taman kanak-kanak
Pelayanan MTBS
Palayanan KB
Penyuluhan dalam dan luar gedung
Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sector
Melakukan pencatatan dan pelaporan
Melaksanakan kelas ibu
Kunjungan kelas ibu
Melaksanakan IPA
Target %
99
98
96
96
96
96
96
70
96
96
96
100
100
Pencapaian %
99,28
98,38
96,03
101,44
101,6
96,34
96,03
79,27
96,48
96,08
96,03
94,85
97,87
ambulance.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan
Keluarga yang tidak mampu dapat menggunakan program biaya kesehatan dari
Keliling, Posyandu
2. Kelemahan program (Weaknesses)
Pemberian penyuluhan terkadang kurang tentang penanganan komplikasi selama
strategis
Tersedianya
Strategi WO
kesehatan Pemberian
terutama
fasilitas
bidan
terkadang
penyuluhan
kurang
memberikan pelayanan
KIA
dipergunakan
untuk
informasi
memperoleh
Strategi SO
Puskesmas Tenaga
langsung
tentang
di
dan anak.
Adanya
komplikasi
desa
Ketersediaan
alat-alat
kesehatan
lengkap
cukup
seperti
imunisasi,
KB,
obat,
selama
maupun kelompok
kebijakan Pertolongan persalinan
Jampersal/BPJS
oleh tenaga kesehatan
Adanya peraturan dari
mengalami peningkatan
pemerintah
yang Koordinator antar bidan
menganjurkan
baik
antara
bidan
persalinan ditolong oleh
penanganan
kesehatan,
begitupun
pembinaan
ambulance.
Ancaman (T)
Pengetahuan
masyarakat
Strategi ST
Jumlah
tentang
tenaga
Strategi WT
Pemberian penyuluhan
terkadang
kurang
Puskesmas
masih
1 Bidan Koordinator, 3
masyarakat.
Rendahnya
masyarakat
kesehatan
ibu
hamil
maupun bayi
Banyaknya pelayanan
kesehatan
lain
yang
Bidan Desa.
Koordinator antar bidan
baik
Ketersediaan
alat-alat
kesehatan
lengkap
cukup
seperti
KB,
memberikan pelayanan
imunisasi,
obat,
ambulance.
Keluarga yang
tidak
mampu
dapat
dalam
batas
lahan
kerjasama.
menggunakan program
biaya
kesehatan
dari
tentang
saat bersalin.
Tenaga
kesehatan
terutama
penanganan
komplikasi
selama
hamil,
proses
kelahiran
Pembinaan masyarakat
kesehatan,
begitupun
pembinaan
bidan
memberikan pelayanan
KIA
langsung
masyarakat
di
serta
setempat
ibu dan anak serta peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh
bidan bukan dukun. Hal ini akan menjadi kuat jika diikuti oleh faktor internal yang
menjadi kekuatan program yaitu pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan mengalami peningkatan disekitar wilayah puskesmas. Begitupun sebaliknya
hal ini akan menjadi lemah jika terdapat faktor internal kelemahan pada program seperti
pembinaan masyarakat yang masih rendah dan banyaknya kegiatan posyandu yang
kurang berjalan jika tidak ada tenaga kesehatan, begitupun pembinaan kader yang juga
masih kurang.
Faktor eksternal lain juga dapat menjadi sebuah ancaman pada terlaksananya
program KIA. Ancaman tersebut antara lain rendahnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan ibu hamil maupun bayi. Hal ini dapat teratasi dan tidak akan mengancam
berjalannya sebuah kegiatan program jika di ikuti dengan faktor internal yang menjadi
kekuatan program. Kekuatan program tersebut seperti tenaga kesehatan terutama bidan
memberikan pelayanan KIA langsung di masyarakat dengan lebih rutin melakukan
pusling atau posyandu serta keterlibatan kader-kader. Sebaliknya, faktor eksternal
tersebut akan lebih mengancam jika diikuti kelemahan yang terdapat pada program
seperti pemberian penyuluhan terkadang kurang tentang penanganan komplikasi selama
hamil, proses persalinan, dan setelah kelahiran. Hal ini harus diminimalisir bahkan
dihilangkan dan lebih menguatkan kegiatan-kegiatan pada program KIA.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Program KIA merupakan salah satu program yang terdapat di Puskesmas dengan
pemberian pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. Program ini menjadi prioritas utama
pembangunan kesehatan dan menentukan kualitas SDM dengan sasaran kegiatan ibu,
bayi, balita, anak pra sekolah, dan keluarga. Terdapat beberapa kegiatan yang masih
rendah nilai pencapaiannya sehingga program KIA dapat dilakukan analisis. Analisisnya
melalui analisis SWOT dengan menganalisis situasi dari berbagai faktor yang secara
sistematis
terhadap
kekuatan
(Strengths),
kelemahan
(Weaknesses),
peluang