PENDAHULUAN
ini
dilakukan
agar
lebih
memahamikonsep
cair dan fase gas dalam keadaan seimbang. Secara umum ada dua macam menara
distilasi, yaitu menara dengan bahan isian (packed tower) dan menara plate
(plate tower).
Kolom bahan isian digunakan untuk distilasi, penyerapan gas, dan
ekstraksi cair-cair. Kontak antara cairan dan gas dalam tempat kolom bahan isian
berlangsung secara kontinyu, bukan secara bertahap seperti pada menara plate.
Cairan mengalir turun kebawah melewati permukaan bahan isian, sedangkan gas
atau uap secara berlawanan arah naik ke kolom. Dalam beberapa kolom
penyerapan gas, prinsip aliran secara berlawanan arah ini sering digunakan.
Kinerja dari kolom bahan isian sangat tergantung dari perawatan cairan yang
baik dan distribusi gas keseluruh tempat bahan isian dan ini merupakan suatu
pertimbangan yang penting dalam merancang kolom bahan isian (Coulson and
Richardsons, 2005).
Berdasarkan konstruksi, menara distilasi digolongkan :
a
untuk memperluas bidang kontak antara fase uap dan cair sehingga transfer
massa dan panas berjalan baik. Cairan mengalir melewati permukaan bahan
isian dalam bentuk lapisan film tipis sehingga luas bidang kontak antara fase
uap dan cair makin besar. Cairan masuk dari bagian atas menara, sedangkan
gas masuk dari bagian bawah menara (Brown, 1956).
Sifatsifat bahan yang harus dimiliki bahan isian adalah :
1) Perbandingan luas permukaan bidang basah (bidang kontak) bahan isian
persatuan volume bahan isian cukup besar.
2) Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga kosong,
sehingga memudahkan aliran fluida, sedangkan penurunan tekanan aliran
tidak terlalu besar.
3) Permukaan bahan isian mudah menjadi basah.
4) Tahan terhadap suhu dan perubahannya, dan tidak mudah berkarat.
5) Cukup kuat, tidak mudah pecah.
Didalam distilasi ada beberapa cara untuk menentukan jumlah plate
teoritis sebagai plate minimum, yaitu dengan cara:
1
ab . Xa
1+ ( ab1 ) Xa
(1)
( )
3
Ya=ab
Ya =
( YbXb ) Xa
ab . ( 1Ya )
Xa
1Xa
dalam satuan
rektifikasi dan
Lm
Vm +1
ln
Vn+1
pada seksi
Yn+1 =
ln
D
. Xn+
. Xd
Vn+1
Vn+1
Lo = L1 = Ln
V1 = V2 = Vn+1
Yn+1 =
L
D
Xn+ Xd
V
V
. . . . . . . . . . (2)
V1 = L o + D
V=L+D
Yn+1 =
L
D
Xn+
Xd
L+ D
L+ D
Yn+1 =
L
D
Xd
Xn+
L
L
+1
+1
D
D
( )
Yn+1 =
R
Xd
Xn+
R+ 1
R+ 1
. . . . . . . . . . (3)
. . . . . . . . . . (4)
Xd
Xd
Xd
=D.
=
V
L+ D R+1
Bila dilihat dari seksi striping:
Lm = Vm+1 + B
Vm+1 = Lm B
Vm+1 . Ym+1 = Lm .Xm B .Xb
Lm
B . Xb
Xm
Vm +1
Vm+1
Ym+1 =
L
B . Xb
Xm
V
v
Y=
. . . . . . . . . (5)
L
V
Dan intercept:
B . Xb
V
Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan dalam
kondensor dikembalikan ke dalam kolom sebagai refluks maka tidak
ada hasil distilat (D = 0).
Perbandingan refluks
( LoD )
Pa0
Pb0 , pada suhu puncak (td)
w =
Pa
0
Pb , pada suhu bawah (tw)
dimana :
Pao = tekanan uap murni komponen a
Pbo = tekanan uap murni komponen b
Ya ( 1Xa )
Xa ( 1Ya )
dimana :
Y = mol fraksi uap
X = mol fraksi cairan
Campuran ideal mematuhi hokum Roult dan volatilitas relatifnya
ialah tekanan uap komponennya.
