daerah diatur
dengan peraturan kepala daerah sesuai kewenangannya.
4) Biaya nonpersonalia satuan pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat dan dikembangkan untuk bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan
pendidikan.

BIAYA OPERASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.

BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.

BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DAN BEASISWA


1) Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat memberi
bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik atau orang tua
atau walinya yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
2) Penyelenggaraan atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dapat
memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pendanaan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa dapat bersumber dari :


Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
Pemerintah
Pemerintah daerah
Orang tua/wali peserta didik
Pemangku kepentingan di luar peserta didik dan orang tua/walinya
Bantuan pihak asing yang tidak mengikuti dan/atau
Sumber lainnya yang sah.

PENJELASAN BANTUAN PENDIDIKAN DAN BEASISWA


1) Bantuan biaya pendidikan dan beasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal
44 mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung
peserta didik, termasuk biaya personal.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian bantuan biaya pendidikan dan
beasiswa oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat diatur dengan peraturan penyelenggara atau satuan pendidikan
yang bersangkutan.
Satuan pendidikan pelaksana program wajib wajib belajar yang diselenggarakan
masyarakat, yang tidak dikembangkan menjadi bertaraf internasional atau
berbasis keunggulan lokal, wajib menerima bantuan biaya nonpersonalia dari
pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PENDANAAN PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT DILUAR
PENYELENGGARA DAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN
MASYARAKAT
TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK
ORANG TUA, DAN/ATAU WALI PESERTA DIDIK

Peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta didik bertanggung jawab atas
:
a. Biaya pribadi peserta didik
b. Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan.
c. Pendanaan biaya personalia pada satuan pendidikan bukan pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diperlukan
untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh
penyelenggara dan/ atau satuan pendidikan.

d) Pendanaan biaya nonpersonalia pada satuan pendidikan


bukan pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun
nonformal, yang diperlukan untuk menutupi kekurangan
pendanaan yang disediakan oleh penyelenggara dan/atau
satuan pendidikan
e) Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan dan/atau
sebagian biaya operasi pendidikan tambahan yang
diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan
menjadi bertaraf internasional dan/ atau berbasis
keunggulan lokal.

PENJELASAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK


ORANG TUA, DAN/ATAU WALI PESERTA DIDIK
Tanggung jawab peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta
didik dalam pendanaan ditujukan untuk :
a.menutup kekurangan pendanaan satuan pendidikan dalam memenuhi
Standar Nasional Pendidikan
b.mendanai program peningkatan mutu satuan pendidikan di atas Standar
Nasional Pendidikan.

TANGGUNG JAWAB PENDANAAN


Tanggung jawab pendanaan pendidikan oleh masyarakat di luar
penyelenggara dan Satuan Pendidikan yang didirikan masyarakat serta
peserta didik atau orang tua/walinya.
1) Masyarakat di luar penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat serta peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan
sumbangan pendidikan secara sukarela dan sama sekali tidak mengikat
kepada satuan pendidikan.
2) Sumbangan pendidikan dibukukan dan dipertanggungjawabkan secara
transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan.
3) Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan
diaudit oleh akuntan publik, diumumkan secara transparan di media cetak
berskala nasional, dan dilaporkan kepada menteri apabila jumlahnya lebih
besar dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri.

BAB V
SUMBER PENDANAAN
PENDIDIKAN
SUMBER PENDANAAN
1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
2) Prinsip keadilan berarti bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
3) Prinsip kecukupan berarti bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk
membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional
Pendidikan.
4) Prinsip keberlanjutan berarti bahwa pendanaan pendidikan dapat digunakan
secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang
memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

1)
2)
a.
b.
c.
d.
3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pendanaan pendidikan bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan


masyarakat.
Dana pendidikan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari :
Anggaran pemerintah
Anggaran pemerintah daerah
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah
Dana pendidikan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat dapat bersumber dari :
Pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
Bantuan dari masyarakat, di luar peserta didik atau orang tua/walinya.
Bantuan pemerintah
Bantuan pemerintah daerah
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat
Hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan
Sumber lainnya yang sah.

4) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah


dapat bersumber dari :
a. Anggaran pemerintah
b. Bantuan pemerintah daerah
c. Pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan.
d. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta
didik atau orang tua/walinya
e. Bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat
f. Sumber lainnya yang sah

5) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh


pemerintah daerah dapat bersumber dari :
a. Bantuan pemerintah daerah
b. Bantuan pemerintah
c. Pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan.
d. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta
didik atau orang tua/wallinya.
e. Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta
didik atau orang tua/walinya
f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat
g. Sumber lainnya yang sah

PUNGUTAN
Pungutan oleh satuan pendidikan dalam rangka memenuhi tanggung jawab
peserta didik, orang tua dan/atau walinya wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a.Didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan
dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran
tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
b.Perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf
a diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan
pendidikan.
c.Dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama satuan
pendidikan.
d.Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan
terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan.
e.Tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu
secara ekonomis.

f. Menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh satuan pendidikan
g. Digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a
h. Tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta
didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
i. Sekurang-kurangnya 20% (dua puluh pesen) dari total dana pungutan peserta
didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan.
j. Tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
kesejahteraan anggota komite sekolah/madrasah atau lembaga representasi
pemangku kepentingan satuan pendidikan.
k. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit oleh akuntan
publik dan dilaporkan kepada menteri, apabila jumlahnya lebih dari jumlah
tertentu yang ditetapkan oleh menteri.
l. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggung jawabkan
oleh satuan pendidikan secara transparan kepada pemangku kepentingan
pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik dan penyelenggara satuan
pendidikan.
m. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

WEWENGANG MENTERI
Menteri atau menteri agama, sesuai kewenangan masing-masing, dapat
membantalkan pungutan apabila melanggar peraturan perundangundangan atau dinilai meresahkan masyarakat.

PENJELASAN
Apabila dana pungutan yang diterima satuan pendidikan pada suatu
tahun ajaran melebihi jumlah dana yang diperlukan menurut
perencanaan investasi dan/atau operasi maka kelebihannya
dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya.

BIMBINGAN PENDIDIKAN
1) Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan
pendidikan yang sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan
secara sukarela di luar yang telah diatur.
2) Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan yang
bersumber dari peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit oleh
akuntan publik, diumunkan secara transparan di media cetak berskala
nasional, dan dilaporkan kepada menteri apabila jumlahnya lebih besar
dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri.

BENTUK SUMBANGAN
1) Bantuan dari pihak asing berbentuk utang atau hibah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Bantuan dari pihak asing kepada penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat dilaporkan ke pada menteri atau menteri
agama, dan menteri keuangan.

DANA PENGEMBANGAN
1) Satuan pendidikan dapat memiliki dana pengembangan.
2) Dana pengembangan terdiri atas pokok dana pengembangan dan hasil
pengelolaan pokok dana pengembangan.
3) Pokok dana pengembangan dapat bersumber dari :
a. Bantuan pemerintah
b. Bantuan pemerintah daerah
c. Bantuan masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya
d. Sebagian dana peningkatan mutu pendidikan.
e. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat
f. Sumber lain yang sah.

4) Pokok dana pengembangan tidak boleh digunakan kecuali jika :


a. Pengelolaan dana pengembangan mengalami kerugian
b. Dana pengembangan digunakan untuk menyelamatkan eksistensi satuan
pendidikan ketika mengalami kesulitan keuangan yang menjurus pada
kelipatan
c. Digunakan untuk menyelamatkan satuan pendidikan ketika terkena
bencana.
5)

Hasil pengelolaan pokok dana pengembangan dapat


digunakan untuk :

a. Pendanaan biaya investasi dan/atau biaya operasi satuan pendidikan.


b. Bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu
membiayai pendidikannya.
c. Beasiswa bagi peserta didik, pendidik dan/atau tenaga kependidikan pada
satuan pendidikan yang bersangkutan.

6) Pokok dan hasil dana pengembangan tidak boleh digunakan untuk :


a. Dipinjaman sebagai piutang baik langsung maupun tidak.
b. Dijadikan jaminan utang baik langsung maupun tidak langsung.
7) Dana pengembangan dikelola berdasarkan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dan tidak boleh diinvestasikan pada usaha yang beresiko
tinggi atau melanggar peraturan perundang-undangan.
8) Dana pengembangan disimpan dalam rekening khusus dana
pengembangan atas nama satuan pendidikan.
9) Dana pengembangan dipertanggungjawabkan oleh pemimpin satuan
pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara periodik
tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan penyelenggaraan atau satuan pendidikan.

BAB VI
PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN
Prinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, penyelenggaraan dan satuan, penyelenggara dan satuan pendidikan
yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas :
a.Prinsip umum
b.Prinsip khusus

PRINSIP UMUM
Prinsip umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 huruf a adalah :
a.Prinsip keadilan
b.Prinsip efisisensi
c.Prinsip transparansi
d.Prinsip akuntabilitas publik

2) Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan


pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik atau
calon peserta didik, tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama,
jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial-ekonomi.
3) Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu
relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan.
4) Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan
taat kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan
pendidikan sehingga :

a. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilkan
opini audit wajar tanpa perkecualian.
b. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan.
5) Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan
pertanggungjawabkan atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara
atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

PRINSIP KHUSUS
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga penyelenggara atau
satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Pengelolaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga penyelenggara atau satuan pendidikan, serta peraturan satuan
pendidikan.

SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH


SISTEM ANGGARAN
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat diatur dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
2) Dana pendidikan digunakan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat untuk :
a. Biaya investasi pada satuan pendidikan
b. Biaya operasi satuan pendidikan
c. Bantuan kepada satuan pendidikan dalam bentuk hibah untuk
mendukung biaya operasi satuan pendidikan.

3)

Dana pendidikan yang dikelola oleh penyelenggara atau satuan pendidikan


didirikan masyarakat disimpan dalam rekening penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.

4)

Seluruh dana satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat


dikelola melalui mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar dan satuan
pendidikan yang bersangkutan dan disimpan di dalam rekening bendahara
satuan pendidikan yang dibuka dengan seizin ketua penyelengggara atau
pemimpin satuan pendidikan yang bersangkutan.

PENERIMAAN DANA
1)

Penerimaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat oleh satuan


pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dikelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2)

Dana pendidikan pada satuan pendidikan bukan penyelenggara program


wajib belajar yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah
yang belum berbadan hukum dikelola dengan menggunakan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum.

PERENCANAAN
Perencanaan anggaran pendidikan oleh pemerintah harus
sejalan dengan :
a.
b.
c.
d.

