Anda di halaman 1dari 21

29

BAB IV
MAINTENANCE MESIN BUBUT
DI PT. MITRA REKATAMA MANDIRI

4.1 Pengertian Maintenance


Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga peralatan
dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan, pengukuran,
penggantian, menyesuaian dan perbaikan.

30

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi
menjadi dua cara :
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan
ke masa depan, terkontrol dan tercatat.
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Cara pekerjaan perawatan darurat yang tidak direncanakan (Unplanned
emergency maintenance).
Bentuk-bentuk perawatan dibagi kedalam beberapa kelompok yaitu :
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintanance).
Pekerjaan perawatan jenis ini memiliki tujuan mencegah terjadinya
kerusakan peralatan selama operasi berlangsung. Maintenance
peralatan dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur
peralatan. Kegiatan preventive maintenance dilaksanakan sejak awal
sebelum terjadi kerusakan.

31

2. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance).


Pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat
diterima. Perawatan ini termasuk perawatan yang direncanakan untuk
perbaikan. Dalam perawatan ini dapat mengadakan peningkatanpeningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan peralatan agar lebih baik.
3. Perawatan prediktif (Predictive Maintenace).
Pekerjaan perawatan (maintenance) jenis ini memiliki kemiripan
dengan preventive maintenance namun tidak dijadwal secara teratur.
Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan
sebelum terjadi kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa
suatu kondisi peralatan dari trend perilaku perawatan. Trend ini dapat
digunakan untuk memprediksi sampai kapan peralatan mampu
beroprasi secara normal.
4.2 Tujuan Maintenance
Tujuan utama dilaksanakan maintenance adalah sebagai berikut :
1. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan
melalui penyesuaian, pelayanan (service) dan pengoperasian peralatan
secara tepat.
2. Memperpanjang waktu pakai suatu mesin atau peralatan.
3. Untuk menjaga agar sistem tetap aman dan mencegah gangguan
keamanan.
4. Meningkatkan kapasitas, produktivitas, efisiensi dari sistem yang ada.

4.3 Perawatan Mesin Bubut di PT. Mitra Rekatama Mandiri


Pada maintenance mesin ini menganut periode preventive maintenance,
maintenance yang dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur

32

peralatan dan berdasarkan tasklist maintenance sesuai dengan tingkat kritikal


perawatan tersebut.
4.3.1 Perawatan Umum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan
perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama. Prosedur
perawatan mesin diantaranya :
1. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung
2. Dalam pelaksanaan perawatan seperti penggantian oli pelumas
mesin dan pemberian grease, diharuskan memakai oli yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin.
3. Setelah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan bagian bagian
mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan
pendingin.
4. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak boleh
diperkenakan memukul dengan benda kerja secara keras degan
menggunakan pali/hammer.
5. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian
mesin, jangan sampai beram-beram yang halus dan keras
terutama beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa
oleh eretan.
6. Setelah seleai pengoperasian mesin, atur semua handel-handel
4.3.2

pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.


Perawatan Khusus
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat, berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk
perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin. Perawatan
ini sering terjadi pada motor pembangkit tidak mampu bekerja dan

33

motor cepat panas. Kemungkinan yang manyebabkan motor


pembangkit tidak dapat bekerja secara optimal :
1.
Tegangan dari sumber tenaga yang masuk kemotor pembangkit
rendah,
2.

sehingga

tidak

sanggup

membangkitkan

motor

pembangkit.
Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka
diperlukan pengukuran arus yang masuk satu phasa atau tiga

3.

phasa sesuai dengan motor pembangkit.


Sekring pada circuit breaker putus/terbakar, apabila terjadi hal
yang demikian maka gantilah sekring tersebut dengan yang baru

4.
5.
6.
7.

dan spesifikasi yang sama.


Tidak sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
Coil pada saklar terbakar.
Tidak terjadi hubungan pada kontak limit switch.
Rem motor tidak berfungsi secara baik.
Penyebab yang mengakibatkan motor penggerak cepat panas yaitu :
1. Perbedaan tegangan, maka tindakan yang perlu dilakukan
adalah periksa tegangan listrik yang masuk
2. Beban motor yang terlalu berlebih dari yang ditentukan akan
menyebabkan panas terlalu berlebih pada yang terlalu berlebih
pada motor pengerak, karenanya butuh diatur kembali beban

4.3.3

supaya sesuai dengan yang sudah ditentukan.


Perawatan Bagian/Komponen Mesin Bubut
Seperti mesin-mesin yang lain, mesin bubut memiliki bagianbagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian
utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda. Bagian-bagian
mesin bubut ini tentu memiliki kemungkinan mengalami

34

kerusakan, oleh karena itu pada bagian bagian ini perlu


mendapatkan perawatan.
1.
Sumbu Utama (Main Spindle)
Kerusakan yang umum terjadi pada kepala tetap mesin
bubut di antaranya adalah putaran poros utama tersendat-sendat
dan terlalu berat, suhu atau temperatur pada kepala lepas terlalu
tinggi, terjadinya suara yang bising pada kepala lepas, serta
tidak senter. Hal ini biasanya dikarenakan karena bearingbearing pada spindel utama atau poros mesin bubut sudah
aus/gocak/longgar.

Memang

untuk

menggantinya

membutuhkan waktu cukup banyak, mengingat kita harus


membongkar headstock sebaiknya juga memeriksa baringbearing pada sumbu transmisi. Kerusakan yang seperti ini
menyebabkan hasil bubutan seperti oval. Ketika diukur dengan
posisi berbeda 90 derajat ada selisih besar diameternya. Terjadi
baik kala membubut luar maupun membubut diameter dalam
(lubang).

Gambar 4.1 Sumbu Utama


(sumber : lapangan)

35

Selain pada poros utama, perawatan mesin bubut berkala


selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara menyetel roda
gigi pengganti. Rangkaian roda gigi pengganti atau changing
gear bubut menghubungkan rotasi spindle dengan poros
otomatis pakan dan poros threading. Untuk menyetelnya bisa
ditempatkan kertas tipis diantara roda gigi satu dengan yang
lain. Roda gigi harus bisa berputar menggilas kertas tipis
tersebut. Baut penjepit kemudian harus diperketat. Lepaskan
kertas tipis tersebut. Ruang kosong antara gigi, di mana kertas
tipis tadi ditempatkan, dikenal sebagai backlash, yaitu speling
antar roda gigi. Pada mesin bubut yang dianjurkan adalah
antara 0,007 dan 0,011 inci. Jika roda gigi yang berisik, berarti
masih terlalu rapat. Setelah selesai penyetelan tambahkan
sedikit pelumas diantara roda gigi.

Ceck Roda Gigi

Gambar 4.2 Pengaturan Backlash dalam Rangkaian


Roda Gigi Pengganti

36

( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )
Selanjutnya, bagian mesin bubut yang memerlukan
perawatan berkala adalah van belt (Tali Kipas). Sabuk ini
menghantarkan daya dari motor ke poros. Untuk menemukan
van belt ini, cukup membuka tutup ruang gigi dan motor pada
headstock. Pastikan bahwa semua kontrol listrik mati saat
melepas tali kipas. Jika Anda melihat bahwa satu atau lebih
dari van belt yang tampaknya terlalu lentur atau retak, ini harus
mendapat perhatian atau diganti. Periksa ketegangan van belt
dengan menerapkan tekanan jari untuk van belt masing-masing
pada titik tengah antara dua vully. Untuk ketegangan yang
benar defleksi (kekenduran) yang diperbolehkan adalah sekitar
3 / 8 inci (9,2 mm) dalam sabuk masing-masing. Jika jumlah
defleksi lebih dari 3 / 8 inci di salah satu atau lebih dari sabuk,
harus diganti.

Memeriksa

37

Gambar 4.3 Memeriksa Ketegangan Tali Kipas (van belt)


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )

2.

Bersihkan Meja Mesin (bed)


Perawatan yang harus dilakukan pada meja mesin ini
adalah membersihkannya dari kotoran, beram-beram sisa
pembubutan, ataupun cairan pendingin karena permukaan meja
mesin ini halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan
lain-lain di atasnya harus lancar sehingga mesin bubut dapat
menghasilkan hasil pembubutan yang presisi. Selain itu,
bedways atau lintasan merupakan salah satu bagian yang paling
sering mengalami keausan, karenanya pelumasan adalah hal
yang wajib dilakukan.
Gunakan kuas kering untuk membersihkan meja mesin
sambil disemprot menggunakan air gun secara perlahan.
Pastikan mesin dalam kondisi power off dan pastikan operator
menggunakan masker, kaos tangan, kaca mata.

