Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

membolos saat jam pelajaran, sering menggunakan


Pendidikan merupakan faktor yang sangat handphone di saat pelajaran sedang berlangsung
penting di dalam peningkatan mutu sumber daya serta kurangnya perhatian siswa di dalam
manusia. Melalui pendidikan, diharapkan mampupengerjaan tugas yang diberikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi
melahirkan manusia Indonesia yang berkompeten
di bidangnya. Pendidikan diharapkan mamputercapainya hasil belajar siswa. Faktor-faktor
membantu siswa untuk mengenali potensi yang ada tersebut dikelompokkan menjadi faktor eksternal
di dalam dirinya, tetapi tidak hanya itu pendidikan dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain
pun diharapkan mampu untuk membantu siswa adalah metode belajar, metode mengajar yang
menggali dan mengembangkan potensi yangdigunakan oleh guru, kurikulum dan lain
dimilikinya. Sehingga tercipta manusia Indonesiasebagainya. Sedangkan faktor internal adalah
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, lain jasmani, psikologis (inteligensi, minat, bakat,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang motif) dan lain-lain.
Terkadang faktor internal kurang menjadi
demokratis serta bertanggungjawab seperti yang
tercantum di dalam Undang-Undang Republikpusat perhatian, salah satu yang menjadi fokus
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem perhatian adalah faktor eksternal seperti model dan
metode yang digunakan guru dalam mengajar,
Pendidikan Nasional.
Upaya peningkatan mutu pendidikan tidakpadahal faktor internal pun memiliki peranan yang
dapat lepas dari upaya peningkatan hasil belajar sangat penting karena merupakan dorongan dari
siswa di sekolah. Berbagai upaya telah dilakukandalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai
untuk memecahkan masalah mengenai rendahnya kesuksesan antara lain hasil belajar yang maksimal.
hasil belajar siswa di sekolah, antara lain perbaikan Faktor-faktor internal yang berperan penting antara
kurikulum,
penerapan
berbagai
modellain adalah kecerdasan emosional dan regulasi diri.
Menurut Goleman
(1995), kecerdasan
pembelajaran agar siswa mampu mencapai hasil
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi
belajar yang maksimal.
kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan
Namun,
kenyataan
di
lapangan
faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah
menunjukkan hal yang sebaliknya. Berdasarkan
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional
hasil observasi di beberapa sekolah, masih banyak
memegang peranan yang cukup penting karena
siswa yang belum mencapai hasil belajar yang
dengan kecerdasan emosional yang baik maka,
sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
siswa dapat mengatur emosi mereka untuk
yang telah ditetapkan. Masih banyak siswa yang
memotivasi dan tetap menjaga semangat serta
harus mengikuti remedial setelah pelaksanaan
mengarahkannya kepada hal yang positif untuk
ulangan harian maupun ulangan akhir semester.
mencapai tujuan yang diinginkan, dan tetap
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
optimis jika mengalami kesulitan dan halangan.
siswa masih tergolong rendah.
Faktor lain yang berperan terhadap
Berdasarkan hasil observasi, selain hasil
pencapain hasil belajar adalah regulasi diri.
belajar yang rendah hal lain yang menarik
Zimmerman (1990) menuturkan regulasi diri
perhatian adalah rendahnya kecerdasan emosional
menekankan pentingnya tanggungjawab personal
dan regulasi diri siswa masih rendah. Hal tersebut
dan mengontrol pengetahuan dan keterampilan
tergambar dari perilaku-perilaku siswa di sekolah
antara lain perkelahian antar siswa baik di dalam keterampilan yang diperoleh.
Mengapa regulasi diri penting di dalam
maupun di luar sekolah, beberapa siswa sering
pencapaian hasil belajar yang maksimal karena

melalui regulasi diri yang baik maka siswa mampuHASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengontrol proses belajarnya danDeskripsi Hasil Analisis Data
pemahaman terhadap tugas-tugasnya serta motivasi 1. Deskripsi Kecerdasan Emosional
dan pengambilan keputusan. Mengingat banyak hal
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kecerdasan
yang dapat menurunkan minat dan motivasi siswa
emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar
di dalam belajar dan mengerjakan tugas, antara lain
dapat dilihat pada Tabel 1
begitu banyak hal menarik yang dapat dilakukan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase
dibandingkan belajar dan mengerjakan tugas antara
Kecerdasan Emosional Siswa SMA Negeri di Kota
lain, menonton TV, bermain games, berinteraksi
Makassar
dengan teman-teman melalui media sosial
Kategori
Nilai skor Frekuensi
%
elektronik seperti facebook, twitter dan lain-lain.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu
Sangat tinggi
120
19
8,6
1) Untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa
Tinggi
110 119
57
25,8
SMA Negeri di Kota Makassar. 2) Untuk
mengetahui regulasi diri siswa SMA Negeri di
Sedang
100 109
87
39,36
Kota Makassar. 3)Untuk mengetahui hasil belajar
Rendah
91 99
42
19
biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 4)
Sangat rendah
89
16
7,24
Untuk mengetahui antara kecerdasan emosional
Jumlah
221
100
dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di
Data
kecerdasan
emosional
yang
diperoleh
Kota Makassar. 5) Untuk mengetahui hubungan
melalui pemberian angket pada responden
antara regulasi diri dengan hasil belajar biologi
memiliki rentang skor 79 127. Skor tertinggi
siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 6) Untukyang diperoleh responden adalah 127 dan skor
mengetahui hubungan antara kecerdasan emosionalterendah yang diperoleh responden adalah 79. Skor
dan regulasi diri secara bersama-sama dengan hasilrata-rata yang diperoleh responden adalah 105.
belajar biologi siswa SMA Negeri di KotaBerdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar kecerdasan emosional responden
Makassar.
berada pada kategori sedang sebesar 39,36%
dengan rentang skor 100-109. Berikut disajikan
METODE PENELITIAN
histogram frekuensi kecerdasan emosional siswa
Jenis penelitian penelitian ex-post facto
SMA Negeri di kota Makassar.
bersifat korelasional karena diselidiki hubungan
antara variabel. Penelitian dilaksanakan di SMA
Negeri di Kota Makassar. seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri di Kota Makassar tahun ajaran
2013/2014 dan dilakukan pemilihan sampel secara
stratified random sampling dan
terpilih dua
sekolah yaitu SMA Negeri 9 Makassar mewakili
sekolah standar nasional (SSN) dan SMA Negeri 1
Makassar mewakili sekolah kategori mandiriGambar. 1 Histogram Persentase Kecerdasan Emosional
Siswa SMA Negeri di Kota Makassar
(SKM). Teknik pengumpulan data variabel
kecerdasan emosional dan regulasi diri dengan 2. Deskripsi Regulasi Diri
menggunakan instrumen berupa kuesioner, data
Data regulasi diri yang diperoleh melalui
hasil belajar diperoleh dari nilai semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakanpemberian angket regulasi diri pada responden.
dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis Hasil angket regulasi diri memiliki rentang skor 69
dianalisis secara kuantitatif, yakni dengan 138. Skor tertinggi yang diperoleh responden
menggunakan teknik statistik, baik statistik
adalah 138 dan skor terendah yang diperoleh
deskriptif maupun inferensial.

responden adalah 69. Skor rata-rata yang diperoleh Tabel. 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil
responden adalah 105. Untuk lebih jelas mengenai Belajar Siswa SMA Negeri di Kota Makassar
distribusi frekuensi dan persentase kecerdasan
Kategori
Nilai skor Frekuensi
%
emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar
Sangat tinggi
85 100
43
19,5
dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase
Tinggi
65 84
128
57,9
Regulasi Diri Siswa SMA Negeri di Kota
Sedang
55 64
38
17,2
Makassar
Kategori
Sangat tinggi

Nilai skor

Frekuensi

127

17

7,69

113 126

62

28,05

99 112

78

35,29

84 98

48

21,72

83

16

7,29

221

100

Rendah

35 54

12

5,4

Sangat rendah

0 34

221

100

Jumlah

Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Jumlah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan


bahwa hasil belajar
responden berada pada
kategori tinggi dengan persentase sebesar 57,9%
dengan rentang nilai 65 84. Berikut disajikan
histogram persentase hasil belajar siswa SMA
Negeri di kota Makassar.