Pa = Pao .Xa
Pa = tekanan partial a
Pb = Pbo .Xb
Pb = tekanan partial b
Ya =
Pa
Pt
Yb =
Pb
Pt
Pt = tekanan total
Pa o
Pb o
(Soetomo Pd., 1981)
Ya
Xb
dan
Xa
Xb
Ya
1 - Ya
dan
Xa
1 - Xa
sehingga:
Ya/Xa
Yb/Xb
ab =
ab =
Ya Xb
.
Yb Xa
Ya 1 - Xa
.
1 - Ya Xa
Ya
1 - Ya
ab
=
Xa
1 - Xa
Untuk plate n + 1:
Yn 1
Xn 1
ab
1 - Yn 1
1 - Xn 1
Oleh karena refluks total distilat (D) = 0 dan
L
V
= 1, Yn+1 = Xn,
sehingga :
Xn
Xn 1
ab
1 - Xn
1 - Xn 1
Pada puncak kolom, bila kondensor total Y1 = Xd
Xd
1 - Xd
ab
=
X1
1 - X1
. . . . . . . . . . (6)
X1
1 - X1
ab
=
X2
1 - X2
. . . . . . . . . . (7)
Jika persaman (6) dan (7) dikalikan satu sama lain dan suku-suku
tengah saling menghapuskan, maka:
Xd
1 - Xd
(ab) n
=
Xn
1 - Xn
Xd
1 - Xd
(ab) Nmin
=
Xb
1 - Xb
log
Xd
Xb
.
1 - Xd 1 - Xb - 1
log ab
N min =
Rumus ini telah sesuai dengan menggunakan system distilat yang
menggunakan kondensor total dan reboiler parsial.
Jika perubahan nilai ab dari dasar kolom tidak terlalu menyolok,
maka untuk ab digunakan rata-ratanya.
d =
P 0 alkohol
P0 aquadest
w =
P 0 alkohol
P0 aquadest
av = (d . w)
HETP penggunaannya sering untuk perhitungan menara distilasi
dengan memakai bahan isian. Dengan menggunakan metode diatas, jumlah
plate minimum dapat diketahui, maka harga HETP dapat dihitung :
HETP =
Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom bahan isian
dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate teoritis.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Bahan
1. Alkohol
2. Aquadest
II.2 Alat yang digunakan
1. Piknometer
2. Corong
3. Gelas ukur
4. Refraktometer
5. Pipet
6. Tabung Reaksi
7. Pipet Volume
II.3 Gambar Rangkaian Alat HETP
10
Keteranngan gambar :
1. Kolom bahan isian
2. Statif
3. Labu leher tiga
4. Pemanas listrik
5. Pendingin balik
6. Termometer
7. Erlenmeyer
8. Kran refluks
Gambar 1. Rangkaian alat HETP
II.4 Cara Kerja
a
Setelah suhu distilat dan residu konstan, mengambil distilat dengan memutar
kran refluks, kemudian mengamati indeks biasnya. Setelah cukup, kran
dikembalikan ke posisi refluks total.
11
: A gram
: (B A)
: C gram
Dari tabel 3-28, p.3-75, Perry, didapat harga densitas aquadest ( aquadest)
C
aquadest
= V ml
12
: (D A) : E gram
Densitas alkohol :
E gram
V ml
= alkohol
gram
( ml )
alkohol : K%.
: K%
Alkohol
: L ml
Aquadest
: M ml
Densitas alkohol
: alkohol
Densitas aquadest
: aquadest
Maka :
13
Alkohol =
alkohol x L x K
BM alkohol
Aquadest =
= S gmol.
= R gmol.
S
S+ R
= Q mol
Sehingga dari harga fraksi mol alkohol tersebut dan indeks bias dapat dibuat
grafik standar.
4
P pada suhu td
P 0 alkohol
w = P0 aquadest
P pada suhu tw
d =
av = (d . w)
Po alkohol dan aquadest dapat dilihat pada fig. 543, p. 583, G.G. Brown,
Unit Operation.
6
Menentukan HETP.
14
Metode McCabe-Thiele
Metode ini menggunakan grafik antara fraksi mol uap (Y) vs fraksi
mol cairan (X). Dalam penggambaran kurvanya digunakan diagram
kesetimbangan etanolaquadest yang terdapat pada G.G. Brown, Unit
Operation, p. 582.
log
Xd 1 - Xb
.
1 - Xd Xb - 1
log av
Np min =
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Suhu aquadest
= 29
= 16.4558
gram
gram
Berat aquadest
= 25.2040
gram
= 36.5136
gram
15
Berat alkohol
= 20.0578
gram
Densitas aquadest
= 0.995945
gr/ml
Volume piknometer
= 25.3066
ml
Densitas alkohol
= 0.7926
gr/ml
= 66
cm
Alkoho
l (ml)
Aquades
t (ml)
Indeks
bias
Mol
alkohol
(gmol)
Mol
aquadest
(gmol)
Fraksi mol
alkohol
1,3424
0,10830
0,21793
0,33198
1,3418
0,09627
0,25521
0,27389
1,3416
0,08423
0,29249
0,22359
1,3411
0,07220
0,32977
0,17961
1,3406
0,06017
0,36705
0,14083
1,3397
0,04813
0,40433
0,10638
1,3381
0,03610
0,44162
0,07557
1,3366
0,02407
0,47890
0,04785
1,3348
0,01203
0,51618
0,02278
16
1.34
f(x) = 0.02x + 1.34
R = 0.82
1.34
1.34
1.34
Indeks bias 1.34
Y Data
Linear (Y Data)
1.33
1.33
1.33
0.00000
0.20000
0.40000
Umpan (ml)
Alkohol
90
2
3
Aquades
Indeks bias
Fraksi mol
Distilat
Residu
Distilat
Residu
120
1,3384
1,3362
0,10084
0,00276
90
90
1,3406
1,3383
0,19893
0,09638
120
90
1,3426
1,3397
0,28810
0,15880
Dari data percobaan antara indeks bias residu dan distilat menunjukan
bahwa indeks bias distilat lebih besar daripada indeks bias residu. Hal ini
disebabkan banyaknya alkohol yang menguap dan berada pada distilat sehingga
menyebabkan fraksi mol alkohol lebih banyak pada distilat daripada fraksi mol
alkohol pada residu.
17
1
0.9
0.8
0.7
0.6
fraksi mol y
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
fraksi mol x
1
0.9
0.8
0.7
0.6
fraksi mol y
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
fraksi mol x
18
1
0.9
0.8
0.7
0.6
fraksi mol y
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
fraksi mol x
Alkoho
l
Aquades
t
90
120
90
90
120
90
Fraksi mol
alkohol
Fenske Underwood
Distilat
Residu
Nmin
(plate)
0,1008
4
0,1989
3
0,2881
0,0027
6
0,0963
8
0,1588
4,4348
6
1,1267
7
1,0333
McCabe-Thiele
HETP
(cm/plate
)
Nmin
(plate
)
HETP
(cm/plate
)
14,88211
4,5
14,66667
58,57454
1,2
55
63,87296
1,1
60
19
Nilai plate yang didapat secara teori diperoleh hasil angka desimal,
namun dikarenakan nilai plate dalam industri tidak ada yang desimal, maka
nilai plate cenderung dibulatkan keatas. Jumlah plate yang digunakan sangat
dipengaruhi oleh fraksi mol umpan. Pada fraksi mol umpan yang semakin
kecil atau umpan semakin encer, maka jumlah plate minimum yang
digunakan akan semakin banyak, sedangkan harga HETP-nya akan semakin
kecil, karena harga HETP berbanding terbalik dengan jumlah plate minimum
yang dibutuhkan untuk tinggi kolom bahan isian yang sama.
Dari perhitungan, ada perbedaan HETP antara metode Fenske
Underwood dengan McCabe-Thiele dikarenakan pada metode McCabeThiele, penentuan jumlah plate pada kurva kesetimbangan etanol-air yang
kurang teliti sehingga mempengaruhi nilai HETP.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Dari data percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada umpan 1 dengan 90 ml alkohol dan 120 ml aquades, diperoleh:
Nmin untuk metode Fenske Underwood = 4,43486
Nmin untuk metode McCabe-Thiele = 4,5
HETP untuk metode Fenske Underwood = 14,88211 cm
HETP untuk metode McCabe-Thiele = 14,66667 cm
2. Pada umpan 2 dengan 90 ml alkohol dan 90 ml aquades, diperoleh:
Nmin untuk metode Fenske Underwood = 1,12677
Nmin untuk metode McCabe-Thiele = 1,2
HETP untuk metode Fenske Underwood = 58,57454 cm
HETP untuk metode McCabe-Thiele = 55 cm
3. Pada umpan 3 dengan 90 ml alkohol dan 120 ml aquades, diperoleh:
Nmin untuk metode Fenske Underwood = 1,0333
Nmin untuk metode McCabe-Thiele = 1,1
HETP untuk metode Fenske Underwood = 63,87296 cm
HETP untukmetode McCabe-Thiele = 60 cm
21
DAFTAR PUSTAKA
Alan, S., Foust, and Cecil H. Chilton, 1980, Principle of Unit Operation, Mc
Graw Hill, Kogakusha Ltd., Japan.
Brown, G.G., 1978, Unit Operation, 14th printing, John Willey and Sons, New
York.
Coulson and Richardsons., 2005, Chemical Engineering Design, 4th edition,
R.K.Sinnott, New York.
Perry, R.H., 1984, Chemical Engineers Handbook, 6 th edition, Mc Graw Hill
Book Company Inc., New York.
Soetomo Poerodiprojo, 1981, Diktat OperasiTeknik Kimia III, Pusat Penerbitan
Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
Treybal, R.E., 1986, Mass Transfer Operation, 2 nd edition, Mc Graw Hill, New
York.
Seader,J.D and Henley,E.J., 1998, "Separation Process Principles", John Willey
and Sons Inc., New York.
22
LAMPIRAN
Menera piknometer
Berat piknometer + aquadest = 42,3050 gr
Berat piknometer kosong
= 17,0938 gr -
Berat aquadest
= 25,2112 gr
Volume piknometer
gr
ml
= 0,996233
25,2112 gr
gr
0,996233
ml
( )
25,3065 ml
= 39,3303 gr
= 17,0938 gr _
Berat alkohol
= 22,2365 gr
23
Densitas ( alkohol)
berat alkohol
volume piknometer
22,2365 gr
25,3065
0,87869
gr
ml
(gr/ml)
25
0,86340
30
0,85908
28
25
0,85908 1
30 28
0,85908 0,86340 30 25
24
1 0,86081
(gr/ml)
25
0,79706
30
0,79271
28
0,79271 2
30 28
0,79271 0,79706 30 25
2 0,79445 gr/ml
25
Kadar (%)
(gr/ml)
70
0,86081
96
0,79445
69
70
0,79445 0,86081 96 70
0,79445 0,87869 96 k
k 62,99504 %
= 62,99504 %
Volume alkohol
= L ml
Volume aquadest = M ml
Densitas alkohol
= 0,87869 gr/ml
= 46 gram/gmol
BM aquadest
= 18 gram/gmol
26
Mol aquadest
=R
gmol
S
R S
0,87869 9 62,99504%
Mol alkohol
46
0,10830 gmol
18
=
= 0,21793 gmol
0,10830
0,33198
0,21793 0,10830
Fraksi mol alkohol =
Dengan cara yang sama maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 7. Data indeks bias dan fraksi mol larutan standar
No.
Alkohol
(ml)
Aquadest
(ml)
Indeks
bias
Mol
alkohol
(gmol)
Mol
aquadest
(gmol)
Fraksi mol
alkohol
1,3424
0,10830
0,21793
0,33198
1,3418
0,09627
0,25521
0,27389
27
1,3416
0,08423
0,29249
0,22359
1,3411
0,07220
0,32977
0,17961
1,3406
0,06017
0,36705
0,14083
1,3397
0,04813
0,40433
0,10638
1,3381
0,03610
0,44162
0,07557
1,3366
0,02407
0,47890
0,04785
1,3348
0,01203
0,51618
0,02278
Dari data indeks bias dan fraksi mol alkohol dapat didekati dengan persamaan
linier yaitu:
y = ax + b
dengan metode least-square
y a. x b.n
xy a. x 2 b. x
dengan :
Xy
x2
0,33198
1,3424
0,44565
0,11021
28
0,27389
1,3418
0,36751
0,07502
0,22359
1,3416
0,29997
0,04999
0,17961
1,3411
0,24088
0,03226
0,14083
1,3406
0,18880
0,01983
0,10638
1,3397
0,14252
0,01132
0,07557
1,3381
0,10112
0,00571
0,04785
1,3366
0,06396
0,00229
0,02278
1,3348
0,03041
0,00052
1,40249
12,05670
1,88080
0,30715
Maka,
12,05670 = 1,40249 a + 9 b
x 1,40249
x9
y data y hitung
x100%
y data
% kesalahan =
Tabel 9. Data y hitung dan % kesalahan
X
y data
y hitung
% kesalahan
0,33198
1,3424
1,34358
0,08821
0,27389
1,3418
1,34228
0,03587
0,22359
1,3416
1,34115
0,03331
0,17961
1,3411
1,34017
0,06959
0,14083
1,3406
1,33930
0,09720
0,10638
1,3397
1,33852
0,08777
0,07557
1,3381
1,33783
0,01995
0,04785
1,3366
1,33721
0,04574
0,02278
1,3348
1,33665
0,13853
Jumlah
0,61617
0,61617%
0,06846%
9
% kesalahan rata-rata =
30
y - 1,33614
0,02243
x =
Untuk umpan 1
1,3384 - 1,33614
0,10084
0,02243
xD =
1,3362 - 1,33614
0,00276
0,02243
xR =
Tabel 10. Data fraksi mol distilat dan residu pada larutan umpan
Umpan (ml)
Indeks bias
Fraksi mol
No
.
Alkohol
Aquades
t
Distilat
Residu
Distilat
Residu
90
120
1,3384
1,3362
0,10084
0,00276
90
90
1,3406
1,3383
0,19893
0,09638
120
90
1,3426
1,3397
0,28810
0,15880
31
No.
Po alkohol
Po aquades
TD
TR
TD
TR
TD
TR
150,8
201,2
8,5
35
14
146,3
194
7,6
24
3,7
11
145,94
190,4
7,5
21
3,6
10
P o alkohol 8,5
2,125
4
P o aquadest
P o alkohol 35
2,5
P o aquadest 14
ab D . R 2,30489
Dengan cara yang sama maka diperoleh data sebagai berikut:
Suhu (oF)
No.
Sifat penguapan
TR
TD
ab
201,2
150,8
2,125
2,5
2,30489
194
146,3
2,05405
2,18182
2,11697
190,4
145,94
2,08333
2,1
2,09165
X D 1 X R
X R 1 X D
log
log ab
Nmin
HETP
Tinggi kolom
Nmin
Untuk umpan 1
0,100841 0,00276
0,00276 1 0,10084
log 2,30489
log
N min
= 4,43486
66
4,43486
HETP =
cm
plate
= 14,88211
No
.
Umpan (ml)
Nmin
(plate)
HETP
(cm/plate
)
Alkoho
l
Aquades
t
Distilat
Residu
90
120
0,10084
0,0027
6
4,4348
6
14,88211
90
90
0,19893
0,0963
8
1,1267
7
58,57454
120
90
0,28810
0,1588
0
1,0333
0
63,87296
ab .x a
1 ( ab 1) x a
Umpan 1
xD
= 0,10084
xR
= 0,00276
ab
= 2,30489
untuk xa = 0,1
ya
( 2,30489)( 0,1)
1 (2,30489 1)0,1
= 0,20388
Dengan kurva keseimbangan antara xa dan ya untuk alkohol, maka
34
Nmin = 4,5
66
4,5
Maka HETP =
= 14,66667
Umpan 2
xD
= 0,19893
xR
= 0,09638
ab
= 2,11967
untuk xa = 0,1
ya
( 2,11967)(0,1)
1 (2,11967 1)0,1
= 0,19043
Nmin = 1,2
66
1,2
Maka HETP =
= 55,00000
Umpan 3
xD
= 0,28810
xR
= 0,15880
ab
= 2,09165
35
untuk xa = 0,1
ya
( 2,09165)( 0,1)
1 (2,09165 1)0,1
= 0,18858
Nmin = 1,1
66
1,1
Maka HETP =
= 60
PERTANYAAN
1
36
Pada grafik hubungan antara fraksi mol alkohol dengan indeks bias mengapa
naik? Dan apa pengaruhnya?
Jawab : Bila fraksi mol alkohol besar maka indeks biasnya juga semakin besar,
karena kerapatan molekul alkohol juga akan semakin membesar
sehingga cahaya yang digunakan untuk membiaskannya juga akan
semakin banyak.
37