KO N S TRU K S I K AYU I
Disusun Oleh :
N U N U N G M A RTI N A
KATA PENGANTAR
PENULIS
DAFRTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
ii
iii
BAB I.
PENGETAHUAN UMUM.................................................
11
11
11
11
12
13
15
SAMBUNGAN.......................................................................
18
21
29
37
43
47
49
52
BAB II.
BAB III.
64
BAB I
PENGETAHUAN UMUM
1.1.
Pendahuluan
Anggapan-anggapan
yang
biasa
perhitungan konstruksi :
a. Homogenitas
b. Hukum Hooke
c. Elastisitas
d. Modulus kenyal dalam tarikan dan tekanan
e. Hipotesa Bernouli dalam balok tertentu
f. Isotropi
diambil
dalam
a. Homogenitas
Kayu yang terdiri dari serat-serat tentu tidak dapat disebut homogen
seperti baja yang mempunyai sifat-sifat fisik yang sama, walaupun
secara mikroskopis bajapun tidak homogen karena terdiri dari
bermacam-macam kristal dengan sifat-sifat yang berlainan.
dan
menyebabkan
perbedaan
dengan
dasar-dasar
Pada
pembebanan
terik
menunjukkan
angka-angka
yang
lebih
sampai
batas
menguntungkan
c. Elastisitas
Untuk
pembebanan
tekan
kayu
bersifat
elastis
proposional. Untuk keadaan tarikan belum banyak keteranganketerangan eksperamental. Tetapi sifat-sifat elastisitas kayu pada
keadaan tarikan tergantung kadar lengas. Kayu kering menunjukkan
elastisitas yang rendah dibandingkan kayu dengan kadar lengas tinggi.
d. Modulus Kenyal
e. Hipotesa Bernoulli
perhitungan
balok
terlentur,
tetapi
sebetulnya
Kayu bukan suatu bahan isotropis, sifat-sifat elastis tergantung dari arah
gaya terhadap arah serat-serat clan cincin pertumbuhan
Keawetan Alam
Jenis kayu yang dimasukkan dalam kelas-kelas awet di bawah ini harus
bertahan :
KELAS AWET
II
III
IV
8 th
5 th
3 th
sangat
pendek
sangat
pendek
20 th
15 th
10 th
beberapa
tahun
sangat
pendek
tak
terbatas
tak
terbatas
sangat
lama
beberapa
tahun
pendek
tak
terbatas
tak
terbatas
tak
terbatas
20 th
20 th
tidak
jarang
agak
cepat
sangat
cepat
sangat
cepat
tidak
tidak
hampir
tidak
sangat
b. Kekuatan
KELAS
BERAT JENIS
KUKUH LENTUR
KUKUH TEKANAN
KUAT
KERING UDARA
MUTLAK
MUTLAK
I
II
III
IV
V
> 0.90
0.90 0.60
0.60 0.40
0.40 0.30
0.30
> 1.100
1.100 725
725 500
500 360
360
Dalam Kg/Cm
> 650
650 425
425 300
300 215
215
Berat Jeriis,
2.
Kadar Lengas
3.
4.
5.
Mata
6.
Retak
7.
8.
9.
10. Pengawetan
11. Keawetan
12. Lamanya Pembebanan
d. Mutu Kayu
Menurut PPKI Bab II, Kayu dibagi dalam dua mutu, sebagai berikut :
MUTU A
MUTU B
2.Mata:
d1 1 / 4h; d 2 1 / 4bd ,
d13,5 Cm;d23,5 cm
3. Wanvlak : e 1/10 b, jika
b = tinggi balok
e 1/10 h, jika
d15 Cm;d25 cm
3. Wanvlak : e 1/10 b, jika
b = tinggi balok
e 1/10 h, jika
h = tinggi balok
h = tinggi balok
tg 1 / 10
5. Retak-retak : hr 1/4 b
hf 1/5 b
tg 1/10
5. Retak-retak : hr 1/3 b
hf 1/4 b
I
lt
tk = tr
tk
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
150
130
40
20
KELAS KUAT
II
III
IV
JATI/
Tectona Grandie
100
85
25
12
50
45
10
5
130
110
30
15
75
60
45
8
=170.g
It
tk 1 = 40 . g
tk//
//
tr//
tk1
//
= 20 . g
Yang dimaksud dengan muatan tetap, ialah muatan yang berlangsung lebih
dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus menerus,
Yang dimaksud dengan muatan tidak tetap ialah muatan yang berlangsung
kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau
tidak terus menerus seperti berat orang yang berkumpul (untuk ruangan
sidang, gereja) tekanan angin, dan sebagainya.