Rencana pembangunan jangka panjang


Rencana pembangunan jangka menengah
Rencana kerja pemerintah
Rencana strategis pendidikan nasional

Perencanaan anggaran pendidikan oleh pemerintah harus


sejalan dengan :
a.
b.
c.
d.
e.

Rencana pembangunan jangka panjang


Rencana pembangunan jangka menengah
Rencana kerja pemerintah
Rencana strategis pendidikan nasional
Rencana strategis daerah

Perencanaan anggaran pendidikan oleh pemerintah harus sejalan dengan :


a.Rencana pembangunan jangka panjang
b.Rencana pembangunan jangka menengah
c.Rencana kerja pemerintah
d.Rencana strategis pendidikan nasional
e.Rencana strategis satuan pendidikan
f. Rencana kerja tahunan satuan pendidikan.
1)Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh pemerintah
dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga sesuai peraturan
perundang-undangan.
2)Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh pemerintah daerah
dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai
peraturan perundang-undangan.
3)Rencana tahunan penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan oleh satuan pendidikan
dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran tahunan satuan pendidikan sesuai peraturan
perundang-undangan.

REALISASI PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN
1) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah dilaksanakan melalui sistem
anggaran pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah daerah dilaksanakan melalui
sistem anggaran pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan undangan.
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH
1) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan melalui
mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
penyelengggara atau satuan pendidikan, serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

STANDAR AKUNTANSI AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN


1) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan pemerintah
dibukukan dan dilaporkan sesuai standar akuntansi yang berlaku bagi
instansi pemerintah.
2) Realisasi pengeluaran dana pendidikan pemerintah oleh satuan kerja
pemerintah daerah dilaporkan kepada menteri atau menteri agama sesuai
kewenangan masing-masing, dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan pemerintah oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dilaporkan
kepada menteri atau menteri agama sesuai kewenangan maisng-masing,
dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

REALISASI ANGGARAN DANA PENDIDIKAN DAERAH


1) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan pemerintah
daerah dibukukan dan dilaporkan sesuai standar akuntansi yang berlaku
bagi instansi pemerintah daerah.
2) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan pemerintah
daerah oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah dilaporkan kepada kepala daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3) Pelaporan dilaksanakan paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari
kalender.

STANDAR AKUNTANSI NIRLABA


Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan satuan
pendidikan dibukukan dan dilaporkan sesuai standar akuntansi
keuangan nirlaba yang berlaku bagi satuan pendidikan.
Pelaporan mengenai penggunaan dana pendidikan serta realisasi
penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan diatur lebih lanjut
dengan peraturan menteri.

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


1) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana pendidikan pemerintah
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Pemeriksaan penerimaan dan penggunaan dana pendidikan dalam rangka
pengawasan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana pendidikan pemerintah
daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Pemeriksaan penerimaan dan penggunaan dana pendidikan dalam rangka
pengawasan sebagaimana dimaksud dalam rangka pengawasan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang


diselenggarakan oleh pemerintah dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Pemeriksaan penerimaan dan penggunaan dana dalam rangka
pengawasan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pearaturan
perundang-undangan.

3) Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang


diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran
rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
4) Pemeriksanaan penerimaan dan penggunaan dalam rangka pengawasan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERTANGGUNGJAWABAN
1) Dana pendidikan pemerintah dan pemerintah daerah
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan pearaturan perundang-undangan.
3) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran
rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang
bersangkutan.

BAB VII
PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN
PADA APBN
1) Anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi pendidikan
pada sektor pendidikan dalam angaran pendapatan dan
belanja Negara setiap tahun anggaran sekurang-kurangnya
dialokasikan 20% (dua puluh perseratus) dari belanja Negara.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai alokasi diatur oleh menteri
keuangan.

Analisis Keuangan

Jaja Suteja

Tiga Klasifikasi utama Rasio


Keuangan
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Aktivitas

Rasio SOLVABILITAS
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang
tepat pada waktunya
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila
perusahaan di liquidasi

Liquiditas

Kemampuan Perusahaan untuk membayar


kewajibanJangka pendek
tepat pada waktunya

Current Ratio:
Aktiva lancar X 100%
Hutang lancar

Quick Ratio
Aktiva lancar persediaan X 100%
Hutang lancar

Rasio Solvabilitas
Jangka Panjang

Aktiva Lancar + aktiva tetap X 100%


Total hutang

Debt to Equity Ratio:


Modal sendiri X 100%
Total hutang

RASIO
PROFITABILITAS

RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR


PENDAPATAN POTENSIAL
SUATU PERUSAHAAN

1.
2.
3.

HASIL ATAS PENJUALAN


HASIL ATAS INVESTASI
LABA PER SAHAM

HASIL ATAS PENJUALAN

RASIO PROFITABILITAS YANG


MENINGDIKASIKAN PROSENTASE
PENDAPATANNYA

HASIL ATAS PENJUALAN=


PENDAPATAN NETTO
PENJUALAN

HASIL ATAS INVESTASI

RASIO PROFITABILITAS YANG MENGUKUR


KINERJA PENDAPATAN YANG DIPEROLEH
UNTUK SETIAP RUPIAH YANG DI
INVESTASIKAN

PENDAPATAN NETTO
TOTAL MODAL SENDIRI

LABA PER SAHAM

MENGUKUR BESARNYA DEVIDEN


YANG DAPAT DIBAYARKAN PERUSAHAAN
KEPADA PEMEGANG SAHAM

LABA BERSIH
JUMLAH SAHAM YANG DIKELUARKAN

RASIO AKTIVITAS

RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI


PENGGUNAAN ASSET SUATU PERUSAHAAN
OLEH MANAJEMENNYA

RASIO AKTIVITAS
MENGUKUR EFISIENSI DALAM PENGGUNAAN
SUMBER DAYA SUATU PERUSAHAAN BERKAITAN
DENGAN PROFITABILITAS
MEMPERLIHATKAN PERUSAHAAN YANG
MEMPEROLEH LEBIH BANYAK KEUNTUNGAN
DIBANDING PERUSAHAAN LAIN PADA SUMBER DAYA
YANG SAMA

RASIO PERPUTARAN
PERSEDIAAN

MENGUKUR RATA-RATA
JUMLAH PERSEDIAAN DIJUAL
DAN DI STOCK LANG SELAMA SETAHUN

HARGA POKOK PENJUALAN


RATA-RATA PERSEDIAAN

HARGA POKOK PENJUALAN


(PERSEDIAAN AWAL TAHUN- AKHIR TAHUN)/2

BAB 2
Capital Budgeting: Kriteria Keputusan
Haruskah saya membangun
pabrik tersebut ?

Plant;Property,Equiptment

Apakah Penganggaran Modal?


Keywords dalam Penganggaran modal:
Analisis terhadap tambahan fixed assets yang potensial.
Keputusan Jangka Panjang; Melibatkan Pembelanjaan Modal
dalam jumlah yang sangat besar.
Sangat Penting bagi Masa Depan Perusahaan.

Penganggaran Modal
( capital bugeting )
Keseluruhan proses perencanaan
dan pengambilan keputusan
Mengenai pengeluaran dana
Dengan jangka waktu lebih dari
satu tahun

Langkah langkah:
1. Estimasikan aliran kas baik kas masuk maupun kas keluar
2. Hitung risiko yang dikandung dari aliran kas, baik CIFs
maupun COFs
3. Tentukkan nilai k = WACC untuk
4.

kemudian cari nilai NPV dan atau IRR.

5. Terima proyek, apabila NPV > 0 dan atau IRR > WACC.

Apakah Perbedaan antara proyek yang bersifat


Mutually Ekslusif dan Independen
Proyek:
independen, Jika aliran kas dari suatu proyek, tidak
dipengaruhi oleh penerimaan dari aliran kas proyek
lainnya.
mutually exclusive, Jika allran kas dari suatu proyek
menyebabkan penolakan dari aliran kas dari proyek
lainnya (if the cash flows of one can be adversely
impacted by the acceptance of the other).

Sebuah contoh proyek yang bersifat Mutually


Exclusif (Saling Meniadakan).

Jembatan vs. Kapal Penyebrangan (Ferry) alternatif produk


untuk penyebrangan sungai

Aliran Kas Proyek yg Normal:

Biaya (negatif CF) kemudian diikuti oleh aliran


kas positip\
Aliran Kas Proyek Yg tidak Normal:
Dua atau lebih perubahan arah aliran kas
dalam suatu proyek tertentu.

CIFs (+) COFs (-) Dalam tahun


0

NN

NN

NN

Apakah Periode Pengembalian itu ?


Jumlah tahun atau periode yang dibutuhkan
agar investasi dapat kembali (The number of
years required to recover a projects cost),
Atau
how long does it take to get the businesss
money back?

Kriteria Investasi

Pay Back Period (PP)


Discounted Payback Period
Average Rate of Return (ARR)
Net Present Value (NPV)
Benefit Cost Ratio ( B/C ) atau
Profitability Index (PI)
Internal Rate of Return (IRR)

Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan


mengembalikan investasi seperti semula, melalui proceeds
yang dihasilkan setiap periode
Misalnya terdapat 2 (dua) proyek, yaitu proyek L dan S:

Payback for Project L


(Long: Most CFs in out years)

1. Payback
Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan
mengembalikan investasi seperti semula, melalui
proceeds yang dihasilkan setiap periode
Misalnya terdapat 2 (dua) proyek, yaitu proyek L dan S:

2.4

60 100
-30
0

80
50

Payback Period

CFt
Cumulative
Projek
L

-100
-100
= 2

10
-90
+

30/80

= 2.375 years

Project S (Short: CFs datang lebih awal)


0
CFt

-100

Cumulative -100
PaybackS

1.6 2

70 100 50

20

-30

40

= 1 + 30/50

0 20
= 1.6 years

Proyek
S

Kelebihan dari metode Payback:


1.
2.

Mudah untuk menghitung dan memahaminya.


Memberikan gambaran mengenai indikasi risiko
dan likuiditas.

Kelemahan Metoda Payback:


1. Mengabaikan time value ofmoney(TVM).
2. Mengabaikan penerimaan kas setelah PP
terpenuhi.

2. Discounted Payback: Uses discounted


rather than raw CFs.
0

10%

10

60

80

CFt

-100

PVCFt

-100

9.09

49.59

60.11

Cumulative

-100

-90.91

-41.32

18.79

Discounted
payback

+ 41.32/60.11 = 2.7 yrs

Recover invest. + cap. costs in 2.7 yrs.

3.NPV
Konsep Net Preseng Value merupakan

model yang memperhitungkan pola cast flow keseluruhan dari suatu

investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan tingkat diskonto (discount rate) tertentu

CFt
.
t
t 0 1 k

NPV

Cost often is CF0 and is negative.


n

NPV
t 1

CFt

1 k

CF0 .

