PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib di
Fakultas
Teknik,
Program
Studi
Teknik
Mesin
Universitas
Medan
Area.Pelaksanaan kerja Praktek ini salah satu bagian dari proses pembelajaran
dan mempunyai nilai tersendiri untuk mahasiswa. Praktek kerja lapangan itu
sendiri mempunyai tujuan pembelajaran secara langsung tentang ilmu yang telah
didapatkan selama kuliah. Dengan ini diharapkan mahasiswa dapat menambah
ataupun membandingkan secara langsung ilmu yang didapat di lapangan dengan
ilmu yang didapatkan dikampus. Selain untuk menambah ilmu praktek kerja
lapangan ini juga bertujuan untuk mengambil data yang nantinya akan dibuat
dalam bentuk laporan yang merupakan syarat awal dalam pengajuan Tugas Akhir.
Kerja Praktek dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin UMA dan juga di luar
lingkungan Kampus selama kurang lebih 1 bulan, dan pada akhirnya mahasiawa
di wajibkan membuat dan menyerahkan laporan prakteknya kepada Fakultas
Tenik Mesin Universitas Medan Area. Dalam Kerja Praktek ini penulis Membuat
suatu alat, dengan judul Pembuatan Alat Pengujian Prestasi Mesin Pendingin
dengan daya 0.5 HP .
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah pada tugas
kerja praktek di sini adalah bagaimana merangkai ulang Sistem Mesin Pendingin
dan sistem kelistrikannya dengan sedemikian rupa, pada sebuah meja peraga.
Maka yang harus diselesaikan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.
Merk
: ACC
Type
: MP 12 FB
Daya
: 0.5 HP
Frekuensi
: 50 Hz
Voltage
: 220-240 V
Batasan Masalah
2.
3.
Dengan menyusun Laporan Kerja Praktik ini Pembuatan Alat Pengujian Prestasi
Mesin Pendingin Berdasarkan teori referensi dan pengerjaan, maka Laporan
Kerja Praktik ini bermanfaat bagi :
1.
Penulis
Menambah wawasan penulis dalam bidang teknik Mesin
Pengkondisian udara.
Sebagai sarana penerapan ilmu teknik yang telah di dapat di
bangku
2.
kuliah
dan
mengaplikasikan-nya
dalam
hal
yang
sebenarnya.
Menambah Pengetahuan literatur-literatur yang terkait.
Akademik
Laporan kerja praktek ini hendaknya menjadi tolak ukur dalam
mengamati perkembangan mahasiswa dan sebagai tambahan
3.
referensi.
Pembaca
Laporan kerja praktik Pembuatan Alat Pengujian Prestasi Mesin
Pendingin dapat digunakan pembaca sebagai acuan dalam
Pembuatan dan pengoperasian Sistem Mesin Pendingin.
2.
3.
luar kampus.
Observasi Lapangan
pengamatan/uji
4.
coba
Data
secara
diperoleh
dengan
langsung
terhadap
melakukan
alat
yang
direncanakan.
Analisa Permasalahan : Analisa dilakukan dengan arahan pembimbing
(mentor) sehingga analisis dapat diambil kesimpulan dan saran
perbaikan yang sesuai dengan disiplin ilmu teknik mesin.
BAB II
LANDASAN TEORI
bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang
dibutuhkan bagi tubuh. Untuk negara beriklim tropis yang terdiri dari musim
hujan dan musim panas, pada saat musim panas, suhu ruangan tinggi sehingga
penghuni tidak nyaman.Di lingkungan tempat kerja, AC juga dimanfaatkan
sebagai salah satu cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena
dalam beberapa hal manusia membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk
dapat bekerja secara optimal. Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan
oleh temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat kebersihan udara. Untuk dapat
menghasilkan udara dengan kondisi yang di-inginkan, maka peralatan yang
dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang
dimiliki ruangan tersebut. Untuk itu diperlukan survey dan menentukan besarnya
beban pendinginan. Secara garis besar beban pendinginan terbagi atas dua
kelompok, yaitu beban pendinginan sensibel dan beban pendinginan laten. Beban
pendinginan sensibel adalah beban panas yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu,
seperti beban panas yang lewat kontruksi bangunan, peralatan elektronik, lampu,
dll. Sedangkan beban pendinginan laten adalah beban yang dipengaruhi oleh
adanya perbedaan kelembaban udara.
Di dalam ruang Pengajaran Umun, untuk merencanakan penggunaan Air
Conditioning (AC) perubahan pembebanan terjadi pada peralatan yang
menghasilkan kalor seperti: lampu, komputer. Selain itu faktor manusia dan
kecepatan udara yang masuk ke dalam ruangan juga mempengaruhi perubahan
pembebanan, yang nilai bebannya dapat berubah-ubah baik secara acak maupun
teratur.
luar
Suara di dalam ruangan tidak berisik.
