Anda di halaman 1dari 16

Ketatanegaraan Indonesia Sebelum & Sesudah Amandemen UUD 1945

Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat, dan
mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem politik (political
system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan kekuasaan. Sedang kekuasaan
adalah hak dan kewenangan serta tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu.
Pengelolaan suatu negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan.
Sistem ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam
Budiardjo (1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara
yang

menyangkut

proses

menentukan

tujuan-tujuan

dari

negara

itu

dan

melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara terdapat kebijakankebijakan umum (public polocies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian
atau alokasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada.
Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah.
Sedangkan kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok
masyarakat terendah yang meliputi MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden,
Menteri, MA, MK, BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT.
Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara
dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem
demokrasi, pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan
bahkan diidealkan penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah
mengalami empat kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) UndangUndang Dasar 1945 ini, telah membawa implikasi terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia. Dengan berubahnya sistem ketatanegaraan Indonesia, maka berubah
pula susunan lembaga-lembaga negara yang ada.
Berikut ini akan dijelaskan sistem ketatanegaraan Indonesia sebelum dan
sesudah Amandemen UUD 1945.

Sebelum Amandenen UUD 1945

Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi


dan lembaga tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut.
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat
diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan
kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar
kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Adapun kedudukan dan hubungan antar lembaga tertinggi dan lembagalembaga tinggi negara menurut UUD 1945 sebelum diamandemen, dapat diuraikan
sebagai berikut:

Pembukaan UUD 1945


Bahwa sesungguhnya Kemerdekaaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia
kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan
UUD 1945 terdapat tujuan negara dan pancasila yang menjadi dasar negara
Indonesia. Jika Pembukaan UUD 1945 ini dirubah, maka secara otomatis tujuan dan
dasar negara pun ikut berubah.

MPR
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945
merupakan lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana
sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power).
karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR dan
MPR adalah penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia yang berwenang
menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.

MA
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabangcabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa
tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan

yang

peraturannya

ditetapkan

dengan

Undang-Undang.

Hasil

pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

DPR
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah
memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)], mengajukan rancangan UndangUndang [pasal 21 (1)], Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], dan
Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [pasal 23
(1)].
UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan.

Presiden

Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun
kedudukannya tidak neben akan tetapi untergeordnet.
Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of
power and responsiblity upon the president).
Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang
kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai
presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.

Sesudah Amandemen UUD 1945


Salah

satu

tuntutan

Reformasi

1998

adalah

dilakukannya

perubahan

(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga dapat menimbulkan
mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan
dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai
dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945
dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya
lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat
dijelaskan sebagai berikut: Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi
dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut
UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6
lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung
(MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

a. MPR
Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara
lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
Menghilangkan supremasi kewenangannya.
Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden
Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota
Dewan Perwakilan
Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung
melalui pemilu.
b. DPR

Posisi dan kewenangannya diperkuat.

Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR


hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.

Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.

Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan
sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

c.

DPD

Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah
dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan
golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.

Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.

Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.

Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan
daerah.

d. BPK

Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah
(APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti
oleh aparat penegak hukum.

Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.


Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK.

e.

Presiden
Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan
presidensial.

Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.

Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.

Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan


DPR.

Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.

Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden
menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian
jabatan presiden dalam masa jabatannya.

f.

Mahkamah Agung
Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].

Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di bawah


Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.

Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum,


lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara (PTUN).

Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.

g. Mahkamah Konstitusi

Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the


constitution).

Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar


lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan
atau wakil presiden menurut UUD.

Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung,
DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari
3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif

Kesimpulan
Dari

uraian

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

1. Setelah amandemen UUD 1945 banyak perubahan terjadi, baik dalam struktur

ketatanegaraan

maupun

perundang-undangan

di

Indonesia.

2. Tata urutan perundang-undangan Indonesia adalah UUD 1945, UU/ Perpu, PP, Peraturan
Presiden

dan

Perda.

3. Lembaga-lembaga Negara menurut sistem ketatanegaraan Indonesia meliputi: MPR,


Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK, dan Komisi Yudisial. Lembaga pemerintahan yang
bersifat khusus meliputi BI, Kejagung, TNI, dan Polri. Lembaga khusus yang bersifat
independen misalnya KPU, KPK, Komnas HAM, dan lain-lain.

