Anda di halaman 1dari 20

Anatomi / organ reproduksi pria

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari


1. Penis
2. Skrotum (kantung zakar)
3. Testis (buah zakar).
Struktur dalam dari sistem reproduksi pria terdiri dari
1. Vas deferens
2. Uretra
3. Kelenjar prostat
4. vesikula seminalis.
Struktur luar dari sistem reproduksi pria

PENIS
Struktur penis :
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.

Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari
korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).

Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).
Testis
berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria
yang utama).
Struktur luar dari sistem reproduksi pria

Epididimis
Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk
proses pematangan sperma.
Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk
duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.
Uretra berfungsi 2 fungsi:
Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra.
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.

Anatomi Sistem Reproduksi Pria

A. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan
menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.

1. Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2. Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
B. Testis
Adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci)
dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).

1. Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah
dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2. Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium
germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia)
yang kemudian menjadi sperma : sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma
yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.

C. Duktus
Duktus pada saluran reproduksi laki laki membawa sperma matur testis dari testis ke
bagianeksterior tubuh.

1. Dalam testis sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus kemudian menuju tubulus rekti
( tubulus lurus ). Dari tubulus rekti sperma kemudian menuju jaring jaring kanal rete testis
yang bersambungan dengan 10 sampai 15 duktulus eferen yang muncul dibagian atas testis.
2. Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kami ( 4 sampai 6m ) yang
terletak disepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen.

a. Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai enam minggu.


Selama enam minggu tersebut sperma akan menjadi motil matur sempurna dan mampu
melakukan fertilisasi.
b. Selama eksitansi seksual lapisan otot polos dalam dingding epididimis berkontraksi untuk
mendorong sperma ke dalam duktus deferen.

1. Duktus deferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam
korda spermatik yang juga mengandung pembuluh limfatik saraf SSO otot kremaster dan
jaringan ikat. Masing masing duktus deferen meninggalkan strotum menanjak menuju
diniding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian
bawah untuk bergabung dengan duktus ejakulator.
2. Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran ( ampula ) di
bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator
panjangnya sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan yretra
yang berasal dari kandung kemih.
3. Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian.
Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih menembus prostat
dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. Bagaian ini dikelilingi
sfingter uretra eksternal.
Uretra penis ( kavernous berespons ) dikelilingi oleh jaringan erektil berespons ( korpus
spongiosum ). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada
muluturetra eksternal dalam glana penis.
D. Kelenjar Aksesoris
1. Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi ( berkelok kelok ) yang
bermuara ke dalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basayang kaya
akan fruktosa berfungsi memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi
vesikel seminalis adalah semen ( cairan sperma yang meninggalkan tubuh )
2. Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatik melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
a. Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama
senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 sampai 6,5

b. Kelenjar prostat membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki laki yang
berusia 20an. Pada banyak laki laki ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat
berusia 70 tahun dua pertiga dari semua laki laki mengalami pembesaran prostat yang
menganggu perkemihan.
3. Sepasang kelenjar bulbouretral ( cowper ) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mukus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta
ditambahkan pada semen..
4. E. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urin
dan semen serta sebagai organ kopulasi.
1. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium
( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans
penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal
glans penis.
2. Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus
kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a.Jaringan erektil adalah jaring jaring ruang darah ireguler ( vinusa sinusoid ) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b.Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea
3. Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular
korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO

PENYAKIT GINJAL | Kenali Tanda-tandanya


Posted by zoomyadam at 09.46

PENYAKIT GINJAL --- Kenali Tanda-tandanya


Dengan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira separuh genggaman tangan kita,
ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain
mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa
metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.
Menurut ahli ginjal, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih
dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal.
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi
gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika sudah sampai stadium
ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok
ginjal yang biayanya mahal.
Kenali Tanda-Tanda Penyakit Ginjal

