FUNGSI ENTITAS
DAN SUMBER DAYA
G
O
O
D
FUNGSI MANAJEMEN
FUNGSI ENTITAS
DANKAM
KESRA
SUMBER DAYA
DIKJAR
SDM
KEU
FAS
EKONOMIS
PLANNING
G
O
V
E
R
N
M
E
N
T
ADIL &
MAKMUR
ORGANIZING
EFISIENSI
LEADING / ACTUATING
EFEKTIVITAS
CONTROLLING
PANCASILA
URAIAN MATERI
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
DOSEN :
1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P.
2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE.
3. Jaja Suteja,SE.,M.Si.
SUMBER :
1. Principles of Public Finance, Routledge & Keegan Paul Ltd,London, 2000 Hugh
Dalton.
2. Public Finance, Prentice Hall, Twelve Edition, Otto Eckstein 1999.
3. Finance in Theory and Practice, Mc Grow Hill Book Coy, International Students
Edition, 2000. Richard A Musgrove, Peggy B Musgrove.
4. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, BPPE, Yogjakarta. M. Suparmoko,
Drs,MA.,Ph.D.
KEUANGAN NEGARA :
I.
PENDAHULUAN
1. Pemerintah dan Rumah Tangga : Perbedaan
dalam cara berfikir
2. Peranan pemerintah dalam perekonomian
3. Kepincangan kepincangan dalam
mekanisme pasar
4. Eksternalitas dan barang publik
5. Macam kegiatan pemerintah
II.
PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Kegiatan dan pengeluaran pemerintah
selalu meningkat
2. Efisiensi dalam pengeluaran negara
3. Kebijakan subsidi
4. Pengaruh subsidi barang dengan jumlah
tertentu (Fixe quality subsidy)
5. Klasifikasi dari pengeluaran pemerintah
V. PENERIMAAN PEMERINTAH
1. Sumber-sumber penerimaan negara
2. Distribusi beban pemerintah
3. Sistem perpajakan dan politik pajak
4. Penggeseran beban pajak
5. Hubungan antara seorang penjual/produsen(firm)
dengan pasar (industri)
6. Kesejahteraan yang hilang karena pajak
(Internal Debt)
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen :
1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P.
2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE.
3. Jaja Suteja,SE.,M.Si.
I.
TUJUAN
1)
2)
3)
II.
METODE BELAJAR
1.
2.
3.
III.
UJIAN
1)
2)
3)
Responsidan diskusi
Ujian tengah semester
Ujian akhir semester
IV.
1)
2)
3)
4)
Kehadiran
Responsi dan tugas 15%
UTS
UAS
5%
30%
50%
V.
MATERI
1)
Keuangan Negara :
1. Anggaran Belanja Negara
2. Kebijakan Paskal
3. Utang Negara
4. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
2)
3 . INVESTMENT DECISION
1) A determination of the total amount of assets needed to be
held by the firm
Balance sheet
2) Invest decis
Total
How Much
Assets
Need ?
3) Assets that can no longer
be economi cally justified
may need to be reduced, eliminated or replaced
4. FINANCING DECISION
Financial manager
is Concerned with
make up if the right
hand side of The
balance sheet
Balance Sheet
Assets Liabilities :
- Short term loan
- Long term loan
- Lease arrangement
- Bonds
- Stocks
100 x
100 x
1)
2)
3)
4)
LIABILITIES
The Latest :
- Represents tge focal judgement of all market participants as
to the value of the partcular firm.
- It take into account present and prospective future earnings
per share, the timing, duration and risk of these earnings, the
dividend policy of the firm, and other factors that bear upon
the market price of the stock.
- The market price serves as a barometer for business
performances it indicates how well management is doing in
behalf of its stockholders.
5) Social Resposibility
Maximizing share holders wealth does notimly that
management. Should ignore social responsibility.
(1) Protecting the consumers,
(2) Paying fair wages to employees,
(3) Maintaining fair hiring practices and safe working
conditions,
(4) Supporting education,
(5) Involved in environmental issues such as clean air
and water.
Because the criteria for social responsibility are not clearly
defined, it is difficult to formulate consistent policies.
MANAJEMEN KEUANGAN
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PASUNDAN
. Asset
. Utang
. Pendapatan
. Biaya dan seterusnya
Pelaporan keuangan memuat tidak hanya laporan keuangan tetapi
juga :
- Alat lain untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait baik langsung ataupun
tidak langsung dengan informasi yang disaji oleh sistem akuntansi.
- Mungkin diharuskan oleh peraturan atau sukarela
- Bentuk yang biasa dipakai misalnya :
- Laporan tahunan
- Prospektus
- Formulir formulir pemenuhan kewajiban terhadap Kantor Pajak, bea cukai, Bank
Indonesia dan Badan Pengawasan Pasar Modal.
2.
3.
4.
2.
3.
3. Neraca :
Menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi,
kewajiban dan hak kepemilikan suatu perusahaan
Membantu investor, kreditor dan pemakai lain untuk
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan serta
likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan
Menilai kinerja perusahaan pada suatu periode
Indikasi aliran kas yang dapat diperoleh dari beberapa sumber
daya ekonomi dan kas yang akan keluar bagi pelunasan
beberapa kewajiban.
Aktiva Lancar
Kas dan setara Kas
Surat berharga yang mudah dijual
Piutang
Persediaan
Pembayaran Dimuka
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Proyek Dalam Penyelesaian
Aktiva Lainnya
Total Aktiva Jangka Panjang
Utang Lancar
Utang Usaha
Pemotongan PPh Harus Disetor
Utang Jk.Pj Yang Harus Dilunasi
Total Utang Lancar
Utang Jangka Panjang dan Modal
Obligasi
Agio dan Disagio Saham
Modal
Agio Saham
Sisa Laba (Rugi) Tahun lalu
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Total Utang Jk. Pj. dan Modal
TOTAL AKTIVA
TOTAL AKTIVA
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1)
2)
3)
4)
1)
2)
3)
4)
5)
6.2.Analisa Rasio :
1. Perencanaan Laba
Perencanaan laba dibuat perusahaan dalam rangka untuk memperkirakan
kebutuhan pendanaan di masa mendatang
Manajemen menggunakan media anggaran untuk menuangkan rencana
ini dalam format kuantitatif
Karena muatannya, peran anggaran dapat diperluas menjadi alat
perencanaan, alat memotivasi pegawai, alat pengendali kegiatan
organisasi dan alat evaluasi kinerja
Demikian luasnya penggunaan anggaran, sehingga dikenal berbagai
macam anggaran dengan berbagai tujuan pula
Untuk mengendalikan operasi perusahaan misalnya anggaran fisik,
anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran laba dan anggaran kas
Dalam anggaran keuangan dikenal adalah pengangguran modal, proforma
laba rugi, proforma neraca dan proforma arus kas
2000
2001
2002
2003
0
0
0
0
0
0
71.131.200.000
47.000.000.000
11.632.000.000
91.454.400.000
47.000.000.000
11.632.000.000
58.632.000.000
58.632.000.000
12.499.200.000
32.822.400.000
0
0
0
0
12.320.000.000
53.760.000
14.291.200.000
5.559.360.000
125.440.000
12.971.840.000
Laba Operasi
Biaya Bunga 16% Setahun
Pajak 30%
Laba Bersih
Neraca
Aktiva Lancar
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aktiva
Total Aktiva
0
0
0
0
0
0
0
3.180.000.000
0
0
3.180.000.000
116.320.000.000
0
116.320.000.000
119.500.000.000
3.889.040.000
23.710.400.000
14.658.000.000
42.257.440.000
116.320.000.000
-11.632.000.000
104.688.000.000
146.954.440.000
9.398.480.000
30.484.800.000
14.658.000.000
54.541.280.000
116.320.000.000
-23.264.000.000
93.056.000.000
147.597.224.000
0
77.000.000.000
89.320.000.000
77.000.000.000
42.500.000.000
57.500.000.000
57.500.000.000
0
0
125.440.00
13.097.280.000
0
119.500.000.000
146.945.440.000 147.597.280.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-116.320.000.000
0
0
0
0
3.180.000.000
0
0
-38.368.400.000
-26.610.950.000
125.440.000
11.632.000.000
-6.774.400.000
17.829.440.000
12.971.540.000
11.632.000.000
-14.000.000.000
-15.000.000.000
-60.000.000.000
-5.000.000.000
-10.000.000.000
-12.320.000.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
42.500.000.000
77.000.000.000
0
0
119.500.000.000
15.000.000.000
0
12.320.000.000
27.320.000.000
790.040.000
0
0
14.291.200.000
0 -26.611.200.000
-12.320.000.000
5.509.440.000
2. Manajemen Kas
Kas adalah media utama bagi perusahaan untuk mengelola
likuiditasnya
Demikian pentingnya likuiditas, kas disebut sebagai darah
perusahaan
Ketekoran kas sekecil apapun, kadang bisa membuat
perusahaan berhenti beroperasi
Menyediakan kas yang cukup adalah prasyarat hak hidup
perusahaan
Walaupun penting kas adalah asset perusahaan yang paling
tidak produktif
Pedoman pengelolaan kas adalah tersedianya kas yang cukup,
tetapi tidak berlebihan.