SEJARAH PANCASILA

1. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Istilah Pancasila pertama kali dapat


ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada zaman
Majapahit (abad ke 14). Dalam buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah
kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk :1.
Melakukan kekerasan2. Mencuri3. Berjiwa dengki4. Berbohong5. Mabuk akibat
minuman keras Awal Berdirinya Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat serta
ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak semata-mata terbentuk begitu saja dengan
hanya diciptakan oleh seseorang seperti yang terjadi pada ideologi- ideologi lain di
dunia. Akan tetapi terbentuknya Pancasila mengalami proses yang sangat panjang
dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak 400 tahun yang lalu pada masa kejayaan kutai
dimana pada masa ini masayarakat kutai yang membuka zaman sejarah indonesia
pertama kali, sudah terlihat menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan
dalam bentuk kerajaan. Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar
filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri,
seperti adat- istiadat, kebudayaan, dan nilai- nilai religius. Kemudian para pendiri
negara mengangkat nilai-nilai tersebut kemudian dirumuskan secara musyawarah
mufakat berdasarkan moral-moral yang luhur diantaranya dalam sidang BPUPKI yang
pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian melahirkan piagam jakarta yang
memuat Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI
yang kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang PPKI Pancasila sebagai
calon dasar Dwi Ayuningtiyas Page 1

2. filsafat negara dibahas serta disempurnakan lagi dan akhirnya pada tanggal 18
Agustus 1945disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia

(Kaelan, 2008:103).Pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila


berdasarkan pada proseskausalitas, secara kausalitas asal mula pancasila dibedakan
menjadi dua macam yaitu : asal mulalangsung dan asal mula tidak langsung.1. Asal
Mula LangsungPengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan atas empat
macam yaitu :a) Asal mula bahan (kusa materialis)Bangsa Indonesia adalah asal dari
nilai-nilai Pancasila itu sendiri, sehingga pada hakikatnya nilaiPancasila merupakan
unsur-unsur yang digali dari bangsa Indonesia yang bermula dari adat-istiadat
kebudayaan serta nilai religius. Bisa disimpulkan bahwa asal bahan Pancasila
adalahpada bangsa Indonesia yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.b) Asal mula bentuk ( kausa formalis)Asal mula bentuk atau bagai
mana betuk Pancasila itu sebagaimana termuat dalam pembukaanUndang Undang
Dasar 1945. Dengan demikian maka asal mula bentuk Pancasila adalah Ir.Soekarno,
Drs. Moh. Hatta

serta

anggota BPUPKI lainya

yang

merumuskan

dan

membahasPancasila.c) Asal mula karya (kausa effisien)Asal mula yang menjadikan


atau mengesahkan Pancasila dari calon yang akan menjadi dasarnegara yang sah.
Yaitu PPKI sebagai pembentuk negara dan telah mengesahkan Pancasilasebagai
landasan dasar negara.d) Asal mula tujuan ( Kausa finalis)Pancasila dirumuskan dan
di bahas oleh para pendiri negar bertujuan untuk dijaikan sebagailandasan dasar
negara. Oleh karena itu Asal mula tujuan tersebuat adalah anggota BPUPKIbeserta
panitia sembilan.Dwi Ayuningtiyas Page 2

3. Sejarah Singkat Terbentuknya Pancasila Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa


Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajaholeh bangsa lain. Banyak bangsabangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia,misalnya bangsa Belanda,
Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsaBelanda. Padahal
sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RIterdapat
kerajaan-kerajaan

besar

yang

merdeka,

misalnya

Sriwijaya,

Majapahit,

Demak,Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia


selalu melakukanperlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.
Perjuangan bersenjata bangsaIndonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini
Belanda, sampai dengan tahun 1908 bolehdikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat
ituIndonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama
mendudukiIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan

tentara Sekutu. Untukmenarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu


Jepang dalam melawan tentaraSekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di
kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan olehPerdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak,maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepadabangsa Indonesia,
yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam MaklumatGunseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura)Dalam
maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik UsahaUsahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah
menyelidiki danmengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapatdipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidangpertama pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini
yang dibicarakankhusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti.
Pada sidang pertama itu,banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah
Muhammad Yamin dan Bung Karno,yang masing-masing mengusulkan calon dasar
negara untuk Indonesia merdeka.Dwi Ayuningtiyas Page 3

4. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang
terdiri ataslima hal, yaitu:1. Peri Kebangsaan2. Peri Kemanusiaan3. Peri Ketuhanan4.
Peri Kerakyatan5. Kesejahteraan RakyatSelain itu Muhammad Yamin juga
mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas limahal, yaitu:1. Ketuhanan
Yang Maha Esa2. Persatuan Indonesia3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab4.
Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaUsulan


ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945.Prof.Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945
terdapat pokok-pokok pikiran yang tidak banyakberbeda seperti berikut :a. Negara
Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional yang bersatu dalam
artitotaliter atau integralistik.b. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan,
tetapi urusan agama hendaknya terpisahdari urusan negara dan diserahkan kepada
golongan-golongan agama yang bersangkutan.c. Dalam susunan pemerintahan negara
harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan, agarpemimpin negara dapat bersatu
jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-menerus.d. Sistem ekonomi Indonesia
hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system tolong-menolong dan system

kooperasi.e. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia


yang asli, dengansendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.Dwi Ayuningtiyas
Page 4

5. Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan liberalisme maupun
teori kelasajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar Indonesia Merdeka, dan
menandaskan bahwa politikpembangunan negara harus disesuaikan dengan susunan
masyarakat Indonesia. Maka negara kitaharus berdasar atas aliran pikiran (staaside)
negara yang integralistik, negara yang bersatudengan seluruh rakyatnya, yang
mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapanganapapun. Dalam pengertian
ini menurut teori ini yang sesuai dengan semangat Indonesia yangasli, negara tidak
lain

ialah

seluruh

rakyat

Indonesia

sebgai

persatuan

yang

teratur

dan

tersusun.Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai
calon dasar negarayang terdiri atas lima hal, yaitu:1. Nasionalisme (Kebangsaan
Indonesia)2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)3. Mufakat atau Demokrasi4.
Kesejahteraan Sosial5. Ketuhanan yang BerkebudayaanKelima hal ini oleh Bung
Karno diberi nama Pancasila.Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima
sila tersebut dapat diperas menjadiTrisila, yaitu:1. Sosio nasionalisme2. Sosio
demokrasi3. KetuhananBerikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi
Ekasila yaitu Gotong Royong. Istilah sila itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan
yang melatarbelakangi perilakuseseorang atau bangsa;kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan santun); dasar adab,akhlak, dan moral. Pancasila sebagai dasar
negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno padatanggal 1 Juni 1945 dihadapan
sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia (BPUPKI).
Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnyayang
merupakan ahli bahasa.Dwi Ayuningtiyas Page 5

6. Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut berdiri atas :Kebangsaan


IndonesiaInternasional atau kemanusiaanMufakat atau demokrasiKesejahteraan
sosialKetuhanan yang berkemanusiaanSelesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni
1945 para anggota BPUPKI sepakat untukmembentuk sebuah panitia kecil yang
tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk danmemeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberikesempatan
mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni
1945.Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:1. Ir.

Soekarno2. Ki Bagus Hadikusumo3. K.H. Wachid Hasjim4. Mr. Muh. Yamin5. M.


Sutardjo Kartohadikusumo6. Mr. A.A. Maramis7. R. Otto Iskandar Dinata8. Drs.
Muh. HattaDwi Ayuningtiyas Page 6

7. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan
para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain
disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar
Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: 1. Ir. Soekarno 2. Drs. Muh. Hatta 3.
Mr. A.A. Maramis 4. K.H. Wachid Hasyim 5. Abdul Kahar Muzakkir 6. Abikusno
Tjokrosujoso 7. H. Agus Salim 8. Mr. Ahmad Subardjo 9. Mr. Muh. Yamin Tokohtokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk
membahas pidato serta usulan-usulan mengenai dasar negara yang telah dikemukakan
dalam sidang- sidang BPUPKI. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini
pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah
Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta. Dalam
pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila sebagai
berikut :1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya2. Kemanusiaan yang adil dan beradap3. Persatuan Indonesia4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dwi Ayuningtiyas Page 7

