5 Permintaan Hamas Utk Indonesia
5 Permintaan Hamas Utk Indonesia
baru ada kepastian dari Hamas. Pasti diterima, tapi waktu dan tempat
masih dimajumundurkan, dirahasiakan. Jadwal wawancara dimajukan dari
jadwal yang sudah disepakati sebelumnya. Menjelang wawancara, Dzikru
dan Santi dijemput dengan hangat dan ramah oleh seorang petinggi Hamas.
Tempat pertemuan di sebuah masjid sesudah shalat maghrib, di Damaskus,
bekas ibukota Khilafah Bani Umayyah dan kini ibukota Republik Arab
Suriah. Hari sudah gelap, tapi beberapa orang berbadan tegap masih
terlihat berdiri dan duduk di tempat yang kurang lazim, di sekitar
masjid. Mereka berdua diajak masuk ke sebuah sedan yang berkaca sangat
gelap. "Di dalam mobil suasana sudah lebih akrab. Kami saling
bertukar salam dan doa. Namun suasana tegang malah meningkat karena
tiba-tiba saja supir membentangkan tirai hitam sehingga kami sama
sekali tak bisa melihat jalan di depan. Keadaan gelap itu hampir-hampir
sama dengan kalau mata kami ditutup kain hitam," kenang Dzikru.
Mobil berjalan cukup cepat, melambat di beberapa belokan, tapi ngebut
sebisa mungkin, sampai akhirnya masuk ke sebuah garasi. Sebelum mereka
keluar dari mobil, pagar baja tebal berwarna gelap di belakang mobil
ditutup secara otomatis. Mereka kemudian dibimbing masuk dan
menemukan beberapa orang yang baru selesai menunaikan shalat Maghrib
berjama'ah. Hampir semua pria yang ada di ruangan itu menyandang
senjata di dada atau di pinggangnya. Semuanya menyambut dengan senyum
akrab dan genggaman tangan yang erat. "Silakan masuk.. silakan
masuk... Ahlan wa sahlan.." "Telepon seluler kami diamankan.
Sebuah mesin detektor logam untuk barang dan manusia dioperasikan.
Salah seorang pria di dekat mesin itu tidak tersenyum sama sekali.
Matanya tajam memandangi bola mata kami satu per satu. Salah seorang
dari kami mengucapkan salam dan tersenyum kepada pria gagah ini. Di
belahan dunia manapun, kepada bangsa manapun, senyum selalu ampuh untuk
mencairkan suasana. Kali ini tidak mempan. Matanya tetap menyorot
tajam. Bibir pria itu hanya bergerak sedikit menjawab salam, tangannya
mengisyaratkan bahwa tas komputer jinjing, tas-tas kamera, dan tas
tangan kami semua ditinggal di situ untuk nanti akan dikembalikan.
Barang-barang petinggi Hamas yang mengantarkan kami juga
diperiksa," Dzikru menceritakan suasana saat itu. Belum
selesai. Mereka kemudian diantarkan ke sebuah ruang pertemuan yang
ditata seperti ruang tamu di rumah-rumah, berpintu kayu dengan ukiran
yang indah. Sunyi dan tenang. Di dinding terdapat billboard bergambar
puluhan pemimpin Hamas yang sudah menjadi syuhada, diantaranya Insinyur
Al-Maghfurullaah Yahya Ayyasy dan Syaikh Shalah Syahadah. Ada sebuah
poster besar bergambar khusus satu orang, Allahuyarham Syaikh Ahmad
Yassin. Di ujung ruangan yang memanjang itu ada maket raksasa
Qubatusy-Syaqr bangunan indah beratap sepuhan emas, icon Al-Quds. Di
ujung yang satu, sebuah wallpaper besar menutupi seluruh dinding
bergambar Masjidil Aqsha, peta dan bendera Palestina, serta logo
gerakan Hamas. Di atas gambar masjid suci ketiga itu tertulis ayat
Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat pertama: Subhaanalladzii