Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

IMPLEMENTASI OUTSOURCING
SEBAGAI SIASAT RANTAI PASOKAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Manajemen Operasional

Oleh:
Dewi Nur Zanirah (115020300111101)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Malang
2015

DAFTAR ISI

Halaman cover
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan

Bab II
: Pembahasan
......

Bab III
: Penutup
..
13
Daftar Pustaka

Daftar isi

BAB I
PENDAHULUAN

Di era persaingan yang sangat ketat, perusahaan kini dituntut


untuk berlomba lomba mendapatkan perhatian dari para konsumen.
Tidak hanya menyediakan produk yang berkualitas dan sesuai dengan
keinginan konsumen, tapi juga harus ekonomis agar harga yang
ditawarkan kepada masyarakat dapat bersaing. Untuk itu, perusahaan
kini

perlu

membutuhkan

penyesuaian

produk,

mutu

tinggi,

pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi. Hal tersebut tentu tidak


akan tercapai apabila perusahaan tidak menerapkan strategi yang
memperhatikan

rantai

pasokan

(supply

chain).

Supply

chain

management atau manajemen rantai pasokan sendiri merupakan


integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan
outsourcing (pengalihdayaan), ditambah fungsi lain yang penting bagi
hubungan antara pemasok dengan distributor.
Manajemen

rantai

pasokan

mencakup

aktivitas

untuk

menentukan penyedia transportasi, transfer uang secara kredit dan


tunai,

para

pemasok,

distributor,

utang

dan

piutang

usaha,

pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan serta berbagi


informasi

pelanggan,

prediksi,

dan

produksi.

Tujuannya

adalah

membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian


untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Persaingan bukan lagi
antar perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai
pasokan tersebut bersifat global.
Pengembangan sebuah perencanaan strategis yang sukses bagi
manajemen rantai pasokan memerlukan perencanaan yang inovatif
dan penelitian yang cermat. Rantai pasokan pada lingkungan global
harus mampu, (1) menanggapi perubahan mendadak dalam hal
ketersediaan komponen, saluran distribusi atau pengiriman, bea impor,
dan nilai mata uang; (2) menggunakan teknologi transmisi dan

komputer tercanggih untuk menjadwalkan serta mengelola pengiriman


komponen dan produk jadi ke luar; (3) memiliki karyawan lokal yang
terampil menangani tugas-tugas, perdagangan, pengiriman, imigrasi,
dan permasalahan politis.
Berdasarkan banyaknya tantangan yang harus diselesaikan
dalam manajemen rantai pasokan membuatnya menjadi suatu bagian
integral dari strategi perusahaan dan membuatnya menjadi aktivitas
yang paling mahal pada hampir seluruh perusahaan. Untuk itu,
perusahaan biasanya lebih memilih untuk melakukan outsourcing.

Outsourcing, di beberapa tempat, dianggap sebagai sebuah kata


dengan konotasi negatif. Banyak keluhan tentang lapangan pekerjaan
yang hilang dan diabaikannya ekonomi local menjadikan outsourcing
sebuah hal yang menimbulkan banyak kerugian. Dalam lima atau

sepuluh tahun terakhir, bagaimanapun, telah terjadi perubahan besar


dalam cara orang berpikir tentang outsourcing. Kini outsourcing bukan
lagi

pilihan

dalam

merupakan

sebuah

perusahaan

untuk

melakukan
kebutuhan.
dapat

manajemen
Apalagi

berfokus

rantai

pasokan,

outsourcing

kepada

kompetensi

tapi

membantu
inti

dari

perusahaan, daripada menghabiskan dana yang cukup besar dalam


sesuatu yang dapat dengan mudah, efektif dalam hal pembiayaan, dan
lebih efisien dilakukan di tempat lain. Untuk itu, outsourcing kini lebih
dipilih perusahaan sebagai siasat dalam manajemen rantai pasokan
yang sejatinya memakan biaya paling mahal dari keseluruhan aktivitas
perusahaan.

2 2

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN


Istilah supply chain dan supply chain management sudah
menjadi jargon yang umum dijumpai di berbagai media baik majalah
manajemen, buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi.
Namun tidak jarang kedua term diatas di persepsikan secara salah.
Banyak yang mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software.
Bahkan ada yang mempersepsikan bahwa supply chain hanya dimiliki
oleh perusahaan manufaktur saja. Sebagai disiplin, supply chain
management memang merupakan suatu disiplin ilmu yang relatif baru.
Cooper (1997) bahkan menyebut istilah supply chain management
baru muncul diawal tahun 90-an dan istilah ini diperkenalkan ole hpara
konsultan manajemen. Saat ini supply chain management merupakan
suatu

topik

yang

hangat,

menarik

untuk

didiskusikan

bahkan

mengundang daya tarik yang luar biasa baik dari kalangan akademisi
maupun praktisi.
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas
(dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi
dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam
sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini,
maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut
bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier
bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,distributor, dan
retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dalam
supply

chain

ada

beberapa

pemain

utama

yang

merupakan

perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu:


1.
2.
3.
4.
5.

Supplies
Manufactures
Distribution
Retail Outlet
Customers

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu :

Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku


yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai

dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.


Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke

hulu.
Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir
atau sebaliknya.
Sedangkan Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan

aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi kepada


manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan
sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat
kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara
optimal. SCM mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan
prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran
informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan
purna jual, dan pengembangan produk baru.
Jadi jika supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaanperusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi
barang maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, sedangkan SCM
adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya.

HAMBATAN DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


1. Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan
dimanjakan

oleh

produsen,

hal

ini

kita

lihat

semakin

beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita
lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada pelanggan
(customer oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi
dengan melakukan pembagian segmen pada customer, maka
sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan
produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut
keinginan segmen tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah
dari yang tidak menentu dari masing-masing produk membuat

produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan dari


konsumen.
2. Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah
produk

membuat

perusahan

semakin

kerepotan

dalam

mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur


pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu
yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur
produk tersebut di pasaran.
3. Increasingly Demand Customer. Supply chain management
berusaha mengatur
karena sekarang

peningkatan permintaan secara cepat,

customer semakin menuntut pemenuhan

permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat


mendadak dan bukan produk yang standar (customize).
4. Fragmentation
of
Supply
Chain
Ownership.
Hal

ini

menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang


mempunyai

masing-masing

kepentingan,

sehingga

hal

ini

mebuat supply chain mangement semakin rumit dan kompleks.


5. Globalization. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit
dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply
chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara yang
mungkin mempunyai lokasi di berbagai pelosok dunia.

OUTSOURCING SEBAGAI SIASAT MANAJEMEN RANTAI PASOKAN


Berikut adalah solusi yang dapat ditawarkan untuk menyelesaikan
berbagai hambatan yang ada dalam manajemen rantai pasokan:
a. Melakukan outsourcing (dengan menggunakan sumber dari
pihak luar) daripada dilakukan sendiri selama ada permintaan
yang meningkat.
b. Membeli input secara langsung daripada harus memproduksi
lebih dahulu.
c. Menciptakan strategic partnership dengan supplier.
d. Menggunakan pendekatan just in time dalam

melakukan

pembelian, yang mana supplier mengirimkan kuantitas dalam


jumlah kecil material yang dibutuhkan.
e. Mengurangi waktu tunggu selama pembelian dan penjualan.
f. Menggunakan supplier sedikit/seminimum mungkin.
g. Memperbaiki hubungan antara supplier dan buyer.

h. Melakukan proses produksi setelah ada order.


i. Mencapai permintaan yang akurat melalui kerjasama yang lebih
dekat dengan supplier.
Dalam solusi-solusi yang ditawarkan ini, terdapat beberapa poin
ynag

menekankan

manajemen

rantai

dan

menerangkan

pasokan

dapat

bahwa

diatasi

hambatan

dengan

dalam

melakukan

outsourcing.