Jadi Berapa NPV projek L ?


Projek L:
0

10%

-100.00
9.09
49.59
60.11
18.79 = NPVL

10

60

80

NPVS = $19.98.

Rational untuk Metoda NPV


NPV = PV inflows - Cost
= Net gain in wealth.
Terima Projek jika: NPV > 0.
Pilih Projek yang memiliki nilai NPV yang
lebih besar apabila proyek tersebut bersifat
Mutually Exclusive

Menggunakan metode NPV,Proyek mana


yang seharusnya diterima ?

Jika Projects S and L bersifat


mutually exclusive, terima S sebab
NPVs > NPVL .
Jika S & L are independen, Terima
keduanya; NPV > 0.

4. Metode Internal Rate of Return: IRR


Bagaiman menentukan discount rate yang dapat mempersamakan
present value of proceed dengan outlay sehingga NPV = 0

CF0
Cost

CF1

CFt
0.

t
t 0 1 IRR

2
CF2
Inflows

3
CF3

Bagaimana dengan IRR projek L (IRR L)?


0

IRR = ?

-100.00
PV1
PV2
PV3
0 = NPV

10

60

80

IRRL = 18.13%.

IRRS = 23.56%.

Alasan Rasional Metode IRR:


Jika IRR > WACC, dimana tingkat return
investasi > biayanya, oleh karenanya
sejumlah return yang tersisa (some
return is left over)merupakan return bagi
stockholders
Example: WACC = 10%, IRR = 15%.
Profitable.

Kriteria Penerimaan Proyek Berdasarkan


Metode IRR:
Jika IRR > k, Proyek diterima
Jika IRR < k, projek ditolak
jika S dan L bersifat independen maka terima
dua-duanya. IRRs > k = 10%.
jika S dan L bersifat mutually, Terima S sebab
IRRS > IRRL .

Construct NPV Profiles


Enter CFs in CFLO and find NPVL and
NPVS at different discount rates:
k
0
5
10
15
20

NPVL
50
33
19
7
(4)

NPVS
40
29
20
12
5

NPV ($)

60

0
50

Crossover
Point = 8.7%

40

10

30

15

20

20

Discount Rate (%)

0
0
-10

NPVS
40
29
20
12
5

IRRS = 23.6%

10

NPVL
50
33
19
7
(4)

10

15

20

23.6

IRRL = 18.1%

NPV and IRR always lead to the same


accept/reject decision for independent
projects:
NPV ($)
IRR > k
and NPV > 0
Accept.

k > IRR
and NPV < 0.
Reject.

IRR

k (%)

Mutually Exclusive Projects


k < 8.7: NPVL> NPVS , IRRS > IRRL
CONFLICT

NPV
L

k > 8.7: NPVS> NPVL , IRRS > IRRL


NO CONFLICT
S
k

8.7 k

IRRS

%
IRRL

To Find the Crossover Rate


1. Find cash flow differences between the projects.
See data at beginning of the case.
2. Enter these differences in CFLO register, then
press IRR. Crossover rate = 8.68%, rounded to
8.7%.
3. Can subtract S from L or vice versa, but better to
have first CF negative.
4. If profiles dont cross, one project dominates
the other.

Dasar Pengertian NPV


Pengertian Present Value :
Nilai sekarng
Pengertian Cast Flow atau Proceeds:
Earning After Taxes(EAT) Plus
Depresiasi
Net Investment (outlay):
a. Capital expenditure: jenis pengelaran yang
memberikan manfaat jangka panjang(tanah,
mesin,bangunan dan aktiva lainnya)
b. Revenue Expenditure: jenis pengeluaran yang
diperhitungkan sebagai biaya (biaya material,
tenaga kerja, biaya pabrik,operating expenses)

Cara menentukan besarnya


net invesment

Harga proyek
= XX
(+) Biaya pemasangan
= XX
(-) Proceed atas penjualan aset lama = XX
(+) Pajak atas penjualan aset
= XX
net investment
= XX

Contoh
Pada suatu perusahaan 4 tahun yang lalu
membeli mesin dengan harga Rp 100.000,- yang
usia teknisnya 10 tahun. Mesin ini dijual
sekarang dengan harga Rp 110.000,-. Capital
gain tax rate 30 % dan normal tax rate 50%.
Mesin baru bila dibeli akan diperoleh dengan
harga Rp 200.000,- Biaya pemasangan Rp
50.000,- (instalation cost).
Berapa besarnya net investment?.

Capital gain = Rp. 110.000,- Rp. 100.000,- = Rp. 10.000,Nilai buku mesin lama = Rp. 100.000,- Rp. 40.000,- = Rp. 60.000,Normal gain = Rp. 40.000,- (nilai yang sudah dipakai)
Total pajak yang harus dikeluarkan :
Capital gain : Rp. 10.000,- x 30 % = Rp. 3.000,Normal gain : Rp. 40.000,- x 50 % = Rp. 20.000,- +
Total = Rp. 23.000,Harga mesin baru
(+) Biaya pemasangan

= Rp. 200.000,= Rp. 50.000,- +


= Rp. 250.000,(--) Proceet atas penjualan aset lama = Rp. 110.000,- = Rp. 140.000,(+) Pajak atas penjualan aset
= Rp. 23.000,- +
Net Investment
= Rp. 163.000,-

Konsep Net Present Value

PV of Proceeds,

Th 1
Th 2
Th 3
Th 4

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

x DF
x DF
x DF
x DF

Total PV

Rp.

Net Investment
NPV
PI atau B/C Ratio =

PV of Proceeds
Net Investment

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Contoh :
Dua Proyek, yaitu A dan B, masing-masing membutuhkan investasi sebesar Rp. 800.000,-. Cost of Capital perusahaan diketahui
10%. Pola Cash Flow (EAT + Depresiasi) adalah sebagai berikut :

Tahun

Proyek
A

1.

Rp. 400.000,-

Rp. 100.000,-

2.

Rp. 400.000,-

Rp. 200.000,-

3.

Rp. 200.000,-

Rp. 200.000,-

4.

Rp. 100.000,-

Rp. 200.000,-

5.

Rp. 300.000,-

6.

Rp. 400.000,-

Dari data di atas, Proyek manakah yang paling


menguntungkan atas dasar konsep :

a.
b.
c.
d.
e.

NPV
PI
IRR
Payback
ARR

Konsep Net Present Value


PV of Proceeds,

PI atau B/C Ratio =

Th 1
Th 2
Th 3
Th 4

Rp. 400.000,- x 0,926


Rp. 400.000,- x 0,857
Rp. 200.000,- x 0,794
Rp. 100.000,- x 0,735

Rp. 370.000,Rp. 342.000,Rp. 158.800,Rp. 73.500,-

Total PV

Rp. 945.500,-

Net Investment

Rp. 800.000,-

NPV

Rp. 145.500,-

Rp. 945.500,= 1,18


Rp. 800.000,-

Bab 3

Keputusan Struktur Modal


(Capital Structure Decisions):
Topik Pembahasan:

Dampak leverage terhadap return


Risiko Bisnis Vs risiko Finansial
Teori Struktur Modal
Struktur Modal Optimal dalam
Prakteknya

Sebagai contoh, misalnya ada dua perusahaan hipotesis,


Perusahaan pertama (U) tanpa Hutang
dan (L) dengan Hutang

Perusahaan U
Tanpa Hutang
$20,000 dalam aset
40% tarif pajak

Perusahaan L
$10,000 12% Hutang(debt)
$20,000 dalam aset
40% tarif pajak

Baik kedua perusahaan U maupun L memiliki


leverage operasi, risiko bisnis dan EBIT $3,000.
mereka berbeda hanya dalam hal penggunaan
hutang.

Dampak penggunaan Hutang thd Return Perusahaan

Prshn U
EBIT
$3,000
Bunga
0
EBT
$3,000
Pajak (40%) 1 ,200
NI (net incoem)
$1,800
ROE=(NI/TE)

9.0%

Prshn L
$3,000
1,200
$1,800
720
$1,080
10.8%

ROE L >
ROE U

Mengapa Hutang dpt meningkatkan return ?


Total Dollars (return) thd investor:
U: NI
L: NI + Int
Perbedaan

= $1,800.
= $1,080 + $1,200 = $2,280.
= $480.

Pajak yg dibayar:
U: $1,200; L: $720.
Perbedaan = $480.

Banyak pendapatan operasi mengalir pd perusahaan


L (Perusahaan dng hutang)

Apakah Risiko bisnis?

Ketidakpastian mengenai pendapatan operasi masa depan Uncertainty about future operating income (EBIT).

Probability

Risiko bisnis rendah

High risk

E(EBIT)

EBIT

Catatan: risiko bisnis fokus pada pendapatan operasi dan mengabaikan


dampak pengaruh pendanaan

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


risiko bisnis

Ketidakpastian mengenai deman (unit sales).


Ketidakpastian mengenai harga output.
Ketidakpastian mengenai harga input.
Produk dan Jenis jenis hutang.
Tingkat leverage operasi

Apakah Leverage Operasi dan


Bgmna pengaruhnya thd risiko bisnis?
Leverage Operasi adalah penggunaan biaya tetap
dalam kegiatan bisnisnya dari pada biaya variabel.
Makin tinggi proporsi biaya tetap dalam struktur
biaya perusahaan secara keseluruhan, maka
makin tinggi leverage operasi.

(More...)

Makin tinggi leverage operasi, maka makin tinggi risiko bisnis,sebab


penurunan kecil dalam jmlh penjualan akan mengakibatkan penurunan yg
signifikan dalam tkt keuntungan

Rev.

Rev.

} Profit

TC

TC
FC

FC lebih
banyak

FC
QBE

Sales

QBE

Sales
(More...)

Kemungkinan

Leverage operasi rendah


Leverage operasi tinggi

EBITL

EBITH

Dlm situasi tertentu, makin tinggi leverage operasi


akan meningkatkan makin tingginginya EBIT yang
diharapkan dan jg risiko yg makin tinggi

Risiko Bisnis Vs Risiko Finansial


Risiko Bisnis:
Ketidakpastian dalam EBIT masa depan.
Tergantung pada faktor bisnis seperti persaingan,
manajemen, leverage operasi dll.
Risiko Keuangan:
Risiko bisnis tambahan bagi owners sehubungan
dengan penggunaan leverage finansial
Tergantung jumlah hutang dan pendanaan saham
preferen.

Dari sudut pandang pemilik perusahaan bagaimana


risiko bisnis dan keuangan dapat diukur secara
sendiri-sendiri ?

Risiko Bisnis

Business
=
+
risk
Risiko Perusahaan = ROE.

Financial
.
risk

Risiko bisnis

= ROE(U).

Risiko finansial

= ROE - ROE(U).

Sekarang pertimbangkan fakta bahwa EBIT


tidak diketahui secara pasti, apa dampa
ketidakpastian terhadap profitabilitas dan
risiko perusahaan U (Un-Leverage) dan L
(Leverage) ?

Perusahaan U: tanpa hutang

Prob.
EBIT
Bunga
EBT
Pajak (40%)
NI

Kondisi Ekonomi
Buruk
Rata-rata. Baik
0.25
0.50
0.25
$2,000
$3,000
$4,000
0
0
0
$2,000
$3,000
$4,000
800
1,200
1,600
$1,200
$1,800
$2,400

Firm L: (memiliki Hutang) Leveraged

Prob.*
EBIT*
buga
EBT
Pajak (40%)
NI

Kondisi Ekonomi
Bad
Avg.
Good
0.25
0.50
0.25
$2,000
$3,000
$4,000
1,200
1,200
1,200
$ 800
$1,800
$2,800
320
720
1,120
$ 480
$1,080
$1,680

*sama seperti perusahaan U.

EBIT/TA)

NI/TE)

Baik
20.0%
12.0%
12.0%
8

Firm U
Buruk
Rerata.
BEP
10.0%
15.0%
ROI*
6.0%
9.0%
ROE
6.0%
9.0%
TIE
Firm L
Bad
Avg.
BEP=(
10.0%
15.0%
ROI*
8.4%
11.4%
ROE=(
4.8%
10.8%
TIE= (EBIT/bunga)
1.7x
2.5x
*ROI = (NI + Interest)/Total financing.

Good
20.0%
14.4%
16.8%
3.3x

Ukuran Profitabilitas:
E(BEP)
E(ROI)
E(ROE)

U
15.0%
9.0%
9.0%

L
15.0%
11.4%
10.8%

Ukuran risiko:
CVROE
E(TIE)

2.12%
0.24
8

ROE

4.24%
0.39
2.5x

Kesimpulan
Basic earning power = BEP = EBIT/Total assets yang tidak dipengaruhi
oleh leverage.
ROE dan ROI perusahaan L > ROE dan ROI u, karena adanya tax saving
Besarnya tax saving(penghematan pajak)
= taxes rate*interest expenses.
Perusahaan dengan hutang (FirmsL) memiliki ROE dan EPS yang lebih
tinggi sebab adanya beban bunga pada kondisi ekonomi baik.

(More...)

Teori Struktur Modal


1.(Teori MM atau MM theory)
Tidak ada pajak
Pajak Perusahaan
Pajak Individu dan perusahaan
2.(Teori trade off atau Trade-off theory)
3.Teori Signaling (Signaling theory)
4. Pendanaan Hutang sebagai kendala manajerial (Debt
financing as a managerial constraint)

MM (Modgliani dan Miller) Theory:


Tanpa pajak
Menurut MM teori, dalam kondisi set asumsi yang sangat ketat, nilai
perusahaan tidak dipengaruhi oleh baiuran pendanaan.
Oleh karena itu, struktur modal tidak relevan.
Oleh karenanya, menurut MM teori setiap peningkatan ROE akan
secara tepat ditutup oleh peningkatan risiko.

MM Theory:
Ada ajak Perusahaan (Corporate Taxes)
Ketika ada pajak, maka perusahaan yang menggunakan
hutang lebih menguntungkan dari pada menggunakan
modal sendiri.
Dengan adanya pajak perusahaan, manfaat leverage
finansial diatas risikonya oleh karenanya akan lebih
banyak lagi aliran EBIT masuk pada para invetsor.
Perusahaan seharusnya menggunakan hampir mendekati
100% pemenuhan kebutuhan pendanaan melalui hutang
untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Teori MM (MM Theory):


Ketika ada pajak perusahaan dan pribadi.

Pajak personal lebih kecil dari pajak


perusahaan:
Pajak perusahaan menguntungkan bagi debt
financing.
Pajak personal menguntungkan dengan
pengugunaan equity financing.

Perusahaan seharusnya tetap


menggunakan 100% debt.

Persamaan Hamada
(Hamadas Equation)
MM theory menjelaskan bahwa beta berubaha
sehubungan dengan adanya leverage.
bU beta bagi perusahaan tidak berutang (the unlevered
beta)
bL = bU(1 + (1 - T)(D/E))
Dimana bL = beta untuk perusahaan yg menggunakan
hutang (bL = )
Dalam prakteknya D/E diukur dengan nilai buku hutang
terhadap modal sendiri.

Pendanaan Hutang sebagai


sebuah kendala Manajerial
Dalam teori keagenan, manajer memungkinkan menggunakan dana
perusahaan untuk hal-hal diluar kepentingan langsung perusahaan
(non-value maximizing purposes).
Tujuan dari penggunaan leverage finansial: :
Mengikat aliran kas bebas (Bonds free cash flow.)
Mendorong disiplin para manajer (Forces discipline on managers).
Namun demikian, pilihan tersebut telah meningkatkan risiko kesulitan
keuangan (increases risk of financial distress).

Teori Trade off (Trade-off Theory)


MM theory mengabaikan kemungkinan kebangkrutan dan
kesulitan keuangan (financial distress), yang mana
peningkatannya proporsional dengan leverage yang
digunakan makin banyak berarti makin tinggi risikonya.
Pada tk leverage rendah benefit pajak > biaya kebangkrutan
Pada tk leverage tinngibiaya kebangkrutan >, manfaat pajak
Jadi: Struktur modal optimal merupakan keseimbangan
diantara biaya dan manfaat yang timbul.

COSTS OF FINANCIAL DISTRESS REDUCE


THE OPTIMAL DEBT RATIO
Firm Value

PV Tax Shield
PV Costs Of Distress
Value of levered firm
Value If All
Equity Financed

Optimum

Debt Ratio
D/E

Teori Signal
(Signaling Theory)
MM Teori mengasumsikan bahwa para investor dan
manajer memiliki informasi yang sama.
Akan tetapi, Manajer seringkali memiliki informasi yang
lebih baik, oleh karenanya mungkin:
menjual saham jika overvalued.
Menjual Obligasi jika saham undervalued.
Para investor / pasar sebenarnya memahami akan hal ini, oleh
karena itu mereka memandang penjualan saham sebagai
signal negatif.
Jadi, apa implikasinya bagi manajer ? (Implications for
managers) ?

Konsep Biaya Modal


Prof Dr H. Tb Hasannudin, Drs., MSc AP

CHAPTER 5
DISTRIBUSI EARNINGS PADA PEMILIK:
KEBIJAKAN DIVIDEN dan PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
PERUSAHAAN

Teori dan Preferensi Investor


Signaling effects
Model Residual (Residual model)
Rencana Investasi Kembali Dividen (Dividend reinvestment plans)
Dividend saham dan pemecahan saham (Stock dividends and
stock splits)
Pembelian Kembali Saham Perushanaan (Stock repurchases)

Apakah Yg dimaksud Kebijakan Dividen?

Merupakan keputusan untuk membayar earning bagi para


pemilik dan menahan kembali dan menginvestasikannya pada
perusahaan, oleh karena itu keputusan ini terkait pada:
1.
rendah atau tingginya rasio pembayaran?
2.
Stabil datau tidak?
3.
Frekuensi pembayaran?
4.
Apakah perusahaan mengumumkan mengenai
kebijakan dividen ini

Apakah Investor Menyukai pembayaran dividen tinggi


atau rendah ? Ada 3 teori dasar

Dividend tidak relevan: Investors dont


care about payout.
Bird-in-the-hand: Investor menyukai rasio
pembayaran yg tinggi.
Preferensi Pajak: Investors menyukai rasio
pembayaran rendah

Teori Dividen irelevan


(Dividend Irrelevance Theory)
Investor memiliki preferensi berbeda antara dividen
dan laba ditahanu/dapat menghasilkan capital gain,
mereka dapat menjual saham. Jika tdk menghendaki
kas, maka mereka dapat menggunakan dividen u/
membeli saham.
Modigliani-Miller mendukung irelavan .
Teori ini didasarkan pada asumsi yang tidak realsitik
(no taxes or brokerage costs), oleh karena itu
membuthkan tes empiris.

Bird-in-the-Hand Theory
Investors berpikir bahwa dividen lebih kecil
risikonya dari pada potesi capital gains masa
depan, hence they like dividends.
Jika begitu, Investor membayar dividen akan
memberikan nilai perusahaan yang makin tinggi,
high P0.

Preferensi Pajak (Tax Preference Theory)

Laba ditahan mengarah pada capital


gains, yang dikenai pajak relatif rendah
dari pada dividen
Hal ini menyebabkan investor menyukai
perusahaan dengan payout rendah (a
high payout results in a low P0.)

Implikasi ke-3 terhadap para manajer


Theory
Irrelevance
Bird-in-the-hand

Implication
Any payout OK
Set high payout

Tax preference

Set low payout

Namun demikian, mana yag tepat ???

Kemungkinan pengaruhnya terhadap harga saham


(Possible Stock Price Effects)
Harga Saham ($)
Bird-in-Hand
40

Indifference

30

20
Tax preference
10

50%

100%

Rasio pembayaran

Pengaruh Terhadap biaya Ekuitas


(Possible Cost of Equity Effects)
Biaya
Ekuitas (%)
Tax Preference
20

15

Indifference

10

Bird-in-Hand

50%

100%

Rasio Pembayaran

Teori mana yang Paling Tepat


(Which theory is most correct ?)

Tes Empirispun tidak mampu


menentukkan teori mana yang relatif
tepat
Para manajer menggunakan judgment
ketika menentukan kebijakan dividen.

Apakah yang dimaksud hipotesis kandungan


informasi dan Signaling ?
Manajer tidak menyukai memotong dividen,
meskipun tidak meningkatkan dividen, mereka relatif
meyukai untuk memberikan dividen relatif stabil.
Sementara investor memandang peningkatan dividen
sebagai signal managements view of the future.
Oleh karena itu, harga saham meningkat ketika
dividen juga meningkat , hal ini merepresentasikan
ekspektasi masa depan perusahaan

Apakah yang dimaksud kelompok yang berpengaruh


(Whats the clientele effect)?

Kelompok investor yang berbeda, atau


kelompok (clienteles), menyukai kebijakan
dividend yang berbeda.
Kebijakan dividen masa lalu menentukan
kelompok invetor saat ini

Apakah Model Kebijakan Dividen Residual (Whats the


residual dividend model?)
Mengkalkulasi laba ditahan yang dibutuhkan untuk
anggaran modal.
Memenuhi kebutuhan modal, sehingga menyisakan
relatif kecil earnings sebagai dividen (Pay out any
leftover earnings (the residual) as dividends.
Kebijakan ini meminimalisasi biaya signal ekuitas dan
flotasi, oleh karena itu akan mampu meminimumkan
biaya rata-rata tertimbang (This policy minimizes
flotation and equity signaling costs, hence minimizes the
WACC.)

