Anda di halaman 1dari 20

Anemia Defisiensi Besi

pada Anak

Singgih Arto
102012005 Kelompok C4
singgih.arto@civitas.ukrida.ac.id

Skenario 7
Seorang

anak perempuan berusia 6 tahun


dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan
keluhan utama pucat sejak 3 bulan yang lalu.
Selain itu anak sering merasa lelah. Riwayat
pendarahan dan demam disangkal oleh ibu
paien. Tidak ada anggota keluarga yang
menderita batuk-batuk lama

Hipotesis

Anak perempuan tersebut diduga


menderita anemia defisiensi besi

Anamnesis

Identitas

Keluhan utama

RPS perlahan/mendadak

RPD

Riwayat pemakaian obat

Lingkungan, sosial-ekonomi

Lelah, malaise,
sesak napas, nyeri
dada, mata
berkunang-kunang

kadar hemoglobin
turun di bawah 7-8
g/dL.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Keadaan
Pasien

anemis

Lemah,
Tidak

umum dan kesadaran

lesu, rewel

ditemukan hepatosplenomegali

Adakah

koilonikia atau keilotis angularis

Adakah

atrofi papil lidah

Adakah

tanda kerusakan trombosit (memar dan petechiae)

Adakah

tanda-tanda ikterus

Palpasi
Lakukan palpasi hati dan limpa

Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap

Indeks eritrosit

Indeks retikulosit

Apusan darah tepi

Status besi

Feritin serum

Pemeriksaan sumsum tulang

Analisis tinja

Mean Corpuscular Volume


(MCV). olume rata-rata
eritrosit (82-92 fl)
Mean Corpuscular
Haemoglobin (MCH). berat
hemoglobin rata-rata dalam
satu sel darah merah.(27-31
pg)
Mean Corpuscular
Haemoglobin Concentration
(MCHC) konsentrasi
hemoglobin dengan
hematokrit. (32-37%)

Diagnosis Banding

Thalasemia minor kekurangan protein B

Gejala : anemia ringan

Pada thalasemia minor morfologi darah tepi sama dengan ADB

jumlah sel darah merah yang meningkat meski sudah anemia


ringan dan mikrositosis.

basophilic stippling, peniingkatan kadar bilirubin plasma dan


peningkatan kadar HbA2

MCV : jumlah eritrosit. Bila nilainya <13 menunjukan talasemia


minor dan bila nialinya >13 menunjukan ADB

Diagnosis Banding

Anemia penyakit kronis

morfologi biasanya normositik normokrom tetapi bisa juga


ditemukan hipokrom mikrositik

Kadar eritropoietin rendsh

Hitung retikulosit rendah

Leukosit dan trombosit normal

terganggunya mobilisasi besi dan makrofag oleh transferin

Th/ atasi penyakit primer, transfusi prc, eritropoietin injeksi

Diagnosis Banding

Anemia sideroblastik

Adanya deposit besi di mitokondria sel eritroblas

morfologi normositik normokrom mikrositik hipokrom,


retikulositopenia, adanya normoblas dengan kandungan besi
tinggi lingkaran sideroblas

Patof : deposit fe yang patologis kerusakan oksidatif


mitokondria eritroblas yang menggaggusintesis heme

Th/ piridoksin oral, stem cell transplant

ADB

kosongnya cadangan besi tubuh


Fe

pembentukan hemoglobin

dalam beberapa enzim yang berperan dalam metabolisme


oksidatif,
sintesis
DNA,
neurotransmitter
dan
proses
katabolisme

Pf : pucat tanpa tanda-tanda perdarahan (petekie, ekimosis,


atau hematoma) maupun hepatomegali.

Lab : anemia mikrositik hipokrom


retic count sedikit/ normal, Fe serum , feritin , saturasi
transferin , TIBC

Gejala Klinis

koilonychia : kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan


menjadi cekung

Atrof papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap

Stomatitis angularis (cheilosis) : bercak berwarna pucat keputihan

Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring

Pica: keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti :


tanah liat, es, lem.

Etiologi

Kurangnya Besi yang Diserap

Kebutuhan besi meningkat

Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun

Iatrogenic blood loss

Epidemiologi
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih
kurang 500-600 juta menderita anemia defisiensi besi.

Negara berkembang : 40,5% pada balita, 47,2% pada anak usia sekolah,
57,1% pada remaja putri, dan 50,9% pada ibu hamil

Negara maju : prevalensi defisiensi besi pada anak umur 1-2 tahun 9%
dan 3% diantaranya menderita anemia

Patofisiologi
Tahap pertama

iron depletion Feritin serum , pemeriksaan lain normal

Tahap kedua

iron defcient erythropoietinlab diperoleh nilai besi serum


dan saturasitransferin sedangkantotal iron binding
capacity(TIBC)

Tahap ketiga

iron defciency anemia mikrositosis dan hipokromik


yangprogresif. Pada tahap ini telah terjadi perubahan epitel
terutama pada anemia defisiensi besi yang lebihlanjut.

Penatalaksanaan

mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta memberikan


terapi penggantian dengan preparat besi.

Preparat besi peroral

Pemberian besi secara intramuskular

Vitamin C 100mg untuk setiap 15mg suplementasi FeSO4.

Transfusi darah

Pencegahan

Pemberian ASI minimal 6 bulan, tambahan makanan/ bahan yang


meningkatkan absorbs besi, suplementasi besi pada anak usia 2-12
tahun

Menunda pemakaian susu sapi sampa usia 1 tahun

Memberikan makanan bayi yang mengandung besi serta makanan


yang kaya dengan asam askorbat

Memberikan suplementasi Fe pada bayi kurang bulan

Pemakaian PASI (susu formula yang mengandung besi)

Meningkatkan konsumsi besi dari sumber alami terutama sumber


hewani yang mudah diserap

Komplikasi

Anak-anak kekurangan zat besi mungkin menunjukkan gangguan


perilaku.

Gangguan perkembangan neurologis pada bayi dan kinerja


skolastik berkurang pada anak usia sekolah.

IQ anak-anak sekolah dengan defisiensi zat besi terlihat lebih


rendah daripada anak seusianya.

Pertumbuhan terganggu

Prognosis
Baik

bila penyebab anemia hanya karena


kekurangan besi saja dan diketahui
penyebabnya serta kemudian dilakukan
penanganan yang adekuat

Kesimpulan

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul


akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis

pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan konsentrasi Besi


Serum, TIBC (Total Iron Binding Capacity), pemeriksaan apus
darah tepi, dan dapat diklakukan pemeriksaan feses

cadangan besi sumsum tulang dengan pewarnaan biru


Prussia

penangannannya dapat di berikan preparat besi oral seperti


sulfas ferosus

THE END

SINGGIH ARTO
102012005
C4

Anda mungkin juga menyukai