Anggaran Kas
BULAN JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
Penjualan
Penagihan
Dlm Bln Penj
1 Bln Sth Penj
2 Bln Sth Penj
5.000.000
5.000.000
10.000.000
1.000.000
0
0
1.000.000
3.500.000
0
2.000.000
3.500.000
500.000
3.000.000 4.000.000
7.000.000 10.500.000
500.000 1.000.000
Total Penagihan
1.000.000
4.500.000
Pembelian
3.500.000
7.000.000
Pembayaran
3.500.000
7.000.000
6.000.000
10.500.000
10.500.000 14.000.000
(1.000.000)
2.000.000
14.000.000
1.500.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
1.500.000
10.000.000
5. Manajemen Persediaan
Keputusan terhadap besaran jumlah persediaan yang akan
dipelihara sangat tergantung pada hasil analisa imbal hasil
dan risiko akibat stock out dan biaya pemeliharaan
persediaan
Persediaan telah banyak membantu pekerjaan manajemen
keuangan dalam suatu periode yang panjang, sebelum
dipergunakannya tatanan operasi yang memungkinkan
perusahaan beroperasi tanpa persediaan
Kemajuan teknologi dan penataan kembali hubungan
pemasok dengan konsumen pada beberapa industri telah
memungkinkan perusahaan melaksanakan metode operasi
just in time
, dimana :
C
2 X 12.500 X 3.600
Q=
= 300 unit,
1.0000
+ 1.000
+1.000
+1.000
+1.000
+1.000
Jika kita percaya bahwa tingkat bunga pasar adalah 10% setahun maka nilai sekarang
dari uang yang akan kita terima adalah
0
1.000
1.000
3
1.000
4
1.000
5
1.000
(1+0,1)1
+
(1+0,1)2
+
(1+0,1)3
+
(1+0,1)4
+751,31
= 3,709.78
+683,01
+620,92
(1+0,1)5
+909,09
+826,45
-3,70.78
+909,09
+826,45
+751,31
+683,01
+620,92
Contoh Penerapan
Contoh keputusan yang dapat dilihat
sebagai model penerapan premium risiko :
1. Pembayaran langganan koran/majalah 3
bulan dimuka lebih murah daripada
pembayaran bulanan
2. Diskon tunai
3. Model-model pengelolaan float
4. Pemberian kupon undian bagi pembayaran
awal.
b.
Kita masukkan sebagai deposito di Bank dengan hasil 11%.
Sementara itu, peluang untuk untung kemungkinannya adalah 80%
dan peluang untuk rugi adalah 20%.
800
0,4
320
Dagang
1.400
0,6
840
atau
1.000
1.600
16%
11%
Deposito 1.000
Premium Resiko
5%
Premium Risiko :
Adalah tambahan hasil yang mungkin diperoleh karena
seseorang mau menanggung risiko tambahan.
Premium risiko membuat arus kas yang tidak sama
kepastiannya menjadi seolah olah sama nilainya
Secara sederhana contoh diatas menjelaskan konsep
manajemen keuangan bahwa : Uang yang pasti lebih baik
daripada uang yang tidak pasti.
Kita kan sama indiferrent terhadap :
a. Terjun di trading dengan hasil 16% dan
b. Menaruh deposito dengan hasil 11%
Mengapa ?
Karena pertambahan kekayaan yang mungkin diperoleh
dari kedua keputusan tersebut persis sama.
Contoh Penerapan
Contoh keputusan yang dapat dilihat
sebagai model penerapan premium risiko :
Bunga/jasa yang ditawarkan bank untuk giro lebih rendah dari
tabungan
Bunga tabungan lebih rendah dari bunga deposito
Bunga di bank asing lebih tinggi daripada bunga di bank
pemerintah
Bunga di bank pemerintah lebih tinggi dari pada bunga di
bank umum swasta
Bunga di bank umum swasta lebih tinggi daripada bunga di
BPR.
3. Bunga
Sejumlah uang yang dibungakan selama serangkaian waktu pada suatu
Tingkat bunga yang bervariasi akan dihitung sebagai berikut :
15%
1.000
10%
1.150
20%
1.265
1.518
+9.200
0
-8.000 =
0
-8.000 =
+0
+10.120
+0
+0
+12.144
r2 =
12.144
r3 =
- 1 = 1.518 1 = 0,518 = 51,8 %
8.000
12.144 1/3
r3 =
- 1 = 1.493 1 = 0,1493 = 14,93 %
8.000
r1 =
9.200 1/1
- 1 = 1.15 1 = 0,15 = 15%
8.000
10.120 1/2
r2 =
- 1 = 1.1 1 = 0,11 = 11%
8.000
12.144 1/3
r3 =
- 1 = 1.2 1 = 0,20 = 20 %
8.000
UNIT V PENILAIAN
1. Definisi Nilai
1.
2.
3.
4.
Nilai Buku
Nilai Likuidasi
Nilai Pasar
Nilai Intrinsik
C1
V=
C2
2 +
1 +
1+R
1+R
C3
3 + ......... +
1+R
Cn
n
1+R
+160
+160
+160
+160
+1.160
+160
+160
+160
+1.160
Asset A
0
Asset B
0
Asset C
Asset A
160
160
1 +
160
2 +
160
3 +
4
1 + 0.16
-1.000 = + 137.93
1 + 0,16
1 + 0,16
+ 118.91
+ 102.51
1 + 0,16
+ 640.65
Asset B
0
Asset B
160
160
1
1 + 0.16
-1.000 = + 137.93
160
+
1 + 0,16
2 +
1 + 0,16
+ 118.91
160
1
1 + 0,16
+ 743.16
Asset C
-1.000 =
+ 137.93
+ 862.07
160
2
1 + 0,16
Asset A
160
+
160
1 +
1 + 0.17
-972.55 = + 136.75
160
160
2 +
1 + 0,17
+ 116.88
3 +
1 + 0,17
+ 99.89
4
1 + 0,17
+ 619.03
Asset B
160 160
+
1. 160
1
1 + 0.17
-980.90 = + 136.75
+
1 + 0,17
+ 116.88
2 +
1 + 0,17
+ 724.27
Asset C
160
+
160
1
1 + 0.17
-984.15 = + 136.75
+
1 + 0,17
+ 847.40
Asset A
160
+
1 + 0,15
-1.028.54 = + 139.13
160
+
1
1 + 0,15
120.98
160
2
1 + 0,15
+ 105.20
+ 663.23
160
+
3
1 + 0,15
Asset B
160 160
+
1. 160
1
1 + 0.15
-1.028.54 = + 139.13
+
1 + 0,15
+ 120.98
2 +
1 + 0,15
+ 762.72
Asset C
160 - 1.160
+
1
1 + 0.17
-1.028.54 = + 139.13
+
1 + 0,17
+ 877.13
0%
Nominal
0%
Asset A
1.000
972.55
-2,74
1.028.54
+2,85
Asset B
1.000
980.90
-1,91
1.022.83
+2,28
Asset C
1.000
984.15
-1,59
1.016.26
+1,63
Pada 15%
Pada 16%
Nominal
0%
Nominal
0%
Asset A
640.66
624.34
-2,55
657.52
+2,63
Asset B
743.16
730.51
-1,70
756.14
+1,75
Asset C
862.07
854.70
-0,84
869.56
+0,69
Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap tingkat bunga
Proyek A
-40.000
2.1.Payback Period
Payback Period adalah kriteria pengukuran non discounted. Payback
Period mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat kembali.