38

BERSIHKAN

Gambar 4.4 Meja Mesin


( Sumber : Lapangan )
Selanjutnya adalah perawatan pada bantalan penghapus
kotoran. Perawatan kali ini kelihatan sepele, hal ini
dikarenakan efek dari perawatan ini tidak terasa segera, tapi
setelah kurun waktu tertentu. Kebanyakan mesin bubut
dilengkapi dengan bantalan penghapus kotoran di bagian yang
bersentuhan dengan bed. Bantalan ini biasanya terbuat dari
karet yang akan menampung minyak pelumas. Wiper dirancang
untuk mencegah chip kecil (bram/tatal) dan kotoran antara slide
dan lintasan bed. Wiper menahan partikel halus dari kotoran
sebelum mereka mendapatkan ruang diantara dua permukaan
geser. Wiper sesekali harus dihapus, dibersihkan, dan diisi
dengan minyak secara teratur. Anda tidak harus menggunakan
udara bertekanan kompressor untuk membersihkan mesin
bubut. Kompresi udara akan mendorong partikel halus terjebak
dalam wiper antara permukaan yang bersentuhan dengan bed,
menyebabkan keausan dini pada permukaan presisi.

39

BERSIHKAN

Gambar 4.5 Wiper Pads


( Sumber : Lapangan )
3.

Bersihkan Eretan (Carriage)


Gunakan kuas kering untuk membersihkan eretan sambil
disemprot menggunakan air gun secara perlahan. Kesalahan
atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah pertama,
eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut maka
penyelesaianya adalah lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel
kerapatan eretan, apabila terlalu kuat longgarkan baut-baut
tersebut. Kedua, hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjadi karena
adanya ganguan pada pinion gear, usaha mengatasinya ialah
dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi pinion yang
baru. Ketiga, pemakanan pada benda kerja tidak rata pada
waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis, hal ini
disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir. Keempat
terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang, kemungkinan
ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotongan
menyilang, maka longgarkan ikatan baut. Kelima, tidak rata

40

permukaan penyayatan menyilang (facing) yang kemungkinan


disebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros
utuk pemakanan. Keenam, terlalu keras gerakan toolpost yang
disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak. Ketujuh,
kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang
baik. Kedelapan, pompa pada apron sangat sulit dioprasikan.
Hal ini disebabkan minyak pelumas yang sudah kotor, maka
lakukan pembersian atau pengantian minyak pelumas serta
membersihkan pipa-pipa salurannya.
Untuk perawatan eretan atas, perlu dilakukan pengecekan
secara rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada
setiap

eretan

timbul

gesekan

berarti

perlu

dilakukan

pelumasan.

BERSIHKAN
ERETAN

Gambar 4.6 Eretan


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )

41

4.

Bersihkan Kepala Lepas (Tail Stock)


Lakukan pengecekan kondisi kepala lepas secara berkala.
Berikan pelumasan secara teratur agas kepala lepas tidak terjadi
korosi. Setiap ingin menggunakan, ceck kembali kepala lepas
dalam keadaan baik.

Gambar 4.7 Kepala Lepas (Tail Stock)


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )
5.

Check Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu


Pembawa
Check tuas pengatur kecepatan dalam kondisi baik.
Bersihkan secara berkala tuas tuas pengakur sebelum dan
sesudah menggunakan dari beram-beram hasil pembubutan.
Atur tuas tuas dalam kondisi normal sebelum dan sesudah
menggunakan.

42

Gambar 4.8 Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan


Sumbu Pembawa
( Sumber : Lapangan )
6.

Check Penjepit Pahat (Tools Post)


Check dan bersihkan penjepit pahat dari beram-beram
hasil pembubutan dengan menggunakan kuas kering. Pastikan
penjepit terpasang dengan baik dan dapat bekerja dengan baik.
Pastikan mesin dalam kondisi power off, pastikan operator
menggunakan masker, kaos tangan dan kaca mata.

BERSIHKAN

Gambar 4.9 Penjepit Pahat (Toolpost)

43

( Sumber : Lapangan )
7.

Check Transporter dan Sumbu Pembawa


Ceck dan bersihkan transporter dan sumbu pembawa dalam
keadaan baik. Bersihkan dari beram-beram hasil pembubutan
agar tidak menjadi penyumbat putarasan. Berikan pelumas
secara berkala gar tidak terjadi korosi dan keausan yang
berlebihan. Pastikan mesin dalam kondisi power off, pastikan
operator menggunakan masker, kaos tangan dan kaca mata.

Gambar 4.10 Check Transporter dan Sumbu Pembawa


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )
4.3.4 Perawatan Alat Kelengkapan Mesin Bubut
1.
Cekam (Chuck)

Gambar 4.11 Cekam (Chuck)


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )
Pada chuck sering terjadi kebalingan, jumlah baut pengikat
poros chuck dalam yang kurang, atau baut chuck patah. Maka

44

chuck tersebut harus disetel kembali ke keadaan semula serta


sering dibersihkan agar hasil penyayatan lebih baik. Pastikan
operator menggunakan masker dan kaos tangan (ISO 14001
Manajemen Lingkungan).
Perawatan yag harus dilakukan :
a. Periksa bagian pengencang/ mulut pengunci terlihat aus
atau tidak, jika terjadi aus maka pengencangangan terjadi
slip.
b. Jika terjadi aus, perlu penambahan daging, dengan cara
pengelasan listrik.
c. Setelah dilas kemudian, fraislah pengunci hingga terbentuk
persegi (segi empat).
d. Setelah terbentuk, rapihkanlah bagian yang tajam agar tidak
melukai pekerja.

Gambar 4.12 Pembersihan Cekam (Chuck)

45

( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatanmesin-bubut )

2.

Plat Pembawa
Pastikan plat pembawa ini dalam kondisi baik. Bersihkan
dari kotoran-kotoran yang menempel. Pastikan plat pembawa
ini tidak korosi. Pastikan operator menggunakan masker dan
kaos tangan.

Gambar 4.13 Plat Pembawa


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )
3.

Check Penyangga
Pastikan penyangga dalam keadaan baik sebelum dilakukan
pemasangan penyangga. Bersihkan peyangga secara rutin agar

4.

tidak terjadi korosi.


Check Kolet (Collet)
Pastikan kolet dalam kondis baik dan siap pakai. Selalu
ceck kembali kolet sebelum dan sesudah menggunakan.

5.

Simpan didalam kotak penyimpanan sesudah menggunkannya.


Check Senter

46

Pastikan senter dalam keadaan baik sebelum dan sesudah


menggunakan. Bersihkan secara rutin senter agar tidak cepat
korosi. Sebelum menggunakan senter sebaiknya ujung senter
6.

diberi pelumas agar menghindari gesekan yang berlebihan.


Check Pahat Bubut
Pastikan pahat tidak tumpul dan korosi. Bersihkan secara
rutin sebelum dan sesudah menggunakan. Simpan di dalam
kotak penyimpanan sesudah menggunakan agar tidak mudah
korosi.

Check

Gambar 4.14 Mengasah Pahat


( Sumber :
http://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/perawatan-mesinbubut )

47

4.4 Kendala-kendala umum yang sering terjadi dalam mesin bubut


No
PROBLEM

PENYEBAB

.
Mata bor tumpu, mata bor tercekam didalam
1.

Mata bor patah

lubang akibat sumbatan chip, pemakanan terlalu


tinggi, sudut bibir relief terlalu kecil.
Kecepatan potong terlalu tinggi, fluida pendingin

Mata bor terlalu


2.

tidak efektif, sudut sisi garuk terlalu tinggi, dril


cepat aus
Lubang

terbakar dan kehilangan kekuatan saat ditajamkan


Mata bor bengkok atau tidak sejajar dengan

3.

