Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung pada
banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya
merah tua. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung dan selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,
tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.1
Hemoglobin merupakan protein yang mengandung zat besi dan memiliki
afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemaglobin di dalam eritrosit. Dari
mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulma menuju
jaringan.2
Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis
rantai polipeptida yang dinamakan rantai dan rantai . Pada rantai , masing-masing
mengandung141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai masing-masing
mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai 22. Akan
tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin
A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai diganti oleh
rantai (22).3
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah,
karena hemoglobin merupakan penyusun 30% dari total isi eritrosit. Hemoglobin
mempunyai berat molekul penyusun 64.450 dan merupakan suatu molekul yang
dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada tiap polipeptida melekat pada gugus
heme. Heme adalah suatu turunan porfirin yang mengandung besi (Fe). Polipeptida
ini dinamai secara bersama sebagai bagian dari globin dari molekul hemoglobin.
Adapun fungsi dari hemoglobin ini sebagai alat transportasi serta membawa hasil
akhir proses respirasi CO2.4
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin. Diantara metode pemeriksaan
hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana
adalah metode sahli. Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl
menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual
dengan standar dalam alat tersebut. Metode sahli kurang baik karena tidak semua
1

jenis HB dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi methemoglobin,


sulfathemoglobin.1
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik mengkaji hubungan
hemoglobin dengan VO2 max pada mahasiswa Angkatan 2011-2012 Fakultas
Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun 2014
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka hal yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana hubungan haemoglobin dengan VO2 max pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan haemoglobin dengan VO2 max pada mahasiswa
Angkatan 2011-2012 Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan
Tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat yang berguna bagi
beberapa pihak yaitu:
1. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
Dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi bagi mahasiswa yang
tertarik mengkaji topik yang sama dengan bahasan yang lebih meluas.
2. Bagi Universitas HKBP Nommensen
Menambah daftar kepustakaan mengenai bagaimana hubungan haemoglobin
dengan VO2 max pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP
Nommensen Medan Tahun 2014.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan haemoglobin dengan VO2
max.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian
selanjutnya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah pada Tubuh Manusia
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. BJ darah 1,041-0,67 dengan
temperatur 380C dan PH 7,37-7,45. Fungsi darah terdiri atas :
1. Sebagai alat pengangkut yaitu ;
a. Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk disalurkan keseluruh
jaringan tubuh.
d. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh yang
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaran leukosit, antibodi atau zat-zat anti racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
2.1.1 Pembagian Darah
Darah terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Plasma Darah
Merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma berisi gas O 2 dan
CO2, hormon-hormon, enzim dan antigen. Berfungsi sebagai perantara untuk
penyaluran makanan, mineral, lemak, glukose, dan asam amino ke jaringan.
2. Sel darah
Merupakan benda-benda kecil yang terdapat dalam darah yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop.
Sel darah terdiri atas 3 jenis :
a. Eritrosit (Sel darah merah)
1) Berupa cakram kecil bikonkaf dan tidak mempunyai inti
2) Dibentuk dalam sum-sum tulang merah, limpa dan hati.
3) Panjang hidup 115 hari
4) Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3 darah.
3

5) Warnanya merah kekuning-kuningan karena mengandung zat hemoglobin


dimana berfungsi mengikat O2 dan CO2.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi 2 zat
yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk pembentukan eritrosit
baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat dalam eritrosi yang
berguna untuk mengikat O2 dan CO2. Jumlah normal pada orang dewasa kirakira 11,5 gr dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb lakilaki 13mg%.
b. Leukosit (Sel darah putih )
1) Bentuknya berubah-rubah, dapat bergerak dan mempunyai inti sel.
2) Warnanya bening.
3) Dalam 1 mm3 darah terdapat darah kira-kira 6.000-9.000.
4) Fungsinya sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh bibit penyakit yang
masuk dalam jaringan tubuh dan sebagai pengakut yaitu membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
5) Leukosit di bagi atas dua macam yaitu agronulosit yaitu sel leukosit yang
tidak mempunyai granula didalamnya, dan granulosit disebut juga leukosit
granular.
c. Trombosit (Sel pembeku darah)
1) Sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah.
2) Dalam 1 mm3 darah terdapat 300.000 trombosit.
3) Berperanan dalam pembekuan darah.
2.2 Hemoglobin
2.2.1 Definisi
Haemoglobin merupakan suatu komples protein-pigmen yang memiliki
kandungan zat besi. Kompleks tersebut memiliki warna merah dan terdapat di dalam
eritrosit.5
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal
ialah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut 100
persen.

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen di bawa dari paruparu ke jaringan-jaringan.6
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin
terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan
satu atom besi.7
Menurut William, Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat
yang terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang
berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin yang
mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari
molekul hemoglobin.8
2.2.2 Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru
untuk di keluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen :
menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam selsel otot. Sebanyak kurang
lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin.9
Menurut Depkes RI adapun manfaat hemoglobin antara lain :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan
tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme
ke paru-paru untuk dibuang.
2.2.3 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
a. Kecukupan Besi dalam tubuh
Menurut Parakkasi, besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga
anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil
dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil

dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke


jaringan tubuh, untuk diekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan
komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan
peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan
mioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004% berat tubuh (60-70%) terdapat dalam
hemoglobin yang disimpan sebagai feritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limfa
dan sumsum tulang.10
Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawasenyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun
jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin
ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel
otot, sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung
besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan
Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga
apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan
bekerja.10
Menurut Kartono J dan Soekatri M, kecukupan besi yang direkomendasikan
adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan
cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat
terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi.10
b. Metabolisme Besi dalam tubuh
Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat
berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau
hemoglobin (lebih dari 2,5g), mioglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa
sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
fungsional yang di pakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan
cadangan.
Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah
bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan
besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25
mg/kg berat badan. Feritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang
biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam
tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan
pengeluaran.10

2.2.4 Struktur Hemoglobin


Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah suatu
protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan
di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru
untuk dibuang ke udara bebas.6

Gambar 2.1 Hemoglobin

Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan


gugus prastitik yang disebut heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna
merah. Gugus heme terdiri dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen
organik yang disebut protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang
dihubungkan oleh jembatan meterna membentuk cincin tetra pirol. Empat gugus
mitral dan gugus vinil dan dua sisi rantai propionol terpasang pada cincin ini.11
Sebuah molekul haemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung
besi fero dan empat rantai globin. Terdapat beberapa bentuk haemoglobin : tipe fetal
(HbF) dan dua bentuk utama haemoglobin dewasa (HbA1 dan HbA2). Haemoglobin
membawa oksigen, sebagian karbondioksida dan mendapat perubahan pH.
Glycosylated haemoglobin (HbA1) ---> kadar HbA1 menunjukkan kadar gula darah
selama periode beberapa bulan dan dapat digunakan untuk menilai derajat
pengendalian pada Diabetes mellitus. Nilai normal Hb untuk laki-laki adalah 13 gr% 18 gr%, dan untuk wanita adalah 11,5 gr% - 16,5 gr%.5
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit
protein), yang terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat
secara non kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama.
Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton, sehingga berat

molekul total tetramernya menjadi 64.000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin
mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas
empat molekul oksigen.7
2.3 Penetapatan Hemoglobin
2.3.1 Definsi
Penetapan hemoglobin sahli adalah kegiatan mengukur kadar hemoglobin
berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam hematin oleh
adanya HCL 0,1 N. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin
asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel
dengan warna batang gelas standar. Diantara metode yang paling sering digunakan di
laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih
adalah metode cyanmethemoglobin.12
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak dipakai
di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup
baik untuk mengetahui apakan seseorang kurang darah. Kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan ini kira-kira 10 %. Kelemahan cara sahli ini adalah hematin asam itu
bukan merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer sukar distandardisasi.
Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin, misalnya
karboxy hemoglobin, methemoglobin dan sullfhemoglobin.13
2.3.2 Pemeriksaan dengan Metode Sahli
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme
yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini
dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk
memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna
hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran
sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang
membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat
berpengaruh.

Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan


sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk
pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di
lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih
hasilnya dapat diandalkan.
Reagensia :
1. HCl 0,1 N
2. Aquadest
Alat/sarana :
1. Pipet hemoglobin
2. Alat sahli
3. Pipet pastur
4. Pengaduk

Gambar 2.1 Alat Ukur Hemoglobin


Prosedur Kerja:
1. Masukkan 5 tetes HCl 0,1N ke dalam tabung pengencer Hemometer.
2. Isaplah darah (kapiler, EDTA/Oxalat) dengan pipet HB sampai garis tanda 20l.
hapus darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
3. Catatlah waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung
pengencer yang berisi HCl 0,1N tadi. Jangan sampai terjadi gelembung udara.
4. Angkat pipet sedikit, lalu isap HCl 0,1N yang jernih ke dalam pipet 2-3 kali untuk
membersihkan darah yang masih tertinggal di pipet.
5. Campurlah isi tabung itu supaya darah dan Hcl bersenyawa; warna campuran
menjadi coklat tua.

10

6. Tambahkan aquadest setetes demi setetes, aduk dengan batang pengaduk.


Perbandingan warna campuran dengan warna standar harus dicapai dalam waktu
3-5 menit setelah saat darah dan HCl dicampurkan. Pada saat menyamakan warna
tabung diputar hingga garis bagi tidak terlihat.
7. Baca kadar HB dalam gram/100 ml darah.
2.4 Oksigen Maksimum (VO2 Max)
2.4.1 Definsi
VO2 max adalah volume oksigen maksimal merupakan ukuran yang sering
digunakan pada kebugaran aerobik dan menunjukkan rata-rata energi maksimal yang
ditimbulkan oleh sistem energi aerobik.14 VO2 max adalah jumlah oksigen yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang saat sedang bekerja keras maksimal dan dinyatakan dalam
militer/kg/menit. Nilai VO2 max ditentukan oleh kemampuan sistem pernapasan dan
kardiovaskular terhadap pengiriman oksigen ke otot skeletal yang mengalami
kontraksi serta kemampuan otot dalam mengkonsumsi oksigen.15
2.4.2 Pengukuran VO2 Max
Pengukuran VO2 max biasanya digunakan untuk menilai ketahanan latihan
fisik. Dimana VO2 max, dapat dipengaruhi oleh umur, seks, kebiasaan latihan fisik,
herediter, dan status klinis.14, 16
Selama latihan fisik maksimal, denyut jantung dan isi sekuncup meningkat
sekitar 95% dari nilai maksimum. Oleh karena curah jantung adalah isi sekuncup
dikalikan denyut jantung juga meningkat. VO2 max lebih banyak dipengaruhi oleh
sistem jantung dibandingkan sistem pernapasan. Hal ini disebabkan jumlah oksigen
yang digunakan tubuh tidak pernah melebihi nilai rata-rata oksigen yang dikirim oleh
sistem jantung ke jaringan. Alasan ini menunjukkan bahwa ketahanan seseorang
dalam melakukan latihan fisik terutama tergantung pada jantung mereka. Oleh karena
itu berhubungan dengan pengiriman oksigen yang adekuat ke otot selama latihan
fisik.17
Selain uji lab medis, ada beberapa cara untuk mengukur Vo2max seseorang,
diantaranya Metode Balke, Harvard step test, Beep Test, Test Cooper. Test Cooper
dikembangkan oleh Dr. Keneth Cooper bersama militer AU Amerika Serikat pada
tahun 1968. Test ini dirancang untuk dapat dilakukan dengan mudah, murah dan
massal. Pada dasarnya ia menghubungkan tes uji laboratrium dengan uji lapangan dan
menyesuaikan hasilnya untuk membuat kategori (tingkatan) kebugaran jasmani.

11

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian

12

Haemoglobin merupakan suatu komples protein-pigmen yang memiliki


kandungan zat besi. Kompleks tersebut memiliki warna merah dan terdapat didalam
eritrosit. Penurunan konsentrasi hemoglobin akan menyebabkan penurunan nilai
uptake oksigen maksimum (VO2 max), manakala, jika konsentrasi hemoglobin
meningkat, uptake oksigen maksimum (VO2 max) turut meningkat. apabila kadar
hemoglobin tidak berubah, tetapi volume darah bertambah, nilai uptake oksigen
maksimum (VO2 max) turut bertambah dan jika volume darah berkurang, nilai uptake
oksigen maksimum (VO2 max) turut berkurang. di sini dapat disimpulkan bahawa
uptake oksigen maksimum (VO2 max) sangat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin dan
volume darah.
Mahasiswa yang melakukan aktivitas fisik, maka denyut jantung akan
meningkat sekitar 95% dari nilai maksimum. Oleh karena curah jantung adalah isi
sekuncup dikalikan denyut jantung juga meningkat. VO2 max lebih banyak
dipengaruhi oleh sistem jantung dibandingkan sistem pernapasan. Berdasarkan uraian
di atas, maka dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan penelitian:

Mahasiswa
Metode Sahli

Test Cooper
Hemoglobin

VO2 max

Faktor mempengaruhi:
1. Kecukupan Besi
2. Metabolisme Besi

Faktor mempengaruhi:
1. Aktivitas
2. Jenis kelamin
3. Umur
4. Hereditas

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


12
3.2. Definisi Operasional
a.

Hemoglobin adalah kadar hemoglobin mahasiwa yang diukur berdasarkan Sahli.

13

b.

VO2 max adalah merupakan kemampuan maksimal tubuh yang di mulai dari sel
dalam menggunakan oksigen selama melakukan aktifitas atau olahraga maksimal
persatuan waktu.

Anda mungkin juga menyukai

  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen182 halaman
    JUDUL
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen2 halaman
    Daftar Riwayat Hidup
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Data Frekuensi Melda
    Data Frekuensi Melda
    Dokumen2 halaman
    Data Frekuensi Melda
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Ayat Kitab Indah
    Ayat Kitab Indah
    Dokumen1 halaman
    Ayat Kitab Indah
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen4 halaman
    Abs Trak
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Ayat Kitab Indah
    Ayat Kitab Indah
    Dokumen1 halaman
    Ayat Kitab Indah
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Abstrak 1 Maret 2013
    Abstrak 1 Maret 2013
    Dokumen2 halaman
    Abstrak 1 Maret 2013
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Tabel A
    Tabel A
    Dokumen2 halaman
    Tabel A
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Nency Megasari Sagala
    Belum ada peringkat