Berikut disajikan histogram frekuensi


regulasi diri siswa SMA Negeri di kota Makassar.

Gambar 4.5 Histogram Persentase Hasil


Belajar Siswa SMA Negeri di Kota Makassar
Uji Hipotesis
1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan
Hasil Belajar Biologi
Gambar. 2 Histogram Persentase Regulasi Diri Siswa
SMA Negeri di Kota Makassar

Analisis korelasi sederhana terhadap skor


kecerdasan emosional (X1) dan skor hasil belajar
Data hasil belajar biologi diperoleh dari Biologi (Y) menunjukkan koefisien korelasi ry1
nilai semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang sebesar 0,38. Pengujian koefisien korelasi tersebut
diberikan oleh guru mata pelajaran dari setiap menggunakan uji t yang disajikan pada tabel 4
sekolah. Nilai tertinggi yang diperoleh responden Tabel 4 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry1
adalah 94 dan nilai terendah yang diperoleh
t Tabel
Cacah
responden adalah 50. Nilai rata-rata yang diperoleh Observasi Koefisien t hitung
Korelasi
=
responden adalah 73. Untuk lebih jelas mengenai
(df)
= 0.01
0.05
distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar
220
0.38
6.079
1.65 2.33
siswa SMA Negeri di Kota Makassar dapat dilihat
pada Tabel 4.5
Tabel di atas menunjukkan bahwa t hitung =
6,079 lebih besar dari t tabel pada =0,05 dan

3. Deskripsi Hasil Belajar

=0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan=0,05 dan =0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan
kecerdasan emosional (X1) terhadap hasil belajarhubungan antara kecerdasan emosional (X1) dan
( Y ) adalah signifikan
regulasi diri (X2) secara bersama-sama dengan
hasil belajar (Y) adalah signifikan.
2. Hubungan Regulasi Diri dengan Hasil Belajar
Biologi
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan
Analisis korelasi sederhana terhadap skor
Hasil Belajar Biologi
regulasi diri (X2) dan skor hasil belajar biologi (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
menunjukkan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,656.kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota
Pengujian koefisien korelasi tersebut menggunakan Makassar berdasarkan pengkategorian oleh
Slameto (1999) berada pada kategori sedang yaitu
uji t yang disajikan pada Tabel 5 berikut ini.
sebanyak 87 dari 221 siswa dengan persentase
39,36%. Hasil analisis deskriftif menunjukkan
bahwa skor rata-rata kecerdasan emosional siswa
adalah 105, dimana skor tersebut berada pada
Tabel 5 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry2
kategori sedang. Kecerdasan emosional siswa
sudah cukup baik karena 25,8% siswa berada pada
t Tabel
Cacah
kategori tinggi dan 8,6% siswa berada pada
Koefisien
Observasi
t Hitung
Korelasi
kategori sangat tinggi. Namun, masih ada 19%
=
=
(df)
0.05 0.01
siswa berada pada kategori rendah dan 7,24%
siswa berada pada kategori sangat rendah.
220
0.656
12.867 1.65 2.33
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai
korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil
Tabel di atas menunjukkan bahwa
tbelajar siswa sebesar 0,38. Merujuk pada pada
hitung = 12,867 lebih besar dari t tabel padainterpretasi dari nilai r yang dikemukakan oleh
=0,05 dan =0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan Arikunto (2005), persentase tersebut tergolong
hubungan regulasi diri (X2) terhadap hasil belajar ( rendah. Kecerdasan emosional memberikan
Y ) adalah signifikan.
kontribusi sebesar 14,4% terhadap hasil belajar.
Data hasil penelitian ini juga diperkuat oleh
3. Hubungan Kecerdasan Emosional danpenelitian lain lain yang dilakukan oleh Daud
Regulasi Diri Secara Bersama-samas dengan(2010) mengenai pengaruh kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar mahasiswa teknik. Hasil
Hasil Belajar Biologi
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
Analisis korelasi sederhana terhadap skor memberikan kontribusi sebesar 28,7% terhadap
regulasi diri (X2) dan skor hasil belajar biologi (Y)prestasi belajar. Hasil penelitian menggambarkan
menunjukkan koefisien korelasi ry1,2 sebesar 0,656.bahwa prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh
Pengujian koefisien korelasi tersebut menggunakan kecerdasan emosional, dimana makin meningkat
kecerdasan emosional makin meningkat pula
uji F yang disajikan pada tabel berikut ini.
prestasi belajar mahasiswa.
Tabel 6 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry1,2
Keberhasilan
seseorang
tidak
hanya
ditentukan oleh faktor IQ semata. Masih banyak
Cacah
faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang.
F Tabel
Koefisien
Observasi
F Hitung
Menurut Goleman (1995), kecerdasan intelektual
Korelasi
(df)
= 0.05 = 0.01
(IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan,
220
0.656
82.534 3.04 4.71
sedangkan 80% adalah sumbangan faktor
kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah
kecerdasan emosional atau Emotional Quotient
Tabel di atas menunjukkan bahwa
F(EQ).
hitung = 82,534 lebih besar dari f tabel