Semakin cepat investasi kembali,semakin menarik dari sisi penilaian
payback period
0
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
Kas Kumulatif -40.000 -22.000
-7.000
+4.000 +12.000
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
Kas Kumulatif
Proyek A
-40.000
Discounted Cash
- 40.000
Disconted Cash
+18.000
+ 18.000
+
1
1+ 0,15
-40.000
+15.000
+12.000
+8.000
+15.000
160
1.160
+
+
2
1+ 0,15
1+ 0,15 3
1+ 0,15 4
+15.652
+11.342
+7.890
+4.574
Net Present Value (NPV) negatif adalah indikasi penurunan nilai kekayaan akibat diambilnya suatu keputusan.
Semakin positif NPV proyek semakin disukai.
+12.000
+8.000
+7.890
+4.574
-40.000
+15.652
+11.342
= -542
Dapat diyakini bahwa discount factor 15% kebesaran, sehingga IRR proyek A harus lebih
kecil dari 15%.
NPV pada 14%
-40.000
+15.652
+11.342
+7.890
+4.574
= -167
Atau
IRR Proyek A
= 14% + (167/709) X 1 )%
= 14% + 0,23%
= 14,23%
BAB I
MANAJEMEN
PENDANAAN PENDIDIKAN
Dasar : 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah RI No 48 Tahun 2008; Tentang
Pendanaan Pendidikan
Pengelolaan dan Pendanaan :
a. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat
b. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten
c. Dana Pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
d. Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang
diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
e. Pemangku kepentingan pendidikan adalah orang, kelompok orang, atau
organisasi yang memiliki kepentingan dan/ atau kepedulian terhadap
pendidikan.
f. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintah di bidang
pendidikan.
1) Investasi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah, baik lahan
maupun selain lahan yang menghasilkan asset fisik dibiayai melalui belanja modal
dan/atau belanja barang sesuai peraturan perundang-undangan.
2) Investasi yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau pemerintah daerah untuk
meningkatkan kapasitas dan/atau kompetensi sumber daya manusia dan investasi lain
yang tidak menghasilkan asset fisik dibiayai melalui belanja pegawai dan/atau belanja
barang sesuai peraturan perundang-undangan.
3) Pengeluaran operasi personalia yang mlenjadi tanggung jawab Pemerintah atau
pemerintah daerah dibiayai melalui belanja pegawai atau bantuan sosial sesuai
peraturan perundang-undangan.
4) Pengeluaran operasi nonpendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah atau
pemerintah daerah dibiayai melalui belanja barang atau bantuan sosial sesuai
peraturan perundangan-undangan.
1)
2)
3)
BAB II
BIAYA INVESTASI
LAHAN PENDIDIKAN
1) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah
dan dialokasikan dalam anggaran Pemerintah.
2) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran daerah.
3) Pendanaan biaya investasi lahan satuan pendidikan bukan pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah
dan dialokasikan dalam Pemerintah.
4.
5.
6.
7.
2)
a. pemerintah
b. pemerintah daerah
c. masyarakat
d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan yang diperlukan
untuk pemenuhan rencana pengembangan program atau satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai kewenangan
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat
bersumber dari :
2)
Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai
kewenangannya dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
3)
1)
Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah
dan masyarakat.
2)
Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan yang bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan masyarakat.
Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah
Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah
3) Anggaran biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah yang dikembangkan menjadi taraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian integral dari
anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja
tahunan yang merupakan pelaksana dari rencana strategis satuan
pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia
pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
a. Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal,
yang terdiri atas :
1)
2)
BIAYA PERSONALIA
1)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tunjangan kehormatan bagi dosen tetap yang memiliki jabatan professor guru besar yang
ditugaskan oleh pemerintah atau penyelenggara/satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
g. Honorarium bagi guru honor yang ditugaskan oleh pemerintah.
h. Honorarium bagi personalia pendidikan kesetaraan, keaksaraan, dan pendidikan
nonformal lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat atas inisiatif
pemerintah.
2) Pendanaan biaya personalia dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang
diperlukan untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan
atau program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Masyarakat
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lain yang sah
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya non personalia yang diperlukan untuk
pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program pendidikan
yang diselengggarakan pemerintah menjadi bertaraf internasional
dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. Pemerintah
b. Pemerintah daerah
c. Masyarakat
d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
e. Sumber lain yang sah
2) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan
untuk pemenuhan rencana pengembangan satuan atau program
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah sesuai
kewenangannya menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal dapat bersumber dari:
a.
b.
c.
d.
e.
3)
Pemerintah
Pemerintah daerah
Masyarakat
Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
Sumber lain yang sah
Anggaran biaya nonpersonalia satuan pendidikan dasar
dan menengah yang dikembangkan menjadi bertaraf
internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus
merupakan bagian integral dari anggaran tahunan
satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana
strategis satuan pendidikan.
BIAYA PERSONALIA
1) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah daerah.
Beasiswa mencakup sebagian atau seluruh biaya pendidikan yang harus ditanggung
peserta didik, termasuk biaya pribadi peserta didik.
2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah diatur dengan
peraturan menteri atau peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa oleh pemerintah daerah sesuai
kewenangannya diatur dengan peraturan kepala daerah.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan
biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia
satuan pendidikan dilarang memungut biaya tersebut dari peserta didik,
orang tua atau wali peserta didik.
3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB III
TANGGUNG JAWAB PENDANAAN
PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA
SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
1) Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
2) Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal maupun
nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Tanggung jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sampai dengan terpenuhinya Standar
Nasional Pendidikan.
4) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan, dan pihak asing
dapat membantu pendanaan investasi untuk lahan satuan dan/atau program
pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan
yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Menteri dan
Peraturan agama sesuai dengan kewenangan masing-masing.
3)
4)
2)
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan
yang diperlukan untuk pengembangan satuan atau program
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi
bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal
dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. pemerintah
e. pemerintah daerah
f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau
g. sumber lain yang sah.
BIAYA INVESTASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
1) Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal,
yang diselengarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan sekurangkurangnya mencakup :
a. Gaji pokok
b. Tunjangan yang melekat pada gaji
c. Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen
d. Maslahat tambahan bagi guru dan dosen
2) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
perjanjian kerja antara penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat dengan masing-masing pendidik/tenaga
kependidikan, atau kesepakatan kerja bersama antara penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan dengan keseluruhan
pendidik/tenaga kependidikan.
3) Pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan pendidikan,
dan pihak asing dapat membantu pendanaan biaya personalia pada
satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang diselengarakan
masyarakat.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk
mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan
lokal, dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan menteri dan
peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
3)
4)
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar madrasah
pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran
pemerintah.
2)
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk
pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat
bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemerintah daerah
d. Peserta didik atau orang tua/walinya
e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya
f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lainnya yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan peraturan menteri dan
peraturan menteri agama sesuai kewenangan masing-masing.
BIAYA OPERASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau
satuan pendidikan yang bersangkutan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.
a.
b.
c.
1)
2)
3)
BIAYA NONPERSONALIA
1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai kewenangannya, wajib menerima bantuan
biaya nonpersonalia dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
2) Dalam hal terdapat penolakan terhadap bantuan biaya nonpersonalia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dilarang
memungut biaya tersebut dari peserta didik, orang tua atau wali peserta
didik.
3) Satuan pendidikan yang memungut biaya nonpersonalia sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
PENDANAAN PENDIDIKAN DI LUAR NEGERI
Tanggung jawab pendanaan satuan pendidikan yang dikelola oleh
pemerintah di luar negeri diatur dengan peraturan menteri.
BAB III
TANGGUNG JAWAB PENDANAAN
PENDIDIKAN OLEH PENYELENGGARA
SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN MASYARAKAT
BIAYA INVESTASI SATUAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
1) Lahan untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara
atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat harus memenuhi
Standar Nasional Pendidikan.
2) Pendanaan biaya investasi untuk lahan satuan pendidikan, baik formal
maupun nonformal, yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung
jawab penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3)
4)
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan pendidikan
yang diperlukan untuk mengembangkan satuan pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau
berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi selain lahan yang diperlukan
untuk pengembangan satuan atau program pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat menjadi bertaraf internasional
dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. pemerintah
e. pemerintah daerah
f. pihak asing yang tidak mengikat dan/ atau
g. sumber lain yang sah.
BIAYA INVESTASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA INVESTASI LAHAN PENDIDIKAN
Pendanaan investasi untuk lahan kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
BIAYA PERSONALIA
1)
a.
b.
c.
d.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya personalia yang diperlukan untuk
mengembangkan satuan atau program pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis
keunggulan lokal, dapat bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. Orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar
madrasah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam
anggaran pemerintah.
2) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar sekolah
pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sesuai kewenangannya dan
dialokasikan dalam anggaran pemerintah daerah.
3) Tanggung jawab pendanaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dilaksanakan sampai dengan terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya nonpersonalia yang diperlukan untuk
pengembangan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal, dapat
bersumber dari :
a. Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemerintah daerah
d. Peserta didik atau orang tua/walinya
e. Pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua/walinya
f. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lainnya yang sah.
BIAYA OPERASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara atau satuan
pendidikan yang bersangkutan.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PENDANAAN PENDIDIKAN OLEH MASYARAKAT DILUAR
PENYELENGGARA DAN SATUAN PENDIDIKAN YANG DIDIRIKAN
MASYARAKAT
TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK
ORANG TUA, DAN/ATAU WALI PESERTA DIDIK
Peserta didik, orang tua, dan/atau wali peserta didik bertanggung jawab atas
:
a. Biaya pribadi peserta didik
b. Pendanaan biaya investasi selain lahan untuk satuan pendidikan bukan
pelaksana program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan.
c. Pendanaan biaya personalia pada satuan pendidikan bukan pelaksana
program wajib belajar, baik formal maupun nonformal, yang diperlukan
untuk menutupi kekurangan pendanaan yang disediakan oleh
penyelenggara dan/ atau satuan pendidikan.
BAB V
SUMBER PENDANAAN
PENDIDIKAN
SUMBER PENDANAAN
1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
2) Prinsip keadilan berarti bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
3) Prinsip kecukupan berarti bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk
membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional
Pendidikan.
4) Prinsip keberlanjutan berarti bahwa pendanaan pendidikan dapat digunakan
secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang
memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
1)
2)
a.
b.
c.
d.
3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
PUNGUTAN
Pungutan oleh satuan pendidikan dalam rangka memenuhi tanggung jawab
peserta didik, orang tua dan/atau walinya wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a.Didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan
dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran
tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
b.Perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf
a diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan
pendidikan.
c.Dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama satuan
pendidikan.
d.Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan
terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan.
e.Tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu
secara ekonomis.
f. Menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh satuan pendidikan
g. Digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a
h. Tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta
didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
i. Sekurang-kurangnya 20% (dua puluh pesen) dari total dana pungutan peserta
didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan.
j. Tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
kesejahteraan anggota komite sekolah/madrasah atau lembaga representasi
pemangku kepentingan satuan pendidikan.
k. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit oleh akuntan
publik dan dilaporkan kepada menteri, apabila jumlahnya lebih dari jumlah
tertentu yang ditetapkan oleh menteri.
l. Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggung jawabkan
oleh satuan pendidikan secara transparan kepada pemangku kepentingan
pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik dan penyelenggara satuan
pendidikan.
m. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
WEWENGANG MENTERI
Menteri atau menteri agama, sesuai kewenangan masing-masing, dapat
membantalkan pungutan apabila melanggar peraturan perundangundangan atau dinilai meresahkan masyarakat.
PENJELASAN
Apabila dana pungutan yang diterima satuan pendidikan pada suatu
tahun ajaran melebihi jumlah dana yang diperlukan menurut
perencanaan investasi dan/atau operasi maka kelebihannya
dimasukkan dalam anggaran tahun berikutnya.
BIMBINGAN PENDIDIKAN
1) Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan
pendidikan yang sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan
secara sukarela di luar yang telah diatur.
2) Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan yang
bersumber dari peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit oleh
akuntan publik, diumunkan secara transparan di media cetak berskala
nasional, dan dilaporkan kepada menteri apabila jumlahnya lebih besar
dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri.
BENTUK SUMBANGAN
1) Bantuan dari pihak asing berbentuk utang atau hibah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Bantuan dari pihak asing kepada penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat dilaporkan ke pada menteri atau menteri
agama, dan menteri keuangan.
DANA PENGEMBANGAN
1) Satuan pendidikan dapat memiliki dana pengembangan.
2) Dana pengembangan terdiri atas pokok dana pengembangan dan hasil
pengelolaan pokok dana pengembangan.
3) Pokok dana pengembangan dapat bersumber dari :
a. Bantuan pemerintah
b. Bantuan pemerintah daerah
c. Bantuan masyarakat di luar peserta didik atau orang tua/walinya
d. Sebagian dana peningkatan mutu pendidikan.
e. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat
f. Sumber lain yang sah.
BAB VI
PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN
Prinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, penyelenggaraan dan satuan, penyelenggara dan satuan pendidikan
yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas :
a.Prinsip umum
b.Prinsip khusus
PRINSIP UMUM
Prinsip umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 huruf a adalah :
a.Prinsip keadilan
b.Prinsip efisisensi
c.Prinsip transparansi
d.Prinsip akuntabilitas publik
a. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilkan
opini audit wajar tanpa perkecualian.
b. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan.
5) Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan
pertanggungjawabkan atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara
atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
PRINSIP KHUSUS
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga penyelenggara atau
satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Pengelolaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga penyelenggara atau satuan pendidikan, serta peraturan satuan
pendidikan.
3)
4)
PENERIMAAN DANA
1)
2)
PERENCANAAN
Perencanaan anggaran pendidikan oleh pemerintah harus
sejalan dengan :
a.
b.
c.
d.
REALISASI PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN
1) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah dilaksanakan melalui sistem
anggaran pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Penggunaan dana pendidikan oleh pemerintah daerah dilaksanakan melalui
sistem anggaran pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan undangan.