Menggunakan Model Residual untuk


Menghitung Dividen yang dibayarkan (Using
the Residual Model to Calculate Dividends
Paid)
Dividends =

Net

income

[( )( )]
Target
equity
ratio

Total
.
capital
budget

Data for SSC (Contoh)


Anggaran Modal : Rp. 800,000. Given.
Target Struktur modal: 40% debt, 60% equity.
(Leverage Ratio =40%)
Net income yang diproyeksikan: $600,000.
Berapa banyak keuntungan bersih (Rp. 600,000)
seharusnya dibayarkan sebagai dividen ?

= Anggaran Modal Rp. 800.000


= 0.6($800,000) = $480,000 didanai oleh modal sendiri u/menjaga target struktur modal, atau sebesar [0.4($800,000) =
$320,000 dipenuhi dari debt.]
Dengan Rp. 600,000 net income, maka residualnya
= Rp. 600,000 - $480,000
= Rp.120,000 merupakan kas yg digunakan u/membayar dividen
= Rasio pembayaran (Payout ratio)
Rp. 120,000/Rp. 600,000
= 0.20 = 20%. Jadi DPO = 20%

Bagaimana kalau adanya penurunan NI menjadi Rp.


400,000 apakah berpengaruh thd dividend ? Juga
bagaimana kalau meningkat menjadi Rp. 800,000?
NI = Rp.400,000: perlu Rp. 480,000 modal
sendiri, oleh karenanya harus menahan dana
sebesar Rp. 400,000. sehingga Dividends = 0.
NI = Rp. 800,000:
Dividends = Rp.800,000 Rp.480,000 = Rp.
320,000.
Payout = Rp.320,000/Rp.800,000 = 40%.

Bagaimana suatu perubahan dalam peluang investasi


berpengaruh terhadap dividen dalam kondisi
kebijakan atau model residual ?
Terdapat relatif sedikit investasi akan mengarah
pada makin kecilnya anggaran modal, oleh
karenanya akan meningkatkan rasio
pembayaran dividen.
Makin baik peluang investasi, akan mengarah
pada rendahnya rasio pembayaran dividen.

Kelemahan dan keunggulan Model Kebijakan


dividen residual
Kelebihan (Advantages): Meminimalisasi biaya flotasi dan
Penerbitan saham baru.
Kelemahan (Disadvantages): memberikan hasil yang beragam
dalam masalah dividen, ha l ini mendorong munculnya signal
konflik, meningkatkan risiko, dan tidak memberikan perhatian
yang kuat terhadap kelompok tertentu.
Kesimpulannya (Conclusion): Mempertimbangkan model
kebijakan residual, ketika adanya penentuan target
pembayaran dividend tertentu, tanpa harus dilakukan secara
kaku.

Apakah yang dimaksud DRIPs (dividend


reinvestment plan) ?
Pemilik saham dapat secara otomatis
menginvestasikan kembali dividennya
dalam saham umum perusahaan,
memperoleh lebih banyak saham dari pada
uang kas. There are two types of plans:
Pasar terbuka (Open market)
Saham baru (New stock)

Penentuan Kebijakan Dividen


Peramalan mengenai kebutuhan modal membutuhkan
perencanaan denganhorizon waktu lebih dari 5 tahun.
Menentukan target Struktur modal
Mengestimasi kebutuhan modal sendiri tahunan (Estimate
annual equity needs).
Meentukan target rasio pembayaran berdasarkan model
residual.
Secara umum, sejumlah tingkat pertumbuhan dividen
muncul, dan menjaga tingkat pertumbuhan tersebut kalau
memungkinkan, jia dibutuhkan perlu adanya variasi Struktur
Modal.

Rasio Pembayaran Dividen untuk sejumlah


industri terpilih
Industry
Banking
Computer Software Services
Drug
Electric Utilities (Eastern U. S.)
Internet
Semiconductors
Steel
Tobacco
Water utilities

Payout ratio
38.29
13.70
38.06
67.09
n/a
24.91
51.96
55.00
67.35

*None of the internet companies included in the Value Line Investment Survey paid a dividend.

Pembelian Kembali Saham Milik Perusahaan


(Stock Repurchases)
Repurchases: Buying own stock back from
stockholders.
Alasan Pembelian Kembali Saham:
Sebagai alernatif untuk mendistribusikan kas sbg
dividen
Untuk mendapatkan kas suatu waktu tertentu dari
padamelakukan penjualan aktiva.
Untuk membuat perubahan struktur modal yang
cukup signifikan.

Advantages of Repurchases
Pemilik saham dapat melakukan penawaran pada harga
tertentu atau tidak
Membantu menghindari penetapan dividen tinggi yang
pada masa depan sulit untuk dipertahankan.
Pembelian saham perusahaan dapat digunakan sebagai
takeover atau menjual kembali u/meningkatkan kas yang
dibutuhkan.
Pendapatan yang diterima sebagai capital gains dari pada
dividen yang dinai tarif pajak yang lebih tinggi.
Para pemegang saham menganggap sebagai signal positif--manajemen berpikir nahwa saham undervalued.

Kelemahan Pembelian Kembali saham


(Disadvantages of Repurchases)

Dipandang sebagai signal negatif ( perusahaan


memiliki peluang investasi yang rendah).
Penjualan saham oleh pemilik (Selling
stockholders) tidak terinformasikan secara
lebih baik. Sehingga banyak yang
memperlakukannya sebagai sesautu yg tidak
fair.
Firm may have to bid up price to complete
purchase, thus paying too much for its own
stock.

Dividen Saham vs Pemecahan Saham (Stock


Dividends vs. Stock Splits)

Stock dividend: Perusahaan menerbitkan saham


baru sebagai kompensasi pembayaran dividen,
misalnya jika 10%, memperoleh 10 lembar untuk
setiap 100 saham yang dimiliki.
Stock split: Perusahaan meningkatkan jumlah
saham yang beredar, misalnya split factor 2;1
Sends shareholders more shares.

Baik pemecahan saham maupun dividen saham,


meningkatkan jumlah saham beredar, tapi dengan porsi
kueh yang relatif lebih kecil.
Meskipun demikian, stock dividend atau split diikuti oleh
informasi, atau diikuti oleh even lainnya seperti
meningkatnya dividen. Pada sisi lain, harga saham turun
sebagai akibat tidak berubahnya kesejahteraan pemilik.
Namun demikian, splits/stock dividends akan mampu
mengarah pada optimal price range.

Kapan seharusnya Perusahaan mempertimbangkan


Pemecahan Saham?
Ada keyakinan yang luas, bahwa di pasar modal
terdapat rentang harga optimal (optimal price
range) misalnya $20 sd $80.
Pemecahan saham (Stock splits) dapat digunakan
untuk menjaga harga saham tetap dalam rentang
harga optimal.
Pemecahan saham (Stock splits) umumnya terjadi
ketika manajemen dalam posisi confident,
sehingga seharusnya diinterpretasikan sebagai
signal positif (positive signals.)

Bab 5
Analisis
Analisis Laporan
Laporan
Keuangan
Keuangan
2001 Prentice-Hall, Inc.
Fundamentals of Financial Management, 11/e
Jaja Suteja, SE., M.Si

Analisis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan
Kerangka Kerja Analisis
Analisis Rasio
Analisis Trend
Common-Size dan Analisis Indeks

Pengguna Hasil Analisis


Kreditur Dagang Lebih memfokuskan pada
likuiditas .
Pemegang Obligasi -- Lebih memfokuskan
pada CIF Jk Panjang
Pemegang Saham -- Lebih memfokuskan pada
profitabilitas, CIF JK Panjang & Kesehatan
Perusahaan.

Pengguna
Pengguna Internal
Internal Analisis
Analisis
Laporan
Laporan Keuangan
Keuangan
Perencana -- Lebih memfokuskan pada
penilaian posisi keuangan saat ini dan evaluasi
peluang potensial perusahaan .
Pengawas -- Lebih memfokuskan pada ROI
untuk beragam asset dan efisiesni asset.

Bentuk Dasar Laporan


Keuangan
Neraca
u

Sebuah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total assets = total liabilities +
owners equity

Laporan Laba Rugi

A Sebuah ringkasan mengenai pendapatan dan biaya-biaya


selama periode tertentu yang menggambarkan apakah
perusahaan dalam posisi untung atau rugi.

NERACA PT. ABC (Dilihat


dari sisi Asset )
NERACA PT. ABC (000) PER . 31 Desember , 2003 a

Kas.
$ 90 Piutang
Usaha.c
394
Persediaan
696
Biaya dibayar dimuka d
5
AK Pajak dibayar
10
Aktiva Lancare $ 1,195
Aktiva Tetap (@Cost)f 1030 Dik:
Ak.Penyusutang
(329)
Aktiva Tetap Bersih $ 701
Investasi
50
Aset lainya
223
Total Assets b $2,169

a. Posisi aset pd tanggal


tertentu.
b. Apa yg dimiliki perusahaan.
c. Jumlah hutang para
pelanggan
d. Biaya dimuka yg siap
dibayar.
e. Aktiva lancar.
f. Jml Aktiva tetap.
g. Ak pengurangan atas
penggunaan aset tetap.

NERACA PT. ABC


(Sisi Utang)
NERACA PT. ABC (000) Per 31 Desember, 2003

Wesel Bayar
$ 290 Utang
Dagangc
94 Pajak Yg
Msh hrs dibyr d 16 Utang yg hrs
dibyr lainya. d 100
Utang Lancar. e $ 500
Utang Jk Panjangf
530
Modal sendiri pemilik
Saham Biasa ($1 par) g
200
Tambahan Dlm Modalg
729
Laba Ditahan h
210
Total MS
$1,139
Total Utang & MSa,b $2,169

a. Aktiva = Utang + MS.


b.Apa yg menjadi utang perusahaan
dan posisi kepemilikan usaha.
c. Kewajiban pada pemasok
perusahaan.
d. Upah dan gaji yang masih hrs
diabayar.
e. Utang usaha < 1 thn.
f. Utang > 1 thn.
g. Investasi milik perusahan sendiri.
h. Earnings reinvested.

LAPORAN LABA RUGI PT.


