Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI PAKAN

ACARA II
PENENTUAN KADAR ASAM FITAT

Disusun oleh:
Kelompok IV
Imran Satriadi

PT/06212

Vina Windani

PT/06270

Sona Romadhon

PT/06331

Amir Latif

PT/06534

Nur

1310622003
Asisten : Okti Widayati

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI


BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

ACARA II
Penentuan Kadar Asam Fitat
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam fitat dalam
suatu bahan pakan dan faktor yang mempengaruhi kadar asam fitat.
Tinjauan Pustaka
Asam fitat merupakan senyawa organik yang terdiri enam senyawa
fosfat. Fosfat ini tidak tersedia secara luas pada ternak non-ruminansia. Pada
ternak ruminansia, bakteri fitase membebaskan ikatan fosfat. Asam fitat dapat
membentuk chelate dengan bermacam-macam mineral dan memproduksi
fitat (Widodo, 2005).
Adanya asam fitat menyebabkan beberapa mineral dan protein
menjadi tidak terlarut sehingga tidak dapat diserap oleh usus manusia dan
ternak non-ruminansia. Secara alami, fitat membentuk komplek dengan
beberapa mineral (P, Zn, Fe, Mg, Ca), protein, dan asam amino. Asam fitat
juga dapat mengikat beberapa enzim seperti amilase, tripsin, pepsin dan galaktosidase sehingga menurunkan aktivitasnya (Miswar, 2003).
Asam fitat merupakan bentuk penyimpanan utama fosfor (P) dan
dapat mencapai 80% dari total fosfor yang ada. Asam fitat juga mampu
mengikat mineral-mineral bervalensi 2 atau 3 (kalsium, besi seng,
magnesium) untuk membentuk kompleks yang sulit diserap usus (Amin et al.,
2011).
Tingginya konsumsi produk dari biji serealia dan legum oleh manusia
dan ternak non ruminansia dapat memberikan sumbangan pada pencemaran
lingkungan. Hal ini disebabkan karena unsur P yang terikat pada asam fitat
tidak dapat diserap dan terbuang bersama feses sehingga mencemari
lingkungan. Tingginya fitat dalam biji-bijian tersebut menyebabkan rendahnya

pemanfaatan unsur P oleh ternak non ruminansia. Satu cara untuk


meningkatkan efisiensi pemanfaatan unsur P dari fitat adalah dengan
penggunaan fitase (phytase) (Miswar, 2003).
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar asam
fitat adalah timbangan analitik, erlenmeyer, vortex, sentrifuge, tabung
sentrifuge conical, waterbath, corong gelas, kertas saring (Whatman no. 1),
labu ukur 100 ml, pipet ukur, pipet tetes, mikropipet dan spektrofotometer.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar
asam fitat adalah sampel (tepung kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah),
TCA 3%, larutan FeCl3, larutan Na2SO4 3%, larutan NaOH 1,5 N, aquades,
HNO3 3,2 N, dan KSCN 1,5 N.
Metode
Sampel ditimbang 500 mg, lalu diekstrak dalam 25 ml TCA 3% dan
diaduk dengan vortex selama 30 menit. Setelah itu, larutan disentrifuge
(3000g, 10 menit) dan 10 ml supernatan dipindahkan ke dalam tabung
sentrifuge conical 40 ml. Kemudian, ditambahkan dengan cepat 1 ml larutan
FeCl3 ke dalam supernatan dalam tabung sentrifuge. Kemudian, dipanaskan
menggunakan waterbath mendidih selama 45 menit. Jika supernatan tidak
bening selama 30 menit, ditambah 1 atau 2 tetes sodium sulfat dalam 3%
TCA dan dilanjutkan pemanasan. Setelah itu, disentrifuge (3000g, 10 sampai
15 menit) dan dibuang supernatan yang bening dengan hati-hati. Presipitat
dicuci dengan melarutkan dalam 5 sampai 6,125 ml TCA 3%. Setelah itu,
dipanaskan dalam air mendidih selama 5 sampai 10 menit kemudian
disentrifuge (3000g, 10 menit). Langkah pencucian presipitat dalam TCA 3%
diulangi 2 kali. Setelah itu, presipitat diencerkan dengan 1,25 ml aquades dan

ditambahkan 0,75 ml NaOH 1,5 N dan dihomogenkan. Ditepatkan volume


sekitar 7,5 ml dengan aquades. Lalu, dipanaskan pada air mendidih selama
30 menit. Larutan selagi panas disaring dengan kertas saring (Whatman no.
1) dan residu dicuci dengan 15 ml aquades panas dan filtratnya dibuang.
Setelah itu, residu dalam kertas saring dipindahkan dan dilarutkan ke dalam
labu ukur 25 ml yang berisi 10 ml HNO 3 3,2 N panas. Kertas saring dicuci
dengan aquades secukupnya dan ditampung air cucian pada labu yang
sama. Labu dan isinya didinginkan pada temperatur ruang dan ditepatkan
volume hingga 25 ml dengan aquades. Lalu, sebanyak 0,5 ml larutan diambil
dan ditambahkan 7,5 ml aquades dan secepat mungkin ditambahkan 0,2 ml
KSCN 1,5 M. Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 480
nm menggunakan spektrofotometer. Kadar asam fitat dihitung menggunakan
persamaan
Y = 0,015X 0,104
X . 15
Kadar asam fitat = 500
Dimana:

Y = Absorbansi
X = Kadar [Fe3+]
HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip kerja yang digunakan untuk penentuan kadar asam fitat yaitu
fitat diekstrasi dengan Trichloroacetic Acid (TCA) dan dipresipitasi dalam
bentuk garam feri (Fe-fitat). Kandungan Fe di dalam presipitat di ukur dengan
spektrofotometer dan kandungan fitat dihitung dengan asumsi di dalam
senyawa presipitat mengandung 4 Fe/6 P dengan perbandingan yang
konstan. Menurut Gao et al. (2007), larutan FeCl3 berfungsi untuk berikatan
dengan asam fitat sehingga membentuk kompleks ferri fitat (Fe-fitat).
FeCl3 + asam fitat

Fe-fitat

Menurut Amin et al. (2011), asam fitat juga mampu mengikat mineralmineral bervalensi 2 atau 3 (kalsium, besi seng, magnesium) untuk
membentuk kompleks yang sulit diserap usus. Dengan kandungan asam fitat
yang tinggi maka semakin banyak yang bereaksi dengan FeCl3 membentuk
Fe-fitat sehingga Fe sisa semakin kecil. Fe-fitat nantinya akan diikat oleh
KSCN membentuk FeCN.
KSCN + Fe-fitat

FeCN

Fe yang berikatan dengan CN sama dengan jumlah fitat yang diikat.


Kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 480 nm
menggunakan spektrofotometer. Menurut Gao et al. (2007), larutan KSCN
berfungsi sebagai pembentuk warna agar ion Fe 3+ dapat dibaca oleh
spektrofotometer.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar
asam fitat sebagai berikut
Tabel 1. Kadar asam fitat
Kadar asam fitat
(%)
Tepung kedelai
2,37
Kacang hijau
2,7
Kacang Tanah
2,67
Berdasarkan tebel di atas, kadar asam fitat antara ketiga bahan
Sampel

tersebut hampir sama. Kadar asam fitat yang paling tinggi adalah kacang
hijau dengan kandungan sebesar 2,7%, dan yang terendah pada kacang
kedelai dengan kandungan sebesar 2,37%. Menurut Purwaningsih et al.
(2013), kadar asam fitat untuk biji kedelai dan biji kacang tanah adalah 1,4%
dan 1,98%. Menurut Shi et al. (2007), kandungan asam fitat untuk kacang
hijau adalah 1,7%. Hasil yang diperoleh jika dibandingkan dengan literatur
kandungan asam fitat ketiga bahan tersebut lebih besar daripada literatur. Hal
ini disebabkan karena perbedaan penyimpanan dan perlakuan pendahuluan

sebelum dikonsumsi (pencucuian, pemanasan, perebusan, perendaman)


(Sutardi, 1988).
Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

yang

diperoleh

dapat

disimpulkan

bahwa

kandungan asam fitat pada kedelai sebesar 2,37, kadar asam fitat kacang
hijau sebesar 2,7, dan kadar asam fitat kacang tanah sebesar 2,67. Faktor
yang mempengaruhi kadar asam fitat adalah penyimpanan dan perlakuan
pendahuluan sebelum dikonsumsi (pencucuian, pemanasan, perebusan,
perendaman).
Daftar Pustaka
Amin, Mohammad, Dedi Jusadi dan Ing Mokoginta. 2011. Penggunaan Enzim
Fitase Untuk Meningkatkan Ketersediaan Fosfor dari Sumber Bahan
Nabati Pakan dan Pertumbuhan Ikan Lele. Jurnal Saintek Perikanan.
Vol 6. No. 2, hal. 52-60.
Gao,Y., C. Shang, M. A. Saghai Maroof, R. M. Biyashev, E. A. Grabau,P.
Kwanyuen, J. W. Burton, and G. R. Buss. 2007. A Modified
Colorimetric Method forPhytic Acid Analysis in Soybean. Crop
Science Society of America. Crop Science, Vol. 47, pp. 1797.
Miswar. 2003. Isolasi dan Purifikasi Fitase dari Kotiledon Kedelai Hasil
Perkecambahan. Pusat Penelitian Biologi Molekul dan Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Jember.
Purwaningsih dan Y. P. Wanita. 2013. Kacang Tanah Sebagai Alternatif
Pengganti BahanBaku pada Usaha Mikro Kecil Menengah Tempedi
Gunungkidul. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta
Shi, J., H. Wang, K. Schellin, Bailin Li, M. Faller, J. M. Stoop, R. B. Meeley,D.
S. Ertl, J. P. Ranch, K. Glassman. 2007. Embryo-specific Silencing of
a Transporter Reduces Phytic Acid Content of Maize and Soybean
Seeds. Nature Publishing Group. United States of America. Nature
Biotechnology vol. 25.
Sutardi, 1988. Phytase Activity During Tempe Production. Dept of Food
Science and Technology. The University Of New South Wales.

Widodo, Wahyu, 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak.


Universitas Muhammadyah Malang Press. Malang.
Lampiran
Perhitungan kadar asam fitat
Absorbansi sampel
Y1 = 0,014 (tepung kedelai)
Y2= 0,031 (kacang hijau)
Y3= 0,03 (kacang tanah)
Kadar ion Fe3+
X1 = 0,015X1 0,104 = 0,79
X2 = 0,015X2 0,104 = 0,9
X3 = 0,015X3 0,104 = 0,89
Kadar asam fitat (mg/100g) dalam persen
1=

X1 . 15
500

= 0,0237 x 100% = 2,37%

2=

X2 . 15
500

= 0,027 x 100% = 2,7%

3=

X3 . 15
= 0,0267 x 100% = 2,67%
500

Anda mungkin juga menyukai