pada

Hal senada juga dikemukakan oleh Patton


Zimmerman (1990) menuturkan bahwa
(2002) bahwa kecerdasan emosional adalahregulasi
diri
menekankan
pentingnya
kekuatan dibalik kemampuan intelektual yangtanggungjawab
personal
dan
mengontrol
merupakan pembentukan emosi yang mencakuppengetahuan dan keterampilanketerampilan yang
beberapa keterampilan, dimana salah satunyadiperoleh. Regulasi diri dalam belajar juga
adalah memotivasi dan menjaga semangat disiplin membawa siswa menjadi master (ahli/menguasai)
diri dalam usaha mencapai tujuan-tujuan.
dalam belajarnya.
Melalui regulasi diri yang baik siswa
2. Hubungan Regulasi Diri dengan Hasil Belajarmampu untuk menetapkan strategi-strategi belajar
mereka. Dimana bisa saja strategi-strategi mereka
Biologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78bervariasi bergantung pada mata pelajaran yang
dari 221 siswa yang menjadi sampel penelitian atau mereka hadapi karena mereka mengetahui bahwa
dengan persentase 35,29% memiliki regulasi dirisetiap mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan
yang berada pada kategori sedang berdasarkan yang berbeda dan membutuhkan strategi yang
berbeda pula. Seperti yang diungkapkan Chamot
pengkategorian oleh Slameto (1999).
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai(dalam Ellianawati, 2009) regulasi diri adalah
korelasi antara regulasi diri dengan hasil belajar situasi dimana pebelajar memiliki kontrol terhadap
siswa sebesar 0,656. Merujuk
pada padaproses pembelajaran melalui pengetahuan dan
interpretasi dari nilai r yang dikemukakan oleh penerapan strategi yang sesuai dan pemahaman
Arikunto (2005), persentase tersebut tergolongterhadap tugas-tugasnya.
tinggi. Sementara itu, regulasi diri ini pun
memberikan kontribusi sebesar 43,1% terhadap 3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan
Regulasi Diri Secara Bersama-samas dengan
hasil belajar. Hal tersebut memberikan gambaran
Hasil Belajar Biologi
bahwa faktor regulasi diri di dalam proses
Hasil analisis data inferensial menggunakan
pembelajaran berperan penting.
Hal serupa juga diungkapkan olehuji regresi linear berganda untuk menguji hipotesis
Febrianela (2013) berdasarkan hasil penelitian ketiga yaitu hubungan kecerdasan emosional dan
regulasi diri yang dilakukan di tiga SMA yangregulasi diri secara bersama-sama dengan hasil
berbeda menunjukkan
bahwa korelasi antarabelajar menunjukkan bahwa nilai korelasi adalah
antara regulasi diri dan prestasi akademik adalah sebesar 0,656 yang masuk ke dalam kategori
sebesar 82,3%, 56,7% dan 61,5% . Hasiltinggi. Sementara itu, kontribusi kecerdasan
penelitian menggambarkan bahwa semakin tinggi emosional dan regulasi diri terhadap hasil belajar
skor regulasi diri maka prestasi akademik yang adalah sebesar 43,1%.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang
tinggi dan sebaliknya siswa dengan regulasi diri
dikemukakan
oleh
Goleman(1995)
bahwa
rendah memiliki prestasi akademik rendah. Hal ini
dapat terjadi karena dengan regulasi diri yangkecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang
tinggi, siswa mampu memilih strategi belajar yang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
berbeda untuk setiap mata pelajaran dengan tingkat sumbangan faktor lain. Faktor-faktor tersebut dapat
kesulitan yang berbeda sehingga mampuberupa kecerdasan emosional dan regulasi diri.
Kecerdasan emosional yang baik dan
meningkatkan prestasi akademik siswa tersebut.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh didukung oleh regulasi diri siswa yang baik pula
oleh Latipah (2010) dalam kajiannya mengenaiakan membantu siswa mencapai prestasi dalam
jurnal penelitian beberapa jurnal pada jenjangproses pembelajarannya. Kecerdasan emosional
pendidikan yang berbeda di dunia menunjukkanyang baik akan membantu siswa dalam membina
bahwa dalam bidang pendidikan regulasi diri telah hubungan dengan teman-temannya, tidak mudah
memberikan pengaruh yang sangat signifikanputus asa jika mengalami stress, peduli dengan
khususnya untuk siswa SMP dan SMU. Regulasilingkungan sekitar sehingga terjadilah hubungan
diri berpengaruh terhadap emosiemosi akademikyang baik dengan teman-temannya, proses bertukar
yang akhirnya dapat berpengaruh terhadapinformasi pelajaran pun akan berlangsung dengan
baik begitupun dengan pengerjaan tugas dan
meningkatnya prestasi akademik.
kegiatan pelajaran lainnya seperti diskusi dan lain-