ABC
LAPORAN PENDAPATAN PT. ABC (000)
per 31 Desember 2003 a

Penjualan Bersih
$ 2,211
Harga Pokok Penjb
1,599 Laba
Kotor $ 612 Biaya Adm
umumc
402
EBITd
$ 210
Biaya bungae
59
EBT f
$ 151 Pajak
Pendapatan
60
EATg
$
91 Dividen
kas
38 Laba ditahan
$
53

a. Mengukur kemapuan perusahan


b.
c.
d.
e.
f.
g.

untuk memperoleh keuntungan.


Yang diterima atau akan diterima
dr pelanggan.
Biaya penjualan, iklan adminstrasi
kantor dll.
Pendapatan operasi
Biaya dana pinjaman.
Pendapatan Kena pajak.
Jumlah yang siap diterima oleh
pemilik perusahaan.

KERANGKA KERJA
ANALISIS FINASIAL
Komponen Trend / Musiman
Berapa besar dana yang akan diperlukan dimasa
yang akan datang ?
1. Analsis Kebutuhan
Dana Perusahaan

Apakah ada komponen yang bersifat musiman?

Alat Analisis yang digunakan


Laporan Sumber & Penggunaan
Dana
Laporan Aliran kas dan Anggaran
Kas

Kerangka Kerja Analisis


Finansial
Kesehatan Sebuah Perusahaan
1.

Rasio Keuangan

Analisis Kebutuhan
dana perusahaan

2. Analisis Kondisi Finansial


Profitabilitas Perusahaan

1.
2.
3.
4.

Individual
Sepanjang waktu
Secara Kombinasi
Secara Perbandingan

Kerangka Kerja Analsis


Fiansial
Risiko Bisnis terkait pada risiko inheren dalam
operasi perusahaan.

1. Analysis of the funds


needs of the firm.
2. Analysis of the financial
condition and profitability
of the firm.
3. Analisis Risiko Bisnis
Perusahaan

Contoh::
Contoh
Volatilitas penjualan
Volatilitas biaya
dll

Kerangka Analisis Finansial

1. Analisis Dana yang


dibutuhkan perusahaan.
2. Analisis Kondisi Keuangan
dan Profitabilitas perusahaan .
3. Analisis Risiko Bisnis
perusahaan.

Penentuan dana
Yang dibutuhkan
Oleh
perusahaan.

Seorang manajer
keuangan hrs
mempertimbangka
n ketiga faktor
tersebut ketika
menentukan
kebutuhan
pendanaan
Perusahaan

Kerangka Kerja Analisis


Keuangan

1. Analisis Kebutuhan
dana perusahaan.
2. Analisis kondisi keuangan
dan profitabilitas perusahaan.
3. Analisis Risiko Bisnis.

Penentuan
pendanaan
perusahaan.

Negosiasi
Dengan
Pemasok
Atau penyedia
dana.

Penggunaan
Penggunaan analisis
analisis rasio
rasio
Rasio Keuangan merupakan
indeks yang terkait pada
dua jenis angka akuntansi
yang diperoleh dengan
membagi satu dengan yang
lainnya.

Jenis jenis
Perbandingan:
( Perbandingan internal
(

Perbandingan
Eksternal

Perbandingan Eksternal dan


Sumber rasio Industri
Hal ini melibatkan
perbandingan rasio
dari satu perusahaan
dengan perusahaan
sejenis lainnya atau
dengan rata-rata
kinerja industri.

Contoh :
PT. GOLDEN
MISSISSIPI
PT. INDOFOOD
SUKSES MAKMUR
Dan juga Rasio
Keuangan Industri

1. Rasio Likuiditas
Rasio Neraca
Rasio Likuiditas
Menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk
menutup hutang jk
pendeknya dengan aktiva
lancar

a. Current Ratio [CR]


Aktiva lancar
Utang lancar
PT. ABC per- Desember,
2003

$1,195
$500

= 2.39

Perbandingan rasio likuiditas


Current Ratio
Year
2003
2002
2001

PT. ABC
2.39
2.26
1.91

Industry
2.15
2.09
2.01

Rationya lebih kuat dari rata-rata industri.

Rasio Likuiditas
Rasio Neraca
Rasio Likuiditas
Menunjukan kemampuan
perusahaan untuk menutup
utang lancarnya dengan aset
yang paling likuid.

b. Acid-Test (Quick) rasio


cepat
Aktiva lancar - Persediaan
Utang Lancar
For PT.ABC Per 31 Desember,
2003

$1,195 - $696
$500

= 1.00

Perbandingan Rasio likuiditas


Rasio Cepat
Year
2003
2002
2001

PT. ABC
1.00
1.04
1.11

Industry
1.25
1.23
1.25

Rasionya lebih lemah dari rata-rata industri.

Ringkasan perbandingan rasio


likuiditas
Ratio
PT.ABC Industry
Current
2.39
2.15
Acid-Test 1.00
1.25
Rasio saat ini (CR) kuat dan lemah pada Rasio cepat
(Quick) menunjukkan adanya masalah potensial
dalam jumlah persediaan.
Catatan , dalam industri ini memiliki tingkat
persediaan barang yang relatif tinggi.

Analisis Perbandingan CR dan


Trend
Trend Analysis of Current Ratio

Ratio Value

2.5
2.3
2.1
1.9
1.7
1.5
2001

2002
Analysis Year

2003

Analisis Perbandingan Rasio


Cepat
Trend Analysis of Acid-Test Ratio

Ratio Value

1.5
1.3
PT. ABC
Industry

1.0
0.8
0.5
2001

2002
Analysis Year

2003

Ringkasan Analisis Trend


Likuiditas
Rasio Lancar (CR) PT.ABC telah meningkat,
pada waktu bersama rasio cepat mengalami
penurunan.
Rasio Lancar industry meningkat secara
perlahan, sementara rasio cepatnya relatif
stabil.
Hal ini menunjukkan bahwa persediaan
merupakan masalah serius bagi PT.ABC.
PT.ABC.

2.
2. Rasio
Rasio Leverage
Leverage Keuangan
Keuangan
Rasio Neraca
Rasio Leverage
Finansial
Menunjukkan perluasan
usaha yang didanai oleh
utang.

a.Utang Thd Modal


sendiri (DER)
Total Utang
Total Modal sendiri
PT. ABC per 31 Desember ,
2003
$1,030
$1,139

= .90

Perbandingan Rasio Leverage


Finansial
Rasio Utang Thd Modal Sendiri
Year
2003
2002
2001

PT.ABC
.90
.88
.81

Industry
.90
.90
.89

PT. ABC memiliki rata-rata penggunaan utang


relative thd rerata industri.

Rasio Leverage Finasial


Rasio Neraca

b. DAR (Debt to Assets Ratio)


Utang Thd
Total Aktiva

Rasio Leverage
Keuangan

Total Utang
Total Aktiva
PT.ABC Per 31 Desember , 2003

Menunjukkan persentase
kekayaan perusahaan yang
didanai dari
Utang

$1,030
$2,169

= .47

Perbandingan Rasio Leverage


Finansial
Rasio Utang thd total Aktiva
Year
2003
2002
2001

PT.ABC
.47
.47
.45

Industry
.47
.47
.47

PT. ABC memiliki rata-rata utilisasi utang


relative thd rata-rata industri.

Rasio Leverage Finansial


Rasio Neraca
Rasio Leverage
Keuangan
Menunjukkan kepentingan
relative utang jk panjang thd
pendanaan jk panjang
perusahaan

c. Total Kapitalisasi
(i.e., LT-Debt + Equity)

Total Utang
Total Kapitalisasi
PT. ABC Per 31 Desember,
2003
$1,030
$1,669

= .62

Perbandingan Rasio Leverage


Finansial
Total Rasio Kapitalisasi
Year
2003
2002
2001

PT. ABC
.62
.62
.67

PT. ABC memiliki rata-rata utilisasi utang

jk panjang relative thd rata-rata industri

Industry
.60
.61
.62

Rasio
Rasio Pembayaran
Pembayaran beban
beban bunga
bunga
Rasio Laba rugi

d. Penutupan Beban bunga

EBIT
Beban bunga
Rasio Penutupan
Menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menutup
beban bunga .

PT. ABC per 31 Desember,


2003
$210
$59

= 3.56

Perbandingan Rasio
Penutupan Beban Bunga
Rasio Penutupan Beban Bunga
Year
2003
2002
2001

PT. ABC
Industry
3.56
5.19
4.35
5.02
10.30
4.66

PT. ABC memiliki rata-rata penutupan beban bunga relative


dibawah industri

Perbandingan Analisis Trend


RAsio Penutupan
Trend Analysis of Interest Coverage Ratio

Ratio Value

11.0
9.0
PT. ABC
Industry

7.0
5.0
3.0
2001

2002
Analysis Year

2003

Ringkasan
Ringkasan Analisis
Analisis Trend
Trend
Penutupan
Penutupan
u

Rasio penutupan PT. ABC telah mengalami


penurunan sejak 2001. dan mengalami
penurunan dibawah rata-rata industri sejak 2
than lalu.

Hal ini menunjukan bahwa earning yang rendah (low


(low
earnings) atau (EBIT) merupakan masalah potensial
bagi PT. ABC.
ABC.
Catatan, kita tahu bahwa tingkat utang masih dalam
batasan rata-rata industri.

Rasio Aktivitas
Rasio neraca/
laba rugi

a. Perputaran Piutang
(Asumsi semua penjualan secara kredit)
Penjualan kredit bersih tahunan
Piutang Dagang

Rasio Aktivitas

PT. ABC per-31 Desember, 2003

Menunjukkan kualitas piutang dan


bagaimana keberhasilan perusahaan
dalam Pengumpulannya

$2,211 = 5.61
$394

Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba rugi

Rasio Aktivitas
Jumlah rata-rata hari
dimana piutang beredar di
pelanggan
(or RT in days)

b. Rata-rata Periode Pengumpulan


Hari dalam satu tahun
Perputaran Piutang

PT. ABC per 31 Desember,


2003
365
5.61

= 65 days

Perbandingan Rasio
Aktivitas
Periode Pengumpulan rata-rata
Year
2003
2002
2001

PT. ABC
65.0
71.1
83.6

Industry
65.7
66.3
69.2

PT. ABC telah menunjukkan perbaikan dari


Rata-rata industri.

Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba-

Rasio Aktivitas

c.Perputaran Utang (PT)


(Assume annual credit
purchases = $1,551.)

Pembelian kredit tahunan


Utang dagang
PT. ABC per- 31 Desember, 2003
Menunjukkan percepatan
pembayaran thd pemasok
perusahaan .

$1551
= 16.5
$94

Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laporan LabaRugi
Rasio Aktivitas
Jumlah hari rata-rata utang
beredar di pelanggan

d. PT dalam hari
Hari dalam satu tahun
Perputaran utang
PT. ABC per 31 Desember,
2003
365
16.5

= 22.1 days

Perbandingan Rasio
Aktivitas
Perputaran Utang dalam hari
Year
2003
2002
2001

PT. ABC Industry


22.1
46.7
25.4
51.1
43.5
48.5

PT. ABC telah meningkat perputaran utangnya dlm hari .