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH
1) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah dilaksanakan melalui sistem anggaran pemerintah daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan melalui
mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
penyelengggara atau satuan pendidikan, serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
PERTANGGUNGJAWABAN
1) Dana pendidikan pemerintah dan pemerintah daerah
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan pearaturan perundang-undangan.
3) Dana pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran
rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang
bersangkutan.
BAB VII
PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN
PADA APBN
1) Anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi pendidikan
pada sektor pendidikan dalam angaran pendapatan dan
belanja Negara setiap tahun anggaran sekurang-kurangnya
dialokasikan 20% (dua puluh perseratus) dari belanja Negara.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai alokasi diatur oleh menteri
keuangan.
Analisis Keuangan
Jaja Suteja
Rasio SOLVABILITAS
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang
tepat pada waktunya
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila
perusahaan di liquidasi
Liquiditas
Current Ratio:
Aktiva lancar X 100%
Hutang lancar
Quick Ratio
Aktiva lancar persediaan X 100%
Hutang lancar
Rasio Solvabilitas
Jangka Panjang
RASIO
PROFITABILITAS
1.
2.
3.
PENDAPATAN NETTO
TOTAL MODAL SENDIRI
LABA BERSIH
JUMLAH SAHAM YANG DIKELUARKAN
RASIO AKTIVITAS
RASIO AKTIVITAS
MENGUKUR EFISIENSI DALAM PENGGUNAAN
SUMBER DAYA SUATU PERUSAHAAN BERKAITAN
DENGAN PROFITABILITAS
MEMPERLIHATKAN PERUSAHAAN YANG
MEMPEROLEH LEBIH BANYAK KEUNTUNGAN
DIBANDING PERUSAHAAN LAIN PADA SUMBER DAYA
YANG SAMA
RASIO PERPUTARAN
PERSEDIAAN
MENGUKUR RATA-RATA
JUMLAH PERSEDIAAN DIJUAL
DAN DI STOCK LANG SELAMA SETAHUN
BAB 2
Capital Budgeting: Kriteria Keputusan
Haruskah saya membangun
pabrik tersebut ?
Plant;Property,Equiptment
Penganggaran Modal
( capital bugeting )
Keseluruhan proses perencanaan
dan pengambilan keputusan
Mengenai pengeluaran dana
Dengan jangka waktu lebih dari
satu tahun
Langkah langkah:
1. Estimasikan aliran kas baik kas masuk maupun kas keluar
2. Hitung risiko yang dikandung dari aliran kas, baik CIFs
maupun COFs
3. Tentukkan nilai k = WACC untuk
4.
5. Terima proyek, apabila NPV > 0 dan atau IRR > WACC.
NN
NN
NN
Kriteria Investasi
1. Payback
Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan
mengembalikan investasi seperti semula, melalui
proceeds yang dihasilkan setiap periode
Misalnya terdapat 2 (dua) proyek, yaitu proyek L dan S:
2.4
60 100
-30
0
80
50
Payback Period
CFt
Cumulative
Projek
L
-100
-100
= 2
10
-90
+
30/80
= 2.375 years
-100
Cumulative -100
PaybackS
1.6 2
70 100 50
20
-30
40
= 1 + 30/50
0 20
= 1.6 years
Proyek
S
10%
10
60
80
CFt
-100
PVCFt
-100
9.09
49.59
60.11
Cumulative
-100
-90.91
-41.32
18.79
Discounted
payback
3.NPV
Konsep Net Preseng Value merupakan
investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan tingkat diskonto (discount rate) tertentu
CFt
.
t
t 0 1 k
NPV
NPV
t 1
CFt
1 k
CF0 .
10%
-100.00
9.09
49.59
60.11
18.79 = NPVL
10
60
80
NPVS = $19.98.
CF0
Cost
CF1
CFt
0.
t
t 0 1 IRR
2
CF2
Inflows
3
CF3
IRR = ?
-100.00
PV1
PV2
PV3
0 = NPV
10
60
80
IRRL = 18.13%.
IRRS = 23.56%.
NPVL
50
33
19
7
(4)
NPVS
40
29
20
12
5
NPV ($)
60
0
50
Crossover
Point = 8.7%
40
10
30
15
20
20
0
0
-10
NPVS
40
29
20
12
5
IRRS = 23.6%
10
NPVL
50
33
19
7
(4)
10
15
20
23.6
IRRL = 18.1%
k > IRR
and NPV < 0.
Reject.
IRR
k (%)
NPV
L
8.7 k
IRRS
%
IRRL
Harga proyek
= XX
(+) Biaya pemasangan
= XX
(-) Proceed atas penjualan aset lama = XX
(+) Pajak atas penjualan aset
= XX
net investment
= XX
Contoh
Pada suatu perusahaan 4 tahun yang lalu
membeli mesin dengan harga Rp 100.000,- yang
usia teknisnya 10 tahun. Mesin ini dijual
sekarang dengan harga Rp 110.000,-. Capital
gain tax rate 30 % dan normal tax rate 50%.
Mesin baru bila dibeli akan diperoleh dengan
harga Rp 200.000,- Biaya pemasangan Rp
50.000,- (instalation cost).
Berapa besarnya net investment?.
Capital gain = Rp. 110.000,- Rp. 100.000,- = Rp. 10.000,Nilai buku mesin lama = Rp. 100.000,- Rp. 40.000,- = Rp. 60.000,Normal gain = Rp. 40.000,- (nilai yang sudah dipakai)
Total pajak yang harus dikeluarkan :
Capital gain : Rp. 10.000,- x 30 % = Rp. 3.000,Normal gain : Rp. 40.000,- x 50 % = Rp. 20.000,- +
Total = Rp. 23.000,Harga mesin baru
(+) Biaya pemasangan
PV of Proceeds,
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
x DF
x DF
x DF
x DF
Total PV
Rp.
Net Investment
NPV
PI atau B/C Ratio =
PV of Proceeds
Net Investment
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Contoh :
Dua Proyek, yaitu A dan B, masing-masing membutuhkan investasi sebesar Rp. 800.000,-. Cost of Capital perusahaan diketahui
10%. Pola Cash Flow (EAT + Depresiasi) adalah sebagai berikut :
Tahun
Proyek
A
1.
Rp. 400.000,-
Rp. 100.000,-
2.
Rp. 400.000,-
Rp. 200.000,-
3.
Rp. 200.000,-
Rp. 200.000,-
4.
Rp. 100.000,-
Rp. 200.000,-
5.
Rp. 300.000,-
6.
Rp. 400.000,-
a.
b.
c.
d.
e.
NPV
PI
IRR
Payback
ARR
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Total PV
Rp. 945.500,-
Net Investment
Rp. 800.000,-
NPV
Rp. 145.500,-
Bab 3
Perusahaan U
Tanpa Hutang
$20,000 dalam aset
40% tarif pajak
Perusahaan L
$10,000 12% Hutang(debt)
$20,000 dalam aset
40% tarif pajak
Prshn U
EBIT
$3,000
Bunga
0
EBT
$3,000
Pajak (40%) 1 ,200
NI (net incoem)
$1,800
ROE=(NI/TE)
9.0%
Prshn L
$3,000
1,200
$1,800
720
$1,080
10.8%
ROE L >
ROE U
= $1,800.
= $1,080 + $1,200 = $2,280.
= $480.
Pajak yg dibayar:
U: $1,200; L: $720.
Perbedaan = $480.
Ketidakpastian mengenai pendapatan operasi masa depan Uncertainty about future operating income (EBIT).
Probability
High risk
E(EBIT)
EBIT
(More...)
Rev.
Rev.
} Profit
TC
TC
FC
FC lebih
banyak
FC
QBE
Sales
QBE
Sales
(More...)
