Teknologi Mini Grafting
Teknologi Mini Grafting
(MINI GRAFTING)
PADA TANAMAN DURIAN
PENDAHULUAN
Tanaman durian merupakan salah satu
komoditas hortikultura penting di Sulawesi
Tenggara, karena selain memiliki areal yang luas,
juga merupakan tanaman yang sudah merakyat
dan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Budidaya durian di Sulawesi Tenggara umumnya
merupakan campuran antara tanaman buah lain
seperti langsat, nangka dan dukuh dengan aneka
ragam jenis, kultivar atau klon.
Pengembangan tanaman durian yang
dilakukan oleh petani umumnya secara generatif
(dari biji), sehingga menyebabkan fase vegetatif
tanaman lebih panjang (sekitar 7-10 tahun lebih)
baru memasuki fase generatif/reproduksi. Hal
tersebut merupakan salah satu kendala dalam
produktivitas dan mutu durian yang dihasilkan.
Namun dengan kemajuan teknologi, kendala
tersebut dapat diatasi dengan menggunakan
metode mini grafting atau sambung pucuk.
Metode
mini
grafting
merupakan
perbanyakan
tanaman
gabungan
antara
perbanyakan secara generatf (dari persemaian
biji) dengan salah satu bagian vegetatif
(cabang/ranting) tanaman yang berasal dari satu
family. Kedua tanaman (bagian tanaman) yang
disatukan masing-masing mempunyai keunggulan
misalnya dari segi kelebatan buah, ukuran besar
dan rasa/khasiat serta ketahanan terhadap hama
dan penyakit.
Kombinasi dari bagian tanaman yang
disatukan akan berkembang membentuk tanaman
baru, dan tanaman tersebut merupakan hasil
perbanyakan secara vegetatif, dengan kelebihan
yang dimilikinya antara lain : mempercepat masa
berbuah yakni umur 4 7 tahun, mendapatkan
tanaman dengan ukuran yang lebih pendek, dapat
mempertahankan sifat genetis yang berasal dari
induknya misalnya ukuran buah, daging yang
tebal dan rasa manis serta sifat ketahanan
terhadap penyakit.
c.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. a. Pengambilan entris,
b Pengemasan entris,
c.Cabang entris.
(Foto a,b : Rusdi, c : Rusdi, Anonim)
Sayat membentuk
sepanjang 2 - 4 cm
Potong
pangkal
cabang
entris
yang
mengandung 2 3 mata tunas, dan 2/3
bagian dari lembar daunnya dihilangkan.
Bagian hipokotil
(a)
(b)
PENANAMAN
(c)
Gambar 3. a. Penyayatan pada bagian epicotil,
b. Penyayatan pada bagian hipokotil
dengan ukuran entres lebih besar
c. Hasil sambungan setelah diikat
dengan isolasi paralon .
(Foto : a, b. Rusdi, Anonim, c: Rusdi)
Penyusun : Rusdi
Tim Penyunting :
Untuk Informasi : Hubungi BPTP Sultra
Telp. 0401-3125871. E-mail
bptpsultra@litbang.deptan.go.id atau
udit507@yahoo.co.id