Apakah hal ini baik ?

Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba Rugi

Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas
praktek manajemen
persediaan perusahaan.

e. Perputaran Persediaan
Harga pokok penjualan
Persediaan
PT. ABC Per 31 Desember,
2003

$1,599 = 2.30
$696

Perbandingan Rasio
AKtivitas
Rasio Perputaran persediaan
Year
2003
2002
2001

PT. AB
2.30
2.44
2.64

Industry
3.45
3.76
3.69

PT. ABC memiliki rasio perputaran persediaan


yang kurang baik.

Rasio
Rasio Perputaran
Perputaran PersediaanPersediaanAnalisis
Analisis Perbandingan
Perbandingan
Trend Analysis of Inventory Turnover Ratio

Ratio Value

4.0
3.5
PT.ABC
Industry

3.0
2.5
2.0
2001

2002
Analysis Year

2003

Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba rugi

f. Total perputaran aktiva

Penjualan kredit
Total aktiva
PT. ABC per 31 Desember, 2003

Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas
Perusahaan Secara keseluruhan dalam
memanfaatkan aktiva-nya untuk
menghasilkan penjualan.

$2,211 = 1.02
$2,169

Perbandingan RAsio
Aktivitas
Rasio Perputaran aktiva
Year
2003
2002
2001

PT. ABc
1.02
1.03
1.01

Industry
1.17
1.14
1.13

ABC memiliki rasio perputaran aset yang lemah

engapa rasio tersebut lemah?

Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi

Rasio Profitabilitas
Menunjukkan efisiensi
operasi dan kebijakan
penentuan harga .

a. Gross Profit Margin


Gross Profit
Net Sales
For PT. ABC December 31,
2003
$612
= .277
$2,211

Perbandingan Rasio
Profitabilitas
Gross Profit Margin [GPM]

Year
2003
2002
2001

PT. ABC Industry


27.7%
31.1%
28.7
30.8
31.3
27.6

PT. ABC memiliki GPM yang lemah

Perbandingan Analisis Trend


GPM
Trend Analysis of Gross Profit Margin
Ratio Value (%)

35.0
32.5
PT. ABC
Industry

30.0
27.5
25.0
2001

2002
Analysis Year

2003

Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi

b. Net Profit Margin

Rasio profitabilitas
Menunjukkan profitabilitas
perusahaan setelah
memperhitungkan biaya dan
pajak.

Net Profit after Taxes


Net Sales
For PT. ABC December 31,
2003
$91
= .041
$2,211

Perbandingan RAsio
Profitabilitas
Net Profit Margin
Year
2003
2002
2001

PT. ABc
Industry
4.1%
8.2%
4.9
8.1
9.0
7.6

PT. ABC memiliki NPM yang lemah

Perbandingan
Perbandingan Analisis
Analisis Trend
Trend
NPM
NPM (Net
(Net Profit
Profit Margin)
Margin)

Trend Analysis of Net Profit Margin


Ratio Value (%)

10
9
8
PT. ABC
Industry

7
6
5
4
2001

2002
Analysis Year

2003

Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi

Rasio Profitabilitas
Menunjukkan profitabilitas
aset perusahaan (setelah
pajak dan biaya-biaya)

c. Return on Investment
Net Profit after Taxes
Total Assets
For PT. ABC December 31,
2003

$91
= .042
$2,160

Perbandingan
Rasio Profitabilitas
Return on Investment
Year
2003
2002
2001

PT. ABC

4.2%
5.0
9.1

PT. ABC memiliki ROI yang lemah

Industry

9.8%
9.1
10.8

Perbandingan Analisis TrendROI


Trend Analysis of Return on Investment
Ratio Value (%)

12
10
PT. ABC
Industry

8
6
4
2001

2002
Analysis Year

2003

Rasio Profitabiltas
Rasio Neraca/
Laba rugi

d. Return on Equity(ROE)

Rasio Profitabilitas
Menunjukan profitabilitas
bagi pemegang saham
perusahaan (setelah biayabiaya dan pajak)

Net Profit after Taxes


Shareholders Equity
For PT. ABC December 31,
2003

$91
= .08
$1,139

Perbandingan Rasio
profitabilitas
Return on Equity [ROE]

Year
2003
2002
2001

PT. ABC Industry


8.0%
17.9%
9.4
17.2
16.6
20.4

PT. ABC memiliki ROE yang kurang baik

Perbandingan Analisis TrendROE


Trend Analysis of Return on Equity
Ratio Value (%)

21.0
17.5
PT. ABC
Industry

14.0
10.5
7.0
2001

2002
Analysis Year

2003

ROI dengan Pendekatan DuPont System


Earning Power = Sales profitability X
Asset efficiency
ROI = Net profit margin X
Total asset turnover

ROI2003 = .041 x 1.02 = .042 or 4.2%


ROIIndustry = .082 x 1.17 = .098 or 9.8%

Return on Equity and


the Du Pont Approach
Return On Equity = Net profit margin X
Total asset turnover X
Equity Multiplier
Total Assets
Equity Multiplier =
Shareholders Equity

ROE2003 = .041 x 1.02 x 1.90 = .080


ROEIndustry = .082 x 1.17 x 1.88 = .179

Ringkasan Analsis Trend


Profitabilitas
Rasio Profitabilitas PT. ABC mengalamim penurunan
sejak 2001. setiap sub indiaktor menunjukkan angka
dibawah rata-rata industri selama 3 thn terakhir.
Hal ini menunjukkan COGS dan biaya administrasi
boleh jadi cukup mahal dan menjadi masalah utama
bagi PT. ABC.
ABC.
Catatan, hasil ini konsisten dengan rasio
kecukupan/penutupan biaya bunga yang rendah.

Ringkasan Analisis Rasio


Tingkat persediaan cukup tinggi.
Mungkin pembayaran terhadap kreditur
terlalu cepat.
COGS terlalu mahal
Biaya penjualan, umum dan
administrasi juga terlalu mahal.

Common-size Analysis
An analysis of percentage financial
statements where all balance sheet items
are divided by total assets and all income
statement items are divided by net sales or
revenues..
revenues

PT. ABC Common Size Balance


Sheets
Regular (thousands of $)
Assets

2001

2002

2003

Common-Size (%)
2001

2002

2003

Cash
AR
Inv
Other CA

148
283
322
10

100
410
616
14

90
394
696
15

12.10
23.14
26.33
0.82

4.89
20.06
30.14
0.68

4.15
18.17
32.09
0.69

Tot CA
Net FA
LT Inv
Other LT

763
349
0
111

1,140
631
50
223

1,195
701
50
223

62.39
28.54
0.00
9.08

55.77
30.87
2.45
10.91

55.09
32.32
2.31
10.28

1,223

2,044

2,169

100.0

100.0

100.0

Tot Assets

PT. ABC Common Size Balance


Sheets
Regular (thousands of $)
Liab+Equity

2001

2002

2003

Common-Size (%)
2001

2002

2003

Note Pay
Acct Pay
Accr Tax
Other Accr

290
81
13
15

295
94
16
100

290
94
16
100

23.71
6.62
1.06
1.23

14.43
4.60
0.78
4.89

13.37
4.33
0.74
4.61

Tot CL
LT Debt
Equity

399
150
674

505
453
1,086

500
530
1,139

32.62
12.26
55.11

24.71
22.16
53.13

23.05
24.44
52.51

Tot L+E

1,223

2,044

2,169

100.0

100.0

100.0

PT. ABC Common Size Income


Statements
Regular (thousands of $)
2001
Net Sales
COGS

2002

2003

Common-Size (%)
2001

2002

2003

1,235
849

2,106
1,501

2,211
1,599

100.0
68.7

100.0
71.3

100.0
72.3

Gross Profit
Adm.

386
180

605
383

612
402

31.3
14.6

28.7
18.2

27.7
18.2

EBIT
Int Exp

206
20

222
51

210
59

16.7
1.6

10.5
2.4

9.5
2.7

EBT

186

171

151

15.1

8.1

6.8

EAT

112

103

91

9.1

4.9

4.1

Cash Div

50

50

50

4.0

2.4

2.3

Index Analyses
An analysis of percentage financial statements
where all balance sheet or income statement
figures for a base year equal 100.0 (percent)
and subsequent financial statement items are
expressed as percentages of their values in the
base year.

PT. ABC
Indexed Balance Sheets
Regular (thousands of $)
Assets

2001

2002

2003

Indexed (%)
2001

2002

2003

Cash
AR
Inv
Other CA

148
283
322
10

100
410
616
14

90
394
696
15

100.0
100.0
100.0
100.0

67.6
144.9
191.3
140.0

60.8
139.2
216.1
150.0

Tot CA
Net FA
LT Inv
Other LT

763
349
0
111

1,140
631
50
223

1,195
701
50
223

100.0
100.0
100.0
100.0

149.4
180.8
inf.
200.9

156.6
200.9
inf.
200.9

1,223

2,044

2,169

100.0

167.1

177.4

Tot Assets

PT. ABC
Indexed Balance Sheets
Regular (thousands of $)
Liab+Equity

2001

2002

2003

Indexed (%)
2001

2002

2003

Note Pay
Acct Pay
Accr Tax
Other Accr

290
81
13
15

295
94
16
100

290
94
16
100

100.0
100.0
100.0
100.0

101.7
116.0
123.1
666.7

100.0
116.0
123.1
666.7

Tot CL
LT Debt
Equity

399
150
674

505
453
1,086

500
530
1,139

100.0
100.0
100.0

126.6
302.0
161.1

125.3
353.3
169.0

Tot L+E

1,223

2,044

2,169

100.0

167.1

177.4

PT. ABC Indexed Income


Statements
Regular (thousands of $)
2001
Net Sales
COGS

2002

2003

Indexed (%)
2001

2002

2003

1,235
849

2,106
1,501

2,211
1,599

100.0
100.0

170.5
176.8

179.0
188.3

Gross Profit
Adm.

386
180

605
383

612
402

100.0
100.0

156.7
212.8

158.5
223.3

EBIT
Int Exp

206
20

222
51

210
59

100.0
100.0

107.8
255.0

101.9
295.0

EBT

186

171

151

100.0

91.9

81.2

EAT

112

103

91

100.0

92.0

81.3

Cash Div

50

50

50

100.0

100.0

100.0

Penilaian Saham
(Stock Valuation)

Jaja Suteja
Kompleks Bogenville Estate
H-2 Antapani Bandung 40291

Kuliah 7

Saham dan Pasar Modal


(Stocks & Capital Market)
Pasar perdana (Primary Market) - Tempat dimana
penjualan suatu saham perusahaan untuk
pertamakalinya terjadi (Place where the sale of new
stock first occurs).
Penawaran Saham Perdana atau Initial Public Offering
(IPO) Penawaran saham pertamakalinya pada publik
(First offering of stock to the general public).
penjualan saham baru yang dilakukan setelah
perusahaan terdaftar di Bursa Efek (Seasoned Issue Sale of new shares by a firm that has already been
through an IPO),

Stocks & Stock Market

Saham Biasa (Common Stock) Kepemilikan saham di perusahaan


publik (Ownership shares in a publicly held corporation.)
Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder. Pasar dimana
sekuritas yang sudah diterbitkan diperdagangkan. (market in which
already issued securities are traded by investors.)

Sahan dan Pasar saham


(Stocks & Stock Market)
Dividend Pembagian kas secara periodik dari
perusahaan ke pemegang saham. (Periodic
cash distribution from the firm to the
shareholders.)
Rasio Harga thd Earnings (P/E Ratio) - Price per
share divided by earnings per share. (EPS)
------- mengindikasikan keberanian investor
untuk menghargai setiap rupiah earnings dari
saham tersebut

Penilaian Saham
(Stock Valuation)

Karakteristik Saham:
1.Preferen stock:
fix,
no control,
get paid before common.
1.Common stock (biasa):
control,
dividen (tidak jaminan),
capital gain,
get paid last
Nilai saham sama seperti finansial assets yang lainnya adalah
present value dari aliran kas di masa yang akan datang

Penilaian Saham Preferen


Saham yg memberikan sejumlah dividen yang tetap
jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas
Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal
jatuh tempo, maka penilaian saham preferen
merupakan suatu perpetuitas.
Dps
Po =
Kps
P0
= Nilai saham preferen
Dps = dividend saham preferen
Kps = tingkat return yang disyaratkan pd saham
preferen

Penilaian Saham Preferen


Contoh: Microsoft mempunyai saham preferen
dengan dividen yang dibayarkan
sebesar Rp1.500 tiap tahun. Tingkat
return yang diinginkan investor adalah
14%. Berapa nilai sekarang saham
preferen?
V=Dp/kps
= 1500/0,14
= Rp 10.714,28

Penilaian saham Biasa


(Valuing Common Stocks)
Return Yg diharapkan Expected Return - The
percentage yield that an investor forecasts from a
specific investment over a set period of time.
Sometimes called the holding period return (HPR).

Div1 P1 P0
Expected Return r
P0

Valuing Common Stocks


The formula can be broken into two parts.
Dividend Yield + Capital Gain

Div1 P1 P0
Expected Return r

P0
P0

Contoh: PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian


dividen tahun depan sebesar 3.000. Harga saham PT ini
sekarang adalah 8.000 per lembar. Tahun depan
diramalkan harga saham akan naik menjadi 10.000 per
lembar karena perusahaan baru saja memenangkan
proyek besar dari pemerintah. Berapakah Expected
return dr saham PT.XYZ?
r = 3000 + 10000 8000 = 62,5 %
8000

Penilaian Saham Biasa


Dividend Discount Model (DDM) Perhitungan harga
saham sekarang yang menyatakan bahwa nilai
saham sama dengan present value (PV) dari semua
dividen yang diharapkan diterima di masa yang akan
datang.
Div1
Div2
Div H PH
P0

...
1
2
(1 r )
(1 r )
(1 r ) H

H - Time horizon for your investment.

Penilaian Saham Biasa


Example
Diramalkan bahwa PT. XYZ akan membayar dividen sebesar $3, $3.24, and
$3.50 untuk 3 tahun yang akan datang. Pada tahun ketiga, kalian
mengantisipasi menjual saham dengan harga pasar sebesar $94.48.
Berapakah harga saham apabila diketahui 12% expected return?

3.00
3.24
350
. 94.48
PV

1
2
3
(1.12) (1.12)
(1.12)
PV $75.00

Penilaian Saham Biasa


Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant Growth
Model)

Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat


pertumbuhan perusahaan

Model ini mengasumsikan bahwa dividen


tumbuh pada suatu tingkat tertentu (g) /
konstan

Model ini cocok untuk perusahaan yang


mature dengan pertumbuhan yang stabil:

D0 (1 g )
P0
(K s g )

Rumus Dividen Bertumbuh Konstan


D0 (1 g )
P0
(K s g )
P0 = Harga saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham
tsb
Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama
penemunya Myron J Gordon

Contoh Constant Growth/ Gordon Model


Dengan menggunakan Gordon Model, kita dapat
menghitung harga saham A, apabila diketahui
dividen terakhir adalah Rp 1,82. Tingkat
pertumbuhan perusahaan diperkirakan sebesar
10%. Investor mensyaratkan return sebesar 16%,
berapa harga saham A?
1.82(1 10%)
P0
(16% 10%)

= Rp. 33,33

Penilaian Saham Biasa


Dividen Tumbuh Secara Tidak Konstan
(Nonconstant Growth Rate)
Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak
konstan karena kebanyakan perusahaan2
mengalami life cyles (early-faster growth,
faster than economy, then match with
economys growth, then slower than
economys growth)

Langkah2 Perhitungan Nonconstant Growth


1. Menentukan estimasi pertumbuhan dividen
(g)
2. Menghitung present value dividen selama
periode dimana dividen tumbuh tidak konstan
3. Menghitung nilai saham pada periode
pertumbuhan tidak konstan
4. Menjumlahkan 2 dan 3 untuk mendapatkan
P0

Contoh Nonconstant Growth


Perusahaan Hayo selama ini membagikan dividen yang
jumlahnya bervariasi. Perusahaan memperkirakan
kenaikan pendapatan sebesar 20% per tahun
selama 2 tahun mendatang, tetapi setelah itu
pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun
sampai waktu tak terhingga. Pemilik perusahaan
menginginkan return sebesar 18%. Dividen terakhir
yang dibagikan adalah Rp 200/ lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?

Jawab
D1 = D0 (1+ 0,20) = 200 (1,20) = 240
D2 = D0 (1+0,20)2 = 200 (1,44) = 288
PV1 (D1, D2) = 240/(1+0,18)+288/(1+0,18)2
= 203,39 + 206,84= 410,23
P2

D3
(K s g )

P2

302,40
2.326P D2 (1 0.05)
2
(18% 5%)
(18% 5%)

288(1 0.05)
P2

(18% 5%)

P2

302,40
2.326
(18% 5%)

PVP2 = 2.326/(1+0,18)2 = 1.670,5


P0 = 410,23+ 1.670,5 = 2.080,73

More Example
2. Perusahaan Yahoo selama ini membagikan dividen
yang jumlahnya berbeda sesuai dgn pertumbuhan
perusahaan. Perusahaan memperkirakan kenaikan
pendapatan sebesar 30% per tahun selama 3 tahun
mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan
menurun menjadi 10% per tahun untuk selamanya.
Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar
16%.Dividen terakhir yang dibagikan adalah 1,82/
lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?

Answer
D0 = 1,82
D1 = D0 ( 1+0,30 ) = 1,82 (1,30) = 2,366
D2 = 1,82 (1+0,30 )2
= 3,070
D3 = 1,82 (1+0,30)3
= 3,999
D4 = 3,999 (1+0,10)
= 4,399
PV1 (D1,D2, D3) =

= 2,36/(1+0,16) + 3,070/(1+0,16)2 +3,999/(1+0,16)3


= 6,89

P3 = D4 / Ks g
= 4,399/ 0,16 0,10
= 73,32
PVP3 = 73,32 / (1+0,16)3
=46,97
Jadi harga saham
P0 = PV (D1,D2,D3)+ PVP3
= 6,89 + 46,97 = 53,86

No Free Lunches

Technical Analysts

Forecast stock prices based on the watching the


fluctuations in historical prices

Random Walk Theory


Ergerakan harga saham dari hari ke hari yang
tidak mencerminkan pola-pola tertentu
(The movement of stock prices from day to
day DO NOT reflect any pattern).
Secara statistik, pergerakan harga saham
tersebut bersifat ACAK (Statistically speaking,
the movement of stock prices is random)

Pemanis sekuritas (Warrant)


Suatu opsi yg dikeluarkan oleh suatu
perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli sejumlah
lembar saham pd harga yang telah
ditentukan.
Biasanya warrant diterbitkan bersama
obligasi. Sebagai bonus krn membeli obligasi
Sebagai pemanis/sweetener penerbitan
obligasi

Convertible Security
Obligasi atau saham preferen yang dapat
ditukarkan/dikonversikan menjadi saham
biasa dalam waktu dan kondisi yang telah
ditentukan.
Berbeda dgn warrant, pengkonversian tidak
menambah dana tambahan bagi perusahaan.
Utang/ obligasi atau saham preferen hanya
digantikan dengan saham biasa di balance
sheet ( neraca )

Right Issue
Para pemegang saham mempunyai hak option
untuk membeli sejumlah saham baru.
Setiap pemegang saham mempunyai satu
right untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
Apabila pemegang saham tidak ingin membeli
tambahan saham baru maka ia bisa menjual
rights nya ke orang yang mau membel saham
tersebut.

Tugas
1. What is the value of a stock that expects to
pay a $3 dividend next year, and then
increase the dividend at a rate of 8% per
year, indefinitely? Assume a 12% expected
return. Use Gordon Model
2. If the same stock is selling for $100 in the
stock market, what might the market be
assuming about the growth in dividends?

Non Constant Growth Model


3. Sekarang adalah tanggal 1/1/1991. PT Aqua
mengharapkan bahwa perusahaan akan
mengalami kenaikan pendapatan 20% per tahun
selama 5 tahun mendatang (petunjuk: kenaikan
pendapatan = kenaikan dividen). Setelah itu
perusahaan memperkirakan bahwa pendapatan
atau dividen akan menurun secara konstan 6% per
tahun sampai waktu tak terhingga. Pemegang
saham menginginkan keuntungan sebesar 10%.
Dividen terakhir yang baru saja dibayarkan kemarin
adalah Rp 1,5. Hitunglah harga saham perusahaan
tersebut hari ini.

4. Dividen yg terakhir dibayar oleh PT Paper


Mills adalah Rp 1,5. Harga saham
perusahaan tersebut saat ini adalah Rp
15,75. Dividen diharpkan bertumbuh secara
konstan 5% per tahun. Jika pemegang saham
menginginkan rate of return on stock
sebesar 15%, hitung dividen yield dan capital
gain yield selama setahun mendatang.

Anda mungkin juga menyukai