PENGERTIAN OUTSOURCING

Outsourcing adalah pemindahan aktivitas sebuah perusahaan


yang biasanya dilakukan secara internal ke pemasok eksternal. Dengan
outsourcing maka tidak ada produk nyata dan tidak ada perpindahan
jabatan, karena pada umumnya perusahaan menyediakan sumber
daya yang penting untuk memenuhi aktivitas tersebut.
Outsourcing atau pengalihdayaan merupakan upaya untuk
memperoleh produk atau jasa dari pihak luar perusahaan, dimana
produk atau jasa tersebut pada awalnya atau biasanya merupakan
bagian dari kegiatan perusahaan itu sendiri, tetapi sekarang tidak lagi
melainkan diambil alih oleh perusahaan lain sebagai penyedia
produk

atau

jasa

(outsource

provider).

Perusahaan

yang

mengalihdayakan kegiatan usaha internalnya tersebut dinamakan


perusahaan klien (client firm).
Outsourcing bukanlah konsep baru dalam dunia bisnis, hal ini
hanyalah perluasan dari praktik subkontrak atas kegiatan perusahaan
yang telah lama ada. Contoh klasik adalah sebuah perusahaan
kontraktor

bangunan

menyerahkan

(mengalihkan)

pekerjaan

pemasangan instalasi listrik bangunan tersebut kepada perusahaan


lain sebagai subkontraktor.

MENGAPA OUTSOURCING DEWASA INI BERKEMBANG PESAT?

Dari sisi ekonomi, hal ini disebabkan oleh pergerakan yang tak
henti-hentinya dalam masyarakat yang semakin berorientasi

teknologi menuju ke arah spesialis.


Secara lebih spesifik, disebabkan oleh peningkatan keahlian,
biaya yang lebih rendah dari tranportasi, serta perkembangan
dan penyebaran yang pesat dalam dunia telekomunikasi dan

komputer.

JENIS-JENIS OUTSOURCING
Hampir semua jenis kegiatan usaha dapat dialihkan. Berbagai proses
bisnis yang dialihkan antara lain adalah:
1. Pembelian
2. Logistik
3. Litbang
4. Pengoperasian prasarana
5. Pengelolaan jasa pelayanan
6. Sumber daya manusia
7. Keuangan/pembukuan
8. Hubungan dengan pelanggan
9. Penjualan/pemasaran
10.Pelatihan
11.Proses-proses hokum
Outsourcing

dilakukan

untuk

kegiatan

usaha

yang

bukan

merupakan kegiatan inti perusahaan. Kegiatan inti yang merupakan


kompetensi inti (core competencies) perusahaan adalah bentuk
keterampilan, bakat, dan kemampuan unik yang berupa pengetahuan
khusus, teknologi atau informasi pribadi dan metode produksi yang
unik

yang

mampu

memberikan

perbedaan

karakter

dengan

perusahaan lainnya.
Pendorong dari outsourcing berasal dari teori keunggulan
komparatif (theory of comparative advantage) yang menyatakan
bahwa apabila penyedia outsourcing berasal dari luar, tanpa melihat
letak geografisnya dan dapat melakukan kegiatan secara lebih
produktif dari perusahaan klien, maka perusahaan klien sebaiknya
mengalihkan kegiatan yang dimaksud kepada penyedia. Hal ini
memungkinkan perusahaan klien tetap fokus pada hal-hal yang
menjadi kompetensi intinya

7
PENINJAUAN OUTSOURCING
Hasil penelitian terhadap 52 perusahaan besar di dunia (85% di
AS) tentang alasan apa (para eksekutif) yang paling penting (utama)
yang melatarbelakangi perusahaan untuk melakukan outsourcing
adalah: (N.M. Goldsmith: 2003)

Penghematan biaya (77%)


Memperoleh keahlian dari luar (70%)
Meningkatkan pelayanan (61%)
Memusatkan diri pada kompetensi inti (59%)
Memperoleh akses teknologi (56%)

Ketika mereka ditanya tentang rencana ke depan sehubungan dengan


outsourcing, ternyata jawaban mereka:

Akan terus mengembangkan outsourcing (35%)


Akan terus mengalihdayakan tetapi akan meninjau ulang

perjanjian outsourcing (40%)


Akan mengurangi outsourcing

atau

memilih

untuk

mengambil alih pekerjaan ke dalam perusahaan (15%).


Dari hasil penelitian tersebut, walaupun dalam prosentase yang kecil
untuk meniadakan outsourcing, hal ini telah menggambarkan adanya
kekuatiran pada kalangan pengusaha terhadap nilai-nilai produktivitas
perusahaan untuk jangka panjang.
Outsourcing

memang

membawa

banyak

keuntungan

bagi

perusahaan apalagi di bidang manajemen rantai pasokan. Manajemen


rantai pasokan adalah salah satu kegiatan yang paling mahal dan
memiliki siklus yang panjang hingga sampai ke tangan konsumen.
Untuk itu outsourcing tentu sangat membantu. Namun terkadang
perusahaan

menganggap

produktivitas

perusahaannya

dapat

terganggu apabila outsourcing ini dilakukan secara terus menerus dan


dapat menimbulkan ketidakefektifan biaya jika tidak ditinjau ulang

perjanjiannya sesuai dengan keadaan perusahaan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OUTSOURCING


Keuntungan Outsourcing:
1. Penghematan biaya, terutama biaya tenaga kerja.
2. Mendapatkan keahlian dari luar, tanpa bersusah
mendatangkan atau mendidik tenaga ahli.
3. Meningkatkan operasi dan layanan, fleksibitas
perusahaan

penyedia

memungkinkan

payah

produksi

perusahaan

klien

8
8

memenangkan pesanan dengan memperkenalkan produk dan


layanan baru.
4. Mengonsentrasikan

diri

(fokus)

pada

kompetensi

inti,

perusahaan penyedia memberikan kompetensi intinya ke rantai


pasokan,

sehingga

perusahaan

klien

dapat

merelokasikan

sumber dayanya ke kompetensi intinya.


5. Mendapatkan teknologi dari luar, investasi di bidang teknologi
baru cukup mahal (berisiko) untuk dilakukan. Dengan alih daya,
perusahaan klien akan mendapatkan sentuhan teknologi baru
dari produk yang dihasilkan penyedia.
6. Keuntungan lain, dimungkinkan berafiliasi dengan perusahaan
penyedia terkemuka, dan perusahaan klien dapat melakukan
perampingan organisasi perusahaan dan sumber dayanya
Kerugian Outsourcing :
1. Meningkatnya

ongkos

transportasi,

apabila

jarak

antara

penyedia dengan klien terlalu jauh.


2. Hilangnya kendali, jika produk dibuat sendiri oleh klien maka
kontrol dapat sepenuhnya dilakukan oleh manajemen. Akan
tetapi jika produk dibuat oleh penyedia maka kontrol tidak dapat
dilakukan sepenuhnya oleh klien.
3. Menciptakan saingan baru di masa datang, ketidakmampuan
perusahaan klien dalam memenuhi permintaan penyedia sesuai
kontrak akan menyebabkan penyedia akan memproduksi dan
menjual sendiri produknya sehingga akan menjadi saingan bagi
perusahaan klien.
4. Dampak yang buruk bagi pegawai, terjadinya PHK karena

kebijakan outsourcing oleh perusahaan klien akan memberikan


dampak psikologis bagi pegawai lain yang masih bekerja dan hal
ini dapat menurunkan produktivitas, loyalitas dan kepercayaan
pegawai.
5. Dampak jangka panjang, risiko akibat outsourcing ini akan
muncul dalam jangka panjang dimana seorang pemimpin
eksekutif akan lebih konsen pada pencapaian keuntungan jangka
pendek dengan siasat outsourcing semata dan mengorbankan
tujuan jangka panjang perusahaan. Akhirnya visi dan misi
perusahaan sulit dicapai.

PERTAMINA MELAKUKAN OUTSOURCING


Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola
penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina masuk
urutan ke 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013. Pertamina
pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun
monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001.
Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas
total

1.051,7

MBSD;

pabrik

petrokimia

dengan

kapasitas

total

1.507.950 ton per tahun; dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3
juta ton per tahun.
Berikut adalah produk-produk yang diproduksi oleh PERTAMINA:
1. Bahan Bakar Minyak :
a) BioPertamax, Pertamax
b) Pertamax Plus
c) BioPremium, Premium,
d) Solar, Bio Solar, Pertamina DEX
e) Kerosine
2. Non-minyak : Minarex, HVI 90, HVI 160, Lube Base, Green Coke,
Asphalt,
3. Gas : Elpiji, Bahan Bakar Gas (BBG), Vigas, LPG, CNG, Musicool
4. Pelumas :
a) Fastron adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan
bahan dasar semi synthetic
b) Prima XP SAE 20W - 50 adalah pelumas produksi Pertamina
untuk mesin bensin
c) Mesran Super SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin
d) Mesrania 2T Super-X adalah pelumas mesin bensin dua
langkah yang berpendingin air seperti mesin tempel atau
speed boat. Pelumas ini diproduksi oleh Pertamina. Juga
cocok untuk penggunaan pada motor tempel yang lebih kecil
dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan bemo.
e) 2T Enviro merupakan pelumas kendaraan 2 Tak dengan
bahan bakar bensin juga pelumas semi sintetis yang dibuat
dari bahan dasar pelumas mineral ditambah bahan dasar
pelumas sintetis Poly Isobutylene. Direkomendasikan untuk
digunakan pada mesin kendaraan 2 Tak berbahan bakar

10

bensin dengan pendingin udara. Kendaraan-kendaran 2 Tak


buatan Jepang seperti Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Honda dan
Vespa, dapat juga digunakan untuk mesin gergaji (chain saw)
dan mesin potong rumput.
f) Enduro 4T
g) Meditran
h) Rored
5. Petrokimia : Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene,
Propyline, Sulfur

10

Salah satu produk dari Pertamina yang digunakan untuk


kebutuhan rumah tangga sehari-hari seluruh masyarakat Indonesia
adalah LPG. LPG adalah liquified petroleum gas yang jika diartikan
artinya adalah gas minyak bumi yang dicairkan. LPG adalah campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi
cair. Produk LPG ini dijual kepada masyarakat umum dalam berbagai
ukuran, yaitu 12kg dan 3kg.
Pembuatan LPG oleh Pertamina sangat memperhatikan aktivitas
Manajemen Rantai Pasokan. Dalam proses produksi hingga distribusi,
Pertamina terbagi ke dalam sektor hulu dan hilir, serta ditunjang oleh
kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan, serta
outsourcing dari pihak ketiga. Karena kegiatan utama Pertamina dalam
menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia pada
dasarnya
konsumen,

merupakan

kegiatan

eksplorasi

beberapa

kegiatan

dalam

dan

rantai

distribusi
pasokan

kepada

kemudian

11

dialihdayakan kepada pihak ketiga. Salah satunya adalah pembuatan


tabung LPG 3kilogram.
Pertamina melakukan open tender atau menunjuk pihak ketiga
untuk

penyediaan

tabung

LPG

3kg.

Hal

ini

dilakukan

karena

kompetensi fokus Pertamina adalah pada kegiatan eksplorasi dan


distribusi. Pertamina menyadari bahwa pembuatan tabung LPG tidak
bisa dilakukan sendiri. Selain instalasi pabrik untuk pembuatan tabung
LPG yang mahal, Pertamina juga mempertimbangkan bagaimana cara
agar keuntungan dari penjualan LPG ini tidak hanya diraup oleh
Pertamina

sendiri.

Sehingga

akhirnya

Pertamina

melakukan

12

outsourcing untuk menyiasati permasalahan dan tantangan dalam


rantai

pasokan

(penyediaan

tabung

LPG).

Dalam

video

yang

dicantumkan, digambarkan bahwa Pertamina menunjuk pihak ketiga


dalam hal ini PT Apinus Rama untuk memproduksi tabung LPG 3kg.
Tabung LPG tidak bisa dibuat dengan sembarangan. Salah satu
risiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau
instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.
Adanya risiko ini mengharuskan Pertamina untuk menentukan standar
dalam pembuatan tabung LPG untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan. Untuk itu, meskipun pengadaan tabung LPG 3kg
dilakukan dengan cara outsourcing, Pertamina memberikan standard
an tetap melakukan tes sebelum kemudian mengisi tabung tersebut
dengan

gas

alam

untuk

kemudian

didistribusikan

konsumen LPG 3kg yang berada di seluruh Indonesia.

kepada

para

11

12

BAB III
PENUTUP
Adanya

Supply

Chain

Management

dalam

perusahaan

memungkinkan peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam proses


pembelian bahan baku, pemenuhan pesanan customer

serta proses

distribusi barang jadi. Penerapan supply chain management dimasa


seperti ini cocok di terapkan, karena sistem ini memiliki kelebihan
dimana mampu memanage aliran barang atau produk dalam suatu
rantai pasokan.
Dan implementasi outsourcing merupakan siasat jitu dalam
menangani berbagai tantangan dan permasalahan rantai pasokan.
Terdapat

banyak

melakukan

keuntungan

outsourcing.

yang

didapatkan

Perusahaan

dapat

jika

lebih

perusahaan
fokus

pada

kompetensi utama perusahaan tanpa harus mengabaikan hal kecil


yang menunjangnya. Tak hanya itu, perusahaan dapat melakukan
penghematan biaya. Seperti contohnya Pertamina yang menunjuk PT
Apinus Rama untuk memproduksi tabung LPG 3kg, Pertamina telah
melakukan penghematan biaya. Pertamina tidak perlu melakukan
instalasi pabrik tabung LPG serta tidak perlu mendidik staf-staf nya
untuk

memiliki

keahlian

pembuatan

tabung.

Hal

ini

membuat

Pertamina bekerja lebih efektif dan efisien.


Meskipun keuntungan yang didapatkan dari outsourcing dapat
membuat perusahan menjadi lebih efektif dan efisien, namun ada juga
kekurangan dari outsourcing. Jika perusahaan secara terus menerus
melakukan

outsourcing

tanpa

banyaknya

permintaan,

maka

melihat

tingkat

produktivitas

penjualan

perusahaan

atau
dapat

menurun. Sehingga apapun komponen atau jasa yang dialihdayakan,


pihak manajemen klien sebaiknya melakukan proses evaluasi agar
dapat memastikan kinerja penyedia outsourcing selanjutnya tetap
memuaskan dan visi misi perusahaan tetap bisa tercapai.

13

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sariyun Naja. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management): Konsep Dan Hakikat.
(https://www.academia.edu/6963044/MANAJEMEN_RANTAI_
PASOKAN_SUPPLY_CHAIN_MANAGEMENT. Diakses pada 7
Januari 2015)
Ardi. 2010. Artikel Jurnal Supply Chain Management.
(http://www.ardifizr.blogspot.com/2010/12/artikel- jurnalscm.htm. Diakses pada 7 Januari 2015)
Aryanti, Rahmi. 2013. Pengalihdayaan (Outsourcing) Sebagai
Siasat Rantai Pasokan. (http://www.mdp.ac.id/materi/20122013-2/mj206/132225/mj206-132225-526-3.pdf. Diakses
pada 7 Januari 2015)
Baihaqi. 2006. Supply Chain dan Supply Chain Management.
(https://baihaqi.wordpress.com/2006/12/16/supply-chainsupply-chain-management/ Diakses pada 7 Januari 2015)
Seno, Tony. 2008. Manajemen Rantai Pasokan.
(http://www.tonyseno.blogspot.com/2008/09/manajemenrantai-pasokan-scmsupply.html. Diakses pada 7 Januari
2015)
Wikipedia. 2014. Elpiji. (http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji. Diakses
pada 7 Januari 2015)
Wikipedia. 2014. Pertamina.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pertamina. Diakses pada 7
Januari 2015)

1
4
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai