Anda di halaman 1dari 3

SUMMARY

SKENARIO 1
Priority Health Problem, Need and Target Assesment

Oleh:

Oleh :

Nurlaily Ramadhani Semaun


158011055
Tutorial D

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015

Priority Health Problem, Need and Target Assesment

Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat
melalui kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Program promosi kesehatan mencakup upaya promotif dan preventif. Promosi
kesehatan merupakan determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat. Promosi kesehatan adalah
suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya hidup yang sehat.
Sedangkan tujuan khusus dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar
kelompok serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan dan meningkatkan peran
masyarakat sebagai penyelenggara upaya promosi kesehatan(1,2,3).
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada : Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku
tesebut. Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran
primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran
primer (cont: KK, TOGA, TOMA, Petugas Kesehatan). Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan,
penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,kabupaten,
kecamatan, dan desa/kelurahan. Adapun tahapan dalam melakukan promosi kesehatan yaitu dimulai dari
tahapan pengkajian berupa menilai kebutuhan masyarakat, tahap intervensi(Output fase ini adalah rumusan
rencana, rumusan tujuan dan rumusan kegiatan untuk melakukan intervensi terhadap faktor penyebab, yang
diinterventarisasi dan disusun dalam kegiatan yang berurutan. Tahap implementasi (tahap dimana program
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan). Tahap evaluasi (Tahap evaluasi memiliki dua elemen
dasar yaitu mengidentifikasi dan mengkaji peringkat kriteria (nilai-nilai dan tujuan) dan mengumpulkan jenis
informasi yang akan memungkinkan untuk menilai sejauh mana kriteria hasil tercapai)(4)
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, apoteker juga memiliki peran dalam promosi kesehatan. Sesuai
standar kompetensi apoteker indonesia poin 6 seorang apoteker mampu berkontribusi dalam upaya preventif
dan promotif kesehatan masyarakat. Implementasinya berupa bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
dalam menangani masalah kesehatan dimasyarakat, melakukan survey masalah kesehatan di masyarakat,
melakukan identifikasi dan prioritas masalah kesehatan di masyarakat. Melakukan evaluasi pelaksanaan
program, dan

membuat dokumentasi dari program sehingga diharapkan tujuan dari program kesehatan

berupa perubahan perilaku kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dapat terwujud(5).
Karena kesehatan memiliki arti yang berbeda pada orang yang berbeda,maka banyak faktor yang berinteraksi
baik sosial ekonomi dan biologi maupun faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi status kesehatan suatu
individu ataupun populasi, yang dikenal dengan istilah determinan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi
determinasi kesehatan berupa 1.genetik; 2.kebutuhan dasar (tempat tinggal, air, udara, transport, tempat
kerja); 3.pola hidup; 4.lingkungan psikis (merokok, pola makan, aktifitas sehari-hari, sex, penggunaan obat,
layanan kesehatan); 5.lingkungan sosial (fasititas, tekanan, iklan, tekanan sosial, pendidikan). Manfaat
determinasi kesehatan yaitu dapat menghasilkan tingkat patologi suatu penyakit pada individu serta
menghasilkan perbedaan pola kesehatan dalam populasi yang mencerminkan ketidaksejahteraan sosial (6)(7).
Need assessment merupakan seperangkat prosedur sistematis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dengan cara memeriksa dan mencari penyebab suatu masalah serta menyusun prioritas untuk tindakan di

(8).

masa depan

Sebelum mengkaji kebutuhan, terlebih dahulu perlu diketahui tipe kebutuhan need berupa 1)

Normative needs : Perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan masyarakat. 2.)Expressed needs :Mengacu
pada kebutuhan masyarakat dengan melakukan survey pelayanan kesehatan yang dibutuhkan mereka, 3)
Comparative needs : Berasal dari kebutuhan akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sbg
dasar untuk menentukan pelayanan kesehatan yang diperlukan di area lain dengan populasi yang hampir
sama

4) Felt needs :Kebutuhan yang dirasakan masyarakat(9). Sedangkan tipe need assessment yaitu:

1)Discrepancy : didasarkan oleh pendapat ahli yang berpedoman pada standar tertentu, sehingga apabila
tidak sesuai standar atau dibawah standar maka terdapat masalah. 2) Marketing Model : need assessment
didasarkan pada trend yang ada, misalnya trend yang ada tentang rokok, kemudian need assessment kearah
rokok. 3) Decision Making Model : keputusan diambil sesuai dengan pendapat kelompok orang tertentu.
Misalnya pengambil keputusan dll. 4)Parcipatory action model : menggunakan metode bottom-up dalam need
assessment dan selanjutnya dibawa ke lapangan lagi untuk dilakukan negosiasi

(10)

. Tahapan dalam need

assessment berupa 1) perencanaan (keputusan dibuat dalam tahap ini termasuk memilih responden dan
menentukan sumber data dan metode analisis 2) pengumpulan data (melibatkan penggunaan berbagai
metode pengambilan data seperti kualitatif dan kuantitatif 3) analisis data (ini ditentukan oleh tipe data yang
dikumpulkan 4) melaporkan hasil(11). Tipe dari assessment berupa Diagnostic assessment ; digunakan untuk
menilai level pemahaman para responden. Summative assessment ; untuk menilai program yang telah
dilaksanakan apakah berhasil atau tidak. Formative assessment ; penilaian terhadap program yang sedang
berjalan. Digunakan untuk memonitor perkembangan responde pada saat program masih sementara
dilakukan

(11)

.Sumber data dapat berupa data primer seperti survei, observasi, wawancara. Data sekunder

berupa kegiatan yang lampau, data puskesmas, data kelurahan,dll. Sedangkan metode yang digunakan dapat
berupa metode kualitatif yang datanya Tidak dinyatakan dalam bentuk angka melainkan dinyatakan dalam
kategori, golongan atau sifat, sedangkan untuk metode kuantitatif berupa hasil observasi yang dinyatakan
dalam angka-angka. Kuantitatif terbagi dua, bersifat diskrit data yang satuannya boleh bilangan asli bukan
bentuk pecahan, dan Kuantitatif Kontinyu, data secara teoritis dapat berujud nilai bulat(12)
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
2. Departemen Kesehatan RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/SK/V/2007 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
3. Anonim, 2010, Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
4. Maulana,Heri.DJ. 2007. Promosi Kesehatan. EGC. Jakarta : 9-20
5. IAI, 2011, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI, Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta.
6. Anonim, 2010. Public Health Classifications Project Determinants of HealthPhase Two: Final Report.
New South Wales Department of Health. Availabel www.health.nsw.gov.au
7. Kemm, J., Close, A., 1995, Health Promotion Theory and Practice, Macmillan Press, London.
8. Hooper, judith, 2002. Health needs assessment workbook. NHS Health Development Agency.
9. Hawe, 1998, Evaluating Health Promotion, A Health Workers Guide, National Library Of Australi
10. Dignan, B., Mark, and Carr, A., Patricia (1992) Program Planning for Health Educational and Promotion
2nd edition. USA : by Lea & Febiger. Hal. 65.
11. Walsh, Kieran. 2013. Oxford Text Book Of Medical Education. OUP Oxford
12. Syamsudin, 2002. Statistik Deskriptif.surakarta: muhammadiyah universitas press.

Anda mungkin juga menyukai