Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek
ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya.
Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung
kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi
kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal.
Peserta hanya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan
demikian pemeriksaan atau penskoran jawaban atau respon peserta tes
sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Karena sifatnya yang
objektif, maka tidak perlu harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan
sengan mesin, misalnya mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat
dilakukan secara objektif.
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus
berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan
berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal
uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat
tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang
lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk
soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes
tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun
uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain. Berikut khusus akan
dibahas mengenai soal tes pilihan ganda.

Tes Pilihan Ganda/1

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat kami rumuskan :

1.
2.
3.
4.

Bagaimana Karakteristik bentuk tes pilihan berganda?


Bagaimana menyusun bentuk tes pilihan berganda?
Apa dan bagaimana keunggulan dan kelemahan bentuk tes pilihan berganda?
Bagaimana menentukan kemampuan yang diukur oleh bentuk tes pilihan

berganda?
5. Bagaimana kaidah penulisan bentuk tes pilhan berganda?
6. Bagaimana menentukan skor bentuk tes pilhan berganda?
7. Bagaimana menelaah butir tes bentuk pilihan berganda?
1.3.

Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah.
2. Untuk memenuhi tugas belajar bagi mahasiswa dalam mata kuliah evaluasi
pendidikan dan pelatihan

1.4.

Manfaat Pembahasan
Manfaat pembahasan makalah tentang Penyususnan Bentuk Tes pilihan
Berganda adalah agar pembaca dan mahasiswa pasca sarjana Teknologi
Pendidikan mengetahui dan memahami Apa dan bagaimana menyusun tes pilihan
berganda dengan segala aspek yang berhubungan dengan tes pilihan berganda.

BAB II
PEMBAHASAN

Tes Pilihan Ganda/2

2.1.

Karakteristik Tes Pilihan Berganda


Tes Pilihan berganda atau Multiple choice test terdiri atas suatu
keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.
Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas bagian
keterangan (item) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option).
Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci
jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
Tes objektif bentuk pilihan berganda atau Pilihan Berganda sering
dikenal dengan istilah objektif bentuk pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes
objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai,
dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa
kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang
bersangkutan.
Contoh 1 : Bentuk pertanyaan
Pilihlah satu jawaban yang tepat!
1. Nilai x dari persamaan
a.

3 15
=
8 x

adalah.

b. 24
c.

42

d. 40
Contoh 2: Berbentuk pernyataan (statement)
Pilihlah satu jawaban yang tepat!
1. Kaum muslimin mekah yang hijrah ke yasrib disebut kaum :
a.

Ansor

b. Muhajirin
c.

Badui

d. Musrik

Tes Pilihan Ganda/3

Seperti dapat diperiksa pada dua contoh di atas, maka tes objektif bentuk pilihan
berganda terdiri atas dua bagian, yaitu:
a) Item atau soal, yang dapat berbentuk pertanyaan dan dapat pula berbentuk
pernyataan.
b) Option atau alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan jawab yang dapat
dipilih oleh testee.
Option atau alternatif ini terdiri atas dua bagian, yaitu:
a. Satu jawaban betul, yang biasa disebut kunci jawaban.
b. Beberapa pengecoh atau distractor, yang jumlahnya berkisar antara dua
sampai lima buah.
2.2.

Menyusun Bentuk Tes Pilihan Berganda


Menurut Sudijono, Anas 2007 dalam perkembangannya, sampai saat ini
tes objektif bentuk Pilihan Berganda dapat dibedakan menjadi sembilan model,
yaitu:
a)

Model melengkapi lima pilihan

b)

Model asosiasi dengan lima atau empat pilihan

c)

Model melengkapi berganda

d)

Model analisis hubungan antar hal

e)

Model analisis kasus

f)

Model hal kecuali

g)

Model hubungan dinamik

h)

Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model perbandingan kuantitatif

i)

Model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.

a)

Tes objektif bentuk Pilihan Berganda model melengkapi lima pilihan


Tes objektif bentuk Pilihan Berganda model melengkapi lima pilihan
ini pada umumnya terdiri atas: kalimat pokok (=item) yang berupa pernyataan
yang belum lengkap, diikuti oleh lima kemungkinan jawab (alternatif) yang
dapat melengkapi pernyataan tersebut. Tugas testee disini ialah: memilih salah

Tes Pilihan Ganda/4

satu diantara lima kemungkinan jawab tersebut, yang menurut keyakinan testee
adalah paling tepat (=merupakan jawaban yang benar).
Dengan demikian, pada tes objektif bentuk Pilihan Berganda model
melengkapi lima pilihan ini, hanya akan kita jumpai satu jawaban yang benar.
Contoh
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan jalan membubuhkan
tanda silang (X) pada huruf abjad A, B, C,D atau E.
1. The solving of equation :

A.

1
,3
2

D.

2,3

B.

1
,3
2

2 x2 5x 3 0

is.

C.

1,6

E.

1
,3
2

Kunci : D
b) Tes Objektif bentuk Pilihan Berganda model melengkapi lima atau empat
pilihan
Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model asosiasi dengan lima
atau empat pilihan ini terdiri dari lima atau empat judul/istilah/ pengertian,
yang diberi tanda huruf abjad didepannya, dan diikuti oleh beberapa
pernyataan yang diberi nomor urut didepannya. Untuk tiap pernyataan
tersebut testee diminta memilih salah satu judul/istilah/ pengertian yang
berhuruf abjad, yang menurut keyakinan testee adalah paling cocok (paling
benar).
Contoh :
Untuk butir soal nomor 1 sampai dengan 5 berikut ini, cocokkanlah istilah yang
terdapat di belakang huruf abjad, dengan pernyataan yang terdapat pada
masing-masing soal:
A. 0,4

B. 0,196

C. 15,9125

D. 0,0004

E. 0,0005

Tes Pilihan Ganda/5

Soal
1. Salah Mutlak dari pengukuran 1,256 kg adalah
2. Persentase kesalahan hasil pengukuran 25,5 km adalah.....
3. Toleransi kesalahan dari pengukuran yang dinyatatakan dalam bentuk

jangkauan (75,15 0,02)l adalah....


4. Salah relatif dari pengukuran 1,256 kg adalah...
5. Batas batas selisih antara hasil pengukuran 4,7 kg dan 3,4 kg adalah........
(Kunci : 1. E 2. D 3.A 4. B 5. C)
c)

Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model melengkapi berganda


Butir soal sejenis ini pada dasarnya sama dengan Pilihan Berganda model
melengkapi lima pilihan, yaitu terdiri atas satu kalimat pokok yang tidak (belum)
lengkap, diikuti dengan beberapa kemungkinan jawaban (bisa merupakan lima
pernyataan dan bisa pula merupakan empat pernyataan). Perbedaannya adalah,
bahwa pada butir soal jenis ini, kemungkinan jawaban betulnya bisa satu, dua, tiga,
atau empat.
Contoh:
Tulislah :
A. Bila (1), (2) dan (3) betul.
B. Bila (1) dan (3) betul.
C. Bila (2) dan (4) betul.
D. Bila hanya (4) yang betul.
E. Bila semuanya betul.
Soal
1. Hal-hal yang termasuk perbuatan yang tidak baik :
1) Menolong Nenek menyebrang jalan
2) Berkelahi
3) Menengok teman yang sedang sakit
4) Mencorat-coret tembok sekolah
(Kunci : C)

Tes Pilihan Ganda/6

d)

Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model analisis hubungan antar hal
Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda biasanya terdiri atas satu kalimat
pernyataan yang diikuti oleh satu kalimat keterangan. Kepada testee ditanyakan,
apakah pernyataan itu betul, dan apakah keterangan itu juga betul. Jika pernyataan
dan keterangan itu betul, testee harus memikirkan, apakah pernyataan itu
disebabkan oleh keterangan yang diberikan, ataukah pernyataan itu tidak
disebabkan oleh keterangan tersebut?
Contoh:
Soal nomor 1 sampai dengan 3 berikut ini terdiri atas tiga bagian, yakni:
Pernyataan, Sebab dan Alasan, yang disusun secara berurutan.
Pilihlah:
A. Jika Pernyataan BETUL, Alasan BETUL dan keduanya menunjukkan
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT.
B. Jika Pernyataan BETUL, Alasan BETUL, tetapi keduanya TIDAK
MENUNJUKKAN HUBUNGAN SEBAB AKIBAT.
C. Jika Pernyataan BETUL dan Alasan SALAH
D. Jika Pernyataan SALAH dan Alasan BETUL
E. Jika Pernyataan SALAH dan Alasan Salah.
Soal:
Seseorang akan berangkat menunaikan ibadah haji, tiba-tiba menderita sakit berat
sehingga tidak mungkin melaksanakan ibadah haji tersebut, dan karena itu
gugurlah kewajiban menunaikan ibadah hajinya untuk selama-lamanya.
SEBAB
Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi orang Islam hanya satu kali dalam seumur
hidupnya.
(Kunci : D)

e) Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model analisis kasus


Butir soal jenis ini merupakan tiruan keadaan yang sebenarnya. Jadi
seolah-olah testee dihadapkan kepada suatu kasus. Dari kasus tersebut, kepada
testee ditanyakan mengenai berbagai hal dan kunci jawaban-jawaban itu
tergantung pada tahu atau tidaknya testee dalam memahami kasus tersebut.

Tes Pilihan Ganda/7

Contoh :
Dear friends, Youre invited to join my birthday party on :
Day/ date : Friday, September 15, 2006
Time : 7 p.m. - 10 p.m.
Place : Jl Cipinang Lontar rt 14/ 06 no.61 Jakarta Timur 13420
Im looking forward to seeing you

Yours

Yani

The purpose of the letter is to invite Yanis friends


A. to come to her birthday party
B. to have a group discussion
C. to join the garden party
D. to join in the costume party

f) Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model hal kecuali


Model Hal Kecuali ini dikembangkan atas dasar Asosiasi Positif dan
Asosiasi Negatif secara serempak.
Jika model semacam ini digunakan dalam tes hasil belajar, maka pada kolom
sebelah kiri dicantumkan tiga macam gejala atau kategori (yakni A, B dan C);
sedangkan pada kolom sebelah kanan terdapat lima hal atau keadaan (yaitu 1, 2, 3,
4 dan 5), dimana empat diantaranya cocok dengan satu hal yang berada di sebelah
kiri.
Jawaban yang dikehendaki oleh tester ialah, agar testee menentukan hal berabjad
mana yang dipandang cocok dengan empat keadaan yang bernomor, dan keadaan

Tes Pilihan Ganda/8

yang tidak cocok dengan hal dan keadaan itu. Jadi, disini testee diminta untuk
memberikan dua buah jawaban, yaitu: 1 huruf abjad dan 1 nomor.
g) Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model hubungan dinamik
Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model hubungan dinamik ini adalah
salah satu jenis tes objektif bentuk pilihan ganda, yang menuntut kepada testee untuk
memiliki bekal pengertian atau pemahaman tentang perbandingan kuantitatif dalam
hubungan dinamik.
Dalam praktek model ini lebih sesuai diterapkan pada tes hasil belajar
yang termasuk dalam kelompok mata pelajaran eksakta, seperti: Fisika, Kimia,
Biologi dan sebagainya.
h) Tes Obyektif bentuk Pilihan Berganda model perbandingan kuantitatif
Pada model perbandingan kuantitatif ini, yang perlu ditanyakan kepada
testee adalah hafalan kuantitatif yang sifatnya fundamental dan dikemudian hari
perlu hafal di luar kepala, didalam profesinya tanpa melihat buku, daftar atau
tabel.
i)

Tes

Obyektif

bentuk Pilihan

Berganda Model

pemakaian

Gambar/diagram/grafik/peta
Pada

tes

objektif

bentuk Pilihan

Berganda model

ini,

terdapat

gambar/diagram/grafik/peta yang diberi tanda huruf abjad A, B, C, D dan


sebagainya. Kepada testee ditanyakan tentang sifat/keadaan/hal-hal tertentu yang
berhubungan dengan tanda-tanda tersebut.
2.3.
Kelebihan dan Kelemahan Item Tes Pilihan Ganda
2.3.1. Kelebihan Item Tes Pilihan Ganda
Dalam evaluasi pembelajaran, item tes pilihan ganda mempunyai
beberapa kelebihan yang secara ringkas dapat dicermati dalam uraian berikut:
1. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat
pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih
fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur
tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.

Tes Pilihan Ganda/9

2. Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup
hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
3. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi
para siswa yang hendak dievaluasi.
4. Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
5. Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara
terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah.
6. Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat dikoreksi
bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif.
7. Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan
2.3.2.

lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.


Kelemahan Item Tes Pilihan Ganda
Kesulitan yang sering dialami para guru kelas, berkaitan dengan
mengonstruksi item tes pilihan ganda adalah kesulitan dalam menyusun item
tes yang mengandung pokok persoalan dengan tepat, dan menyusun jawaban
alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban menjebak (distracters)
yang memungkinkan dipilih siswa.
Disamping kelemahan pokok seperti yang diuraikan di atas, item tes
pilihan ganda masih memerlukan perhatian seorang guru atau evaluator,
diantaranya adalah kelemahan yang berkaitan dengan beberapa hal berikut.
1. Konstruksi item tes pilihan lebih sulit serta membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan penyusunan item tes bentuk objektif
lainnya.
2. Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur
hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu, misalnya
satu semester atau satu kuartal.
3. Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam
mengorganisasi materi hasil pembelajaran.
4. Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka

jawaban.
2.4. Kemampuan Yang Diukur Oleh Bentuk Tespilihan Berganda

Tes Pilihan Ganda/10

Soal pilihan ganda dapat mengukur beberapa aspek pengetahuan


(recall, knowledge), pengertian ( coimprehension, understanding ), aplikasi
dan analisis. Tetapi kurang tepat soal pilihan ganda untuk mengukur sintesis,
dan evaluasi. Selanjutnya kami akan mengungkapkan mengenai perbedaanperbedaan dari aspek-aspek diatas.
1. Tes yang mengungkap pengetahuan ( knowlwdge )
Tes yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes
yang mengugkap penalaran dalam kategori terendah. Tes ini hanya
mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi siswa
hanya di tuntut untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari.
2. Tes yang mengungkap pemahaman ( comprehension )
Tes ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang
telah dipelajari.Dia tidak sekadar dapat mengingat dan menghafal informasi
yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan mengorganisasikan
informasi tersebut. Termasuk dapat menafsirkan gambaran, grafik, bagan
dan lain lain.
3. Tes yang mengungkap penerapan ( application )
Jika dalam tes yang mengungkap pengetahuan siswa diminta
mengingat menghapal, mendefinisikan sesuatu dan selanjutnya dapat
menjelaskan dan mengungkapkan informasi yang diterima ( pemahaman ),
maka pada penerapan ( aplikasi ) siswa dapat menggunakan konsep, prinsip,
aturan, hokum, atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa
diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan /
soal tes yang diajukan.
4. Tes yang mengungkap analisis ( analysis )

Tes Pilihan Ganda/11

Analisis merupakan jenjang pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan


analisis menuntut siswa untuk berfikir secara mendalam, kritis bahkan
menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan / tes analisis,
siswa harus dapat menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mampu
mengadakan deduktif ( dari suatu generalisasi hal umum, dari faktafaktanya, ke hal yang khusus ). Oleh karena itu pertnyaan analisis tidak
hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternative.
5. Tes yang mengungkap sintesis ( synthesis )
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan / tes
tingkat tinggi. Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa
berfikir orsinil dan kreatif. Siswa di tuntut berfikir induktif ( dari factor,
fakta, unsure-unsur yang brsifat khusus, diambil suatu kesimpulan atau
genealisasi ).
6. Tes yang mengungkap penilaian ( pertanyaan yang mengungkap evaluasi )
Tes ( pertanyaan ) yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk
mengadakan kegiatan berfikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu
apabila pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dapat
dikuasai dengan baik.
Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau
criteria yang jelas. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda.
Hal itu tidak menjadi masalah asal sudah ada criteria yang jelas. Adanya
perbedaan itu justru memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka
mempunyai cakrawala yang luas.
2.5.

Kaidah Penulisan bentuk Tes Pilihan Berganda

Tes Pilihan Ganda/12

Dibawah ini dicantumkan pegangan dalam menyusun soal pilihan ganda,


yaitu ;
1). Inti permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (stem).
Inti pemasalahan dalam butir soal tersebut harus dicantumkan dalam rumusan
pokok soal, sehingga dengan membaca pokok soal, siswa sudah dapat
menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca pilihan jawaban.
Contoh yang kurang baik :
Pulau Jawa adalah pulai yang.
A.
B.
C.
D.

Menghasilkan banyak minyak


Penduduknya padat
Dijadikan Objek wisata
Mendapat julukan pulau perca

Contoh yang lebih baik :


Pulau yang terpadat penduduknya diIndonesia adalah pulau
A.
B.
C.
D.

Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi

2). Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan.


Peniadaan pengulangan kata berarti mempersingkat waktu menulis membaca
dan menghemat tempat.
Contoh yang kurang baik:
Pulau yang terpadat penduduknya diIndonesia adalah pulau
A.
B.
C.
D.

Pulau Sumatera
Pulau Jawa
Pulau Kalimantan
Pulau Sulawesi

Tes Pilihan Ganda/13

Contoh yang lebih baik:


Pulau yang terpadat penduduknya diIndonesia adalah pulau
A.
B.
C.
D.

Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi

3). Hindari rumusan kata yang berlebihan.


Tidak selalu penjelasan terperinci mempermudah pengertian, justru dapat
membingungkan dan mengaburkan pengertian. Yang penting rumusan yang
baik yang berisi, padat, dan jelas tampa kata-kata kembang.
Contoh yang kurang baik:
Pulau yang terpadat penduduknya diIndonesia sehingga sukar untuk
meningkatkan produksi pangan adalah pulau
A.
B.
C.
D.

Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi

Tambahan kata-kata sehingga sukar meningkatkan produksi pangan


membuat pernyataan lebih kabur, dan kalimat yang harus dibaca menjadi
lebih panjang.
4). Kalau pokok soal merupakan yang belum lengkap, maka kata-kata yang
melengkapi harus diletakan pada ujung pernyaaan bukan ditengah-tengah kalimat.
Contoh yang kurang baik:
Menurut De Bakey,..
pembuluh darah.

adalah penyebab penyakit penyempitan

A. Cholesterol
B. Kelebihan Berat

Tes Pilihan Ganda/14

C. Merokok
D. Tekanan Batin
Contoh yang lebih baik:
Menurut De Bakey, penyakit penyempitan pembuluh darah. Disebabkan
oleh..
A.
B.
C.
D.

Cholesterol
Kelebihan Berat
Merokok
Tekanan Batin

5). Susunan laternatip jawaban dibuat teratur dan sederhana. Cara menyusun
alternative jawaban dibuat berderet dari atas kebawah. Kalau yang dideretkan
iotu terdiri dari satu kata, urutan kebawah berdasarkan alphabet, kalau yang
dideretkan bilangan, berdasarkan urutan bilangan yang makin bertamabah besar
atau makin menurun, atau diurutkan berdasarkan panjang kalimat.
6).

Hindari penggunaan kata-kata teknis / ilmiah atau istilah yang aneh atau
mentereng. Perlu diingat bahwa tes yang dikembangakan bertujuan untuk
mengukur materi pelajaran, kalu materi itu tidak menyangkut perbendaharaan
kata, janganlah menggunakan istilah tehnis atau istilah yang aneh.
Contoh yang kurang baik:
Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?
A.
B.
C.
D.

Tes menimbulkan ancienty


Tes selalu disertai cultural bias
Tes hanya mengukur hal-hal yang trivial
Tes tergantung pada kemampuan kognitif guru

Contoh yang lebih baik:


Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?
A. Tes menimbulkan rasa cemas
B. Tes sangat ergantung pada nilai budaya tertentu
C. Tes mengukur hasil belajar yang tidak penting
Tes Pilihan Ganda/15

D. Tes sangat tergantung oleh pengetahuan guru


7). Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang
benar. Ciri khas pilihan ganda dari tes objektif yang lain adalah pada pilihan
ganda semua alternative jawaban ada kemungkinan sebagai jawaban yang benar,
sehingga siswa terpaksa membaca dan memikirkan semua pilihan dan menetukan
yang mana yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut, hindari
mengecoh yang dengan melihat sepintas siswa dapat menentukan pengecohan
tersebut.
Contoh yang kurang baik :
Siapakah diantara nama-nama dibawah ini yang menemukan telepon?
A.
B.
C.
D.

