PENDAHULUAN
Adanya limbah B 3 (Bahan
pelaku
mempromosikan
fakta
tersebut
perlakuan
bahwa
limbah
biologis
pada
limbah
pertambangan
sianida
kerap
sebagai
saja
manusia.
Simange 2010).
bisa
berakibat
(Wahli,
fatal
2007
bagi
dalam
Limbah
dapat
dari
limbah
industri,
hasil
Dunggilata
mencemari
B
air
seperti
pengolahan
yang
dihasilkan
limbah
emas.
Dalam
Kecamatan
Bulawa
sensorik,
limbah
merkuri
cair
yang
dan
mengandung
sianida
kolaps
kardiovaskular,
adalah
kematian.
pengolahan.
Dunggilata
Kecamatan
Bulawa
menimbulkan
di
estetika
tanah,
Lingkungan
kemudian
permasalahan
hari,
sungai
yaitu
dan
kesehatan
Hidup
Nomor.
202
Provinsi
hal
berdampak
Gorontalo
ini
dibiarkan
pada
bahwa
maka
pada
akan
pencemaran
Dampak
sianida
menimbulkan
efek
berpotensi
toksik
bagi
dilakukan
(Arisandi, 2006).
dengan
proses
limbah cair.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
deskriptif
kuantitatif
penelitian
dengan
Experimen
Tubuh
tidak berbatang,
berdaun
menggunakan
quasi
metode
adalah
sebuah
pengontrolannya
cm
Emas
dengan
pertulangan
sejajar
Tanpa
tidak
Izin
dilakukan
(PETI)
yang
terletak
hijau
kebiruan
(Ramey,
2001).
di
desa
Dunggilata,
penelitian
yang
diamati
adalah
natrium
sebelum
dan
sesudah
perlakuan
karbonat
10%,
larutan
b. Persiapan Penanaman
Hal
pertama
yang dilakukan
Adapun
prosedur
kerja
dalam
Universitas
Negeri
Aklimatisasi
Gorontalo.
dilakukan
emas
Dunggilata
ml,
batang
pengaduk,
pipet
yang
berlokasi
Kecamatan
c. Uji Pendahuuan
Limbah
apu,
limbah
cair
Desa
Bulawa
Gorontalo.
Kayu
di
yang
cair
terlebih
dahulu
(CN)
dengan
menggunakan
karbonat
10%,
kemudian
limbah
cair
yang
mengandung
30
kompleks
dengan
mencari
spektrofotometer
pada
gelombang
nm
2009).
aquades
untuk
menit
untuk
warna
608
memberikan
merah,
lalu
panjang
(Julistiana,
d. Perlakuan Fitoremidiasi
kemudian
30
menit
kompleks
untuk
warna
memberikan
merah,
dilanjutkan
dengan
lalu
Setelah
tabel
pelakuan
fitoremediasi,
untuk
selanjutnya
dideskripsikan.
Hasil Penelitian
kali pengulangan.
Penelitian
e. Uji Akhir
Uji
akhir
dengan
Bolango,
UV-Vis
sama
(PETI).
(langkah-
dengan
uji
hasil
Tanpa
Izin
PETI
oleh
Desa
dalam
dalam
penelitian
ini
pengamatan
penampungan
yang
dibiarkan
dan
Gorontalo
di
terdapat
Emas
Aktifitas
penambang
pendahuluan).
Data
dimana
Penambangan
menggunakan
langkahnya
di
Spektroskopi
dilakukan
dilakukan
fitoremediasi
ini
penggunaan
hari.
Setiap
pengolahan
akan
sekitar
Penambang
cair.
Hasil
wawancara
kawasan
tersebut
di
Desa
.
ini
langsung
tahun
tepian
besar
aliran
pengolahannya.
1990
Sungai
terutama
Bulawa.
penambang
di
Sebagian
menggunakan
Amalgamasi
menggunakan
bertujuan
dari
masyarakat
sudah
mereka melakukan
masih
Hasil
penambang
pengamatan
penambangan.
di lokasi
Sianida
tentunya
batuan
dan
dapat
mengkhawatirkan
dampaknya
terhadap
terlarut
untuk
pencemaran
di Desa
Desa
namun
masyarakat
Dunggilata
karena
dan
memiliki
profesi
selalu bersinggungan
Penggunaan
untuk
Sianida
amalgamasi
bijih
rata-rata
emas
perubahan
tanaman
pemeliharaan
sekitar
3600
nampak
sejak
Pada
l/hari
yang
morfologi
persiapan
sampai
hari
ke-10
tampak
pada
akhir
perubahan
dan
terjadi
Gambaran
Umum
Kayu
wadah
menunjukkan
namun
pada
perbedaan
memiliki
yang
tidak
jauh
Sianida
Selain
respon
toksistas
mengalami
Sianida terhadap pertumbuhan Kayu
karena
adanya
respon
beberapa individu Kayu apu pula
toksisitas
tanaman
terhadap
dikarenakan kurangnya nutrisi untuk
respon
yang
terjadi
melalui
10
tanaman
selama
Kayu apu.
apu
melewati
Dalam
penelitian
ini
ada
sebagian
mutu
0,5 mg/l.
Sianida
yang
tidak
fitoremediasi
hari.
200
gr
selama
mampu
10
mengakumulasi
sebelum
Sedangkan
Eksperimen
Kelompok
(B)
yang
perlakuan.
Kelompok
diberi
Kayu
11
apu.
Sedangkan
pada
PEMBAHASAN
Amalgamasi
batuan
emas
yang
oleh
menghasilkan
aktivitas
Fitoremidiasi
dan
menggunakan
sianida
limbah
cair
di
yang
dapat
Sianida
dalam
sebagai
Sementara untuk
nilai rata-rata
fitoremediasi
dibandingkan
mengakumulasi
berupa
yang
turunan
Inswiasri
Kalium
dapat
12
Sianida
bahwa
atau
yang merupakan
manusia.
(2008)
racun
bagi
tanaman
dibandingkan
Sianida
di
dengan
Kayu
akumulasi
apu,
dapat
menyerap
dengan
spesies
biasanya
diambil
bersama
air,
senyawa-senyawa
tanam
(Darmono,
1995
dalam
Azizah, 2009).
Mekanisme penyerapan dan
tanaman.
akar,
polutan
asing
lain
Senyawa-
oleh
akar
sedangkan
hidrofobik
atau
senyawa
mengikuti
aliran
transpirasi
ke
tanaman
melalui
tiga
proses
(Hardiani,
yang
2009),
sinambung
yakni
sebagai
bagian
atas
jaringan
berikut :
13
menjaga
agar
polutan
tidak
metabolisme
mencegah
limbah
tanaman
mekanisme
jaringan tanaman.
menghambat
cair
peracunan
terhadap
sel,
mempunyai
melalui
menurut
proses
tumbuhan
secara
metabolisme
enzimatik.
Meagher
penyerapan
ini
(2000)
terjadi
karena
Enzim
yang
proses
ini
berperan
biasanya
pada
adalah
Kayu
apu
terhadap
respon
reductases.
Dalam
Penyerapan
terbesar
terdapat
14
mekanisme
pengkhelatan,
sebelumnya
oleh
yang
disintesis
terbentuk
berupa
ternyata
berbentuk
kompleks
dan menyebar
dan
garam.
Sianida
bulu
akar
seperti
teoritis
Kayu
apu
labirin-labirin
pada
phytochelatin
asam
amino
Phytochelatin.
Dalam penelitian dan selama
pemeliharaan
Kayu
apu
lama
bersentuhan
dengan
dalam
biasanya
mengakumulasi
polutan
15
(2005).
Berdasarkan
penjelasan
Secara
berurutan
Sianida
paparan
oleh
Sianida
selama
Kayu
apu
dengan
cara
Rhizofiltrasi.
Selama
perlakuan
jumlah
fitoremediasi
terjadi
interaksi
akumulasi
lebih
besar
rizoferik
apu.
perpanjangan
sebagai
hiperakumulator.
Penghambatan
antara
rizosfer
syarat
(daerah
tumbuhan
Sianida
demikian
apu
pertama
adalah
pada akar.
berupa
toleransi
kali
Kayu
terlihat
ada
pula
penguapan
parameter
yang
terjadi
16
bahwa
dipengaruhi
oleh
diantaranya
faktor
keberadaan unsur di
hari
ke-10
tanaman
mengalami
kerontokan
dalam
akumulasi
polutan
membutuhkan
energi
oleh metabolisme.
Turunnya
pada
Nopriani
bulu-bulu
(2011)
proses
akan
metabolik.
metabolisme
disebabkan karena
akar
juga
hiperakumulasi
ion Sianida
jaringan
rusak
sel
hal
dalam
ini
akar
akan
cepat
berdampak
begitu
terbatas,
tanpa
adanya
penambahan
menurut
jika
phytochelatin
akan
terhambatnya
metabolisme
Nopriani
menyebabkan
(2011)
maka
tanaman
dapat
17
nutrisi
bagi
yang terbatas.
dengan
lama
10
hari
umur
pemeliharaan
penyinaran
matahari
tempat
berbeda
pada
tanaman
melakukan
akumulasi
tanaman
cahaya
membias
memasuki
yang
berpengaruh
dalam
penyerapan
ataupun
bukan
secara
individu
Melihat
apu
sebagai
mampu
penambangan emas.
gram tanaman.
tindak
Kayu
prospek
prospek
fitoremediasi
tersebut
dapat
diaplikasikan
pada
lahan
penambangan
emas.
Dapat
18
makanan.
fitoremediasi
dilakukan
kolam
Aplikasi
antara
lain
penyaringan
dibuatnya
cair.
sosialisasi
Setiap
kolam
kolam
limbah
dapat
ditumbuhi
yang
tepat
penyaringan
dalam
agar
bahaya
SIMPULAN
bududayakan
kesimpulan yaitu :
teknik
fitoremidiasi
Sianida
dan
bagaimana
(CN).
Bolango.
19
fitoremidiasi
dan
2. Tumbuhan
harus
bersifat
agar
dapat
hipertoleran
mengakumulasi
100
yang
besar
polutan.
Tumbuhan
Penguapan
harus
mampu
menyerap
logam
berat
larutan
Sianida
terakumulasi.
3. Semakin
banyak
jumlah
sejumlah
dari
media
39
dalam
dengan
3.
Perlu
adanya
sosialisasi
terhadap
penambang-
bahaya
limbah
strategi
SARAN
limbah
Adapun saran dari penelti
serta
penanggulangan
cair
dengan
yaitu:
B3
yang
efektif
menggunakan
stratiotes L)
tanaman
penggunaan
Kayu
apu
budidaya.
20
meremidiasi
logam
dan
limbah B3 lainnya.
5.
Penelitian
ini
perlu
dikembangkan
dengan
perlakuan
variasi
waktu
adanya
untuk
mengetahui
Balihristi, 2012. Data Kualitas Air
dan Sedimen Sungai di
Provinsi Gorontalo. Gorontalo
terhadap
kadar
Damayanti, Alia, Hermana. J dan
Masduqi. A. 2004. Analisis
Resiko
Lingkungan
Dari
Pengolahan Limbah Pabrik
Tahu Dengan Kayu Apu (Pistia
stratiotes L.). Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-ITS. Jurnal
Purifikasi, Vol.5, No.4. 151156. Diakses Tanggal : 19
Maret 2013
Sianida.
Daftar pustaka
Achmadi, U. 2008. Horison Baru
Kesehatan
Masyarakat
di
Indonesia.
Rineka
Cipta,
Jakarta.
Fahruddin.
2010.
Bioteknologi
Lingkungan. Alfabeta. Bandung
Arisandi,
D.J.2006.
Pengaruh
Keberadaan Kayu apu (Pistia
stratiotes
L)
Pada
Pertumbuhan
dan
Hasil
Tanaman Padi Sawah (Oryza
sativa L). Malang : Universitas
Brawijaya. Vol. 1. No. 8 : 4-9
Diakses Tanggal : 17 Maret
2013
21
Inswasri,.
2008.
Paradigma
Kejadian Penyakit Pajanan
Merkuri (Hg). Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol. 7 No. 2.
Puslitbang Ekologi dan Status
Kesehatan.
22
Shardendu,
S.
Sufia
Irfan,
D.Sayantan
dan
Deepti
Sharma. 2009. Luxury uptake
and Removal of Phosphorus by
Pistia stratiotesL. In the Kabar
Wetland of the Eastern Indian
Gengetic Plain. India :
Laboratory of Enviroment and
Biotechnology. Vol. 3. No. 4 :
5-21. Diakses Tanggal : 18
Maret 2013
Simange,
S.
2010.
Analisis
Kandungan Merkuri (Hg) dan
Sianida (CN) Pada Beberapa
Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Nelayan di Teluk KAO,
23
24