PADA TANAMAN JERUK Setiono dan Arry Supriyanto PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman jeruk dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan dengan menanam bijinya, sedang cara vegetatif dapat dilakukan melalui cangkokan, setek, penempelan (okulasi) atau penyambungan (grafting) Perbanyakan dari biji jarang dilakukan karena dapat mengakibatkan selain buahnya tidak sama dengan induknya juga memiliki sifat juvenile atau masa tunggu berbuah lebih lama. Bibit jeruk komersial di Indonesia pada umumnya diperbanyak dengan cara penempelan atau okulasi.
Cara perbanyakan ini telah biasa dilakukan oleh
penangkar karena dipahami mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan cara perbanyakan lainnya. Ada beberapa mecam teknik okulasi yang dapat diterapkan di pembibitan jeruk, yaitu : 1) okulasi biasa (Forkert modification budding), 2) okulasi-T (Tbudding) dan 3) okulasi irisan (chip budding). Tiga macam cara okulasi tersebut dapat dimodifikasikan menjadi beberapa cara yang merupakan hasil pengembangan atau kombinasi dari beberapa cara okulasi yang ada, contohnya Okulasi-T menjadi Okulasi-T terbalik dan lainnya.
Penempelan Pada Pembibitan Jeruk
1. Okulasi biasa
2. Okulasi -T
3. Okulasi irisan berkayu (Chip budding)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN OKULASI
dengan menggunakan larutan alkohol 70% atau
klorox.
Kondisi materi perbanyakan
Semaian batang bawah yang sedang mengalami pertumbuhan aktif, yang biasanya ditandai tumbuhnya tunas baru dan kulit batangnya mudah dikelupas merupakan kondisi optimal untuk diokulasi. Ukuran diameter batang masih menjadi patokan sebagai dasar kesiapan batang bawah untuk ditempel. Secara umum, semaian batang bawah yang penampang batangnya pada ketinggian okulasi sudah berbentuk bulat atau mempunyai tinggi sekitar 40 - 50 cm merupakan kondisi ideal untuk di okulasi. Mata tempel untuk okulasi sebaiknya berasal dari Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT), karena selain dijamin kemurnian varietas, kesehatan dan juga mutunya. Ranting mata tempel berpenampang bulat-agak pipih dengan mata tempel aktif merupakan kriteria mata tempel yang ideal. Tidak dianjurkan untuk menggunakan mata tempel dari ranting yang terlalu kecil dan pipih, karena akan menghasilkan bibit yang tidak seragam dan biasanya berduri. Ketrampilan pelaksana Penguasaan teknik perbanyakan yang benar mutlak harus dimiliki seorang penangkar atau petugas okulasi sehingga dapat memilih teknik perbanyakan yang sesuai, efisien waktu, tenaga dan biaya. Pisau okulasi yang digunakan harus benar
Berdasarkan pengalaman, semaian batang
bawah yang batangnya berukuran relatif besar sesuai ditempel dengan okulasi Forkert dan okulasi-T, sedangkan jika berukuran relatif kecil dan muda bisa ditempel okulasi-irisan. Demikian pula pada ranting mata tempel yang berpenampang besar dan bulat sesuai untuk okulasi forkert dan jika berpenampang relatif kecil dan agak pipih sesuai untuk okulasi irisan dan okulasi-T.
Kondisi lingkungan tumbuh
Lingkungan tumbuh yang optimal diperlukan untuk proses penyembuhan luka jaringan mata tempel dan semaian batang bawah. Oksigen, temperatur dan kelembaban mempunyai peranan penting dalam mengatur proses penyatuan jaringan. Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan cara pengikatan okulasi yang tidak terlalu kencang, temperatur optimal berkisar antara 20-30C dan kelembaban udara dipertahankan diatas 70%. KEUNGGULAN OKULASI-IRISAN OkulasI-irisan mempunyai beberapa kelebihan dibanding cara okulasi lainnya, yaitu : 1. Secara teknis mudah dilaksanakan, cepat, persen
benar tajam, sehingga sayatan mata tempel dan
keberhasilan tinggi, dan pertumbuhan bibit relatif
batang bawah benar-benar menjadi rata dan dapat
cepat.Petugas okulasi terampil dalam waktu satu
menyatu sempurna. Untuk menghindari adanya
jam mampu melakukan okulasi-irisan sebanyak
kontaminasi penyakit terutama yang ditularkan
50-60 semaian batang bawah, sedangkan dengan
melalui alat pertanian seperti pisau okulasi, gunting
metode okulasi lain hanya 40-45 semaian batang
pangkas) dan peralatan lainnya, maka alat-alat
bawah.
tersebut sebelum dan sesudahnya harus disterilkan
2
2 .Dapat dilakukan pada kondisi semaian batang
bawah yang masih muda yaitu berumur 4-6 bulan setelah transplanting karena okulasi irisan dapat menggunakan sayatan mata tempel yang lebih kecil. 2. Okulasi-irisan dapat dlaksanakan pada semaian batang bawah yang kulitnya tipis dan sulit dikelupas. Akhir akhir ini, para penangkar bibit jeruk terutama petugas okulasinya yang telah mengenal teknik perbanyakan metode okulasi-irisan, tidak mau kembali lagi pada cara okulasi lain yang dikenal sebelumnya karena telah merasakan kelebihan yang dimiliki okulasi-irisan.
Frekuensi Terbit : setiap bulan
Staf Redaksi : A. Supriyanto, M.E. Dwiastuti, dan A. Sugiyatno. Penerbit : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Alamat : Jl. Raya Tlekung no 1, Tlekung-Junrejo, BATU. Telp. : (0341) 592683 Facsimile : (0341) 593047 e-mail : balitjeruk@citrusindo.org website : www.citrusindo.org 3