4.

miring/tapered

lubang, bibir mata bor tidak sama


Sama seperti diatas, spindel kurang kencang, sisi

Lubang oversize

pahat tidak center, tekanan samping pada benda

Hasil akhir lubang

kerja
Dril tumpul,

fluida

potong

tidak

efektif,

5.
yang jelek
pemasangan dril tidak tepat
Tabel 4.1 Kendala Umum Dalam Mesin Bubut
4.5 Instruksi Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut
Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses
pembubutan, di antaranya adalah :
1. Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin.
2. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang
memadai.
3. Semua peralatan harus digrounded.
4. Yakinkan bahwa kondisi sumber tenaga berfungsi dengan baik, semua
indikator berfungsi baik.
5. Yakinkan bahwa kondisi elemen-elemen mesin terpasang pada
tempatnya dan berfungsi sebagai unsur gerak mekanis untuk masingmasing keperluan, misal perangkat/perlengkapan (attachment) untuk
pembubutan konis, pembubutan ulir, dan sebagainya.
6. Gunakan selalu alat pelindung diri setiap saat bekerja dengan mesin.
7. Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti
lingkunganyang banyak mengandung bahan mudah terbakar.

48

8. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan


mesin dengan sumber listrik.
9. Lakukan pemanasan (running maintenance) selama 5 s/d 10 menit,
agar semua komponen menyesuaikan gerakan dan semua pelumas
yang ada di bak pelumas sudah beredar melumasi elemen-elemen
mesin.
10. Jika pemanasan sudah cukup, pasang/jepit benda kerja pada ragum
(chuck) yang sudah terpasang pada mesin, dengan posisi sesuai
dengan bentuk pengerjaan, dan yakinkan bahwa benda kerja sudah
terpasang dengan baik dan kuat.
11. Memilih elemen perangkat pengerjaan (attachment) yang akan
dipakai.
12. Kemudian pasang alat potong pada pemegangnya (tool post),
kemudian lakukan setting dengan benda kerjanya.
13. Melakukan proses pemotongan, dengan mengatur pemakanan (feed),
putaran mesin (rpm) sesuai dengan kecepatan potong, serta kedalaman
pemakanan (depth of cut).
14. Untuk menjaga keawetan mesin, pada waktu bekerja diwajibkan
selalu memeriksa/memberi pelumas pada elemen mesin yang
bergerak.
15. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),
minyak dan sebagainya.
16. Tetapkan batas aman untuk pengunjung.
17. Jika sudah selesai digunakan mesin dibersihkan dari segala kotoran,
kemudian lumasi bagian-bagian yang perlu agar terbebas dari korosi
yang diakibatkan oleh oksidasi. Ketika membersihkan mesin,
upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika hubungan
dengan sumber listrik diputus.
18. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.
Gunakan selalu alat yang benar.
4.6 PERENCANAAN PERAWATAN
Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut:
Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan
perawatan.
Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja
yang sudah.

49

Sistem Penggantian Waktu


Kerja (Shift)
Total
Produ
ksi
Keterangan Shift
Per
Mingg
u
Satu Shift (hari
40
kerja)
50
8 jam x 5 hari
60
10 jam x 5 hari
12 jam x 5 hari

Waktu yang tersedia untuk


melakukan perawatan tanpa
mengganggu kegiatan
produksi

Keterangan

Pabrik16 jam/hr + 1 hari kerja/libur = Pabrik


128 jam
Umum
14 jam/hr + 2 hari kerja/libur =
118 jam
12 jam/hr + 2hari/libur = 108
jam
Dua Shift (hari
Produksi
80
8
jam/hr
+
2
hari
kerja/libur
=
kerja)
Massal dan
88
2 x 8 jam x 5 hari
88 jam
Setengah
2 x 8 jam x 5 hari
8 jam/hr + 1 hari + 16 jam Kontinyu
96
+ 8 jam Sabtu
kerja/libur =
2 x 8 jam x 6 hari
80 jam
12 jam/hr + 2hari/libur = 108
jam
Kerja Kontinyu
Pabrik
24 jam x 5 hari
120
20 hari kerja/libur = 48 jam
dengan
1
1
132
prosos
24 jam x 5 2
1 2 hari kerja/libur = 36 jam
144
kontinyu :
168
Kimia
1 hari kerja/libur = 24 jam
hari
0
(perencanaan
waktu Kilang
24 jam x 6 hari
24 jam x 7 hari
perawatan ditentukan oleh dept. Minyak
Kerja Baja
produksi
Pelayanan
Umum : Gas,
Air, Listrik
Tabel 4.2. Sistem perawatan waktu kerja di industri

Anda mungkin juga menyukai