lain. Seperti yang diungkapkan oleh Patton (2002)eksternal. Faktor internal meliputi; faktor jasmani,
menerangkan bahwa seseorang yang memilikipsikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor
kecerdasan emosional yang baik akan memiliki eksternal dapat datang dari keluarga, sekolah dan
keterampilan-keterampilan untuk tetap optimis jika lingkungan masyarakat.
berhadapan
dengan
kemalangan
dan
ketidakpastian, memotivasi dan menjaga semangatPENUTUP
disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan-tujuan. Kesimpulan
Caruso (2004) mengatakan bahwa kecerdasan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
emosional dapat membantu seseorang untukpembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini
mencapai
kesuksesan.
Seseorang
denganadalah:
kecerdasan emosional baik dapat mengatur
1. Kecerdasan emosional siswa SMA Negeri
perasaan-perasaan gembira, kepuasan, atau
di Kota Makassar berada pada kategori
sukacita yang dapat memotivasi diri saat
sedang
menghadapi hambatan dan saat kesuksesan
2. Regulasi diri siswa SMA Negeri di Kota
tersebut tidak datang dengan mudah.
Makassar berada pada kategori sedang
Begitupun dengan regulasi diri yang baik,
siswa mampu mengelola sendiri cara belajarnya, 3. Hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di
Kota Makassar berada pada kategori tinggi
memiliki strategi yang tepat untuk dirinya pada
setiap pelajaran dengan tingkat kesulitan yang 4. Kecerdasan emosinal berhubungan dengan
berbeda pula. Menjaga pikiran mereka untuk tetap
hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di
fokus, dimana saat sekarang ini begitu banyak halKota Makassar pada kategori rendah
hal yang dapat mengganggu proses belajar mereka 5. Regulasi diri berhubungan dengan hasil
seperti media sosial yang beraneka ragam jenisnya.
belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota
Melalui regulasi diri yang baik, siswa memiliki
Makassar sebesar berada pada kategori
caranya masing-masing utnuk menyelesaikan tugas
tinggi
dan untuk mengahadapi ujian serta mengatur
6. Kecerdasan emosional dan regulasi diri
waktu mereka antara tugas belajar mereka dan
secara bersama-sama berhubungan dengan
kesempatannya dengan kegiatan-kegiatan ekstra
hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di
seperti hobi, kegiatan dengan lingkungan
Kota Makassar berada pada kategori tinggi
sekitarnya maupun kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah. Seperti yang dipaparkan Zumbrunn (2011)
Saran
bahwa regulasi diri adalah proses yang membantu
siswa dalam mengelola pikiran mereka, perilaku, 1. Kepada orang tua agar lebih memperhatikan
perkembangan anak, tidak hanya dari sisi IQ
dan emosi agar berhasil menavigasi pengalaman
semata tetapi memperhatikan kecerdasanbelajar mereka.
kecerdasan lain dan bakat yang dimiliki oleh
Selain kecerdasan emosional dan regulasi
anak.
diri, kita tidak dapat melupakan begitu saja faktor2.
Kepada guru agar memperhatikan proses
faktor lain yang berpengaruh dalam pembelajaran
pembelajaran tidak terfokus kepada IQ
baik faktor eksternal maupun internal. Berdasarkan
semata. Tetapi ada faktor lain dari dalam diri
hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan
siswa yang berperan penting dalam
bahwa kontribusi kecerdasan emosional dan
keberhasilan pembelajaran di kelas
regulasi diri terhadap hasil belajar adalah sebesar
3. Kepada peneliti lain agar lebih memperdalam
43,1%.
mengenai wawasan konsep jika melakukan
Melihat data dari sumbangsih kecerdasan
penelitian yang relevan
emosional dan regulasi diri tersebut kita tidak
boleh melupakan bahwa masih banyak faktor- 4. Kepada Kepala Sekolah agar memberikan
faktor lain yang berpengaruh pada prestasi ataupun
arahan
kepada
guru
bahwa
perlu
keberhasilan siswa di dalam proses pembelajaran.
memperhatikan kecerdasan-kecerdasan lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
dalam diri siswa seperti kecerdasan emosional
belajar seperti yang diungkapkan oleh Slameto
dalam kaitannya dengan proses pembelajaran
(2010) terdiri dari faktor internal dan faktor

5. Kepada Kepala Dinas Pendidikan agarEllianawati. 2010. Pemanfaatan Model Self

Regulated
Learning
Sebagai
Upaya
senantiasa memberikan pelatihan terpadu
Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri
dalam kaitannya dengan pemahaman guru
Pada Mata Kuliah Optik. Jurnal Pendidikan
terdahap kecerdasan-kecerdasan dalam diri
Fisika Indonesia, 1(1), 202-215.
siswa dan aplikasinya di dalam proses
pembelajaran
6. Kepada siswa bahwa setiap individu memiliki Febrianela, Refista Befris. 2013. Self Regulated
Learning (SRL) Dengan Prestasi Akademik
kecerdasan-kecerdasan yang berbeda setiap
Siswa Akselerasi. Jurnal Online Psikologi,
individu dan agar tidak patah semangat dalam
1(1), 1-7.
pembelajaran jika mengalami kegagalan
Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan Emosional.
Ucapan Terima kasih
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Secara khusus penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Muh. Jufri, Latipah, Eva. 2010. Strategi Self Regulated
Learning dan Prestasi Belajar: Kajian Meta
S.Psi, M.Si, M.Psi, selaku pembimbing I dan
Analisis. Jurnal Psikologi, 37(1), 110-129.
Bapak Dr. Ir. Muhammad Wiharto, M.Si, selaku
pembimbing II yang telah memberi arahan dan Patton, Patricia. 2002. EQ_Pengembangan Sukses
bimbingannya. Penulis juga ucapkan kepada guruLebih Bermakna. Bandung: Mitra Media.
guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 dan SMA
Negeri 9 Makassar atas bantuannya selamaSlameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan penelitian. Terima kasih.
Zimmerman, Barry J. 1990. Self Regulated
Learning and Academic Achievement: An
Overview. Educational Psychologist, 25(1),
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian:
3-17.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA

Cipta.

Zumbrunn, Sharon. 2011. Encouraging SelfRegulated Learning in the Classroom: A


Caruso, David R. 2004. The Emotionally
Review
of
the
Literature.
Virginia
Intelligent Manager How to Develop and Use
Commonwealth
University:
Metropolitan
the four Key Emotional Skills of Leadership.
Educational Research Consortium (MERC),
United State of America: Library of Congress
Cataloging Publication Data.
Daud, Metsi. 2010. Pengaruh Kecerdasan
Emosional
Terhadap
Prestasi
Belajar
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Manado. Ed Vokasi: Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, 1(1), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai