Anda di halaman 1dari 8

Step 1

Tidak ada kata sulit yang perlu dibahas


Step 2
1. Sebutkan macam-macam gangguan alat indra disertakan gejalanya!
2. Bagaimana penatalaksanaan secraa farmakologi dan non farmakologi
dalam gangguan alat indra?
3. Apa hubungan flu dengan gangguan pendengaran? Lalu terhadap makan
yang tersa pahit juga?
4. Bagaimana askep kasus skenario?
5. Apakah ada komplikasi yang terjadi ketika mengalami gangguan alat
indra?
6. Waktu blok 2.4, kita ada skills lab tentang irigasi mata dan telinga, apakah
ada juga irigasi hidung? Bila ada,bagaimana caranya?
7. Apa yang menyebabkan gangguan alat indra pad Nn. Ani?
Step 3
1. Macam-macam gangguan alat indra :
a. Hidung
Anosmia hilangnya fungsi pembau. Gejalanya : hidung
tersumbat, badan meriang, kepala terasa berat.
Mimisan/epiktosis karena kecapekan, selaut mukosa hidung
terlepas hingga keluarlah darah.
Polip hidung adanya daging asing
b. Mata
Gingisitis terjadinya infeksi pada mata karena debu
Katarak terjadinya pengaburan pada mata
Glaukoma adanya tekanan yang mengenai mata dan sekitarnya
Astikma mata silindris
Peradanga kornea
c. Telinga
Otitis media
Radang telinga dala atau tengah
Gendang telinga bolong
tuli
d. Kulit
Skabies
Panu
Jerawat
Herpes
Kutu air
Luka bakar
e. Lidah
Sariawan
Kanker lidah yang berawal dari sariawan yang berkepanjangan
2. Penatalaksanaan gangguan alat indra :
a. Farmakologi :
Parasetamol
Ibuprofen

3.

4.

5.

6.
Step 4

Antihistamin
Dekongestan
Air jeruk + kecap
b. Non farmakologi :
Mencukupi gizi tubuh dengan nutrisi yang bagus dan seimbang
Biasanya untuk hidung yang tersumbat dengan menghirup uap
dari air panas
Mengonsumsi air jahe hangat
Kompres hangat
Saluran eustachius menyambung ke hidung dan mulut hingga ke
tenggorokan. Akumulasi virus karena salurannya menyatu. Saat pilek
mengurangi reseptor penghidu untuk menghirup dimana dapat
memengaruhi reseptor pengecap. Ada flu yang bis di sebabkan oleh virus,
faktor cuaca, imun. Kalau indra pengecap karea kurang peka. Lalu
penciuman, karena adnya lendir yang menghambat yang disebabkan
karena kurangnya menjaga hygine, kecapekan, mengonsumsi makanan
dan iminuman ekstrim seperti makanan pedas sekali atau minum
minuman yang sangat dingin.
Askep :
Pengkajian : riwayat obat selama sakit, tes alat indra
Diagnosa : hipotermi, sleep distrubance, sleep enhacement, anxiety
NOC : vital train status, nutrisi status, status imun
NIC : kalau demam dgn water tapid sponge
Komplikasi yang terjadi :
Diabetes retinopati
Katarak komlipata
Pneumonia
Membuang lendir saat hidung tersumbat dengan keras dapat
membuat gendang telinga pecah
Irigasi hidung di suction seperti waktu suction lendir pada bayi.

Step 5
LO :
1. Askep sesuai kasus skenario
2. Hubungan antar alat indra dan gangguannya sebagai contoh
Step 6
Belajar dan mencari literartur mandiri
Step 7
1. Askep kasus skenario
Pengkajian
Aktivitas terganggu atau tidak
Frekuensi pernapasan
Suara napas bagaimana
Anamnesis
Riwayat penyakit
Iinfeksi saluran nafas
Pemeriksaan fisik
THT : pemeriksan hidung dengan rinoskopi
anterior,posterior dan nasoendoskopi untuk
mengetahui ada sumbatan atau tidak
Pemeriksaan kemosensoris penghidu
Tes OSIT : 13 bau odoranyang berbeda tpi familiar
yang biasanya di kertas parafin untuk penghidu
Tes UPSIT : menghidu buku uji mengandung 10-50
odoran. Hasilnya 6 kategori yaitu
normosmia,mikrosmia(ringan,sedang,berat), anosmia
dan malingering
Tes Sniffin : menilai kemosensoris penghidu dengan
alat berupa pena yang berisi 4 ml odoran selama 3
detik sepanjang 2 cm.
Sumber : unand.ac.id

Diagnosis
Domain 11 : safety/protection
Class 2
: physical injury
Ketidakefektif jalan nafas yang berhubungan dengan
peningkatan produksi mukus/sekret akibat flu.
Nyeri b.d agen cedera biologis
Dengan batasan karakteristik : perubahan selera makan,
melaporkan nyeri secara verbal, gangguan verbal.
Domain 2
: Nutrisi
Class
: Makan
Ketidakseimbangan nutrisi b.d kurang dari kebutuhan tubuh.
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik. Dengan batasan karakteristik : kurang makan,
kurang minat pada makanan, mengeluh mengalami
gangguan sensasi rasa.
Domain 2
: Nutrisi

Class
: Makan
Gangguan menelan : abnormal fungsi mekanisme menelan
yang dikaitkan dengan defisit struktur atau fungsi oral,faring
atau esofagus.
Domain 4
: Aktivitas/ Istirahat
Class
: Tidur
Gangguan pola tidur : gangguan kualitas dan kuantitas waktu
tidur akibat faktor external.
Ineffective airrway clearance
Ketidakmampuan membersihkan sekret dalam saluran
pernafasan
Batasan karakteristik : respiratoty rate berubah, kelebihan
sputum/sekret
Impaired oral mucous membrane
Rusaknya jaringan pada rongga mulut
Batasan karakteristik : susah menelan
Hipertermia b.d proses penyakit
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Batasan karakteristik : taki kardi/takipnea, kulit terasa hangat

NOC
Respiratory status : ventilation
Respiratory rate 3 ke 5 (sedang menjadi tidak ada )
Penumpukan sputum 3 ke 5 (sedang menjadi tidak ada
)
Swallowing status : oral phase
Menjaga makanan dalam mulut 3 ke 5
Jumlah makanan yang dikonsumsi 3 ke 5
Sleep pattern : distrubed
Jam tidur dari 3 jadi 1
Kualitas tidur dari 3 jadi 1
Nyeri dari 3 jadi 1
Nutritional status (dalam waktu 1x24 jam )
Memperoleh asupan nutrisi dari 2 ke 4 ( substansial
deviation from normal range to mild deviation from
normal range )
Memberi asupan makanan dari 2 ke 4 ( substansial
deviation from normal range to mild deviation from
normal range )
Nutritional status : food and fluids intake (dalam waktu 1x24
jam )
Meningkatkan pemenuhan asupan makanan melalui
mulut dari 2 ke 4 (slightly adequate to substantially
adequqte )
Appetite (dalam waktu 1x24 jam )
Meningkatkan kenikmatan rasa dari makanan dari 2 ke
4 ( substantially compromised to mildly compromised )
Mendapatkan stimulus untuk makan dari 2 ke 4
( substantially compromised to mildly compromised )
Jalan nafas efektif setelah sekret keluar
Tidak bernafas lagi melalui mulut
Jalan nafas kembali normal

Pain control (dalam waktu 1x24 jam )


Pasien mampu menjelaskna faktor penyebab
Pasien mampu menggunakan analgesik yang
dianjurkan
Pain level (dalam waktu 1x24 jam )
Tidur tidak terganggu
Tidak mengalami kehilangan nafsu makan
Mampu bekerja secara produktif
Tidak ada gangguan konsentrasi
Comfort status (dalam waktu 1x24 jam )
Mampu mengontrol gejala
Tidak ada penyimpangan temperatur suhu
Tidak ada penyimpangan airway
Tidak sakit kepala
Thermoregulasi
Suhu tubuh dalam rentang normal kembali
Nadi dan RR dalam rentang normal kembali
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
NIC
Sleep pattern : distubed
Medication management
Positioning
Pain management
Swallowing : impared
Positioning
Anxiety reduction
Feeding
Nutrition management
Airway management
Posisikan pasien yang nyaman misalkan peninggian
kepala tempat tidur
Ajarkan pasien gunakann inhaler yang tepat
Kelurakan sekre satt batuk atau di suction
Dorong atau bantu latihan
Auskultasikan bunyi nafas
Meminimlakan polusi
Oral health promotion : nafas abdomen atau bibir
Monitor kondisi mulut pasien
Intruksikan pasien oral hygiene rutin
Kaji warna membran mukosa
Nutritional therapy
Monitor asupan makanan dan cairan serta hitung
intake kalori daalam sehari
Memilih suplemen nutrisi
Mengedukasikan dan merencanakana diet pasien
Memberikan perawatan mulut sebelum makan jika di
butuhkan
Menyediakan makanan yang menarik
(warna,tekstur,varian)
Nutritional counseling

Mendiskusikan makanan yang disukai atau tidak pada


pasien
Menjelaskan pentingnya arti makan pada pasien
Nutritional monitoring
Monitor apakah ada pembengkakan, kemerahan atau
pecah-pecah pada bibir atau mulut
Monitor keadaan lidah
Catat apabila ada gangguan pada papila lidah
Monitor mual-muntah
Nutritional management
Menentukan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
Menyediakan info mengenai kebutuhan nutrisi dan
bagaimana cara untuk memenuhinya
Membeli beberapa pilihan makanan
Membantu pasien dalam menerima bantuan dari ahli
gizi jika memungkinkan
Pain management
Observasi nonverbal nyeri dan penyebabnya
Jelaskan dampak nyeri terhadap
Berikan analgesic care
Kontrol lingkungan yang menyebabkan tidak nyaman
Sediakan info mengenai nyeri
Enviromental management : comfort
Buat lingkunga yang damai dan mendukung
Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
Sediakan temperatur yang nyaman
Cegah kulit atau mukosa terpapar dari zat yang
mengiritasi
Cegah gangguan dan berikan periode tidur
Fever treatment
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
Berikan antipiretik ( parasetamol )
Lakukan tapid sponge
Tingkatkan cairan dan nutrisi
Sumber : NANDA,NOC,NIC 2014

2. Hubungan antara alat indra dengan alat indra yang lain serta
gangguannya
Hidung, mulut, faring dan tenggorokan di hubungakan langsung
oleh saluran Tuba Eustachius menuju telinga sehingga pada saat :
keadaan normal, pintu masuk Tuba Eustachius tertutup dan
hanya akan terbuka ketika menguap dan mengunyah untuk
menyamakan tekanan dengan tekanan udara luar.
keadaan flu, rongga hidung,faring dan tenggorokan penuh
dengan lendir sehingga hidung tersumbat dan di tenggorokan
ada sputum/dahak.
ketika membuang lendir dengan cara di hembuskan dengan
keras sambil menutup salah satu lubang hidung dan mulut,

maka tekanan udara yang besar dari dalam mendorong lendir


keluar. Jika jumlah lendir banyak maka tekanan itu akan
terbagi ke arah Tuba Eustachius dan membawa lendir yang
penuh dengan kuman terperangkap di dalam yang
menyebabkan infeksi telinga yang bisanyanya otitis media.
Sumber : artikel Jangan membuang flu terlalu bersemngat saat
pilek oleh dr. Sidharta Krisna

Kerjasama antara indra pengecap dan pembau dapat memengaruhi


nafsu makan seseorang dan produksi saliva. Apabila hidung
mencium aroma makanan/minuman yang lezat maka dapat
mempertinggi nafsu makan seseorang sehingga saliva meningkat.
Indra penegecap dan penciuman wanita lebih peka ketimbang pria.
Sumber jakarta EGC

Hidung Lidah : indra penghidu yang merupakan fungsi saraf


olfaktorius ( N.I ) sangat erat hubungannya dengan indra pengecap
yang dilakukan oleh saraf trigeminus ( N.V ) karena seringkali kedua
sensori ini bekerja sama. Reseptor organ penghidu terdapat di regio
olfaktorius di hidung bagian sepertiga atas. Serabut saraf
olfaktorius berjalan melalui lubang-lubang pada lamina kribosa os
etmoid menuju bulbus olfaktorius di dasar fosakranial anterior.
Pembau dan pengecap bekerjasama sebeb rangsangan bau dari
makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan
diterima oleh reseptor olfaktorius. Keadaan ini akan terganggu
ketika kita sakit pilak dimana hubungan antara rongga hidung dan
rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di
mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakanakan kehilangan rasanya.
Hidung Mata : saat menagis bisa membuat pilek dikarenakan
antara hidung dan air mata ada saluran penghubung yaitu duktus
nasolakrimalis. Sehingga saat menangis, air mata juga bisa keluar
lewat hidung.
Telinga Mulut : rongga telinga tengah dihubungkan oleh saluran
kecil yaitu Tuba Eustachius dengan rongga hidung-tenggorokan dan
demikian juga udara luar. Pada waktu menelan atau menguap,
tabung ini di tarik terbuka sehingga udara luar dapat masuk ke
rongga telingga tengah, maka perbedaan tekanan antara sisi
gendang telings dapat di hilangkan.
Sumber : esprint.undip.ac.id dan file.upi.edu
Peneyebab gangguan penghidu : di bagi 3 yaitu gangguan transpor
odoran, gangguan sensoris dan gangguan saraf. Gangguan transpor
disebabkan pengurangan odoran hingga ke epitalium olfaktoris
misalnya inflamasi kronik di hidung. Gangguan sensoris di sebabkan
kerusakan langsung pada neuroepitalium olfaktoris misalnya infeksi
salura nafas atas. Gangguan saraf disebabkan kerusakan pada
bulbus olfaktoris dan jalur sentral olfaktoris misalnya penyakit
neurodegeneratif.
Penyakit penyebab gangguan penghidu :
Trauma kepala

Disebabkan karena kerusakan pada epitel olfaktoris dan


gangguan aliran udara di hidung. Adanya taruma
meneyebabkan hematom pada mukosa hidung/luka pada
epitel olfaktoris.
Infeksi saluran nafas atas (common cold )
Kerusakan langsung pada epitel olfaktoris/jalur sentral karena
virus itu sendiri yang dapat merusak sel reseptor olfaktoris.
Penyakit sinonasal ( ex rinosinusitis kronik atau rinitirs alergi )
Disebabkan inflamasi dari saluran nafas yang menyebabkan
berkurangnya aliran udara dan ododran yang sampai ke
mukosa olfaktoris.
Sumber : artikel Gangguan Fungsi Penghidu dan
Pemeriksaannya oleh Etty Huriyati, Bestari Jaka Budiman, Tuti
Nevala Bag.THT Bedah Kepala Leher FK Unand Padang/RSUP
Dr.Djamil Padang

Anda mungkin juga menyukai