Bell
Marconi
Morse
Pasteur

Contoh yang lebih baik


Siapakah diantara nama-nama dibawah ini yang menemukan telepon?
A.
B.
C.
D.

Bell
Marconi
Morse
Edison

8). Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari
jawaban yang salah. Ada kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang
lebih panjang dan yang lebih terinci sebagai jawaban yang benar.
9). Hindari adanya petunjuk / indicator pada jawaban yang benar.

Tes Pilihan Ganda/16

Contoh Yang Kurang Baik :


Agar Air Panas dalam teko tidak cepat dingin, maka teko tersebut dibungkus
dengan?
A.
B.
C.
D.

Kain
Seng
Tembaga
Timah
Piihan B,C, dan D termasuk logam, A bukan logam ( jawaban adalah A karena A
lain dari tiga pilihan berikutnya)
Contoh yang lebih baik:
Air panas akan bertahan jika disimpandalam bejana yang terbuat dari.
A.
B.
C.
D.

Alumunium
Keramik
Plastik
Seng

10). Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi semua yang diatas benar atau
tiak satupun jawaban diatas benar . Hal yang sama berlaku untuk tidak
satupun jawaban diatas benar .
11). Gunakan tiga aau lebih alternatip pilihan. Kalau hanya ada dua pilihan, bentuk
ini sama dengan bentuk benar-salah.
12). Pokok soal yang diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang
bermakna tidak tentu. Misalnya ; kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, dan
sejenisnya.
13). Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan / pertanyaan positif. Jika terpaksa
menggunakan pernyataan negative maka kata negative tersebut digaris bawahi
atau ditulis miring, atau ditulis tebal.
Contoh Yang Kurang Baik :

Tes Pilihan Ganda/17

Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis tidak akan terjadi tanpa
A. Udara, tanah, dan air
B. Cahaya, udara, dan air
C. Tanah, cahaya dan udara
D. Air, tanah dan cahaya
Contoh yang lebih baik:
Pada semua tumbuhan yang berhijau daun fotosintesis akan terjadi bila
terdapat
A.
B.
C.
D.

Udara, tanah, dan air


Cahaya, udara, dan air
Tanah, cahaya dan udara
Air, tanah dan cahaya

2.6.

Menentukan Skor bentuk tes pilihan ganda


Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini digunakan 2 (dua)

rumus, yaitu :
a. Dengan denda

W
Rumus : S=R- 0-1
Dimana:
S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban yang betul
W = jawaban yang salah
0 = banyaknya option
1 = bilangan tetap
Contoh :
Siswa menjawab betul 17 soal dari 20 soal. Soala pilihan ganda menggunakan
option sebanyak 4 buah, maka :

Skor =17

3
=16
41

b. Tanpa denda
Rumus : S=R

Tes Pilihan Ganda/18

Dimana:
S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban yang betul
2.7. Telaah Butir Test Bentuk Pilihan Ganda
Sebelum butir soal tersebut digunakan untuk mengkur kompetensi
peserta ujian, butir soal tersebut perlu ditelaah terlebih dahulu. Proses
penelaahan hendaknya dilakukan oleh orang yang menguasai materi dan
konstruksi tes (reviewer), adapun yang harus dilakukan dalam penelaahan butir
soal adalah sebagai berikut:
a. Menelaah materi uji (harus relevan dengan kompetensi inti, bahasa
dantingkat kesulitan)
b. Menelaah struktur soal (stem-option dan atau scenario-stem-option)
c. Menyusun kesimpulan telaahan (komentar umum dan saran,
keputusanditerima, direvisi, dikembalikan kepada penyusun atau drop)
Di bawah ini adalah daftar cek yang dapat digunakan sebagai pedomandalam
menelaah butir soal pilihan ganda.

No

Deskriptor

Ya

Inti permasalahan yang akan ditanyakan


sudahdirumuskan dengan jelas pada pokok
soal

Tidak ada pengulangan kata yang sama pada


alternative jawaban

Tidak ada penggunaan


berlebihan pada pokok soal

kalimat

Tidak

yang

Tes Pilihan Ganda/19

No

Deskriptor

Alternative
jawaban
yang
disediakan
hendaknya logis,homogen, baik dari segi
materi atau panjangpendeknya kalimat, dan
pengecoh menarik untukdipilih

Pada pokok soal tidak ada petunjuk ke arah


jawaban benar

Hanya ada satu jawaban yang benar atau


paling benar

Pokok soal dirumuskan dengan pernyataan


positif

Tidak ada alternative jawaban yang berbunyi


semuajawaban benar atau semua jawaban
salah

Alternative jawaban yang berbentuk angka


sudahdisusun secara berurutan

10

Suatu butir soal tidak tergantung dari jawaban


butirsoal yang lain

Ya

Tidak

Catatan :

Konstruksi butir soal dikatakan baik jika tidak ada tanda cek pada

kolomtidak

Butir soal yang tidak baik dikembalikan pada pembuat soal

untukdiperbaiki, atau di drop.


Tes Pilihan Ganda/20

Jika berdasarkan hasil penelaahan butir soal tersebut dinyatakan baik,maka


butir

soal

tersebut

siap

untuk

dirakit,

diketik,

dan

kemudian

digandakan.Selama proses pengembangan tes, maka kerahasiaan tes harus


dijaga. Setelah tesdilakukan, maka dengan segera hasilnya diperiksa.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Tes Pilihan Berganda atau multiple choice test terdiri atas bagian
keterangan (item) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option).
Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci
jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
Tes objektif bentuk pilihan berganda atau Pilihan Berganda sering
dikenal dengan istilah objektif bentuk pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes
objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai.
Menurut Sudijono, Anas 2007 dalam perkembangannya, sampai saat
ini tes objektif bentuk Pilihan Berganda dapat dibedakan menjadi sembilan
model, yaitu Model melengkapi lima pilihan, model asosiasi dengan lima atau
empat pilihan, Model melengkapi berganda, Model analisis hubungan antar hal,
Model analisis kasus, Model hal kecuali, Model hubungan dinamik, Tes Obyektif
bentuk Pilihan Berganda model perbandingan kuantitatif dan Model pemakaian
diagram, grafik, peta atau gambar,dimana model bentuk soal pilihan ganda
tersebut menjadi acuan dalam kaidah penulisan soal pilihan ganda.

Tes Pilihan Ganda/21

Keunggulan tes pilihan ganda yaitu; Tes pilihan ganda memiliki karakteristik
yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa; Item tes pilihan ganda
yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan
pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas; Item tes pilihan ganda adalah
tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi;
Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa; Dengan menggunakan kunci jawaban yang
sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih
mudah; Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat
dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih
kondusif; Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal
dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.
Sedangkan kelemahan tes pilihan ganda adalah kesulitan dalam
menyusun item tes yang mengandung pokok persoalan dengan tepat, dan
menyusun jawaban alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban
menjebak (distracters) yang memungkinkan dipilih siswa. Selain kelemahan
pokok tersebut ada beberapa kelemahan lain dalam penyusunan tes pilan ganda
seperti dalam pembahasan makalah ini.
Soal pilihan ganda dapat mengukur beberapa aspek seperti pengetahuan
(recall, knowledge), pengertian ( coimprehension, understanding ), aplikasi dan
analisis, tetapi kurang tepat soal pilihan ganda untuk mengukur sintesis, dan
evaluasi. Selain keunggulan dan kelemahan tes pilihan ganda terdapat tiga belas
kaidah dalam makalah ini yang dijadikan acuan dalam penyusunan tes pilihan
ganda.
Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini digunakan 2
(dua) rumus, yaitu : dengan denda dan tanpa denda dan sebelum butir soal
tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi peserta ujian, butir soal tersebut
perlu ditelaah terlebih dahulu. Proses penelaahan hendaknya dilakukan oleh
orang yang menguasai materi dan konstruksi tes (reviewer).

Tes Pilihan Ganda/22

3.2.

Implikasi
Berdasarkan penjelasan dalam pembahasan makalah tentang tes pilihan
ganda maka berikut ini penyusun akan mengemukakan beberapa implikasi yang
positif dari model soal pilihan ganda (multiple choice)dapat dijelaskan berikut
ini:
Pertama, dengan tes pilihan ganda guru dapat menyusun tes dan atau
evaluasi untuk menilai dan mengukur kemampuan siswa dengan berbagai model
tes pilihan ganda sedangkan melalui sistem pilihan ganda (multiple choice), para
siswa/i dapat dimampukan untuk memiliki pertimbangan yang tajam untuk
memilih hal-hal yang benar sesuai dengan teori yang dipelajarinya. Kemampuan
untuk menganalisis soal-soal dan memutuskan hal-hal yang benar, baik dan
bernilai bagi dirinya menjadi tinggi. Selain menguji kecepatan dan ketepatan
dalam menjawab soal-soal, para siswa juga dibentuk kepribadiannya agar
konsisten dalam memilih hal-hal yang benar, berguna dan baik bagi dirinya
sendiri.
Kedua, disamping keunggulan dan kelemahan dalam tes pilihan ganda,
kaidah-kaidah penyusunan tes pilihan ganda dapat menjadi acuan bagi guru
dalam menentukan penyusunan tes bentuk dan atau model apa yang akan dibuat
untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Dimana unsur
kecerdasan manusia menjadi lebih nampak jelas dalam soal-soal pilihan ganda
(multiple choice) dibandingkan dengan essay test. Esay test berwujud jawaban
subjektif sedangkan pilihan ganda lebih kepada jawaban objektif. Kebenaran
pada jawaban objektif lebih jelas dan ketepatannya langsung dilihat. Guru boleh
saja memadukan soal-soal pilihan ganda (multiple choice) dengan essay test
dalam satu paket soal ujian. Biasanya soal-soal pilihan ganda (multiple choice)
lebih banyak dari soal-soal essay test. Katakanlah dari 50 nomor soal yang
disiapkan, terdapat 45 soal pilihan ganda dan 5 nomer essay test.

Tes Pilihan Ganda/23

Ketiga, soal-soal pilihan ganda (multiple choice) menggambarkan


filosofi kehidupan zaman sekarang itu sendiri. Kehidupan zaman global yang
penuh kemajuan informasi dan komunikasi itu menyediakan banyak pilihanpilihan yang harus disikapi oleh manusia. Manusia dalam zaman sekarang harus
mampu memutuskan pilihan-pilihan tertentu dalam hidupnya.
Keempat,

unsur

ketepatan

merupakan

penentu

utama

dalam

keberhasilan menjawabi soal-soal pilihan ganda (multiple choice). Namun kita


juga harus berbicara tentang resiko-resiko yang harus dipikul oleh siswa-siswi
kita manakala mereka menjawab secara tidak benar. Justeru hal ini banyak kali
terjadi. Maka terhadap hal ini, para siswa/i kita perlu dilatih untuk berkomitmet
tinggi agar teguh pada apa yang dipilihnya.

3.3.

Saran
Setelah membahas makalah tentang Tes Pilihan Ganda ini, diharapkan
para mahasiswa pasca sarjana teknologi pendidikan dan bagi yang pembaca
makalah ini dapat lebih teliti dan kritis dalam memahami dan mempraktikan
bagaimana hal yang sebenarnya dalam penyusunan tes pilihan ganda dengan
berbagai karakteristik, kaidah dan model-modelnya serta dapat mempraktikan
dalam proses pembelajaran dan dunia pendidikan/pelatihan.
Perkembangan teknologi pendidikan harus

searah

dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan dalam pendidikan dan pelatihan sehingga


evaluasi dan penilaian yang dilakukan dapat lebih meningkatkan taraf pendidikan
di Indonesia, dan tentunya dengan keterampilan/kompetensi guru atau pemangku
kepentingan pendidikan dalam menjalankan proses pembelajaran.

Tes Pilihan Ganda/24

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://hamidabdullatif.blogspot.com/2009/02/makalah-evaluasi-pendidikan.html,
diakses tanggal 28 Februari pukul 15;04 WIB
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukardi, 2012.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Lubis, Wildansyah.2014. Evaluasi Hasil Belajar, Medan: Universitas Negeri Medan

Tes Pilihan Ganda/25

Anda mungkin juga menyukai