2. Untuk kayu Mutu B, angka-angka di atas digandakan dengan faktor 0,75 (faktor
reduksi)
3. Kelas kuat diambil yang terendah menurut (lembar fotocopy 1)
4. Tegangan yang diperkenankan dapat dihitung berdasarkan berat jenis kering udara
5. Pengaruh keadaan konstruksi clan sifat muatan terhadap tegangan yang
diperkenankan, dihitung sebagai berikut :
Faktor Reduksi 2/3
Untuk konstruksi yang selalu terendam dalam air
Untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan kemungkinan besar
kadar lengas kayu akan selalu tinggi
Faktor Reduksi 5/6
Untuk konstruksi yang tidak terlindung, tetapi kayu itu dapat mengering
dengan cepat
Faktor Reduksi 5/4
Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap
dan muatan angin
Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap
dan tidak tetap
E// (kg/cm2)
125.000
II
III
IV
100.000
80.000
60.000
CONTOH SOAL :
1. Suatu konstruksi gording menahan beban permanen terbagi rata sebesar 150
kg /cm2. Gording terbuat dari kayu dengan Bj = 0,8. Jarak gording = 2 m.
Tentukan tegangan-tegangan ijinnya. Konstruksi terlindung
Penyelesaian :
= 1
y =1
Bj = 0,8
lt = 170 . g . . = 170 . 0,8 . 1 . 1 = 136 kg /cm z
tk//
//
2. Soal (1) ditentukan panjang gording 3 m dengan tumpuan sendi rol pada
bentangannya, dimensi gording 8/10. Kontrol apakah konstruksi tersebut aman
lendutan dan berat sendiri gording diabaikan.
Penyelesaian :
M m ak s = 1/8 . q . IZ = 118 . 150 . 32 = 168,75 kg.m = 16.875 kg.cm
Tahanan Momen W = 1/6. b. hz = 1/6 . 8 . 102 = 133,33 cm3
It = M/W = 16875 / 133,33 = 126,57 kg/cm2 < It = 136 kg/cM2
Gaya lintang maks (Dmaks) = . q . I =. 150 . 3 = 225 kg
//
3D
3.225
3. Soal (2) mutu kayu B, gording menahan beban angin serta lendutan ijin
= 1/300 L. Kontrol apakah konstruksi tersebut masih aman.
Penyelesaian :
Beban angin
= 5/4
Kayu Mutu B
It = 136 . 5/4 . 0,75 = 127,5 kg/cm2
// =
Bj = 0,8
E = 100.000 kg/cm 2 .
Momen Lembam I = 1/12 b . h 3 = 1/12 . 8 . 10 3 = 666,67 cm'
f maks =
Mmaks 16,875
It =
//
5 g .I 4
5 150.10 2.(300) 4
.
.
2,37cm f ijin 1cm (tidak OK)
384 E.I
384 100.000 x666,67
3 D
3 225
.
.
= 4,22 kg/cm 2 < // = 15 kg/cm
2 b.h
2 8.10
BAB II
PERATURAN PERHITUNGAN PERENCANAAN
2.1.
2.
Apabila batang-batang itu terdiri lebih dari satu bagian, maka syaratsyarat tersebut berlaku untuk seluruh tampang.
3.
2.2.
alat-alat
penyambung
dan
lainnya
harus
diperhitungkan.
Batang Tarik
Besarnya faktor tekuk (c)) tergantung dari angka kelangsingan batang (i_)
Ik / Imin =
J
I
S
Ik = I
Ik = 2 . I
Ik = ..2 .1
J
Ik =. 1
Im in
Fbr
Hubungan antara % dan dapat dilihat pada daftar III PKKI 1961.
Selanjutnya tegangan tekan yang terjadi tidak boleh lebih besar dari
tegangan tekan diijinkan.
P.
tk// = F
tk//
br
P= S
I min
= dalam cm4
Ptk
Ik
It
Mmaks
Wn
Wn =W.c
c adalah faktor perlemahan seperti pada batang tarik
Pada lendutan, yang terjadi tidak boleh lebih besar dari lendutan yang
diijinkan seperti yang disyaratkan. Dengan mengabaikan pergeseran pada
tempat-tempat sambungan, lendutan pada sesuatu konstruksi akibat berat sendiri
dan muatan tetap dibatasi, sebagai berikut :
f max 1/300 . I
Untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi yang terlindung
f max 1/400 . I
Untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindung
f max 1/200 . I
Untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi kuda-kuda, seperti gording,
kasau dan sebagainya
f max 1/500 . I
Untuk konstruksi rangka batang yang terlindung
f max 1/700 . I
Untuk konstruksi rangka batang yang tidak terlindung
f = lendutan
I = jarak batang
Syarat panjang bentang balok yang efektif dapat dilihat di PPKI ps. 12.1
S
M
S=P
Pada konstruksi yang mengalami lenturan dan tarikan, tegangan yang terjadi tidak
diijinkan lebih besar dari tegangan tarik yang disyaratkan.