Kemungkinan
EBITL
EBITH
Risiko Bisnis
Business
=
+
risk
Risiko Perusahaan = ROE.
Financial
.
risk
Risiko bisnis
= ROE(U).
Risiko finansial
= ROE - ROE(U).
Prob.
EBIT
Bunga
EBT
Pajak (40%)
NI
Kondisi Ekonomi
Buruk
Rata-rata. Baik
0.25
0.50
0.25
$2,000
$3,000
$4,000
0
0
0
$2,000
$3,000
$4,000
800
1,200
1,600
$1,200
$1,800
$2,400
Prob.*
EBIT*
buga
EBT
Pajak (40%)
NI
Kondisi Ekonomi
Bad
Avg.
Good
0.25
0.50
0.25
$2,000
$3,000
$4,000
1,200
1,200
1,200
$ 800
$1,800
$2,800
320
720
1,120
$ 480
$1,080
$1,680
EBIT/TA)
NI/TE)
Baik
20.0%
12.0%
12.0%
8
Firm U
Buruk
Rerata.
BEP
10.0%
15.0%
ROI*
6.0%
9.0%
ROE
6.0%
9.0%
TIE
Firm L
Bad
Avg.
BEP=(
10.0%
15.0%
ROI*
8.4%
11.4%
ROE=(
4.8%
10.8%
TIE= (EBIT/bunga)
1.7x
2.5x
*ROI = (NI + Interest)/Total financing.
Good
20.0%
14.4%
16.8%
3.3x
Ukuran Profitabilitas:
E(BEP)
E(ROI)
E(ROE)
U
15.0%
9.0%
9.0%
L
15.0%
11.4%
10.8%
Ukuran risiko:
CVROE
E(TIE)
2.12%
0.24
8
ROE
4.24%
0.39
2.5x
Kesimpulan
Basic earning power = BEP = EBIT/Total assets yang tidak dipengaruhi
oleh leverage.
ROE dan ROI perusahaan L > ROE dan ROI u, karena adanya tax saving
Besarnya tax saving(penghematan pajak)
= taxes rate*interest expenses.
Perusahaan dengan hutang (FirmsL) memiliki ROE dan EPS yang lebih
tinggi sebab adanya beban bunga pada kondisi ekonomi baik.
(More...)
MM Theory:
Ada ajak Perusahaan (Corporate Taxes)
Ketika ada pajak, maka perusahaan yang menggunakan
hutang lebih menguntungkan dari pada menggunakan
modal sendiri.
Dengan adanya pajak perusahaan, manfaat leverage
finansial diatas risikonya oleh karenanya akan lebih
banyak lagi aliran EBIT masuk pada para invetsor.
Perusahaan seharusnya menggunakan hampir mendekati
100% pemenuhan kebutuhan pendanaan melalui hutang
untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Persamaan Hamada
(Hamadas Equation)
MM theory menjelaskan bahwa beta berubaha
sehubungan dengan adanya leverage.
bU beta bagi perusahaan tidak berutang (the unlevered
beta)
bL = bU(1 + (1 - T)(D/E))
Dimana bL = beta untuk perusahaan yg menggunakan
hutang (bL = )
Dalam prakteknya D/E diukur dengan nilai buku hutang
terhadap modal sendiri.
PV Tax Shield
PV Costs Of Distress
Value of levered firm
Value If All
Equity Financed
Optimum
Debt Ratio
D/E
Teori Signal
(Signaling Theory)
MM Teori mengasumsikan bahwa para investor dan
manajer memiliki informasi yang sama.
Akan tetapi, Manajer seringkali memiliki informasi yang
lebih baik, oleh karenanya mungkin:
menjual saham jika overvalued.
Menjual Obligasi jika saham undervalued.
Para investor / pasar sebenarnya memahami akan hal ini, oleh
karena itu mereka memandang penjualan saham sebagai
signal negatif.
Jadi, apa implikasinya bagi manajer ? (Implications for
managers) ?
CHAPTER 5
DISTRIBUSI EARNINGS PADA PEMILIK:
KEBIJAKAN DIVIDEN dan PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
PERUSAHAAN
Bird-in-the-Hand Theory
Investors berpikir bahwa dividen lebih kecil
risikonya dari pada potesi capital gains masa
depan, hence they like dividends.
Jika begitu, Investor membayar dividen akan
memberikan nilai perusahaan yang makin tinggi,
high P0.
Implication
Any payout OK
Set high payout
Tax preference
Indifference
30
20
Tax preference
10
50%
100%
Rasio pembayaran
15
Indifference
10
Bird-in-Hand
50%
100%
Rasio Pembayaran
Net
income
[( )( )]
Target
equity
ratio
Total
.
capital
budget
Payout ratio
38.29
13.70
38.06
67.09
n/a
24.91
51.96
55.00
67.35
*None of the internet companies included in the Value Line Investment Survey paid a dividend.
Advantages of Repurchases
Pemilik saham dapat melakukan penawaran pada harga
tertentu atau tidak
Membantu menghindari penetapan dividen tinggi yang
pada masa depan sulit untuk dipertahankan.
Pembelian saham perusahaan dapat digunakan sebagai
takeover atau menjual kembali u/meningkatkan kas yang
dibutuhkan.
Pendapatan yang diterima sebagai capital gains dari pada
dividen yang dinai tarif pajak yang lebih tinggi.
Para pemegang saham menganggap sebagai signal positif--manajemen berpikir nahwa saham undervalued.
Bab 5
Analisis
Analisis Laporan
Laporan
Keuangan
Keuangan
2001 Prentice-Hall, Inc.
Fundamentals of Financial Management, 11/e
Jaja Suteja, SE., M.Si
Laporan Keuangan
Kerangka Kerja Analisis
Analisis Rasio
Analisis Trend
Common-Size dan Analisis Indeks
Pengguna
Pengguna Internal
Internal Analisis
Analisis
Laporan
Laporan Keuangan
Keuangan
Perencana -- Lebih memfokuskan pada
penilaian posisi keuangan saat ini dan evaluasi
peluang potensial perusahaan .
Pengawas -- Lebih memfokuskan pada ROI
untuk beragam asset dan efisiesni asset.
Sebuah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total assets = total liabilities +
owners equity
Kas.
$ 90 Piutang
Usaha.c
394
Persediaan
696
Biaya dibayar dimuka d
5
AK Pajak dibayar
10
Aktiva Lancare $ 1,195
Aktiva Tetap (@Cost)f 1030 Dik:
Ak.Penyusutang
(329)
Aktiva Tetap Bersih $ 701
Investasi
50
Aset lainya
223
Total Assets b $2,169
Wesel Bayar
$ 290 Utang
Dagangc
94 Pajak Yg
Msh hrs dibyr d 16 Utang yg hrs
dibyr lainya. d 100
Utang Lancar. e $ 500
Utang Jk Panjangf
530
Modal sendiri pemilik
Saham Biasa ($1 par) g
200
Tambahan Dlm Modalg
729
Laba Ditahan h
210
Total MS
$1,139
Total Utang & MSa,b $2,169
Penjualan Bersih
$ 2,211
Harga Pokok Penjb
1,599 Laba
Kotor $ 612 Biaya Adm
umumc
402
EBITd
$ 210
Biaya bungae
59
EBT f
$ 151 Pajak
Pendapatan
60
EATg
$
91 Dividen
kas
38 Laba ditahan
$
53
KERANGKA KERJA
ANALISIS FINASIAL
Komponen Trend / Musiman
Berapa besar dana yang akan diperlukan dimasa
yang akan datang ?
1. Analsis Kebutuhan
Dana Perusahaan
Rasio Keuangan
Analisis Kebutuhan
dana perusahaan
1.
2.
3.
4.
Individual
Sepanjang waktu
Secara Kombinasi
Secara Perbandingan
Contoh::
Contoh
Volatilitas penjualan
Volatilitas biaya
dll
Penentuan dana
Yang dibutuhkan
Oleh
perusahaan.
Seorang manajer
keuangan hrs
mempertimbangka
n ketiga faktor
tersebut ketika
menentukan
kebutuhan
pendanaan
Perusahaan
1. Analisis Kebutuhan
dana perusahaan.
2. Analisis kondisi keuangan
dan profitabilitas perusahaan.
3. Analisis Risiko Bisnis.
Penentuan
pendanaan
perusahaan.
Negosiasi
Dengan
Pemasok
Atau penyedia
dana.
Penggunaan
Penggunaan analisis
analisis rasio
rasio
Rasio Keuangan merupakan
indeks yang terkait pada
dua jenis angka akuntansi
yang diperoleh dengan
membagi satu dengan yang
lainnya.
Jenis jenis
Perbandingan:
( Perbandingan internal
(
Perbandingan
Eksternal
Contoh :
PT. GOLDEN
MISSISSIPI
PT. INDOFOOD
SUKSES MAKMUR
Dan juga Rasio
Keuangan Industri
1. Rasio Likuiditas
Rasio Neraca
Rasio Likuiditas
Menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk
menutup hutang jk
pendeknya dengan aktiva
lancar
$1,195
$500
= 2.39
PT. ABC
2.39
2.26
1.91
Industry
2.15
2.09
2.01
Rasio Likuiditas
Rasio Neraca
Rasio Likuiditas
Menunjukan kemampuan
perusahaan untuk menutup
utang lancarnya dengan aset
yang paling likuid.
$1,195 - $696
$500
= 1.00
PT. ABC
1.00
1.04
1.11
Industry
1.25
1.23
1.25
Ratio Value
2.5
2.3
2.1
1.9
1.7
1.5
2001
2002
Analysis Year
2003
Ratio Value
1.5
1.3
PT. ABC
Industry
1.0
0.8
0.5
2001
2002
Analysis Year
2003
2.
2. Rasio
Rasio Leverage
Leverage Keuangan
Keuangan
Rasio Neraca
Rasio Leverage
Finansial
Menunjukkan perluasan
usaha yang didanai oleh
utang.
= .90
PT.ABC
.90
.88
.81
Industry
.90
.90
.89
Rasio Leverage
Keuangan
Total Utang
Total Aktiva
PT.ABC Per 31 Desember , 2003
Menunjukkan persentase
kekayaan perusahaan yang
didanai dari
Utang
$1,030
$2,169
= .47
PT.ABC
.47
.47
.45
Industry
.47
.47
.47
c. Total Kapitalisasi
(i.e., LT-Debt + Equity)
Total Utang
Total Kapitalisasi
PT. ABC Per 31 Desember,
2003
$1,030
$1,669
= .62
PT. ABC
.62
.62
.67
Industry
.60
.61
.62
Rasio
Rasio Pembayaran
Pembayaran beban
beban bunga
bunga
Rasio Laba rugi
EBIT
Beban bunga
Rasio Penutupan
Menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menutup
beban bunga .
= 3.56
Perbandingan Rasio
Penutupan Beban Bunga
Rasio Penutupan Beban Bunga
Year
2003
2002
2001
PT. ABC
Industry
3.56
5.19
4.35
5.02
10.30
4.66
Ratio Value
11.0
9.0
PT. ABC
Industry
7.0
5.0
3.0
2001
2002
Analysis Year
2003
Ringkasan
Ringkasan Analisis
Analisis Trend
Trend
Penutupan
Penutupan
u
Rasio Aktivitas
Rasio neraca/
laba rugi
a. Perputaran Piutang
(Asumsi semua penjualan secara kredit)
Penjualan kredit bersih tahunan
Piutang Dagang
Rasio Aktivitas
$2,211 = 5.61
$394
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba rugi
Rasio Aktivitas
Jumlah rata-rata hari
dimana piutang beredar di
pelanggan
(or RT in days)
= 65 days
Perbandingan Rasio
Aktivitas
Periode Pengumpulan rata-rata
Year
2003
2002
2001
PT. ABC
65.0
71.1
83.6
Industry
65.7
66.3
69.2
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba-
Rasio Aktivitas
$1551
= 16.5
$94
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laporan LabaRugi
Rasio Aktivitas
Jumlah hari rata-rata utang
beredar di pelanggan
d. PT dalam hari
Hari dalam satu tahun
Perputaran utang
PT. ABC per 31 Desember,
2003
365
16.5
= 22.1 days
Perbandingan Rasio
Aktivitas
Perputaran Utang dalam hari
Year
2003
2002
2001
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba Rugi
Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas
praktek manajemen
persediaan perusahaan.
e. Perputaran Persediaan
Harga pokok penjualan
Persediaan
PT. ABC Per 31 Desember,
2003
$1,599 = 2.30
$696
Perbandingan Rasio
AKtivitas
Rasio Perputaran persediaan
Year
2003
2002
2001
PT. AB
2.30
2.44
2.64
Industry
3.45
3.76
3.69
Rasio
Rasio Perputaran
Perputaran PersediaanPersediaanAnalisis
Analisis Perbandingan
Perbandingan
Trend Analysis of Inventory Turnover Ratio
Ratio Value
4.0
3.5
PT.ABC
Industry
3.0
2.5
2.0
2001
2002
Analysis Year
2003
Rasio Aktivitas
Rasio Neraca/
Laba rugi
Penjualan kredit
Total aktiva
PT. ABC per 31 Desember, 2003
Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas
Perusahaan Secara keseluruhan dalam
memanfaatkan aktiva-nya untuk
menghasilkan penjualan.
$2,211 = 1.02
$2,169
Perbandingan RAsio
Aktivitas
Rasio Perputaran aktiva
Year
2003
2002
2001
PT. ABc
1.02
1.03
1.01
Industry
1.17
1.14
1.13
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi
Rasio Profitabilitas
Menunjukkan efisiensi
operasi dan kebijakan
penentuan harga .
Perbandingan Rasio
Profitabilitas
Gross Profit Margin [GPM]
Year
2003
2002
2001
35.0
32.5
PT. ABC
Industry
30.0
27.5
25.0
2001
2002
Analysis Year
2003
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi
Rasio profitabilitas
Menunjukkan profitabilitas
perusahaan setelah
memperhitungkan biaya dan
pajak.
Perbandingan RAsio
Profitabilitas
Net Profit Margin
Year
2003
2002
2001
PT. ABc
Industry
4.1%
8.2%
4.9
8.1
9.0
7.6
Perbandingan
Perbandingan Analisis
Analisis Trend
Trend
NPM
NPM (Net
(Net Profit
Profit Margin)
Margin)
10
9
8
PT. ABC
Industry
7
6
5
4
2001
2002
Analysis Year
2003
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/
Laba rugi
Rasio Profitabilitas
Menunjukkan profitabilitas
aset perusahaan (setelah
pajak dan biaya-biaya)
c. Return on Investment
Net Profit after Taxes
Total Assets
For PT. ABC December 31,
2003
$91
= .042
$2,160
Perbandingan
Rasio Profitabilitas
Return on Investment
Year
2003
2002
2001
PT. ABC
4.2%
5.0
9.1
Industry
9.8%
9.1
10.8
12
10
PT. ABC
Industry
8
6
4
2001
2002
Analysis Year
2003
Rasio Profitabiltas
Rasio Neraca/
Laba rugi
d. Return on Equity(ROE)
Rasio Profitabilitas
Menunjukan profitabilitas
bagi pemegang saham
perusahaan (setelah biayabiaya dan pajak)
$91
= .08
$1,139
Perbandingan Rasio
profitabilitas
Return on Equity [ROE]
Year
2003
2002
2001
21.0
17.5
PT. ABC
Industry
14.0
10.5
7.0
2001
2002
Analysis Year
2003
Common-size Analysis
An analysis of percentage financial
statements where all balance sheet items
are divided by total assets and all income
statement items are divided by net sales or
revenues..
