Anda di halaman 1dari 4

18 TRIK MENDISIPLINKAN ANAK

Memiliki anak-anak yang punya kedisiplinan tinggi, memang cita-cita semua


orangtua. Namun, adakalanya orangtua kesulitan "menjinakkan" anak-anak mereka.
Agar jagoan cilik Anda mau mematuhi segala aturan yang ada di rumah, ikuti 18 trik
berikut ini.
Sering kali, orangtua terus berkutat dengan masalah kedisiplinan yang idealnya
selalu dipatuhi anak-anak. Orangtua terkadang harus memaksa anak-anaknya untuk
disiplin di rumah, menghormati orangtua, bicara dengan nada yang santun, rajin
belajar, tidur siang tepat waktu, yang intinya mengatur semua gerak-gerik Si Kecil.
Namun, harus tetap ingat, kedisiplinan yang Anda maksud tak hanya melakukan
koreksi pada tingkah laku anak-anak saja. Tapi juga mengajarkan kepada mereka
cara untuk bisa mengontrol dirinya, serta peduli akan lingkungannya, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.
Untuk itu, ada beberapa pendekatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu
anak-anak mendisiplinkan dirinya.
1. Tegas
Jika Anda melarang anak-anak untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasanalasan yang masuk akal, dengan memberikan penjelasan dan bimbingan padanya.
Anak jaman sekarang pasti tidak akan mau menerima alasan seperti, "Jangan duduk
di depan pintu, pamali!" Atau, "Jangan main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!"
Beritahu alasannya, kenapa dia tidak boleh duduk di depan pintu atau bermain soresore, menjelang malam.
2. Jangan Plin Plan
Pada dasarnya, Si Kecil akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika
Anda dan pasangan bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda
tak setuju dia melompat-lompat di tempat tidur, sementara pasangan Anda
membiarkannya. Hal ini hanya akan membuat dia bingung, akibatnya dia jadi
mengabaikan ketidaksetujuan Anda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan
pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam bersikap.
3. Kompromi
Anak-anak tak selalu bisa mengatasi dan membedakan antara persoalan yang besar
dan kecil. Sesekali, berkompromi dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi
akan membuat anak-anak menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih
besar nantinya. Misalnya, jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan
menyeberang jalan, lain kali dia tak akan begitu lagi. Jika Anda keberatan dengan
sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, "Berhentilah melempar-lempar
mainanmu, Nak!" Tapi, jangan katakan, "Hei, mainannya jangan dilempar-lempar,
dong!"
4. Beri Bimbingan
Jika anak Anda mengobrak-abrik buku dari lemari yang ada di ruang keluarga,
katakan saja, "Maukah kamu berhenti 'bermain' buku? Baca saja, ya di kamarmu?"
Jika dia tak memedulikan perkataan Anda, dengan cara yang lembut namun tegas,
Anda bisa membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke
ruang keluarga jika mau mendengarkan kata-kata Anda.

5. Beri Peringatan
Jika anak tahu aturan yang telah Anda buat, pada usia tertentu, Anda hanya perlu
bertanya padanya, ketika melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan
pada Anda, karena ada konsekuensi atau sanki yang harus diterimanya segera,
setelah pelanggaran dibuat. Jika Anda terbiasa membuat batasan peringatan sampai
hitungan 5, kali ini kurangi sampai hitungan ke 3, sehingga anak akan belajar untuk
segera mengubah sikap setelah diberi peringatan.
6. Beri Alasan
Jika anak bermain-main dengan benda tajam, Anda tentu harus lebih berhati-hati
memperingatinya. Terangkan dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang
akan Anda lakukan dan sebutkan alasannya. Misalnya, "Mama simpan pisaunya ya,
Sayang, nanti bisa melukai tanganmu!" Atau, "Mama minta kamu jangan main air
ya, nanti lantainya jadi licin dan bisa bikin kamu terjatuh."
7. Jangan Tunda Hukuman
Jika Anda ingin menghukum anak yang tidak disiplin, hukumlah segera setelah Anda
tahu dia tidak disiplin. Jangan sampai Anda menunda memberi hukuman padanya.
Sebab, anak-anak tidak akan mau menerima hukuman beruntun atau mengulangi
kesalahan. Berilah hukuman yang mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan
tempat tidur, tidak main play station atau barbie, atau membersihkan kamar mandi.
8. Tetap Tenang
Marah sambil berteriak, membentak, atau menceramahi anak tanpa henti, akan
membuat Anda menjadi orang yang melakukan tindak kekerasan verbal terhadap
anak. Tindakan ini justru bisa merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda.
Akibatnya, anak jadi tidak memiliki rasa pede di ahdapan orangtuanya.
9. Bertekuk Lutut
Menunduklah saat berbicara pada Si Kecil, terutama saat memberi kritikan padanya.
Tekuklah lutut Anda atau ambil posisi duduk di hadapnnya, agar pandangan mata
Anda sejajar dengannya. Dengan sikap seperti ini, Anda tak perlu merasa khawatir
akan kehilangan respek darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin menghormati
dan menghargai Anda sebagai orangtua.
10. Jangan Ceramah
Ajaklah Si Kecil ngobrol dan berdiskusi, dari pada diceramahi panjang lebar.
Meskipun tampaknya pernyataan ini tidak bernada keras, seperti, "Sudah berkali-kali
Mama bilang ..." Atau, "Setiap saat kamu kok ...", tetap memberi kesan seolah-olah
dia ditakdirkan untuk selalu mengecewakan Anda, apapun yang dia perbuat.
Cobalah gulirkan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Merokok, kan, enggak baik untuk
anak-anak, ya?" Atau, "Apakah kamu suka jika temanmu mengganggu terus di
sekolah, Nak?" Kritiklah sikapnya, jangan salahkan dirinya.
11. Tunjukkan Sikap Positif
Terlalu banyak waktu Anda yang terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil.
Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap
positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, "Mama senang, lho, lihat
kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula."

12. Bermain Bersama


Jika sempat, tak ada salahnya Anda meluagkan waktu sebenatr dan ikut bermainmain denganyya. Buatlah permainan bernuansa perlombaan semacam "siapa cepat
dia dapat." Permainan ini akan melatih anak Anda bertindak cepat setelah ada abaaba dari Anda, atau yang dia ucapkan sendiri.
13. Hindari Rasa Jengkel
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan jengkel.
Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan,
saat Anda terlalu menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit.
Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi
kejengkelan pada anak.
14. Jangan Menampar!
Tamparan keras yang Anda berikan di wajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri
anak, juga Anda. Anak yang pernah ditampar orangtuanya akan merasa lebih
menderita, dari pada perasaan tidak dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini
pun sekaligus bisa mengajarkan, secara tidak langung pada anak, untuk
menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekerasan.
15. Jangan Menyuap
Jangan membiasakan memberi uang atau hadiah kepada anak saat Anda
memintanya untuk mengerjakan atau melarang sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa
membuat anak jadi tidak mau mengerjakan atau menghindari sesuatu, jika belum
diberi uang atau hadiah.
16. Bersikap Dewasa
Bersenda gurau dengan cara melucu berlebihan, dengan menggigiti atau menariknarik rambut anak Anda, untuk menunjukkan rasa sayang, merupakan tindakan
yang salah. Bersikaplah sewajarnya, sebagai orang dewasa seperti menggenggam
tangannya, memeluknya, atau memberi ciuman di kedua pipi atau kepalanya.
17. Hadapi Rengekan
Katakan kepada anak-anak untuk tidak merengek saat meminta sesuatu dan
tegaskan pula, Anda tidak akan mengabulkan permintaannya jika disampaikan
dengan cara merengek atau menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan
sikap yang manis dan sopan.
18. Contoh Baik
Jika suatu kali anak Anda pernah memerogoki Anda sedang berdebat dengan
pasangan tanpa menggunakan kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika
Anda dan pasangan bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak,
anak Anda akan meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari.
Dari 18 trik di atas, yang terpenting, Anda harus mengerti terlebih dulu kondisi anakanak. Berusaha untuk membuatnya menjadi lebih disiplin, tanpa memahami
bagaimana dan apa yang dia lakukan, sama halnya seperti menuangkan sirup ke
dalam botol tertutup. Dengan kata lain, percuma saja dan hanya akan memperburuk
keadaan di kemudian hari.
Hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak memang sangat perlu dilakukan.
Yang bisa Anda lakukan segera untuk mengatasi masalah ini, yaitu Anda hanya perlu
bertanya kepada anak, apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa dia berbuat

begitu. Pada beberapa kasus, anak-anak dapat berterus terang tentang masalahnya
kepada orangtua. Namun, jika dia tak mau berterus terang, sementara Anda tidak
mempunyai cara lain untuk bertindak, tetaplah berpikir positif.
http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=15611
__._,_.___

Anda mungkin juga menyukai