Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini
ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan kacau, delusi,
halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi. Gejala negatif seperti penurunan
avolition (menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara,
miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar dan terganggunya relasi personal.
Gejala-gejala skizofrenia tampak menimbulkan kendala berat dalam
kemampuan individu berpikir, memecahkan masalah kehidupan dan
melaksanakan relasi soisal. Hal tersebut mengakibatkan penderita skizofrenia
mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani
hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya
dengan orang lain (Arif, 2006).
American Psychiatric Association (APA) (1995), menyebutkan bahwa 1%
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. Penelitian yang sama oleh
WHO juga menjelaskan bahwa prevalensi skizofrenia dalam masyarakat
berkisar antara satu sampai tiga per mil penduduk dan di Amerika Serikat
penderita skizofrenia lebih dari dua juta orang. Skizofrenia lebih sering terjadi
pada populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah (Sadock
dalam Arif, 2006).
Menurut Sosrosumiharjo dalam Arif (2006), prevalensi penderita
skizofrenia di Indonesia adalah 0,3%-1% dan biasanya timbul pada usia
sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang berusia 11-12 tahun sudah
menderita skizofrenia. Menurut hasil penelitian di Indonesia, terdapat sekitar
1-2% penduduk menderita skizofrenia yang berarti 2-4 juta jiwa, dan dari
jumlah tersebut diperkirakan penderita skizofrenia yang aktif sekitar 700.0001,4 juta jiwa. Menurut Irmansyah (2006), penderita gangguan jiwa yang
dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia hampir 70% karena skizofrenia.
Menurut Fleischacker (2003), kronisitas gangguan skizofrenia merupakan
salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penatalaksanaan terhadap
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi yang
dapat digunakan sebagai masukan untuk ilmu pengetahuan keperawatan
khususnya mengenai sikap masyarakat pada penderita skizofrenia
pascarehabilitasi di Dusun Tengahan Sendangagung Minggir Sleman.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan
dokumentasi mengenai penelitian keperawatan yang ada di
perpustakaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan tentang riset
keperawatan.
b. Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
sikap masyarakat bagi penerita skizofrenia pascarehabilitasi.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat, terutama kepala dusun dan tokoh masyarakat mengenai
gambaran sikap masyarakat pada penerita skizofrenia
pascarehabilitasi di dusunnya.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata
dalam melakukan penelitian mengenai sikap masyarakat pada
penderita skizofrenia pasca rehabilitasi.
e. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian yang
lain yang berhubungan dengan skizofrenia.
F. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tenter (2011) dengan judul Peran
Keluarga pada Penanganan Penderita Skizofrenia dengan Halusinasi di
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Ghrasia Yogyakarta. Metode yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah metode survey. Hasil penelitian peran
keluarga secara keseluruhan didapatkan bahwa peran menunjukkan
mayoritas peran keluarga dengan jumlah 55 dari 69 responden memiliki
peran yang baik pada penderita skizofrenia. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah wilayah, responden dan variabel yang akan diteliti.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ambari (2010) denga judul Hubungan
Antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien
Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan
penelitian korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antara dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial pada pasien
skizofrenia pasca perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin tinggi pula
keberfungsian sosial pasien. Sebaliknya semakin rendah dukungan
keluarga, semakin rendah pula keberfungsian sosial pasien skizofrenia
pasca perawatan di rumah sakit. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
tentang metode penelitian, responden dan variabel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Sikap
Sikap (atticude) merupakan konsep paling penting dalam psikologis
sosial yang membahas unsur sikap, baik sebagai individu maupun
kelompok. Banyak kajian dirumuskan untuk merumuskan pengertian
sikap, proses terbentuknya sikap maupun perubahan.
a. Pengertian
Secord dan Backman dalam Azwar (2011), mendefinisikan sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya.
b. Komponen sikap
Menurut Azwar (2011), struktur sikap terdiri atas tiga komponen
yang saling menunjang yaitu :
1) Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sesuatu
yang dipercaya itu merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah
terpolakan dalam pikiran. Kepercayaan datang dari apa yang pernah
dilihat atau apa yang telah diketahui.
2) Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif
seseorang terhadap objek sikap. Komponen ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya reaksi
emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi
3) Menghargai (valuing)
Indikasi sikap tingkat tiga adalah mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4) Bertanggung jawa (responsible)
Sikap yang paling tinggi adalah bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.
d. Sifat sikap
Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2011), sikap dapat
pula bersifat positif dan dapat pula bersikap negatif yaitu :
1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyayangi, mengharapkan objek tertentu.
2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauh, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
e. Ciri-ciri sikap
Menurut Purwanto dalam Wawan dan Dewi (2001), ciri-ciri sikap
adalah :
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan dalam hubungan dengan objeknya.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaankeadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada
orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat diumuskan dengan jelas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif tentang sikap
masyarakat pada penderita skizofrenia pasca rehabilitasai. Penelitian
deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan obyektif
(Setiadi, 2007).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
survey. Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan
terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka
waktu tertentu. Informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi.
Penelitian dengan metode survey tidak ada intervensi (Setiadi, 2007).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Maret sampai
dengan 15 April 2012.
2. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Tengahan,
Sendangagung, Minggir, Sleman.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian atau
obyek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Dusun Tengahan, Sendangagung,
Minggir, Sleman tahun 2011 yang berjumlah 827 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
Tengahan.
Usia 16 sampai dengan 60 tahun.
Sehat jasmani dan rohani.
Bisa membaca dan menulis.
Bersedia untuk menjadi responden.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini juga diambil dengan
N
1+ N ( d 2)
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,10)
Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel minimal adalah :
n=
827
1+827 (0,102 )
827
1+8,27
827
9,83
= 89,21 = 89
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi
nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memperjelaskan
bagaimana caranya menentukan variabel, sehingga definisi operasional
ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007).
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui gambaran
sikap masyarakat pada penderita skizofrenia pasca rehabilitasi. Penderita
skizofrenia pasca rehabilitasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penderita skizofrenia yang sudah dipulangkan dari rumah sakit setelah
mendapatkan perawatan dan saat ini penderita tersebut dirawat di rumah
oleh keluarganya. Sikap masyarakat dalam penelitian ini diukur
berdasarkan kemampuan responden yaitu masyarakat Dusun Tengahan
dalam menjawab 30 pertanyaan. Pertanyaan yang disediakan mencakup
3 komponen sikap yang meliputi komponen kognitif, komponen afektif,
dan komponen konatif. Definisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan
sebagai berikut :
a. Komponen kognitif
Komponen kognitif digunakan untuk mengetahui keyakinan atau
kepercayaan masyarakat pada penderita skizofrenia pasca
rehabilitasi. Pengetahuan dan pandangan masyarakat ini diukur
dengan kuesioner tertutup yang berisi 10 pertanyaan. Pertanyaan
tersebut dimenifestasikan dalam pernyataan positif dan negative
dengan menggunakan skala ordinal. Sikap masyarakat kemudian
dikategorikan menjadi keyakinan positif dan keyakinan negatif.
Keyakinan positif yaitu bila masyarakat tidak setuju atau tidak yakin
dengan pernyataan yang tidak benar bagi penderita skizofrenia
pasca rehabilitasi, terutama pernyataan mengenai stigma yang
berkembang. Keyakinan negatif yaitu bila masyarakat setuju atau
yakin dengan pernyataan mengenai stigma yang berkembang bagi
penderita skizofrenia pasca rehabilitasi. Pengukuran komponen
b. Komponen afektif
Komponen afektif digunakan untuk mengetahui respon
masyarakat pada penderita skizofrenia pasca rehabilitasi. Respon
masyarakat tersebut dilihat dari kemampuan masyarakat dalam
menjawab 10 pernyataan dalam kuesioner tertutup yang
dimanifestasikan menggunakan pernyataan positif dan negatif
dengan skala ordinal. Respon masyarakat dikategorikan dalam
respon tersebut dikategorikan positif bila masyarakat bersedia
masyarakat bersedia menerima penderita skizofrenia pasca
rehabilitasi sebagai bagian dari anggota masyarakat. Sebalikny
respon masyarakat dikategorikan negatif bila masyarakat menolak
kehadiran penderita skizofrenia pasca rehabilitasi di tengah-tengah
kehidupan mereka dalam masyarakat. Pengukuran komponen afektif
ini menggunakan skala likert 1-5 yang dinyatakan dalam berbagai
tingkat peretujuan. Respon positif jika responden memiliki skor T
60.
c. Komponen konatif
Komponen konatif digunakan untuk mengetahui
kecenderungan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat pada
penderita skizofrenia pasca rehabilitasi. Tindakan masyarakat dilihat
dari kemampuan masyarakat dalam menjawab 10 pertanyaan dalam
kuesioner tertutup yang dimanifestasikan menggunakan pernyataan
positif dan negatif dengan skala ordinal. Tindakan dikategorikan
menjadi positif dan negatif. Tindakan positif bila masyarakat
cenderung memberikan dukungan social pada penderita dalam
kehidupannya di masyarakat. Sedangkan tindakan dikatakan negatif
bila masyarakat tidak memberikan dukungan social pada penderita.
Pengukuran komponen konatif ini menggunakan skala likert 1-5 yang
dinyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan. Kecenderungan
tindakan positif bila skor T responden 50 dan kecenderungan
tindakan negatif bila skor T responden 50.
Komponen Sikap
Kognitif
Afektif
Konatif
Jumlah soal
Nomor
Jumlah
Soal
1-10
11-20
21-30
Soal
10
10
10
30
Favourable
Unfavourabl
2
3
9
14
e
8
7
1
16
f.
~
X X
S
Keterangan :
x = skor responden yang hendak diubah menjadi skor T
~
x = mean skor kelompok
x i ( x i)
n1
Keterangan :
= jumlah skor
x i = skor responden
n
= jumlah sampel
= T 50
P=
f
N
x 100%
Keterangan :
P = Prosentase
f = Jumlah responden yang mempunyai kategori sama
N = Jumlah total responden
J. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai sikap, sedangkan sikap
seseorang bukan dibawa sejak lahir melainkan dapat dibentuk atau
dipelajari dan dapat diubah selama perkembangan seseorang menjadi
dewasa. Sikap seseorang juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti pengalaman pribadi, media massa, pengaruh budaya, pengaruh
orang lain dan faktor emosional pribadi individu. Oleh karena itu,
penelitian ini memiliki kelemahan yaitu hasil dari penelitian ini hanya
dapat digunakan untuk menilai sikap masyarakat pada saat ini dan tidak
bisa digunakan untuk menilai sikap masyarakat di waktu yang akan
datang karena sikap dapat diubah dan dipelajari, sehingga hasil penelitian
ini dapat berbeda hasilnya bila dilakukan penelitian di waktu yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abizaki. 2010. Oktober 2014. Stigma Gangguan Jiwa. Diunduh dari 11 Januari
2012 dari http://abizhaki.blogspot.com/2010/stigma-gangguan-jiwa.html
Ambari, P. K. M. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Keberfungsian Sosial Pada Pasien Skizofrenia Pascaperawatan di
Rumah Sakit. Semarang: Universitas Diponegoro.
Arif, I. S. 2006. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung:
Refika Aditama.
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hapsari, D. R. M. 2011. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putra
Tentang Miras dan Narkoba di Dusun Tambakrejo, Ngaglik, Sleman.
Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
Hapsari, D. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Gaya Baru.
Irmansyah. 2006. Pencegahan dan Intervensi Dini Skizofrenia.
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0410/19/ipeng/1331282.htm. Diunduh
pada tanggal 09 Januari 2012.
Khoiriani, D. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja di SMK Maarif 2
Temon. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
Mubarak, W.I., dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Tujuan
Identitas responden
Nama
: ..
Umur
: ..
Jenis Kelamin
: ..
Petunjuk pengisian :
1. Telitilah dengan cermat setiap butir pernyataan.
2. Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan Anda dengan cara member tanda
() pada kolom yang sudah disediakan.
3. Mohon semua butir pernyataan dijawab.
Karakteristik responden
Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
Akademia/Perguruan Tinggi
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Bekerja
Tidak Bekerja
Petunjuk :
Di bawah ini terdapat pernyataan tentang sikap masyarakat pada orang yang
pernah sakit jiwa. Pilihlah SS bila Anda sangat setuju, S bila Anda setuju, RR bila
Anda ragu-ragu, TS bila Anda tidak setuju dan STS bila Anda sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang dituliskan dengan cara memberikan tanda () pada
kolom yang tersedia.
No
.
1.
Pernyataan
Saya yakin orang yang pernah
sakit jiwa pasti mempunyai
2.
3.
4.
5.
sembuh.
Saya yakin orang sakit jiwa
6.
7.
kegiatan masyarakat
Saya yakin orang yang sudah
pernah sakit jiwa tidak akan bisa
berguna bagi masyarakat dan
keluarganya.
SS
RR
TS
STS
8.
9.
10.
dari masyarakat.
Saya yakin orang yang pernah
sakit jiwa akan selalu
menimbulkan masalah bagi
11.
masyarakat.
Saya merasa kasihan bila ada
12.
13.
No
.
14.
Pernyataan
Saya senang bila tetangga saya
pernah sakit jiwa tidak dibiarkan
15.
16.
17.
jiwa.
Saya tidak bisa mempercayakan
pekerjaan saya dikerjakan orang
18.
19.
SS
RR
TS
STS
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
makanan.
Saya bersedia memberikan
informasi kepada pihak keluarga
bila melihat tetangga saya yang
pernah sakit jiwa berkeliaran di
jalan.
28.
No
.
29.
Pernyataan
Saya bersedia mengantarkan ke
rumah sakit atau puskesmas
untuk control.
SS
RR
TS
STS
30.
Nomor
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
SS
RR
TS
STS
1
5
1
1
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
5
1
1
5
1
1
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
2
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
2
4
4
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
1
5
5
1
5
5
5
5
5
1
5
5
5
1
5
5
1
5
5
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
Pernyataan
2.
3.
4.
5.
sembuh.
Saya yakin orang sakit jiwa
6.
STS
14
52
17
22
34
19
12
47
27
24
44
13
26
17
39
22
14
33
11
59
25
15
55
55
63
12
10.
TS
keluarganya.
Saya yakin orang yang sakit jiwa
sepanjang hidupnya akan
9.
RR
kegiatan masyarakat
Saya yakin orang yang sudah
pernah sakit jiwa tidak akan bisa
8.
7.
SS
masyarakat.
11.
12.
sakit jiwa.
.
14.
Pernyataan
12
22
47
32
10
36
SS
RR
TS
STS
10
45
20
10
52
19
48
14
13
19
48
30
55
57
18
10
52
17
44
25
17
51
14
jiwa.
Saya tidak bisa mempercayakan
pekerjaan saya dikerjakan orang
18.
17.
16.
15.
No
57
13.
27
19.
20.
21.
22.
24.
53
14
14
25
59
34
51
24
54
12
43
30
SS
RR
TS
STS
15
58
12
45
22
27.
26.
61
25.
17
makanan.
Saya bersedia memberikan
informasi kepada pihak keluarga
bila melihat tetangga saya yang
pernah sakit jiwa berkeliaran di
jalan.
28.
N
o.
29.
Pernyataan
Saya bersedia mengantarkan ke
rumah sakit atau puskesmas
30.
untuk control.
Saya bersedia mengajak tetangga
saya yang pernah sakit jiwa
berekreasi.