revenues
2001
2002
2003
Common-Size (%)
2001
2002
2003
Cash
AR
Inv
Other CA
148
283
322
10
100
410
616
14
90
394
696
15
12.10
23.14
26.33
0.82
4.89
20.06
30.14
0.68
4.15
18.17
32.09
0.69
Tot CA
Net FA
LT Inv
Other LT
763
349
0
111
1,140
631
50
223
1,195
701
50
223
62.39
28.54
0.00
9.08
55.77
30.87
2.45
10.91
55.09
32.32
2.31
10.28
1,223
2,044
2,169
100.0
100.0
100.0
Tot Assets
2001
2002
2003
Common-Size (%)
2001
2002
2003
Note Pay
Acct Pay
Accr Tax
Other Accr
290
81
13
15
295
94
16
100
290
94
16
100
23.71
6.62
1.06
1.23
14.43
4.60
0.78
4.89
13.37
4.33
0.74
4.61
Tot CL
LT Debt
Equity
399
150
674
505
453
1,086
500
530
1,139
32.62
12.26
55.11
24.71
22.16
53.13
23.05
24.44
52.51
Tot L+E
1,223
2,044
2,169
100.0
100.0
100.0
2002
2003
Common-Size (%)
2001
2002
2003
1,235
849
2,106
1,501
2,211
1,599
100.0
68.7
100.0
71.3
100.0
72.3
Gross Profit
Adm.
386
180
605
383
612
402
31.3
14.6
28.7
18.2
27.7
18.2
EBIT
Int Exp
206
20
222
51
210
59
16.7
1.6
10.5
2.4
9.5
2.7
EBT
186
171
151
15.1
8.1
6.8
EAT
112
103
91
9.1
4.9
4.1
Cash Div
50
50
50
4.0
2.4
2.3
Index Analyses
An analysis of percentage financial statements
where all balance sheet or income statement
figures for a base year equal 100.0 (percent)
and subsequent financial statement items are
expressed as percentages of their values in the
base year.
PT. ABC
Indexed Balance Sheets
Regular (thousands of $)
Assets
2001
2002
2003
Indexed (%)
2001
2002
2003
Cash
AR
Inv
Other CA
148
283
322
10
100
410
616
14
90
394
696
15
100.0
100.0
100.0
100.0
67.6
144.9
191.3
140.0
60.8
139.2
216.1
150.0
Tot CA
Net FA
LT Inv
Other LT
763
349
0
111
1,140
631
50
223
1,195
701
50
223
100.0
100.0
100.0
100.0
149.4
180.8
inf.
200.9
156.6
200.9
inf.
200.9
1,223
2,044
2,169
100.0
167.1
177.4
Tot Assets
PT. ABC
Indexed Balance Sheets
Regular (thousands of $)
Liab+Equity
2001
2002
2003
Indexed (%)
2001
2002
2003
Note Pay
Acct Pay
Accr Tax
Other Accr
290
81
13
15
295
94
16
100
290
94
16
100
100.0
100.0
100.0
100.0
101.7
116.0
123.1
666.7
100.0
116.0
123.1
666.7
Tot CL
LT Debt
Equity
399
150
674
505
453
1,086
500
530
1,139
100.0
100.0
100.0
126.6
302.0
161.1
125.3
353.3
169.0
Tot L+E
1,223
2,044
2,169
100.0
167.1
177.4
2002
2003
Indexed (%)
2001
2002
2003
1,235
849
2,106
1,501
2,211
1,599
100.0
100.0
170.5
176.8
179.0
188.3
Gross Profit
Adm.
386
180
605
383
612
402
100.0
100.0
156.7
212.8
158.5
223.3
EBIT
Int Exp
206
20
222
51
210
59
100.0
100.0
107.8
255.0
101.9
295.0
EBT
186
171
151
100.0
91.9
81.2
EAT
112
103
91
100.0
92.0
81.3
Cash Div
50
50
50
100.0
100.0
100.0
Penilaian Saham
(Stock Valuation)
Jaja Suteja
Kompleks Bogenville Estate
H-2 Antapani Bandung 40291
Kuliah 7
Penilaian Saham
(Stock Valuation)
Karakteristik Saham:
1.Preferen stock:
fix,
no control,
get paid before common.
1.Common stock (biasa):
control,
dividen (tidak jaminan),
capital gain,
get paid last
Nilai saham sama seperti finansial assets yang lainnya adalah
present value dari aliran kas di masa yang akan datang
Div1 P1 P0
Expected Return r
P0
Div1 P1 P0
Expected Return r
P0
P0
...
1
2
(1 r )
(1 r )
(1 r ) H
3.00
3.24
350
. 94.48
PV
1
2
3
(1.12) (1.12)
(1.12)
PV $75.00
D0 (1 g )
P0
(K s g )
= Rp. 33,33
Jawab
D1 = D0 (1+ 0,20) = 200 (1,20) = 240
D2 = D0 (1+0,20)2 = 200 (1,44) = 288
PV1 (D1, D2) = 240/(1+0,18)+288/(1+0,18)2
= 203,39 + 206,84= 410,23
P2
D3
(K s g )
P2
302,40
2.326P D2 (1 0.05)
2
(18% 5%)
(18% 5%)
288(1 0.05)
P2
(18% 5%)
P2
302,40
2.326
(18% 5%)
More Example
2. Perusahaan Yahoo selama ini membagikan dividen
yang jumlahnya berbeda sesuai dgn pertumbuhan
perusahaan. Perusahaan memperkirakan kenaikan
pendapatan sebesar 30% per tahun selama 3 tahun
mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan
menurun menjadi 10% per tahun untuk selamanya.
Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar
16%.Dividen terakhir yang dibagikan adalah 1,82/
lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?
Answer
D0 = 1,82
D1 = D0 ( 1+0,30 ) = 1,82 (1,30) = 2,366
D2 = 1,82 (1+0,30 )2
= 3,070
D3 = 1,82 (1+0,30)3
= 3,999
D4 = 3,999 (1+0,10)
= 4,399
PV1 (D1,D2, D3) =
P3 = D4 / Ks g
= 4,399/ 0,16 0,10
= 73,32
PVP3 = 73,32 / (1+0,16)3
=46,97
Jadi harga saham
P0 = PV (D1,D2,D3)+ PVP3
= 6,89 + 46,97 = 53,86
No Free Lunches
Technical Analysts
Convertible Security
Obligasi atau saham preferen yang dapat
ditukarkan/dikonversikan menjadi saham
biasa dalam waktu dan kondisi yang telah
ditentukan.
Berbeda dgn warrant, pengkonversian tidak
menambah dana tambahan bagi perusahaan.
Utang/ obligasi atau saham preferen hanya
digantikan dengan saham biasa di balance
sheet ( neraca )
Right Issue
Para pemegang saham mempunyai hak option
untuk membeli sejumlah saham baru.
Setiap pemegang saham mempunyai satu
right untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
Apabila pemegang saham tidak ingin membeli
tambahan saham baru maka ia bisa menjual
rights nya ke orang yang mau membel saham
tersebut.
Tugas
1. What is the value of a stock that expects to
pay a $3 dividend next year, and then
increase the dividend at a rate of 8% per
year, indefinitely? Assume a 12% expected
return. Use Gordon Model
2. If the same stock is selling for $100 in the
stock market, what might the market be
assuming about the growth in dividends?