Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MODUL - 7
PEDOMAN PENERAPAN MTBS
DI PUSKESMAS
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc
Disampaikan pada :
Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012
Program Studi Pendidikan Dokter
UNIVERSITAS JAMBI

Saudara telah selesai mempelajari Materi Dasar


dan Materi Inti yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan klinis dalam Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) yang terdiri dari:

Penilaian dan Klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5


tahun.
Menentukan tindakan dan Pengobatan,
Konseling bagi ibu,
Tatalaksana bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan (MTBM
)
Tindak lanjut

Ruang lingkup materi dalam modul ini mencakup:


1.
2.
3.

Persiapan untuk penerapan,


Penerapan MTBS dan MTBM, serta
Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan MTBS

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari dan mempraktekkan semua tugas yang
ada, saudara diharapkan:
Mampu melaksanakan diseminasi informasi mengenai
MTBS kepada seluruh petugas puskesmas.
Mampu melakukan penilaian dan penyiapan obat-obat yang
diperlukan dalam pemberian pelayanan.
Mampu melakukan penyiapan pengadaan formulir MTBS
Mampu melakukan penilaian dan pengamatan terhadap alur
pelayanan MTBS
Mampu menentukan upaya penerapan MTBS di puskesmas
secara bertahap.
Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil
pelayanan.

1.0. PERSIAPAN PENERAPAN MTBS DI


PUSKESMAS
Persiapan yang perlu dilakukan oleh setiap puskesmas
yang akan mulai menerapkan MTBS dalam pelayanan
kepada balita sakit meliputi :
Diseminasi informasi MTBS kepada seluruh
petugas puskesmas,
rencana penerapan MTBS,
rencana penyiapan obat dan alat dan
pencatatan dan pelaporan haril pelayanan MTBS

1.1 DISEMINASI INFORMASI MTBS KEPADA


SELURUH PETUGAS PUSKESMAS
MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana
balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar .
Dari langkah-langkah yang diterapkan dalam MTBS, jelas bahwa
keterkaitan peran dan tanggung jawab antar petugas di puskesmas
sangat erat. Oleh karena itu seluruh petugas kesehatan di
puskesmas perlu memahami MTBS dan perannya untuk
memperlancar penerapan MTBS.
Kegiatan diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas
puskesmas dilaksanakan dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
seluruh petugas. Diseminasi informasi dilaksanakan oleh petugas
yang telah dilatih MTBS, bila perlu dihadiri oleh supervisor dari Dinas
Kesehatan Kabupatan/Kota.

Informasi yang harus disampaikan:


a. Konsep umum MTBS.
b. Peran dan tanggung jawab petugas puskesmas
dalam penerapan MTBS.
c.
Diskusikan rencana penerapan MTBS di Puskesmas
Materi yang perlu disiapkan adalah informasi MTBS dan
buku bagan MTBS.
Selain materi yang perlu dipersiapkan, saudara harus
merencanakan jadwal waktu pelaksanaan dan peserta
diseminasi informasi yang harus hadir.

1.2. PENYIAPAN LOGISTIK


Beberapa hal yang perlu saudara perhatikan sebelum
menerapkan MTBS adalah penyiapan obat, alat,
formulir MTBS dan kartu nasihat ibu (KNI).
1.2.1. PENYIAPAN OBAT DAN ALAT
Sebelum mulai menerapkan MTBS, saudara harus
melakukan penilaian dan pengamatan tehadap
ketersediaan obat di puskesmas. Secara umum, obatobat yang digunakan dalam MTBS telah termasuk
dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) yang digunakan di puskesmas.

1.2.2. PENYIAPAN FORMULIR MTBS DAN KARTU


NASIHAT IBU (KNI)
Penyiapan formulir Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) dan Kartu Nasihat Ibu (KNI) perlu dilakukan
untuk memperlancar pelayanan.
Formulir rawat jalan MTBS merupakan instrumen
pencatatan yang belum ada di puskesmas. Perlu
dipikirkan cara pengadaan formulir tersebut.
Bila di Kabupaten tempat kerja saudara ada beberapa
puskesmas yang akan menerapkan MTBS, maka
upayakan untuk bekerja sama dalam pengadaan
formulir dan kartu tersebut agar lebih murah.

PENYESUAIAN ALUR PELAYANAN


Salah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas
adalah waktu pelayanan menjadi lebih lama. Perlu
dilakukan penyesuaian alur pelayanan.
Khusus untuk pelayanan bayi muda (sehat maupun sakit)
dapat dilaksanakan di unit rawat jalan puskesmas,
akan tetapi diutamakan dikerjakan pada saat
kunjungan neonatal oleh pada bidan di desa.
Untuk menerapkan MTBS di fasilitas rawat jalan
puskesmas, penyesuaian alur pelayanan mungkin
diperlukan untuk memperlancar pelayanan.

Penyesuaian alur pelayanan balita sakit disusun dengan


memahami langkah-langkah pelayanan yang diterima
oleh balita sakit. Langkah-langkah tersebut adalah
sejak penderita datang hingga mendapatkan
pelayanan yang lengkap meliputi:
1)
2)
3)
4)
5)

Pendaftaran
Pemeriksaan dan konseling
Tindakan yang diperlukan (di klinik)
Pemberian obat, atau
Rujukan, bila diperlukan

DATANG
PENDAFTARAN +
memberi formulir MTBS+
family folder

Petugas 1 di loket, mengisi formulir


MTBS:
Identitas anak, Status kunjungan

PEMERIKSAAN:

PEMERIKSAAN:

Memeriksa dan membuat


klasifikasi
Indentifikasi pengobatan +
KONSELING
Konseling pemberian obat dirumah
kapan kembali
pemberian makan +
PEMBERIAN KODE DIAGNOSA
DALAM SP2TP +
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
Pengobatan pra rjukan
Imunisasi , Konseling gizi

Memeriksa dan membuat


klasifikasi
Indentifikasi pengobatan +
KONSELING
Konseling pemberian obat dirumah
kapan kembali
pemberian makan +
PEMBERIAN KODE DIAGNOSA
DALAM SP2TP +
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
Pengobatan pra rjukan
Imunisasi , Konseling gizi

PEMBERIAN OBAT:
Pemberian obat

RUJUK
PULANG

Petugas 2, 3
dan 4 di
ruang periksa
Melakukan
seluruh
Langkah sejak
Pengukuran
suhu badan
Penimbangan
BB hingga
konseling

Petugas 5 di
apotik

3.0. PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL


PELAYANAN
Pencatatan dan pelaporan di puskesmas yang
menerapkan MTBS sama dengan puskesmas yang lain
yaitu menggunakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP). Perubahan yang perlu
dilakukan adalah konversi klasifikasi MTBS ke dalam
kode diagnosis dalam SP2TP sebelum masuk ke dalam
sistem pelaporan.
Ditingkat keluarga, selain mencatat hasil pelayanan
pada formulir bayi muda, petugas juga mencatat pada
buku KIA, agar ibu dan keluarga dapat mengetahui
keadaan bayi muda dan dapat memberikan asuhan bayi
muda di rumah serta mengenali tanda-tanda bahaya.

3.1. PENCATATAN HASIL PELAYANAN


Pencatatan seluruh hasil pelayanan, yaitu kunjungan,
hasil pemeriksaan hingga penggunaan obat tidak
memerlukan pencatatan khusus.
Pencatatan yang telah ada di puskesmas digunakan
sebagai alat pencatatan.
Alat pencatatan yang dapat digunakan adalah:
1.Register Kunjungan
2.Register Rawat Jalan
3.Register Kohort Bayi
4.Register Kohort Balita
5.Register Imunisasi
6.Register Malaria, Demam Berdarah Dengue,
Diare, ISPA, Gizi dll
7.Register Obat.

3.2. PELAPORAN HASIL PELAYANAN


Sebagaimana dengan pencatatan hasil pelayanan MTBS,
pelaporan yang digunakan juga tidak memerlukan perubahan.
Pelaporan yang digunakan adalah:
1. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1)
2. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
3. Laporan Bulanan Gizi, KIA, Imunisasi dan P2M (LB3)
4. Laporan Mingguan Diare.
5. Laporan Kejadian Luar Biasa
Bila masih ada alat pelaporan lain yang digunakan oleh program dapat
digunakan juga dalam penerapan MTBS
Dari laporan yang ada, Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) adalah
laporan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil pemeriksaan dalam
MTBS ditulis dalam bentuk klasifikasi penyakit sedangkan pelaporan
yang ada dalam bentuk diagnosis. Diperlukan konversi dari klasifikasi
ke dalam bentuk diagnosa dan menggunakan penomoran kode LB1.

Anda mungkin juga menyukai