Pengawetan Dengan Menggunakan Garam
Pengawetan Dengan Menggunakan Garam
Disusun oleh :
1. Anadiya Morlina
(061330401007)
2. Rena Nuryana
(061330401019)
3. Riska
(061330401023)
Dosen Pengajar: Yuniar, S.T., M.T.
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................
Daftar Isi........................................................................
Pendahuluan
Latar belakang...........................................................
Rumusan masalah.....................................................
Pembahasan.................................................................
Penutup
Kesimpulan................................................................
Saran .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengawetan pangan memiliki dua maksud yaitu menghambat
pembusukandan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama
mungkin.Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya
berperan sebagai anti mikroba atau anti oksidan atau keduanya. Jamur,
bakteri danenzim sebagai penyebab pembusukan pangan perlu dihambat
pertumbuhan maupun aktivitasnya.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana cara pengawetan dengan menggunakan Garam ?
b. Bagaimana cara pengawetan dengan menggunakan Asam ?
c.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGAWETAN DENGAN MENGGUNAKAN
GARAM, ASAM, GULA DAN BAHAN KIMIA
maupun
aktivitasnya.
Untuk menghambat
pembusukan
dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin,maka
makanan perlu diawetkan dengan menggunakan:
a. Garam
Penggaraman merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah
lamadilakukan orang. Garam dapat bertindak sebagi pengawet karena
garamakan menarik air dari bahan sehingga mikroorganisme pembusuk
tidak dapat berkembang biak karena menurunnya aktivitas air. Garam
digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dan sebagai
penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar seperti mikroorganisme
proteolitik dan spora. Sifat-sifat Antimikroorganisme dari Garam : Garam
memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuhtumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif
patogen
termasuk
Clostridium
botulinum
kecuali
Beberapamikroorganisme
terutama
jenis
Leuconostoc
dan
asin
adalah
suatu
hasil
olahan
telur
dengan
prinsip
atas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula
untuk dipakai sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan
pangan. Kadar gula yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi (pH
rendah), perlakukan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan
pada suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti
belerangdioksida, asam benzoat) merupakan teknik-teknik pengawetan
pangan yang penting.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi
yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada
menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air
(aw)
dari
bahan
pangan
berkurang.Walaupun
demikian,
pengaruh
berisi buah-buahan, gula, asam dan pektin. Sifat-sifat yang penting dari
produk ini termasuk kestabilannya terhadap mikroorganisme dan struktur
fisiknya.
Stabilitas
mikroorganisme
dari
selai
dan
produk-produk
serupa
memberi pengaruh yang nyata pada mutu akhir dan stabilitas fisik dan
stabilitas terhadap mikroorganisme dari produk, kelainan utama dari produkproduk jeli adalah:
1) Kristalisasi yang disebabkan karena padatan terlarut yang berlebihan,
(inversi) sukrosa yang tidak cukup atau gula tidak cukup terlarut.
2) Keras, gel, yang kenyal akibat kurangnya gula atau pektin yang
berlebihan
3) Kurang masak, gel yang berbentuk seperti sirup karena kelebihan gula
dalam hubungannya dengan kadar pectin.
4) Sineresis atau meleleh karena asam yang berlebihan.
Pemasakan selai dilakukan baik pada tekanan atmosfer (pada suhu
sampai 106C, atau sama dengan kira-kira 68% padatan) atau dalam keadaan
vakum, biasanya suhu tidak melebihi 65C kecuali untuk pengisian.
Keuntungan dari pemasakan vakum termasuk:
1) Pemasakan suhu rendah menolong mempertahankan warna, cita-rasa
dan
Konsentarasi gula dalam kisaran antara 25-50% saja tidak cukup untuk
mencegah kerusakan karena mikroorganisme apabila produk disimpan pada
suhu kamar.
Sari Buah Pekat
Penguapan dari suatu sari buah yang kuat (pH 2,5-4) sampai mencapai
tingkat padatan terlarut kira-kira 70 Brix (=%b/b) cenderung untuk membawa
bahan yang dikentalkan ini relatif aman dari kerusakan oleh mikroorganisme.
Pada padatan terlarut yang lebih rendah, tambahan metoda-metoda
pengawetan seperti bahan-bahan pengawet kimia lainnya (belerangdioksida
dan lain-lain) atau penyimpanan dingin (didinginkan, dibekukan) atau
pasteurisasi dibutuhkan untuk stabilitas terhadap mikroorganisme.
Buah-Buahan Bergula (Kristal, Kembang Gula)
Kestabilan terhadap mikroorganisme dari produk-produk ini adalah karena
padatan terlarut yang tinggi sebagai hasil pemberian sirup dan dehidrasi
selanjutnya dari jaringan-jaringan yang mengandung gula. Meskipun
beberapa produk mengandung belerang dioksida, adanya komponen ini
dalam produk akhir dibutuhkan terutama untuk mempertahankan warna
(pencegahan
terhadap
pencoklatan
nonenzimatik)
dan
bukan
untuk
c.
Asam
Asam benzoat, asam propionat, dan asam sorbat merupakan zat
pengawet makanan yang aman untuk mencegah makanan agar tidak cepat
rusak. Golongan asam ini digunakan untuk menurunkan pH sampai kadar pH
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Biasanya, digunakan pada
jajanan pasar atau kue-kue basah.
Salah satu pengawet makanan dari golongan asam yang cukup terkenal
adalah asam benzoat. Pengawet makanan ini berbentuk kristal dengan
warna yang putih. Pada 1875, seorang peneliti, Salkowski, menemukan
bahwa pengawet campuran asam benzoat akan cenderung awet.
d. Bahan Kimia
Bahan tambahan kimia digunakan untuk bermacam-macam tujuan,
namun pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil produksi.
Berkaitan dengan proses pembuatan produk-produk olahan atau awetan
jahe, beberapa jenis bahan tambahan kimia yang mungkin digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Kaporit
Kaporit berbentuk kristal putih dan berbau merangsang. Bahan kimia ini
memiliki kemampuan membunuh mikroba, termasuk mikroba penyebab
kerusakan bahan makanan dan minuman. Dalam kegiatan pengolahan atau
pengawetan jahe, kaporit diperlukan untuk menyucihamakan (sanitasi)
peralatan
produksi
yang
bersinggungan
secara
langsung
dengan
Asam sitrat adalah pengawet yang dibuat dari air kelapa yang diberi
mikroba. Asam sitrat yang siap pakai banyak dijual bebas ditoko kimia,
namun kalau bahan baku air kelapa banyak, maka lebih baik dibuat sendiri,
harganya akan lebih murah.
Selain bahan pengawet tersebut diatas, dalam skala kecil dapat juga
menggunakan pengawet yang sudah lama dikenal dan banyak digunakan
didaerah terpencil atau pedesaan berupa; jeruk nipis, asam jawa, garam
dapur, gula, bawang putih disesuaikan dengan jenis produk yang dihasilkan.
Hanya saja dosis penggunaannya selama ini umumnya belum standar, baru
berdasarkan perkiraan pemakai. Untuk itu perlu penelitian dan pembinaan
lebih lanjut. Untuk menghindari penggunaan bahan pengawet berbahaya
serta meningkatkan pemanfaatan bahan pengawet alternatif yang aman bagi
kesehatan maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut;
Pertama: membuat daftar bahan-bahan kimia berbahaya yang dilarang untuk
digunakan pada produk makanan dan minuman dilengkapi dengan nama
kimia dan nama perdagangannya.agar tidak terjadi kesalahan pemakaian
oleh produsen.
Kedua: melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti; Pemeritah,
Pelaku Usaha, Assioasi, Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI)
maupun Perguruan Tinggi untuk menanggulangi penggunaan bahan
pengawet berbahaya dan memberikan bahan pengawet alternatif yang aman
dan tidak merugikan konsumen maupun produsen.
Ketiga: mensosialisasikan bahaya penggunaan bahan-bahan kimia terhadap
konsumen dan produsen agar kedua belah pihak tahu dan mengerti tentang
bahaya yang diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia terhadap makanan
dan minuman.
Kegunaan
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi
cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan.
Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330.
Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan
logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan garam, gula, asam dan bahan kimia lainnya dalam
makanan biasanya digunakan sebagai pengawet, hal ini dilihat dari daya
menghambat pertumbuhan dari mikroba.
B. Saran
Penggunaan Bahan seperti garam, gula, asam maupun bahan kimia
lainnya tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan.