EM
EM
manajemen laba kemungkinan bisa muncul dan menguji kemungkinan tersebut dengan metode
yang tepat. Berdasarkan riset-riset yang telah dilakukan, manajemen laba bisa dideteksi dengan
metode sebagai berikut:
1. Pilihan metode akuntansi dan timing
Pilihan atas metoda akuntansi disini diinterpretasikan secara luas, termasuk pilihan atas
metoda akuntansi tertentu, seperti pilihan atas kapitalisasi untuk aset intangible atau tidak. Juga
bagaimana mengaplikasikan metode tersebut. Timing juga memiliki dua dimensi,yaitu:
a.
Manajer memiliki diskresi terhadap waktu ketika sebuah peristiwa ditunjukkan dalam akuntansi.
sekuritas yang lebih rendah untuk mentransfomasi penurunana yang lebih kecil untuk
melaporkan peningkatan laba.
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporan keuangan secara
umum diteliti melalui penggunaan akrual. Akrual, secara teknis, merupakan perbedaan antara kas
dan laba. Akrual merupakan komponen utama pembentuk laba dan akrual disusun berdasarkan
estimasi-estimasi tertentu. Misalnya saja biaya depresiasi, untuk mengetahui besarnya biaya ini
kita harus mengetahui biayanya, umur manfaat (estimation), dan metode depresiasi yang
digunakan. Nilai biaya memang sudah tetap (fixed) dan tidak bisa diubah-ubah namun umur
manfaat dan metode depresiasi bisa diubah sesuai dengan kebijakan atau pertimbangan atau
discretion managemen. Secara umum, akrual, yang merupakan produk akuntansi, dapat dianggap
memiliki jumlah yang relatif tetap dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan aturan akuntansi
terkait juga tidak mengalami perubahan. Perubahan akrual yang terjadi, oleh karenanya, dapat
dianggap sebagai hal yang tidak normal (abnormal). Perubahan ini merupakan hasil penggunaan
kebijakan (discretion) managemen yang berlebihan dan bila pada saat yang sama managemen
juga memiliki insentif/motif untuk memanipulasi laba maka perubahaan akrual yang terjadi
dianggap sebagai bentuk manipulasi laba yang dilakukan managemen.
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi.
Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
(i) Nondiscretionary accruals
Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan,
disebut normal accruals atau nondiscretionary accruals. Nondiscretionary accruals merupakan
komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari
model estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu perusahaan
sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang sistematik (Jones, 1991).
(ii) Discretionary accruals
Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal
accruals atau discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang
berasal dari earnings management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa
diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui beberap model.
Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual non diskresioner dan jumlah deviasi
yang diobservasi secara aktual, hal ini diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga
akrual diskresioner didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini
proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak akan bergantung pada
kemampuan model untuk dengan benar memprediksi bagaimana perubahan dan kondisi bisnis
mempengaruhi akrual. Menurut Sulistyanto (2008:211) model pemisahan akrual menjadi
kelolaan dan non kelolaan yang dibandingkan oleh Dencow, dkk adalah sebagai berikut:
a. The Healy Model (1985)
Pengujian Healy untuk manajemen laba dengan cara membandingkan rata-rata total akrual
(dibagi total aktiva periode sebelumnya). Healy menganggap non discretionary accrual (NDA)
tidak dapat diobservasi. Model untuk non discretionary accrual adalah sebagai berikut:
NDA=0 sehingga TA=NDA
Keterangan:
NDAt
membutuhkan persyaratan akan ketersediaan data yang tinggi dibandingkan dengan model
simpel (1) yang membiarkan level akrual diskresioner berfluktuasi antar periode yang berubah
sesuai kondisi.
d. The Jones Model (1991)
Jones mengajukan model yang menolak asumsi bahwa non discretionary accrual adalah
konstan. Model ini mencoba mengontrol pengaruh perubahan keadaan ekonomi perusahaan pada
non discretionary accrual sebagai berikut:
NDAt =
Keterangan:
REVt
: revenue pada tahun t dikurangi revenue pada tahun t-1 dibagi total aktiva tahun t-1.
PPEt
: Gross property plan and equipment pada tahun t dibagi total akiva tahun t-1.
e. The Modified Jones Model
Earnings management sebagai variabel dependen diproksi dengan discretionary accruals dan
dihitung dengan The Modified Jones Model. Model ini dianggap sebagai model yang paling
numtbaik dalam mendeteksi manajemen laba dibandingkan dengan model lain serta memberikan
hasil yang paling kuat (Dechow et al., 1995; Sutrisno, 2002). Dan discreniori acccrual yang
paling banyak digunakan dalam studi empiris. Model ini dibuat untuk mengeliminasi tendensi
konjungtor yang terdapat dalam The Jones Model.
NDAt =
Keterangan:
RECt :Net receivable (piutang bersih) pada tahun t dikurangi piutang bersih pada tahun t-1
dibagi total aktiva tahun t-1.
f. The Adjusted Model (1991)
NDAt =
The adjusted model (Dechow dan Sloan,1991) mengasumsikan bahwa variasi determinasi dari
non discretionary accrual adalah sama dalam jenis industri yang sama. non discretionary dari
model ini diperoleh dengan:
NDAt =
Keterangan:
COit
: Loan charge-off (pinjaman yang dihapus bukukan)
LOAN : Loans outstunding (pinjaman yang beredar)
NPAit
: Non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah) terdiiri dari aktiva
produktif berdasarkan tingkatan kkolektibilitasnya yaitu:
a) Dalam Perhatian Khusus (DPK)
b) Kurang Lancar (KL)
c) Diragukan (D)
d) Macet (M)
NPAit+1 : Selisih nonperforming assets t+1 dengan nonperforming asset t.
Semua variabel dideflasi dengan nilai buku ekuitas ditambah cadangan kerugian pinjaman. Jadi
perhitungan akrual kelolaan yaitu
DAit = TAit + NDAit
Keterangan:
TAit
: Total akrual (untuk yang model akrual khusus, total akrual dihitung berdasarkan total
saldo penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP))
DAit
: Akrual kelolaan
NDAit
: Akrual non kelolaan
h. The Cross-Sectional Models
Baik model Jones cross-sectional dan model Jones modifikasi cross-sectional adalah sama
dengan model Jones dan model Jones modifikasi, kecuali bahwa parameter model diestimasi
dengan menggunakan data cross-sectional bukan data time series. Model cross-sectional dan
time series berbeda asumsi. Model cross-sectional mengasumsikan bahwa korelasi antara akrual
non kelolaan dan penentuan akrual, seperti perubahan dalam pendapatan dan PPE (bruto),
ditentukan oleh kelompok industri dan situasi ekonomi sekarang sedangkan model time series
mengasumsikan bahwa korelasi ditentukan oleh karakteristik spesifik perusahaan.