Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR KANKER

PAYUDARA

KELOMPOK
8 BLOK 2.5

LATAR BELAKANG
Kasus kanker di
Indonesia tahun
2013

347.792
orang

Bengkulu
dan DKI
Jakarta
Bali
2%

Jawa
Tengah
2,1%,

DIY
4,1%,

KANKER
PAYUDARA :

Kanker payudara
merupakan
penyakit kanker
dengan
persentase kasus
baru yaitu
sebesar 43,3%,
dan persentase
kematian akibat
kanker payudara
sebesar 12,9%

Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan status ansietas,
depresi dan lamanya hospitalisasi
terhadap terapi musik dan relaksasi otot
pada pasien kanker payudara?
2. Bagaimana perkembangan pasien kanker
payudara setelah dilakukan terapi musik
dan relaksasi otot?
3. Bagaimana peran perawat dalam
penanganan pasien kanker payudara?

TUJUAN
1. Mengetahui hubungan status ansietas,
depresi dan lamanya hospitalisasi
terhadap terapi musik dan relaksasi
otot pada pasien kanker payudara.
2. Mengetahui dampak terapi musik dan
relaksasi otot terhadap prognosis
pasien kanker payudara.
3. Mengetahui peran perawat dalam
penanganan pasien kanker payudara

Manfaat
1. Dapat mengetahui hubungan status ansietas,
depresi dan lamanya hospitalisasi terhadap terapi
musik dan relaksasi otot pada pasien kanker
payudara.
2. Dapat memahami dampak terapi musik dan
relaksasi otot pada prognosis pasien kanker
payudara.
3. Bagi perawat dan mahasiswa keperawatan dapat
mengetahui peranannya dalam penanganan pasien
kanker payudara.

TINJAUAN PUSTAKA
Kanker payudara adalah
keganasan padasel-sel
yang terdapat pada
jaringan payudara, bisa
berasal dari
komponen kelenjarnya
(epitel saluran maupun
lobulusnya) maupun
komponen selain
kelenjar seperti
jaringan lemak,
pembuluh darah, dan
persyarafan jaringan
payudara

Manifestasi Klinik

Teraba benjolan
Terjadi perubahan pada puting dan aerola mamae
Terjadi nyeri tekan
Terdapat massa atau benjolan di ketiak
Pembengkakan pada salah satu payudara
Keluar cairan pada payudara

PATOFISIOLOGI KANKER
PAYUDARA
Mula-mula terjadi
hiperplasia sel- sel

bermetastase

Karsinoma in
situ dan
menginvasi
stroma
bermetastase

7 tahun
(Membesar)

Pemeriksaan
lanjutan

Mammograf
Biopsi
USG
CT scan tulang
Biopsi Sumsum
Tulang

Penatalaksanaan atau
pengobatan penyakit
kanker payudara

Mastektomi
Kemoterapi
Guided Imagery
BCT (Breast
Conserving
Therapy)
Radioterapi
Terapi hormon

Mastectomy

(a) simple mastectomy


(b) radical mastectomy
(c) modifed radical mastectomy
(d) subcutaneous mastectomy
(e) lumpectomy or segmental
mastectomy

Terapi Musik

Terapi musik adalah


terapi yang mengunakan
musik dimana tujuannya
untuk meningkatkan
kondisi fsik, emosi,
kognitif, dan sosial bagi
individu dari berbagai
kalangan usia

Terapi Relaksasi otot progresif


Teknik relaksasi otot progresif adalah suatu latihan
dan olah pernafasan yang dilakukan untuk
menghasilkan respon yang dapat memerangi respon
stres sehingga dapat menurunkan kerja jantung dan
dapat menurunkan tekanan darah (Smeltzer &Bare,
2002). Relaksasi otot progresif merupakan salah satu
teknik untuk mengurangi ketegangan otot dengan
proses yang simpel dan sistematis dalam
menegangkan sekelompok otot kemudian
merilekskannya kembali (Marks, 2011). Relaksasi ini
diperkenalkan oleh Edmund Jacobson pada tahun
1938 (Conrad dan Roth, 2007).

ANALISIS DATA

Identitas Jurnal
Judul
: A clinical randomized
controlled trial of music
therapy and progressive
muscle relaxation training in
female breast cancerpatients
after radical mastectomy:
Results on depression, anxiety
and length of hospital stay
Pengarang : Kaina Zhou,
Xiaomei Li, Jin Li, Miao Liu,
Shaonong Dang, Duolao Wang,
Xia Xin
Tahun terbit
: 2014
Tempat terbit : China
Penerbit
: Elsevier,Ltd.

METODE PENELITIAN
1

PICO

Desain
penelitian

Setting

3
4

Partisipan
5

Prosedur

Pengukuran

8 MENYIMPULKAN

MENGANALISIS

HASIL PENELITIAN
Data pada tabel 3 menunjukan
adanya hubungan yang signifkan
antara depresi (DSD) dengan
kecemasan (ASD) dan kecemasan
(ASD) dengan lamanya rawat inap
di rumah sakit (LHS) digrup
kontrol. Hasil positif (+) pada data
hubungan antara depresi (DSD)
dan kecemasan (ASD) menunjukan
bahwa tingkat tingginya depresi
berhubungan dengan tingkat
tingginya kecemasan. Sementara
itu hasil penelitian menunjukan
bahwa tanpa dilakukan terapi
musik dan terapi relaksasi otot
progressive, pada grup kontrol
mempunyai tingkat depresi dan
kecemasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan grup
intervensi.

Hasil negative (-) pada data


hubungan antara kecemasan (ASD)
dan lama rawat inap di rumah sakit
(LHS) mengindikasikan pasien
dengan tingkat kecemasan yang
tinggi relative lebih lama dalam
penyembuhan fsik dan waktu rawat
inap dirumah sakit yang juga lama.
Hal ini merefleksikan pengaruh
psikis terhadap penyembuhan luka.
Hubungan antara depresi (DSD) dan
lama rawat inap di rumah sakit
(LHS) menunjukan hasil yang tidak
signifkan, hal ini dimungkinkan
karena tanda-tanda depresi tidak
cukup mempengaruhi kesembuhan
fsik pasien. Sehingga hubungan
antara depresi (DSD) dan rawat
inap di rumah sakit (LHS)
membutuhkan ekplorasi lebih
lanjut.

Data Analisis

Di dalam penelitian ini, alasan mengapa pasien


diminta untuk melakukan relaksasi otot
bersamaan dengan terapi musik
Musik dapat mengurangi
cemas dan depresi dengan
cara menstimulasi ketenangan
sistem auditory, stimulus suara
kemudian akan dikirimkan ke
otak dan disitribusikan ke
seluruh jaringan saraf di tubuh
manusia. Hal ini akan membuat
fsik lebih tenang dan dapat
mengurangi perasaan tidak
nyaman, seperti nyeri. Selain
itu, musik dapat
mempengaruhi psikologis
seseorang dengan cara
mempengaruhi gelombang
otak.

Terapi relaksasi otot


dapat memperbaiki
depresi dan
kecemasan dengan
rangkaian tindakan
yang terus menerus
dan sistematik yaitu
stretching dan
relaksasi otot-otot
tubuh.

IMPLIKASI KEPERAWAATAN

1.

2.

3.

Perawat bisa menggunakan terapi musik


sebagai salah satu Cara untuk mengobati
stress dan kecemasan pada pasien kanker
payudara.
Perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain untuk melakukan terapi
musik kepada pasien kanker payudara.
Perawat dapat mengedukasi keluarga
pasien tentang tata cara terapi musik, agar
dapat diaplikasikan saat dirumah.

Kesimpulan
1. Jadi hubungan status ansietas, depresi dan lamanya
hospitalisasi terhadap terapi musik dan relaksasi otot
pada pasien kanker payudara yaitu bermula dari pasien
mendengarkan musik, setelah itu kemudian tubuh
pasien merasa rilaks, tegangan otot akan
menurun,sehingga akan menurunkan perasaan
kecemasan. Dengan menjaga pikiran tetap tenang,otot
relaks dan tidak tegang, hal ini akan menurunkan
aktivitas saraf simpatik (menurunnya denyut jantung,
tekanan darah) dan cemas. Sehingga dengan
menggabungkan terapi fsik dan psikis tersebut, tingkat
depresi dan kecemasan akan menurun dibandingkan
hanya dilakukan perawatan rutin saja.

2.Dampak terapi musik dan relaksasi otot terhadap


prognosis pasien kanker payudara yaitu hasil dari
penelitian menunjukan bahwa terapi musik dan
terapi relaksasi otot progresif mempunyai efek positif
terhadap perbaikan tingkat depresi dan kecemasan
pada wanita yang menderita kanker payudara yang
telah dilakukan radikal mastectomy yaitu dengan
tambahan terapi musik dan terapi relaksasi otot
progressive memperlihatkan efek yang signifkan
dalam menurunkan tingkat depresi dan cemas
dibandingkan dengan hanya dilakukan perawatan
rutin saja yang biasa dilakukan di rumah sakit.

3. Peran perawat dalam penanganan pasien


kanker payudara yaitu perawat bisa
menggunakan terapi musik sebagai salah
satu Cara untuk mengobati stress dan
kecemasan pada pasien kanker payudara,
perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain untuk melakukan terapi musik
kepada pasien kanker payudara, dan perawat
dapat mengedukasi keluarga pasien tentang
tata cara terapi musik, agar dapat
diaplikasikan saat dirumah

Saran

Bagi
mahasisw
a

Bagi
keluarga

Bagi
tenaga
medis

DAFTAR
PUSTAKA

Anie,Roshan Alex. 2014. The Effect of Music Intervention on Psychological Distress of


Cardiovascular Patient and Cancer Patient. IMPACT: International Journal of Research in
Applied,Natural and Social Sciences. Vol. 2. 41-54.
Anonim. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Anonim. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses 8 April 2015.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Anonim. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 4 Februari-Hari Kanker
Sedunia. Diakses 8 April 2015.
http://www.depkes.go.id/download.php?fle=download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
Bill, I. Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Stress pada Penderita Asma. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan. Vol. 02, No. 01, Januari 2014

Bommareddi, Prameelarani dkk. 2014. Jacobsons Progressive Muscle Relaxation (JPMR) Training to
Reduce Anxiety and Depression Among People Living With HIV. Nitte University Journal of Health
Science. Vol 4. No 1.72-78.
Cooke,Helen. 2013. Progressive Muscle Relaxation. Diakses 8 April 2015. www.cam-cancer.org
Dewa, I. S.H.R Ticoalu. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi
Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Sma Negeri 1 Manado. Manado : PSIK FK
Unsrat
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Bandung.
Fitrisyia, Rahmadona, dkk. 2012.Relaksasi Otot Progresif dengan Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Lansia.Sumatera Utara:Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Vol.1,No.1,

Anda mungkin juga menyukai