Luka tembakan adalah trauma projectile yang paling banya kasusnya dalam dunia
veteriner praktisi. Manajemen luka dari luka tembakan pada hewan kecil penuh dengan
problematika. Yang diakibatkan karena variasi dalam senjata api yang digunakan dan sifat
yang dari luka yang ditimbulkan. Luka masuk umumnya lebih kecil dari luka keluar,
meskipun ada pengecualian. Dalam banyak kasus, tidak ada luka tembus. Peluru yang
ditembakkan dari senjata kecepatan rendah atau yang yang menghantam jaringan yang padat
dan mentransfer semua energi kinetik, dapat dipertahankan dalam tubuh. Kasus Luka tembak
telah banyak dilaporkan di berbagai hewan peliharaan domestik maupun hewan liar (Mandhu,
dkk., 2014).
Senjata api modern, terutama senjata kecil, menjadi semakin luas dengan akses ke
senjata api yang telah mengakibatkan semakin seringnya kasus penembakan hewan secara
ilegal. Proyektil ditembakkan dengan senjata kecil bisa menimbulkan luka yang
menimbulkan risiko terhadapkesehatan dan kehidupan individu terluka. Senjata api
digunakan, secara legal atau ilegal, banyak digunakan dalam berburu bertujuan untuk
membunuh binatang secepat mungkin. Keadaan lain yang melibatkan penembakan di hewan
masih jarang. Oleh karena itu, subjek luka tembak kurang dipahami oleh dokter hewan.
Evaluasi cedera ini tentu sulit dan membutuhkan pendekatan menyeluruh terhadap masingmasing luka (Felsman, dkk., 2014).
depan kiri. Insiden ini terjadi dua jam sebelum hewan didatangkan. Pemeriksaan klinis
menunjukkan adanya luka bukaan pada kulit dekat tulang leher ke-6 tapi tidak ada luka
tembus. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya peluru di dekat aspek medial sendi siku kiri
persis di bawah kulit yang dapat dengan mudah dirasakan dengan jari-jari dari luar kulit. Dari
pemeriksaan radiografi didapatkan bahwa peluru itu berada pada dekat ke kiri sendi siku
(Gbr. 1). Oleh karena itu, diputuskan untuk melakukan pembedahan pengeluaran peluru.
Treatment
Anjing ini direstrain dalam posisi latera left recumbency dan daerah siku kiri
dipersiapkan untuk operasi. Anestesi umum diinduksi dan dikontrol dengan xylazine @ 1
mg / kg IM dan ketamin @ 5 mg / kg IM. Sebuah sayatan kulit dibuat tepat di atas peluru dan
diekstraksi dengan menggunakan arteri clamp. Luka ditetesi larutan povidone iodine dari
situs entri untuk menghiangkan pembekuan darah dan jaringan nekrotik dan dibiarkan untuk
menyembuhkan luka secara terbuka. Pasca operasi anjing diberi treatment berupa ceftriaxone
dengan dosis 20 mg / kg intramuskuler setiap 12 jam selama 5 hari dan meloxicam dengan
dosis 0,5 mg / kg setiap 24 jam selama 3 hari bersama dengan luka yang dibalut antiseptik.
Panjang peluru dihapus adalah 2,5 cm (Gbr. 2). Pemulihan hewan berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Madhu, S.W. Monsang, J. Singh, A.M. Pawde, Amarpal, P. Kinjavdekar and H.P. Aithal.
2014. Gunshot Wound In A Dog And Its Management. Indian Journal of Canine Practice
Volume 6 Issue 2, December, 2014.
Felsmann ,MZ., Felsmann, M., J Szarek and I Babiska. 2014. A Review of Firearms,
Projectile and Gunshot Wounds in Animals. ISSN: 0253-8318 (PRINT), 2074-7764
(ONLINE)