Tanda-tanda penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, bahkan tak sedikit penderita
mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90 persen tanpa didahului keluhan. Oleh karena itu,
pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti, tekanan darah tinggi,
perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan
pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan
muntah.
Penyakit ginjal memang bukan penyakit menular, setiap orang dapat terkena penyakit ginjal,
namun mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti mereka yang memiliki riwayat darah
tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter
sakit ginjal sebaiknya melakukan pemeriksaan dini.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah
satunya yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah
dalam air kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal.
Atau bisa juga melakukan pemeriksaan darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam
darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara
pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan
biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan
Batu ginjal terbentuk disebabkan oleh adanya peningkatan pada bakteri dan saluran kandung
kemih yang terinfeksi bakteri pemecah urea dan urine yang kemudian membentuk batu pada
kandung kemih. Jika tubuh kekurangan cairan atau kurang minum air putih, akan terjadi
kepekatan urine yang semakin meningkat yang mempermudah pembentukan batu ginjal.
Batu ginjal memiliki komponen penyusun batu ginjal melalui proses pembentukan batu ginjal
yang terdiri dari 80% batu kalsium, kalsium okalat dan kalsium fosfat.

Gambar batu ginjal yang terdapat dalam organ ginjal dan menutup jalannya saluran
kandung kemih (ureter).

Berikut paparan secara jelas proses pembentukan batu ginjal dalam tubuh manusia :
1. Batu oksalat/kalsium oksalat
Asam oksalat yang terbentuk di dalam tubuh manusia berasal dari metabolisme asam amino
dan asam askorbat yakni vitamin C. Asam askorbat merupakan penyumbang terbesar dari
prekursor okalat hingga 30 %.
Kalsium oksalat terbentuk hingga 50 % yang dikeluarkan oksalat urine. Manusia tidak mampu
melakukan metabolisme oksalat, sehingga harus dikeluarkan melalui ginjal. Jika fungsi kerja
organ ginjal mengandung asupan oksalat berlebih akan mengakibatkan peningkatan oksalat yang
mendorong terbentuknya batu oksalat di ginjal / kandung kemih.
2. Batu struvit
Batu struvit tersusun dari magnesium ammonium fosfat (struvit) dan kalisum karbonat. Batu
struvit terbentuk di pelvis dan kalik ginjal apabila produksi ammonia meningkat dan pH urine
semakin tinggi, sehingga kelarutan fosfat berkurang. Hal tersebut terjadi akibat adanya infeksi
bakteri pemecah urea yang banyak berasal dari spesies proteus dan providencia, peudomonas
eratia, dan semua spesies klebsiella, hemophilus, staphylococus dan coryne bacterium pada
saluran urine.
3. Batu urat
Batu urat umumnya terjadi pada penderita gout atau sejenis penyakit rematik, pengguna
urikosurik misalnya probenesid atau aspirin dan penderita diare kronis karena kehilangan cairan
dan peningkatan konsentarsi urine serta asidosis yakni pH urine menjadi asam sehingga terjadi
penimbunan yang membentuk asam urat.
4. Batu sistina
Sistin merupakan bagian dari asam amino yang memiliki tingkat kelarutan paling kecil.
Kelarutan semakin kecl apabila pH urine menurun atau menjadi asam. Bila kadar sistin ini tidak
dapat larut dan kemudian mengendap serta membentuk kristal yang kemudian tumbuh di dalam
sel ginjal atau saluran kandung kemih akan membentuk batu ginjal.
5. Batu kalium fosfat
Batu kalium fosfat umumnya terjadi pada penderita hiperkalsiurik yakni kadar kalsium dalam
urine yang tinggi atau berlebihnya asupan kalsium di dalam tubuh yang berasal dari konsumsi
susu dan keju.

Komplikasi Batu Ginjal


Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau
penurunan pH urine (misalnya batu asma urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang
tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang
pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak
ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan
pembentukan batu.

Batu di ginjal itu sendiri mungkin asimotmatik kecuali apabila batu tersebut menyebabkan
obstruksi atau timbul infeksi. Umumnya batu ginjal tidak menimbulkan gejala. Gejala baru
nyaya ada jika batu tersangkut di saluran kemih ginjal atau kalau turun memasuki ureter atau jika
menyumbat muara kandung kemih.
Komplikasi dari batu ginjal itu sendiri dapat disertai oleh batu ginjal yang disertai hipertensi dan
batu ginjal disertai diabetes. Jika penderita asam urat memiliki penyakit hipertensi maka tekanan
darah haruslah diturunkan hingga kembali ke batas tekanan darah normal dengan tekanan darah
yang normal tentunya dapat membantu meringankan batu ginjal yang terjadi di saluran kemih.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara :
Istirahat yang cukup
Kendalikan stres
Minum air putih sekurang-kurangnya 2 liter sehari
Kurangi makanan yang mengandung garam dan banyak minyak
Yang penting adalah mensyukuri yang sudah diterima dan dimiliki
Minum jus mengkudu, mentimun, cincau rambat, labu siam, seledri atau belimbing manis.

Tekanan darah yang tinggi juga memberi pengaruh yang cuku tinggi bagi timbulnya komplikasi
pada penyakit lainnya termasuk batu ginjal. Beberapa obat penurun tekanan darah dapat
mengakibatkan intensitas berkemih semakin tinggi namun keadaan ginjal yang diliputi oleh batu
ginjal dengan gejala yang sama akan semakin memberatkan kerja ginjal untuk mengeluarkan
urine dari ginjal ke kandung kemih dan kemudian di buang.

Gejala batu ginjal yang dapat dirasakan adalah rasa sakit buang air kecil, keinginan
bunag air kecil terus-menerus tetapi hanya sedikit-sedikit yang keluar, sering terjadi rasa
nyeri di pinggang dan demam menggigil. Batu ginjal adalah penyakit yang ditandai
dengan adanya batu pada organ ginjal atau ureter. Gejala-gejala umum dari munculnya
penyakit batu ginjal adalah sebagai berikut :
Buang air kecil yang semakin sering terjadi
Nyeri di bagian pinggang
Terkadang disertai demam dan kejang
Air seni berwarna kuning keruh
Adanya riwayat batu ginjal yang sebelumnya di derita oleh salah satu anggota keluarga
Batu ginjal yang ukurannya masih sangat kecil atau bahkan belum menyebabkan rasa sakit. Si
penderita tanpa merasa terganggu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Namun, jika batu sudah
berukuran cukup besar dan sudah turun ke saluran kemih, rasa sakit akan sangat mendera.
Rasanya nyeri, ngilu yang luar biasa, sampai tidak kuat untuk menahannya.
Sakit dirasakan di bagian pinggang kanan dan kiri, kadang sampai pada sekitar kemaluan. Gejala
lain berupa rasa sakti ketika kencing, air kemih keluar sedikit-sedikit dan kadang disertai
keluarnya darah.

Batu ginjal dapat menimbulkan komplikasi yang tergantung pada lokasi, bentuk dan komposisi
bati ginjal itu sendiri, ada batu ginjal yang bisa keluar dengan sendirinya bersama dengan urine,
tetapi ada pula yang tidak sehingga perlu perawatan khusus.
Batu ginjal dengan ukuran kecil, licin dan bulat mungkin bisa keluar terbawa urine, sedangkan
yang berukuran cukup besar dan bentuknya runcing akan menyumbat di ginjal atau saluran
kemih. Kalau tidak segera diobati, sumbatan dan infeksi ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.
Ukuran dan bentuk batu ginjal tersebut bermacam-macam, mulai dari yang sangat kecil (dapat
lewat bersama urin tanpa diketahui) sampai yang berukuran 5 cm dan keras. Rasa sakit terjadi
ketika batu terserbut bergerak ke luar dari ginjal dan bentuknya yang tajam dapat mengakibatkan
luka pada dinding penyaring ginjal atau saluran kemih.
Batu ginjal asam urat adalah kelainan yang terjadi akibat konsentrasi asam urat di urine.
Batu asam urat di ginjal dapat ditemukan pada 10-25% penderita gout. Bila kadar asam
urat darah > 13 mg/dl atau ekskresi asma urat di urin > 1.100 mg/dl, timbulnya batu asam
urat akan meningkat menjadi 50%.

Gambar bagian organ ginjal


Batu ginjal terletak didalam saluran kantung kemih sehingga memiliki hubungan langsung antara
saluran kandung kemih dan tempat pembuangan air seni. Batu ginjal yang terletak di dalam
saluran kemih (kalkulus uriner) merupakan massa keras yang berbentuk seperti batu yang berada
di sepanjang saluran kemih dan dapat menyebabkan rasa nyeri, pendarahn, penyempitan aliran
kemih atau infeksi. Batu-batu ginjal ini terbentuk di dalam ginjal maupun di dalam kanutng

kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,
nefrolitiasis). Bagian tubuh yang sering mengalami efek dari penyakit batu ginjal adalah
seringkali mengalami rasa nyeri yang berat, rasa tidak nyaman pada bagian perut, panggul atau
selangkangan. Satu dalam setiap 20 orang mengembangkan batu ginjal pada satu ketika dalam
kehidupannya.
Gagal ginjal merupakan stadium akhir dari penyakit ginjal kronik. Menurut Prof. Endang
Susalit SpPD-KGH menyebutkan, prevalensi gagal ginjal di Indonesia saat ini sekitar 7%.
Meskipun belum terdapat data akurat mengenai jumlah pasti penderita gagal ginjal jumlahnya
diperkirakan sekitar 10.000 orang, dilihat dari jumlah pasien yang melakukan terapi pengganti.
Gagal ginjal paling sering disebabkan karena adanya peradangan di ginjal yang disebut dengan
Glomerulonefritis. Glomerulonefritis dapat disebabkan infeksi di bagians tubuh lain, mislanya di
gigi dan kulit. Selain karena infeksi, glumerulonefritis juga dapat disebabkan penyakit lupus atau
penyakit immunologi lainnya. Glumerulonefritis yang menjadi penyebab utama dari gagal ginjal
mulai terdesak oleh penyakit kronis, misalnya diabetes melitus, dan hipertensi.

ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL


1. Anatomi kasar (ginjal)
a. Tampilan
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis berwarna coklat agak
kemerahan, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan
tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125 175 gr pada laki-laki dan 115-155 gr pada
perempuan.
b. Lokasi
1)

Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan
dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara
otot-otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap tiap ginjal memiliki sebuah

kelenjar adrenal di atasnya.


2) Dalam kondisi normal ginjal kiri lebih tinggi 1,5 sampai 2 cm dari ginjal kanan karena posisi
anatomi hati.
3) Jaringan ikat pembungkus
Setiap ginjal di selubungi 3 jaringan ikat.

a)

Fasia renal, adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di

sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.


b) Lemak perirenal, adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
c) Kapsul fibrosa (Ginjal), adalah membrane halus transparan yang langsung membungkus ginjal
dan dengan dapat mudah di lepas.
2. Struktur internal ginjal
Struktur internal ginjal meliputi :
a. Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.
b. Sinus Ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk
perlebatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limpatik.
c. Pelvis Ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini perlanjut menjadi 2-3 kaliks
mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urine pada ginjal. Setiap kaliks
d.

mayor bercabang menjadi beberapa(8-18) kaliks minor.


Parenkin Ginjal, adalah jaringan ginjal yang menyeubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini
terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.

1) Medula terdiri dari masa-masa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari
setiap piramida, papilla, masuk dengan pas dalam kaliks minur dan di tembus mulut duktus
pengumpul urine.
2) Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit structural dan
fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida-piramida medulla yang
bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul
yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.
e.

Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,
kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.

3. Struktur Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal. Satu ginjal mengandung 1-4 juta nefron yang
merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki 1 komponen vascular (kapilar) dan 1
komponen tubular. Nefron tersusun atas glomerulus, kapsul Bowman, tubulus kontortus
proksimal, ansa Henle, tubulus distal, dan duktus pengumpul.

a.

Glomelurus
Glomerulus merupakan struktur awal nefron berbentuk gulungan kapiler yang tersusun dari
jonjot-jonjot kapiler yang mendapat darah dari vasa aferen dan mengalirkan darah balik lewat
vasa eferen. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman yaitu kapsul epitel yang berdinding
ganda. Dinding kapiler glomerulus tersusun dari lapisan sel-sel endotel dan membran basalis.
Sel-sel epitel berada pada salah satu sisi membran basalis, dan sel-sel endotel pada sisi lainnya.
Glomelurus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.

1) Lapisan visceral kapsul bowman adalah lapisan internal epithelium. Sel-sel lapisan liseral di
modifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki), yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapilar
glomurular.
a) Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapilar glomerular melalui beberapa prosesus
primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel
b)

(kaki kecil).
Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari podosit tetangga.
Ruang sempit antara pedikel yang berinterigitasi disebut filtration slits (pori pori dari celah) yang
lebarnya sekita 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membrane tipis yang memungkinkan aliran
beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.

c)

Barier filtrasi glomelular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapilar
glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman. Barier ini terdiri dari endothelium kapilar,
membrane dasar (lamina basalis) kapilar, dan filtration slits.

b. Lapisan parietal kapsul bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.


1) Pada kutub vascular korpuskel ginjal, arteriola averen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen
2)

keluar dari glomelurus.


Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus

konturtus proksimal.
a) Tubulus konturtus proksimal panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboit yang kaya akan
mikro vilus (Brush Border) dan memperluas area permukaan lumen.
b) Ansa Henle. Tubulus kontruktus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang
masuk ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke
atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
(1) Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang
memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
(2) Nefon jukstamedular terletak di dekat medulla. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang
menjulur ke dalam piramida medular.
c.

Tubulus konturtus distal juga sangat berliku panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen
terakhir nefron.

1) Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus
yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa.
Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi penurunan ion natrium.
2) Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densal mengandung sel-sel otot polos
termodifikasi yang disebut sel jukstaglomelular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan
darah untuk memproduksi renin.
3) Macula densa , sel jukstaglomelular dan sel mesangium saling bekerja sama untuk membentuk
apparatus jukstaglomelural yang penting dalam pengaturan tekanan darah.
d.

Tubulus duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesendan di koteks, maka
tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus konturtus distal. Tubulus pengumpul
membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih
besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis

ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine di alirkan ke ureter yang mengarah ke
kandung kemih.

B. FILTRASI, REABSORPSI, DAN SEKRESI


a. Filtrasi Glomerular
1) Definisi
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang terjadi di glomerular atau perpindahan cairan dan
zat terlarut dari kapiler glomerular, dalam gradient tekanan tertentu ke dalam kapsul Bowman.
Filtrasi ini dibantu oleh faktor berikut meliputi :
a) Membran kapilar glomerular lebih permeable dibandingkan kapilar lain alam tubuh sehingga
filtrasi berjalan dengan sangat cepat.
b) Tekanan darah dalam kapiler glomerular lenih tinggi dibandingkan tekanan darah dalam
kapilar lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil dibandingkan diameter arteriol aferen.
2) Mekanisme filtrasi glomerular meliputi :
a) Tekanan Hidrostatik (darah) gromerular mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah
dan masuk ke ruang kapsul Bowman.
b) Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerular.
(1) Tekanan hidrostatik dihasilkan dari cairan dalam kapsul Bowman. Tekanan ini cenderung
untuk menggerakan cairan keluar dari kapsul menuju glomerulus.
(2) Tekanan osmotik koloid dalam glomerulus yang dihasilkan oleh protein plasma adalah
tekanan yang menarik cairan dari kapsul Bowman untuk memasuki glomerulus.
c) Tekanan filtrasi efektif (effective filtration force (EFPI) adalah tekanan dorong netto. Tekanan
ini adalah selisi antara tekanan yang cenderung mendorong cairan glomerulus menuju kapsul
Bowman dan tekanan yang cenderung menggerakan cairan ke dalam glomerulus dari kapsul
Bowman.
EFP= (Tekanan hidrostatik glomerular) (tekanan kapsular) + (tekanan osmotik koloid
glomerular)
3) Laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate (GFR)
Laju filtrasi glomerular adalah jumlah filtrate yang terbentuk per menit pada semua nefron dari
kedua ginjal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam : pada
perempuan, sekitar 110 ml/menit.

DAFTAR PUSTAKA
Ethel Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Drs. Kus Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik Volume
2. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai