Anda di halaman 1dari 21

1

PSIKOLOGI
WANITA MASA MENOPASUE
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kebidanan
Dosen Pembimbing : Setyo Mahanani Nugroho, SST, M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Whentin
Eviana Maya S
Sarah Pratama
Ayu Ari L
Suryani
Kiki Rizki

(14140062)
(14140072)
(14140095)
(14140100)
(14140104)
(14140112)

Kelas : B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTABAB 1


PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita.
Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut
memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan
salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya,
seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa
reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu
menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.
Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada
sifatnya sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami
berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada
ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan
inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat
berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah.
Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan.
keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya.
Setelah mengalami menstruasi sejak usia pubertas dan berlangsung terus
selama masa subur (produktif), wanita akan sampai pada penurunan fungsi
hormonal yang mengakibatkan menurun dan berhentinya menstruasi. Dengan
berakhirnya haid, proses ovulasi dan pembuahan sel telur juga berhenti.
Segenap aparat kelenjar mengalami hambatan pengurangan aktivitasnya.
Organ kelamin turut mengalami proses atrofi, menjadi kisut dan mundur
fungsinya. Akhirnya, segenap bagian tubuh lambat laun menampakkan gejala
ketuaan. Fese demikian ini pada wanita disebut menopause (men = bulan,
pause = berhenti).
Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climacter =
tahun perubahan/pergantian tahun yang berbahaya). Menopause merupakan
peristiwa fisiologis alamiah. Terjadi setelah berhentinya menstruasi selama 1
tahun. Biasanya, menstruasi mulai berkurang (taper off) selama 2-5 tahun,
paling sering antara umur 48 55 tahun, rata-rata pada umur 51,4 tahun.
Kaplan & Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis
2

menopause, seperti kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan,


labilitas emosional, iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur
(insomnia).Tanda dan gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night
sweats), flushes dan hot flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher
dan tubuh yang disertai keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan.
Penyebab dari hot flashes ini kemungkinan karena menurunnya sekresi
luteinizing hormone (LH).
Menopaus secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi hormone
kewanitaan, terutama hormon oestrogen. Penurunan ini menyebabkan atrofi
(pengisutan) dan pengeringan mukosa vagina, sehingga sering terjadi
vaginitis (radang vagina), pruritus (gatal-galat), dispareuni (nyeri waktu
hubungan seksual), dan stenosis. Perubahan-perubahan system hormonal ini
mempengaruhi segenap konstitusi psiko-fisiologik sehingga berlangsung
proses kemunduruan yang progresif. Karena itu periode klimakterium atau
menopause disebut periode krisis karena perubahan dan kemunduran yang
terjadi mengakibatkan krisis-krisis dal kehidupan psikis pribadi seseorang.
2.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi menopause ?
2. Apa sajaperiode-periode menopause ?
3. Apa sajatahap menopause ?

Apa saja tanda dan gejalat menopause ?


4. Perubahan apa saja yang terjadi pada masa menopause dan cara
mengatasinya ?
5. Apa saja gangguan psikologi pada wanita menopause dan cara
mengatasinya.
2.3. Tujuan

Adapun tujuan umum dan khususdaripembuatanmakalahini, yaitu:


1.
2.

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan


nilai tugas dari dosen mata kuliah.
Tujuan khusus:
a. Memberi pengetahuan tentang definisi manopause.
b. Memberinpengetahuan tentang periode-periode

pada

menopause.
c. Memberi pengetahuan tentang tahapan pada masa manopause.
3

masa

d. Memberi pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala menopause.


e. Memberi pengetahuan tentang gangguan pada masa menopause dan
penyelesainnya.
2.4. Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:


a

Menambah wawasan Mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam

makalah ini.
Mengembangkan pemahaman Siswa/siswi tentang psikologi pada masa

menopause.
Meningkatkan keterampilan para Mahasiswa dalam membuat makalah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Definisi Manopause
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang
terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut
sebagai perubahan kehidupan.
Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa,
pasico artinya periode atau tanda berhenti. Jadi menopause artinya
berhentinya secara degeneratif menstruasi. Menopause adalah
berhentinya menstruasi, berhentinya ovulasi dengan disertai
penurunan fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya bagian-bagian
dari tubuh perlahan-lahan menunjukkan tanda-tanda ketuaan
Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi (kira-kira 1
tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.
International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999,
menyampaikan rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996).
Menopause alamiah (natural menopause) adalah berhentinya
menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas
ovarium. Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea selama 12
bulan berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi
yang jelas.
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak
arti.Men dan pauseis adalah kata pertama yang digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. (Kasdu, 2002, h.9)
Websters Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause
sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi
antara usia 45 dan 50. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai
masa berhentinya haid sama sekali. (Kasdu, 2002, h.9)
Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG., dari Sub-bagian Endokrinologi dan
Immunologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN
Ciptomangunkusumo Jakarta, menyebutkan menopause sebagai perdarahan

rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. (Kasdu,
2002, h.10)
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir.
Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya
satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih
panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan. (Wiknjosastro, 2007, h. 129)
Menopause rupanya ada hubungannya dengan menarche. Makin
dinimenarche terjadi, makin lambat menopause timbul; sebaliknya, makin
lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. (Wiknjosastro,
2007, h. 130)
Menopause merupakan masa krisis dalam kehidupan wanita yang
mendekati usia paruh baya. Berbagai macam penyakit akan timbul saat
wanita memasuki masa menopause ini, akibat berkurangnya jumlah
estrogen dalam tubuh.
2.2. Periode Manopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) ada tiga periode menopause, yaitu:
1. Klimakterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi
dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause,
antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.
2. Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi,
dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah
mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya
terjadi pada usia 50-an tahun.
3. Senium
Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan
fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai
gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian tubuh
dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya

tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti
sebelumnya.
Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang
berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit
wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita
lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.
2.3. Tahap Masa Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejalagejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang
tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang
banyak, serta nyeri haid.
2. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.
Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus
haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
3. Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.
Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada
menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur,
siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina,
perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi,
mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta
depresi.
2.4. Tanda dan Gejala Menopause
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause
(Angila, 2010)
1. Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat
mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi
kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang
sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
2. Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia


merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke
luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu
sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada
Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya
ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan
semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terusmenerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi
dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause
namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya.
Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas
yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun
ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau
dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah
sebagai berikut :
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan
psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir,
sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman,
memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti :
menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri,
lari dari kenyataan.
Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti :
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat,
gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme
pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila
menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang
8

dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk


hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari
atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian
dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana
juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu
situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah
klinis.
3. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita


lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya
dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya
menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang
sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif
terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap
dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses
penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
4. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan
cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress
selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan
rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak
ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas
kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau
dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif,
tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu
positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan
mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang
kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang
waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga

10

bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus


stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa
diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat
menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai
akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat
psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang
itu dalam menanggapi stress tersebut.

5. Depresi

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan


Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah
menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka.
Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2%
pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar
dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan
menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.
Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang
depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang
sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa
wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak
sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin
sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari
beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5)
adalah sebagai berikut :
Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.

10

11

Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau


dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi,
menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri,
ketergantungan tinggi pada orang lain.
Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondarmandir, menangis, mengeluh.
Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu
makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang
menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu
dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan
para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat
mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak
keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak
membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para
lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis
sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
2.5.

Gangguan Psikologi Bagi Wanita Menopause


1. Depresi Menstrual
Depresi manualadalah keadaan yang pernah timbul pada masa
adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode
reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat
ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu
saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan
dengan datangnya siklus haid.
Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan
bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna
disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi
menstrual yaitu:
Dukungan Informatif

11

12

Memberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang

fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.


Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima
siklusnya.
Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang
dada.
Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap
masalah atau perubahan yang terjadi pada suaminya.
Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang
dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain lain.
Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
Memberi contoh contoh pengalaman positif tentang wanita

menopause.
Menganjurkan untuk berolahraga.
Memberi latihan penanganan stress.
Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila
perlu.
Dukungan Emosional
Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita
menopause.
Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami
kondisi istrinya.
Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan
saling pengertian.
Dukungan Penghargaan
Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
Memberi dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya
diri.
Dukungan Instrumental
Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita
menopause.
Memberi bantuan materi (yang diberikan keluarga).

12

13

2. Masturbasi Klitoris

Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dinginbeku secara seksual, pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya
menjadi hangat mebara lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi,
ada juga wanita-wanita yang selama periode produktifnya memiliki
seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini mereka menjadi
beku dingin secara seksual.
Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang
luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut
melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat

terapi.
Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan
hubungan sex.
Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau
membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.
3. Ide Delerius
Ide Deleriusmadalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu
petualanganjika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi
psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan
gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan
gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut
berisikan ide delirius (kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang
positif dalam kehidupannya.

4. Aktifitas Hipomanis Semu

Aktifitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan


seolah olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia
13

14

merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri
bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu:
Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke halhal yang positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan
mengisi waktu dengan kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau
bakat, misalnya melukis, dll.
Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
5. Infantile
Infantile pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang
timbul setelah puber kedua ini. Saat menopausemuncul kembali ingatan
masa kecil, keceriaan, harapan, permainan, lepas, gembira, asyik, dan
masih banyak suasana kegembiraan yang menyertai. Pada masa
menopause infantil ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya
seperti anak-anak.
6. Insomnia
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan
tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu
tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan
situasional semua berperan dalam hal ini.
Setelah usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan
untuk bisa tidur atau tetap tidur:
Penurunan kadar hormon
Kemerahan dan berkeringat di malam hari.
Depresi dan kecemasan.
Masalah fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
Penggunaan kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan
beberapa suplemen.
Masalah Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian,
kekhawatiran pekerjaan, masalah keuangan dll.
Berbagai obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang
berbeda.
Untuk masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena gejala
menopause, gejala insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan
menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi umum.
14

15

9. Gangguan konsep diri

Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatif yang akan


cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari
kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.
Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda
individu yang memiliki konsep dirinegatif, yaitu :
Ia peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang
diterimanya, dan mudah marah dan naik pitam.
Orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap
pujian, ia tidak dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu
menerima pujian.
Memiliki sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh,

mencela atau meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu


mengungkapkan penghargaan atau pengakuan padakelebihan orang
lain.
Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak
diperhatikan, dan ia bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga
tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.
Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan
berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.Ciri khas
individu yang berkonsep diri negatif adalah ketidak akuratan
pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai
pemahaman atau pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang
dirinya, ia tidak sungguh-sungguh mengetahui siapa dia, apa
kelebihan dan kekurangannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri negatif akan

cenderung membuatindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari


kemampuan interpersonal dan penguasaanlingkungan dalam masyarakat.
Cara mengatasi gangguan psikologi insomia,gangguan konsep diri dan
infantile pada masa menopause adalah :

Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan


ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.

15

16

Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena


akan mengganggu tidur.
Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin
dan kamar harus bersih juga rapi.
Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala
akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan BAK waktu
malam hari.
Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan
singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari

Tuhan.
Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin,
memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan
anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul,
terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.
2.6. Studi Kasus
Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan
seseorang, dan sudah menjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang
berlangsung terus sepanjang kehidupan. Seseorang ibu yang berumur 50
tahun berangsur angsur merasakan suatu gejala berakhirnya masa subur
dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya siklus
menstruasi, dinding liang rahim menjadi kering dan kaku, payudara menjadi
lembek, kulit berkeriput dan rambut menjadi kering dan berkeriput, timbul
kantung dibawah mata, dan perasaan kewanitaannya juga berubah sampai
ketika hubungan kelamin menjadi sakit, kulit mengendur, inkontinensia
(gangguan kontrol beremih) pada waktu beraktivitas, jantung berdebardebar, hot flushes ( peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba ), sakit kepala,
mudah lupa, sulit tidur, rasa kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri pada
tulang dan otot.
Seiring dengan perubahan yang terjadi pada fisiknya ibu tersebut
merasa sering mengalami stres siklus haidnya mundur, merasa reaksi emosi

16

17

yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan dimana obyek


ketakutannya tidak jelas. Emosi-emosi negatif seperti lekas marah, mudah
tersinggung, sulit konsentrasi, mudah gugup, merasa tidak berguna, tidak
berharga, menjadi sering muncul.
Pertanyaan:
1) Apa yang menyebabkan ibu tersebut mengalami gejala-gejala seperti
yang diceritakan diatas ?
2) Apa yang bisa diberikan dalam meringankan masalah si ibu?
Jawaban :
1)

2)

Penyabab gejala yang dialami oleh ibu tersebut adalah tidak lain akibat
dari faktor dimana menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita
yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi
reproduksi yang dimulai antara umur 40 tahun sampai 55 tahun. Pada
masa menopause terjadi banyak sekali perubahan terutama pada
hormone-hormon
reproduksi
seperti
GnRH
(Gonadotropin
Hormone), FSH (Foilicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing
Hormone), estrogen dan progesteron. Kelima hormon ini sangat
berpengaruh pada masa menopause dimana salah satu contoh yaitu
apabila terjadi penurunan kadar estrogen, dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan
neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan
gangguan siklus haid.
Penanganan yang dapat diberikan khusnya sebagai seorang bidan yaitu
berupa konseling dimana dengan diberikannya konseling diharapkan
mampu membantu pasien untuk mengatasi masalah yang sedang di
hadapi. Adapun beberapa konseling yang dapat diberikan kepada pasien
tersebut yaitu :
a) Memberikan konseling dan pendekatan kepada wanita yang
mengalami menopause agar dapat menerima bahwa menopause
adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
Pendekatan bukan hanya dilakukan kepada wanita yang mengalami
menopause, tetapi juga kepada suaminya, sehingga suami dapat
memahami dan menerima keadaan istrinya. Sehingga apabila

17

18

b)

terjadi gangguan psikologis pada wanita menopause, suami dapat


ikut serta dalam mengatasi permasalahannya.
Dalam mengatasi gangguan mangenai gejala menopause ini tidak
lain yaitu memberikan dukungan sosial berupa :
1) Memberikan konseling mengenai rasa sakit yang dirasakan
oleh ibu diakibatkan karena bertambahnya usia sehingga
jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami
regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan demikian
fungsi jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut
usianya rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka
mudah sekali sakit.
2) Memberi dukungan informatif seperti :

Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal


yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa
menerima statusnya tersebut.
Dukungan emosional seperti :
Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami
kondisi istrinya.
Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis
dan saling pengertian.

3)

18

19

19

20

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat


dihindari. Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang
tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause
tersebut yaitu: Penurunan jumlah dan lama siklus menstruasi, Frekuensi
menstruasi abnormal, Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir dalam
beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama
sekali. Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup
menjadi lebih sehat dan selalu berpikiran positif.
3.2. Saran

Masa menopause adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh
setiap wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional
yang pada dirinya maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran
yang positif agar dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik
dan mental secara menyeluruh sejak masih muda, juga memperluas wawasan
pengetahuan tentang masalah menopause.
Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif
mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang
terbuka dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam
kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang
kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan
uang sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya
berarti, dan merasa diperhatikan.

20

21

DAFTAR PUSTAKA
Mencegah dan Mengatasi Gangguan Menopause Secara Alamiah. Prof.H.M.
Hembing Wijayakusuma. http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?
kategori=Hembing&newsno=48
Mengatasi Gangguan Emosional Pada Wanita Menopause.
Dra. M.Louise Maspaitella M.Psi. www.klinikmedis.com
Menopause. http://www.klikdokter.com/illness/\
Menopause. http://id.wikipedia.org/wiki/Me
http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause
http://www.yukitabaca.com/2014/03/pengertian-tanda-gejala-menopause.html

21

Anda mungkin juga menyukai