8. MAKNA LAMBANG BURUNG GARUDA PANCASILABurung garuda


merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos
tersebutdigambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh, cakar) dan
separuh manusia(tangan dan kaki). Lambang garuda diambil dari penggambaran
kendaraan Batara Wisnu yaknigarudeya. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada
salah satu pahatan di Candi Kidal yangterletak di Kabupaten Malang tepatnya di Desa
Rejokidal, Kecamatan Tumpang, KabupatenMalang, Jawa Timur. Garuda sebagai
lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan,warna emas melambangkan
kejayaan. Karena peran garuda dalam cerita pewayanganMahabharata dan Ramayana,
maka Posisi kepala garuda menoleh ke kanan.Jumlah bulu melambangkan hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antaralain: Jumlah bulu pada
masing-masing sayap berjumlah 17 Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8 Jumlah bulu
di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19 Jumlah bulu di leher berjumlah
45.PerisaiPerisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia, gambar perisai

tersebut dibagi menjadilima bagian, bagian latar belakang dibagi menjadi empat
dengan warna merah putih yangmelambangkan warna bendera nasional Indonesia
(merah berarti berani dan putih berarti suci),dan sebuah perisai kecil miniatur dari
perisai yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus
horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwayang
tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Setiap gambar yang terdapat pada
perisaitersebut berhubungan dengan simbol-simbol dari sila Pancasila, yaitu.Bintang
LimaSila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa.Perisai hitam dengan sebuah bintang emas
berkepala lima menggambarkan lima agama diIndonesia, yaitu Islam, Kristen
Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha.Rantai EmasSila ke-2: Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab.Rantai yang tersusun atas gelang-gelang kecil ini
menandakan hubungan manusia antara satudengan yang lain yang saling
berhubungan.Pohon BeringinSila ke-3: Persatuan Indonesia.Pohon beringin adalah
sebuah pohon yang memiliki banyak akar yang menggelantung darirantingrantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan yang
memilikiberbagai budaya yang berbeda-beda.Kepala BantengSila ke-4: Kerakyatan
Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

Dalam

Permusyawaratan

/Perwakilan.Banteng adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia. Cetusan


Presiden

Soekarnodimana

pengambilan

keputusan

yang

dilakukan

bersama

(musyawarah), gotong-royong, dankekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa


Indonesia.Padi dan KapasDwi Ayuningtiyas Page 8

9. Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas yang
menggambarkan sandang dan pangan merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat
Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan
persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial antara yang satu dengan
yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia menggunakan
ideologi komunisme. Pita Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan
semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu yang menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang
terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, adat- istiadat dan kepercayaan, namun tetap
satu bangsa, bahasa, dan tanah air. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
DAN NEGARA INDONESIA Pengertian Ideologi Secara Etimologis, ideologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagasan dan logos

berarti berbicara (ilmu). Makna secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang
gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud adalah
gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan
masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara dimana mereka berada.
Definisi Ideologi Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi
ideologi ada beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat di pengaruhi oleh
latar belakang keahlian dan fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut.
Keanekaragaman yang dimaksud antara lain terlihat pada definisi berikut :a. Definisi
Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi). Ideologi adalah ajaran, doktrin,
teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaan dalam menanggapidan menyeleseikan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, berbangsa dan bernegara.b. Definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr.
Maswadi Rauf, ahli Politik Universitas Indonesia. Ideologi adalah rangkaian
(kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman
dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama. Dwi Ayuningtiyas Page 9

10. Ada banyak pengertian ideologi. Soesanto Darmo Soegondo (1983:42)


mengumpulkanbeberapa pengertian ideologi sebagai berikut: 1. Webster Dictionary:
A system of ideas concerning phenomena, especially those of social life; the manner
of thinking characteristic of a class or an individual. 2. Henry D. Aiken (The Age of
Ideology): Ideology means ideal or abstract speculation and visionary theorizing. 3.
William James (Varieties of Religious Experience): Ideology is a mans total view or
thought about life. 4. W. White (Political Dictionary): The sum of political ideas or
doctrines of distinguishable class or group of people. 5. Harold H. Titus (The Living
Issues of Philosophy): A term use for any group of ideas concerning various political
and economical issues and social philosophies; often applied to a systematic scheme
of ideas held by groups or classes. The term ism sometimes use for these systems of
thought. Sedangkan Kirdi Dipoyudo (1979:9) cenderung memandang ideologi
sebagai kesatuangagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang
manusia dan kehidupannya, baikindividual maupun sosial, termasuk kehidupan
negara.Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah
Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-citayang menjadi basis bagi suatu teori
atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsaIndonesia, serta menjadi
tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.Berdasarkan Tap. MPR No.

XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4,ditegaskan bahwa


Pancasila

adalah

dasar

NKRI

yang

harus

dilaksanakan

secara

dalamkehidupan berbangsa dan bernegara.Dwi Ayuningtiyas Page 10

konsisten

Anda mungkin juga menyukai