Kekurangan AC Split :
Pemasangan
pertama
maupun
pembongkaran
apabila
akan
yang terlatih.
Harganya lebih mahal.
2.
Kekurangan AC window :
3.
10
Kekurangan AC sentral :
cooling plant.
Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
4.
Standing AC : Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatankegiatan situasional dan mobil karena fungsinya yang mudah
dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor dsb.
11
12
c.
2.
Kondenser
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor yang diserap dari
evaporator dan panas yang diperoleh dari kompresor, serta mengubah wujud
gas menjadi cair. Banyak jenis kondensor yang dipakai, untuk kulkas rumah
tangga digunakan kondensor dengan pendingin air. Jenis lain kondensor
berpendingin air memiliki pipa-pipa yang dapat dibersihkan.
13
Kondensor dibedakan
Air-cooled
Condensor
Dalam Air-cooled
condensor,
kalor
Shell and Tube : Salah satu jenis alat penukar kalor yang
menurut kontruksinya dicirikan oleh adanya sekumpulan pipa
(tabung) yang dipasangkan didalam shell (pipa galvanis) yang
14
c.
condensor
banyak
digunakan
dipabrik
amoniak.
3.
Katup Ekspansi
15
Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyai
dua kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigeran cair dan untuk
mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler
tersebut dan mengalir sehingga tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan
percepatan refrigeran. Pipa kapiler hampir melayani semua sistem refrigerasi yang
berukuran kecil, dan penggunaannya meluas hingga pada kapasitas regrigerasi 10
kW. Pipa kapiler mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 meter, dengan diameter
dalam 0,5 sampai 2 mm (Stoecker, 1996). Diameter dan panjang pipa kapiler
ditetapkan berdasarkan kapasitas pendinginan, kondisi operasi dan jumlah
16
Evaporator ( Penguap )
Evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi
17
Gambar.2.5. Evaporator
Ada beberapa macam evaporator sesuai tujuan penggunaannya dan
bentuknya dapat berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena media yang
hendak didinginkan dapat berupa gas, cairan atau padat. Maka evaporator
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, sesuai dengan refrigeran yang ada
di dalamnya, yaitu : jenis ekspansi kering, jenis setengah basah, jenis basah,
dan sistem pompa cairan.
18
19
(1-2)
(23)
(34)
(41)
Tujuan utama dari daur ini adalah penyerapan kalor dari sumber bersuhu
rendah pada proses 4-1 yaitu penyerapan kalor isothermal.
2.5.2. Siklus Kompresi Uap Standar (teoritis)
Siklus kompresi uap standar merupakan siklus teoritis, dimana pada
siklus tersebut mengasumsikan beberapa proses sebagai berikut :
Proses Kompresi :
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada siklus
20
kenaikan ini sama dengan besarnya kerja kompresi yang dilakukan pada uap
refrigeran.
Proses Kondensasi :
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada kondensor,
uap panas refrigeran dari kompresor didinginkan oleh air sampai pada
temperatur kondensasi, kemudian uap tersebut dikondensasikan. Pada titik 2
refrigeran pada kondisi uap jenuh pada tekanan dan temperatur kondensasi.
Proses 2-3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 3.
Proses Ekspansi :
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada proses ini
Proses Evaporasi
Proses 4-1 adalah proses penguapan yang terjadi pada evaporator dan
21
penyerapan kalori dari ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap adalah
bedaentalpi titik 1 dan titik 4 biasa disebut dengan efek pendinginan.
Tekanan entalpi siklus kompresi uap standart ditunjukan pada Gambar 2.7.
22
dingin sebelum masuk katup ekspansi atau pipa kapiler. Keadaan diatas adalah
peristiwa normal dan melakukan fungsi yang diinginkan untuk menjamin bahwa
seluruh refrigeran yang memasuki kompresor atau alat ekspansi dalam keadaan
100 % uap atau cair.
Perbedaan yang penting antara daur nyata (aktual) dan standar terletak
pada penurunan tekanan dalam kondensor dan evaporator. Daur standar dianggap
tidak mengalami penurunan tekanan pada kondensor dan evaporator, tetapi pada
daur nyata terjadi penurunan tekanan karena adanya gesekan antara refrigeran
dengan dinding pipa. Akibat dari penurunan tekanan ini, kompresor pada titik 1
dan 2 memerlukan lebih banyak kerja dibandingkan dengan daur standar. Untuk
Silkus aktual dan siklus standar ditunjukan pada Gambar 2.8.
23
luar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin dari pada suhu dingin
yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu
tinggi. Untuk Sistem refrigerasi kompresi uap di tunjukan pada Gambar 2.9.
25
26
27
Sebaik mungkin dan karena proses pengisian refigeran ke dalam sistem ada
beberapa cara, diantaranya yaitu:
a.
b.
c.
evaporator.
Mengisi sistem berdasarkan temperatur dan tekanan.
28
29
BAB III
ALAT PENGUJI MESIN PENDINGIN
medorong
kesuksesan
dalam
pengujian.
Adapun
alat-alat
yang
30
digital
karena
lebih
akurat
dan
mudah
dalam
31
gaya
lorentz
yang
dapat
menggerakkan
jarum
32
3.1.5. Voltmeter
Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan dalam
suatu tegangan listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen
yang
diukur
dalam
rangkaian.
Gaya
magnetic
tersebut
akan
mampu
membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik.
Voltmeter dapat dilihat seperti pada Gambar 3.7.
Gambar.3.7. Voltmeter
3.1.6. Manifold Gauge
Manifold
gauge
pengukuran
adalah
alat
yang
berfungsi
untuk
33
34
ke
udara
sekeliling
di
luar
benda/ruangan
yang
Gambar.3.10. Refrigerant-22
35
3.1.9. Anemometer
Anemoter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan udara.
Anemometer dipenelitian ini digunakan sebagai pengukur kecepatan laju
udara dari blower evaporator dan suhu yang keluar dari blower evaporator.
Anemometer dapat dilihat seperti pada Gamabar 3.13.
Gambar.3.11. Anemometer
1.
2.
3.
4.
5.
baik.
Mencoba menyalakan alat uji untuk memeriksa adanya kebocoran.
Menyalakan lampu sebagai pembebanan.
Menempatkan wadah air untuk tempat pembuangan air.
4.
kompresor.
Menyambungkan hose tengah (kuning) pada manifold gauge ke saluran
5.
6.
7.
37
8.
9.
berikut:
1.
Meletakan tabung R-22 diatas timbangan dan mencatat berat awal.
2. Menghubungkan nipple pada tabung R-22 menggunakan hose tengah
pada manifold gauge.
3. Membuka katup tabung R-22 agar refrigeran dapat masuk ke hose
tengah ke manifold gauge dengan posisi kedua katup di manifold gauge
tetap tertutup.
4. Memutar sedikit conection pada manifold gauge dengan hose tengah
untuk membuang udara yang ada pada hose tengah tersebut kemudian
mengencangkannya kembali. Membuka kedua katup pada manifold gauge
5.
38
2.
3.
4.
5.
6.
dengan pembebanan.
Mencatat parameter-parameter tekanan dan suhu refrigeran
yang
blower evaporator serta suhu ruangan (Tr) setiap ada perubahan pada T1.
8. Mencatat ampermeter dan voltmeter pada setiap perubahan pada T1.
9. Mematikan mesin uji sistem pengkondisian udara.
10. Mengulangi langkah 1 sampai 10 untuk setiap variasi yang telah
ditentukan (variasi tekanan dengan pembebanan dan variasi tekanan
tanpa pembebanan dengan suhu evaporator dan tekanan di P 1 sesuai
variasi yang telah diditentukan)
11. Mematikan alat uji dan menata kembali perlengkapan yang akan
digunakan.
39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Penggunaan R-22 pada mesin pendingin kompresi uap yang sama akan
mempengaruhi kinerja komponen mesin pendingin. Efek pendinginan, panas
buang kondensor dan kerja kompresi yang dihasilkan pada mesin yang
menggunakan R-22 lebih besar,namun tidak diikuti dengan laju pendinginan yang
cepat. Besarnya nilai ketiga parameter ini dikarenakan besarnya laju aliran massa
yang terjadi. Suhu evaporasi yang dapat dicapai R-22 rendah.
4.2. Saran
Dalam pembuatan alat ini belum sepenuhnya maksimal, dan dari
pembuatan alat ini masih dapat lagi dikembangkan, jadi diharapkan kedepannya
nanti, mahasisiwa ditahun yang akan berjalan dapat memaksimalkan apa yang
diharapkan Pembimbing. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam
40
Penulisan Laporan ini, kritik dan saran menjadi bahan pertimbangan kami, Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Afdhal Kurniawan Mainil, 2012 Jurnal Mechanical Kaji Eksperimental
Performansi Mesin Pendingin Kompresi Uap dengan Menggunakan
Refrigeran Hidrokarbon (Hcr12) Sebagai Alternatif Refrigeran Pengganti
R12 dengan Sistem Penggantian Langsung (Drop In Substitute).
[2]. Amna
Citra Fahrani, 2007 Skripsi Pengaruh Penggantian
Refrigeran R-12 Menjadi R-22 Pada Perfomansi Mesin Pembeku.
[3]. Angky Puspawan, 2013 Jurnal Ilmiah Percobaan Sistem Pengkondisian
Udara menggunakan jenis Refrigeran-134a
[4]. ASHRAE, 1906 Handbook of Aplication ,
[5]. Cengel, Junus A., Engineering Thermodinamic,
An
Engineering
42