tot =
M
P
. maks
Fnt
Wn
It//
tr //
lt
S
M
S=P
Pada konstruksi yang mengalami lenturan dan tekanan, tegangan yang terjadi
tidak diijinkan lebih besar dari tegangan tekan yang disyaratkan.
tot =
M
P
. maks
Ftbr
Wn
It//
tk //
lt
CONTOH SOAL :
1. Sebuah batang tarik dari kayu dengan Bj = 0,5 menahan gaya sebesar 5
ton. Konstruksi terlindung dan menahan muatan tetap. Tentukan
dimensi batang tarik tersebut yang aman dan ekonomis. Rencana akan
digunakan sambungan baut.
Penyelesaian_:
=1
=1
P = 5.000 kg
tr//
Bj = 0,5
Faktor perlemahan (FP) =20%
tr//
= F = F nt = P=
nt
F br =
5000
= 66,67 kg/cm 2
75
Fnt
66,67
=
= 83.34 cm 2
0,8
0,8
Diambil
b = 7 cm
h =12cm (h-2b)
Fbr = 7 . 12 = 84 cm 2 > 83,34 cm z
(Cukup mendekati)
= 13,03 cm
Diambil b = h = 13 cm
1 / 12.b 4
1 / 12.13 4
3,757 cm
b2
13 2
I min =
=
tk//
Ik
I min
200
53,23 W = 1,55
3,757
P.W
12.000 x1,55
BAB III
SAMBUNGAN
Maka
untuk
sambungan-sambungan
konstruksi
kayu
tidak
cukup
Pizin =
Ppatah
n
Sambungan baut dan paku (beberapa paku tebal) dengan bidang kontak dan
tegangan setempat yang kecil, deformasi yang diijinkan menentukan beban
maksimum.
30%
50%
60%
100%
Maka dari itu, biasanya dalam perencanaan konstruksi rangka batang kayu,
setelah didapat gaya-gaya batang, ukuran-ukuran batang direncanakan atau
didimensioner
berdasarkan rencana
sambungan-sambungan,
kemudian
a.
eksentrisitet e
momen sekunder = P . e
b.
e = eksentrisikit
Momen sekunder = P . e
c.
e=0
b = 4,8
(1 - 0,35 sin a)
b = 3,8
(1 - 0,35 sin a)
b = 5,4
(1 - 0,35 sin a)
b = 4,3
(1 - 0,35 sin a)
b = 6,8
S = 170 . dZ
(1 - 0,75 sin a)
b = 5,7
(1 - 0,35 sin a)
b1
b3
Jika pada sambungan bertampang satu, salah satu batangnya adalah dari besi
(baja) atau pada sambungan bertampang dua, pelat-pelat penyambungnya dari
besi (baja), maka harga-harga S dalam rumus-rumus tersebut dapat dinaikkan
25%.
Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap clan
muatan angin atau untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya
diakibatkan oleh muatan tetap dan muatan tidak tetap, maka kekuatan
sambungan dapat dinaikkan 25%.
a.
b.
c.
Arah gaya membentuk sudut a (0 < a < 90(l) dengan arah serat kayu
CONTOH SOAL :
1.
12
9
14
16
10,5 12,5
18
20 .
22
22
14
16
18
20,5
- S1 =100.d.b3.(2)
S1 = 100 . 1,8 . 8 . (2) = 2.880 kg.
Dipilih S yang
- SZ
= 200 . d . b1 . (2)
terkecil : S3 = 2.786,40 kg ~
S3
>P
(OK)
2.
- S1 =100.d.b3.(1-0,6.sina)
S, = 100 . 1,8 . 8 . (1 - 0,6 . sin 40) = 884,63 kg
-S 2
3.
Konstruksi
terlindung
menahan
1.400 .
1.400
dk
dk
1.000. 1
4
Ap = 2 - . . ( d - 0 . 2 ) 2
Ap = 2 - . . ( 1 . 8 - 0 . 2 ) 2
Ap = 2 - . . 2 2
Ap = 2 -
P
tk1
Ap
2 +
1.400
25
1.400
25