Audit Plan
Audit Plan
A. Perencanaan Audit
Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI,2011:310.1) berbunyi sebagai berikut:
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
Auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian
fungsi perencanaan dan supervisi auditnya kepada staf lain dalam kantor akuntannya.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit auditor harus
mempertimbangkan antara lain:
Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri di mana
satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
Kondisi yang mungkin memerlukan perubahan atau perluasan pengujian audit.
Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas. Contoh
Laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi.
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi
biasanya mencangkup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan
usaha dan diskusi dengan staf lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha
tersebut.
Contoh prosedur meliputi:
Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen laporan keuangan dan
laporan audit tahun lalu.
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan direksi atau
komite audit.
Menentukan luasnya keterlibatan jika adaa konsultan, spesialis dan auditor intern.
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya maka auditor harus
memahami bisnis klien, termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasi, metode
produksi, pemasaran dan distribusi.
Pengetahuan tentang bisnis klien membantu auditor dalam:
Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan
dikumpulkan dalam organisasi.
Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian
informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang
dilaksanakan dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan.
Auditor harus menyusun audit plan segera setelah Enggagement Letter disetujui oleh
klien.
Isi audit plan mencangkup:
1. Hal-hal mengenai klien
Kebijakan akuntansi
Neraca komparatif dan perbandingan penjualan. Laba rugi tahun lalu dan sekarang.
Client contact: mengenai nama dari orang-orang yang akan sering dihubungi
auditor.
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
Waktu pemeriksaan
Jenis jasa yang diberikan: General audit, spesial audit, menyusun laporan
keuangan, perpajakan
Time Schedule Misal bulan november: Review internal control, tentative audit
program.
B. Prosedur Analitis
Lima jenis Prosedur analitis
Kegunaan prosedur analitis adalah sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor
yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus
dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan.
Auditor mengembangkan ekspektasi menyangkut saldo akun atau rasio dengan
mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, ekspektasi anggaran
yang disiapkan klien dan informasi non keuangan. Biasanya auditor mengembangkan
saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu
atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus auditor membandingkan data
klien dengan:
1. Data Industri
Melihat data klien dan data industri yang sejenis serta membandingkannya. manfaat
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
paling penting dari perbandingan industri adalah membantu memahami bisnis klien dan
sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan. Namun, kelemahan
utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perbedaan antara sifat
informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena
data industri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti.
Sering kali lini bisnis klien tidak sama seperti standar industri. Selain itu perusahaan
yang
berbeda
menerapkan
metode
akuntansi
yang
juga
berbeda,
sehingga
Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa untuk tahun
sebelumnya.
Perbandingan rincian dapat berbentuk rincian selama beberapa waktu, misalnya
membandingkan total penjualan bulanan, perbaikan, dan akun lainnya untuk tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya, atau rincian pada suatu waktu tertentu, misalnya
membandingkan rincian utang pada akhir tahun berjalan dengan akhir tahun
sebelumnya.
-
sebelumnya.
Membandingkan total atau rincian tahun berjalan dengan tahun sebelumnya memiliki
dua kelemahan yaitu: pertama, hal itu tidak mempertimbangkan pertumbuhan atau
penurunan aktivitas bisnis. Kedua, hubungan data yang satu dengan yang lainnya
diabaikan seperti penjualan dengan harga pokok penjualan.
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
Perputaran bahan baku untuk perusahaan Salah saji persediaan atau hrg pokok
manufaktur
penjualan atau keusangan persediaan
bahan baku
Komisi penjualan dibagi dengan penjualan Salah saji komisi penjualan
bersih
Rasio penjualan dan pengurangan harga Misklasifikasi
retur
penjualan
dan
dibagi dengan penjualan kotor
pengurangan harga yg belum tercatat
sesudah akhir thn.
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (thn Kelalaian mencatat perubahan dlm nilai
berjln) dibagi dg nilai penyerahan tunai penyerahan tunai atau kekeliruan mencatat
asuransi jiwa (thn sebelumnya)
perubahan
Masing-masing beban manufaktur sebagai Salah saji yang signifikan dari masingpersentase dari total beban manufaktur
masing beban total.
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran ( budget) untuk berbagai aspek operasi
dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode
berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara hasil yang
dianggarkan dengan hasil aktual karena area ini dapat mengandung salah saji yang
potensial. Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan
khusus. Pertama auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana
yang realistis. Dalam beberapa organisasi anggaran disiapkan asal-asalan sehingga
bukan merupakan ekspetasi yang realistis. Informasi semacam itu memiliki nilai yang
rendah sebagai bukti audit. Kedua yaitu kemungkinan bahwa informasi keuangan saat
ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran. Penilaian risiko
pengendalian dan pengujian audit yang terinci atas data aktual biasanya dilakukan
untuk meminimalkan masalah ini.
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi
ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo
aktual. Pada jenis prosedur analitis ini auditor membuat estimasi tentang rupa saldo
akun yang seharusnya dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
akun laporan laba-rugi lainnya untuk membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren
historis. Berikut ini dua contohnya:
a.
wesel bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan. Estimasi independen ini didasarkan
pada pengujian atas kelayakan beban bunga yang tercatat.
b.
auditor dapat menghitung rata-rata bergerak dari penyisihan piutang tak tertagih
sebagai persentase piutang usaha kotor dan kemudian menerapkan pada saldo piutang
usaha kotor pada akhir tahun audit. Dengan menggunakan tren historis ini auditor
dapat menentukan nilai yang diharapkan untuk penyisihan tahun berjalan.
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan.
Membandingkan estimasi yang diharapkan dengan pendapatan yang tercatat sebagai
pengujian atas kelayakan pendapatan yang dicatat. Pendekatan yang sama juga dapat
diterapkan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain, seperti pendapatan uang
kuliah di universitas, pengajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah) dan biaya
bahan yang dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan per unit).
Rasio Keuangan Secara Umum
Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio keuangan yang umum
selama tahap perencanaan dan review akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit.
Analisis keuangan yang umum dapat mengindentifikasikan secara efektif bidang
permasalahan yang mungkin, di mana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan
pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan di mana auditor
dapat memberikan bantuan lainnya. Dalam menggunakan rasio ini, auditor harus
memastikan diri untuk melakukan perbandingan yang tepat. Perbandingan yang paling
penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu dan terhadap ratarata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama.
Kemampuan Membayar hutang jangka pendek:
Rasio Kas (Cash Ratio) = (Kas + Sekuritas) / kewajiban lancar
Rasio cepat (quick ratio) = Piutang usaha bersih / kewajiban lancar
Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva Lancar / kewajiban lancar
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
Kemampuan Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas demi membayar kewajiban, perluasan,
dan dividen sangat bergantung pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang paling umum
digunakan adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk memberikan
pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan.
Persentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP
semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk. Auditor menyadari rasio ini
terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan, harga pokok penjualan, piutang
usaha, dan persediaan.
Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor setelah dikurangi dengan harga pokok
penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan auditor untuk menilai kemungkinan
salah saji dalam beban operasi dan akun neraca yang terkait.
Laba per saham = Laba bersih / rata-rata saham biasa yang beredar
Persentase laba kotor = (Penjualan bersih Hrg pokok penjualan) / Penjualan bersih
Marjin laba = Laba operasi / penjualan bersih
pengembalian atas aktiva = Laba sebelum pajak / aktiva total rata-rata
Pengembalian atas ekuitas saham biasa = saham preferen / ekuitas pemegang saham
rata-rata.
Pengembalian atas aktiva dan pengembalian atas ekuitas saham biasa adalah ukuran
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bagi setiap dollar aktiva dan ekuitas.
Pemeriksaan Akuntansi I
STIE MDP